PANAS
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA
Dosen
Pengampu : Desi Wulandari, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
ROMBEL
11 - KELOMPOK 6
1.
Anis Munawaroh Salim (1401414264)
2.
Didit Sulistiyo Utomo (1401414281)
3.
Ulfah Nurul Wahdah (1401414283)
4.
Shella Novitasari (1401414316)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah S.W.T. yang telah melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga mampu menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah Konsep Dasar
IPA ini.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan selalu memberi dukungan, mereka
adalah :
1.
Ibu Desi Wulandari,
S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah Konsep Dasar IPA yang telah memberikan
bimbingan serta arahan dalam mengerjakan makalah ini.
2.
Kedua orang tua kami
yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun material kepada kami
sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah ini.
3.
Teman-teman Rombel E
yang telah memberikan dukungan serta bantuan.
4.
Semua pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan Makalah ini.
Kami sadar bahwa kesempurnaan hanyalah
milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha maksimal telah kami lakukan dalam penulisan
makalah ini. Kritik dan saran akan kami terima dengan tangan terbuka. Kami
berharap, semoga makalah ini memberikan
informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Serta
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Semarang, 09 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... . 1
A. Latar
Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan
dan Manfaat............................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN ............................................................................................ . 3
A.
SUHU ................................................................................................................ 2
1. Pengertian Suhu ........................................................................................... 2
2. Alat Pengukuran Suhu ................................................................................. 2
3. Skala Suhu ................................................................................................... 2
4. Konversi Satuan Suhu .................................................................................. 3
B.
PANAS .............................................................................................................. 5
1. Pengertian
Panas atau Kalor........................................................................ 5
2. Satuan
Kalor ............................................................................................... 5
3. Pengaruh
Energi Panas ............................................................................... 5
4. Kapasitas
Kalor ........................................................................................... 8
5. Asas
Black .................................................................................................. 8
6. Perpindahan
Kalor ...................................................................................... 10
C.
PEMANFAATAN KONDUKSI, KONVEKSI DAN
RADIASI ................... 12
BAB
III PENUTUP ..................................................................................................... . 16
A. Kesimpulan
........................................................................................................ 16
B. Saran
.................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya kehidupan
manusia selama ini tidak bisa terlepas dari suhu dan kalor. Dalam kehidupan
manusia yang selalu berhubungan kalor sebagai alat untuk menjaga kestabilan
manusia dalam menjalankan kehidupanya di muka bumi ini. Dialam modernisasi
seperti ini aplikasi kalor dibidang teknologi mungkin tidak sulit anda temukan
bahkan juga mungkin terdapat dirumah anda, yaitu lemari es, suatu mesin yang
diantaranya mengubah suatu air menjadi es. Aplikasi perpindahan kalor dapat
anda jumpai pada sirkuilasi udara di pantai. Pada siang hari bertiup angin dari
laut menuju darat, disebut angin laut. Begitu pula sebaliknya pada malam hari
bertiup angin dari darat menuju laut. Bagaimana air biasa menjadi es? Mengapa
air laut bertiup siang hari dan angin darat bertiup malam hari? Hal-hal
tersebut merupakan bagian-bagian daripada suhu dan kalor.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan suhu ?
2. Bagaimana cara mengkonversi satuan suhu ?
3. Apa yang dimaksud dengan panas ?
4. Bagaimana cara menerapkan Asas Black dalam
perhitungan ?
5. Bagaimana pemanfaatan kalor dan perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari - hari?
C. Tujuan
1. Mahasiswa
dapat menjelaskan tentang suhu dan panas
2. Mahasiswa
dapat mengkonversi satuan suhu
3. Mahasiswa
dapat menerapkan Asas Black dalam perhitungan
4. Mahasiswa
dapat menjelaskan pemanfaatan kalor dan perpindahan kalor dalam kehidupan
sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SUHU
1.
Pengertian Suhu
Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Suhu adalah besaran termodinamika yang menunjukkan
besarnya energi kinetik translasi rata-rata molekul dalam sistem gas, suhu
diukur dengan menggunakan termometer (kamus kimia : balai putaka : 2002).
Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dingin
memiliki suhu yang rendah. Semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda
tersebut. Pada saat kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda pada suhu
tertentu, beberapa sifat fisik benda tersebut berubah. Sifat-sifat benda yang
bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik. Sebagai contoh,
ketika kita memanaskan sebuah besi atau alumunium maka akan terjadi proses
pemuaian pada besi tersebut. Ketika kita mendinginkan air sampai pada suhu
dibawah nol derajat maka air tersebut akan membeku.
2. Alat Pengukuran
Suhu
Alat untuk pengukur suhu disebut Termometer. Termometer pertama kali dibuat
oleh Galileo Galilei (1564-1642). Termemoter ini disebut termometer udara.
Termometer udara terdiri dari sebuah bola kaca yang dilengkapi dengan sebatang
pipa kaca yang panjang pipa tersebut dicelupkan kedalam cairan berwarna. Jika
bola kaca dipanaskan, udara didalam pipa akan mengembang sehingga udara keluar
dari pipa. Namun ketika bola didinginkan udara didalam pipa menyusut sehingga
sebagian air naik kedalam pipa. Termometer udara peka terhadap perubahan suhu
sehingga udara saat itu segera dapat diketahui.
Termometer
dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume. Thermometer yang tabungnya diisi
dengan raksa disebut thermometer raksa. Thermometer raksa dengan skala Celcius
adalah thermometer yang umum dijumpai dalam keseharian.
3.
Skala Suhu
Apa saja satuan umum yang digunakan untuk mengukur suhu? Suhu itu bukan
hanya panas, hangat, dan dingin saja, tapi ada juga skala khusus diantaranya :
a.
Skala
Celcius
Andrea Celcius seorang sarjana kebangsaan swedia yang
menemukan system skala suhu celcius. Skala celcius dibuat berdasarkan pada
titik beku air pada 0o C dan titik didih air 100oC.
b.
Skala
Reamur
Nama reamur diambil dari nama René Antoine Ferchault
de Reaumur (Perancis). Reamur mengusulkan suhu titik beku air pada suhu 0oC
dan titik didihnya 80oC.
c.
Skala
Fahrenheit
Skala Fahrenheit banyak digunakan di Amerika
Serikat. Skala ini ditemukan oleh ilmuan Jerman Bernama Gabriel Fahrenheit. Skala
Fahrenheit menggunakan campuran antara es dan garam dengan titik beku air
bernilai 32oF dan titik didihnya 212oF.
d.
Skala
Kelvin
Skala Kelvin ditemukan oleh Lord William Thompson
Kelvin dari Inggris, ia menetapkan apa yang disebut 0o mutlak
(0o Kelvin). Nol mutlak ini adalah suhu ketika partikel
berhenti bergerak sehingga tidak ada panas yang terdeteksi karena kalor yang
ada sebanding dengan energi kinetic yang diperlukan partikel. Suhu mutlak (0oK)
kalau dikonversi ke celcius menjadi -273,15oC. Titik beku air 273oK
dan titk didih air 373oK.
4. Konversi Satuan Suhu
Konversi satuan
adalah mengubah satuan ke satuan lainnya tanpa mengubah nilai sebenarnya. Misalnya : berat benda
1 kg dikonversi ke satuan gram menjadi 1000 gram. Benda tersebut tidak mengalami
perubahan berat sebenarnya, yang berubah hanya satuannya saja.
Sebelum
mengkonversi satuan suhu, kita harus mengetahui perbandingannya. Pada skala
Celcius terdapat 100 skala, pada skala Farenheit terdapat 180 skala, dan pada
skala Reamur terdapat 80 skala. Perbandingan skala tersebut adalah
oC :oF :oR
= 5 : 9 : 4
Celcius : Reamur : Fahrenheit = 5 : 4 : 9 (+32 atau -32)
·
Cara mengkonversi :
a. Konversi
celcius ke reamur dan reamur ke celcius :
Suhu
dalam celcius = 4/5 suhu dalam reamur.
Contoh :
Jika suhu pada termometer celcius 40°C,
maka suhu dalam reamur = 4/5 x 40°C = 32°R.
Jika suhu dalam reamur 40°R,
maka suhu dalam celcius = 5/4 x 40° R = 50°C.
b. Konversi
celcius ke kelvin dan sebaliknya kelvin ke celcius :
Jika suhu dalam celcius 30°C
maka suhu dalam kelvin =
273 + 30 = 303 K
Jika suhu dalam kelvin 355 K
maka suhu dalam celcius = 355 - 273 = 82°C
c. Konversi
celcius ke fahrenheit dan fahrenheit ke celcius :
Jika suhu dalam celcius 30°C,
maka suhu dalam fahrenheit =
(9/5 x 30) + 32 = 54 + 32 = 86°F
Jika suhu dalam fahrenheit 86°F,
maka suhu dalam celcius = 5/9 x (86 -32) = 5/9 x 54 =
30°C
d. Konversi
reamur ke fahrenheit (beserta sebaliknya), reamur ke kelvin (beserta
sebaliknya), dan konversi fahrenheit ke kelvin (beserta sebaiknya), agar mudah
suhu diubah dulu menjadi celcius kemudian baru dikonversi menjadi satuan yang
diinginkan.
Untuk mengubah derajat satu skala menjadi
derajat skala yang lain juga bisa menggunakan rumus :
Suhu Diketahui
|
Diubah Ke
|
Rumus Yang Digunakan
|
oC
|
oF
|
oF = oC + 32
|
oF
|
oC
|
oC = (oF – 32)
|
oC
|
oR
|
oR = oC
|
oR
|
oC
|
oC = oR
|
oR
|
oF
|
oF = oR + 32
|
oF
|
oR
|
oR = (oF – 32)
|
oK
|
oC
|
oC = oK – 273
|
oC
|
oK
|
oK = oC + 273
|
B.
KALOR
1. Pengertian Panas atau Kalor
Panas atau kalor
adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Panas bergerak dari daerah
bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi dalam
yang berhubungan dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya.
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh
suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya.
Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu
adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau
jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
2. Satuan kalor
Dari sisi sejarah kalor
merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama
Antonnie laurent lavoiser (1743 - 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan
Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan
1 gram air naik 1 derajat celcius.
Satuan untuk menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule
menyatakan satuan usaha atau energi. Satuan Joule merupakan satuan kalor yang
umum digunakan dalam fisika. Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Nilai 1
kalori (1 kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg air
agar suhunya naik 1°C. Hubungan satuan kalori dengan joule adalah :
1 kal = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kal
3. Pengaruh Energi
Panas
a.
Kalor dapat Mengubah Suhu Benda
Apa
yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi satu?
Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu suatu zat? Adakah
hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat?
Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih
tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga
sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan
cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di
sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima
kalor. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah
suhu suatu benda.
Kalor
jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat
bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1 °C. Sebagai contoh, kalor jenis
air 4.200 J/kg °C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
1 kg air sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat
diukur dengan alat kalorimeter.
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu suatu
benda bergantung pada :
- massa benda (m)
- jenis benda / kalor jenis benda (c)
- perubahan suhu (Δt )
Oleh karena itu, hubungan banyaknya kalor, massa zat, kalor jenis zat, dan
perubahan suhu zat dapat dinyatakan dalam persamaan :
Keterangan :
Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (joule)
m = Massa zat (kg)
c = Kalor jenis zat (joule/kg °C)
Δt = Perubahan suhu (°C)
Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (joule)
m = Massa zat (kg)
c = Kalor jenis zat (joule/kg °C)
Δt = Perubahan suhu (°C)
B.
Kalor dapat Mengubah Wujud Zat
Suatu zat
apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan
mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan
kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor
dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah
wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan
dalam skema berikut :
Keterangan:
1 = mencair/melebur
2 = membeku
3 = menguap
4 = mengembun
5 = menyublim
1 = mencair/melebur
2 = membeku
3 = menguap
4 = mengembun
5 = menyublim
6 =
mengkristal
Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya
dinaikkan atau diturunkan. Marilah kita perhatikan perilaku suatu benda ketika
dipanaskan. Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus-menerus akan berubah
menjadi uap. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat cair
menjadi uap seluruhnya pada titik didihnya disebut kalor uap (U). Karena tidak terjadi perubahan suhu, maka
besarnya kalor uap dapat dirumuskan:
Q = m U
Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepaskan (joule)
m = massa zat (kg)
U = kalor uap (joule/kg)
Ketika sedang berubah wujud, baik melebur, membeku,
menguap dan mengembun, suhu tetap, walaupun ada pelepasan atau penyerapan
kalor. Dengan demikian, ada sejumlah kalor yang dilepaskan atau diserap pada
saat perubahaan wujud zat, tetapi tidak digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan suhu. Kalor semacan ini disebut kalor laten dan
disimbolkan dengan huruf L. Besar kalor ini ternyata bergantung
juga pada jumlah zat yang mengalami perubahan wujud (massa benda). Jadi,
kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mengubah
wujudnya per satuan massa. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa :
Q
= mL
Kalor laten beku besarnya sama dengan kalor laten
lebur dan biasanya disebut dengan kalor lebur. Kalor lebur es Lf
pada suhu dan tekanan normal sebesar 334 kJ/kg. Kalor laten uap
besarnya sama dengan kalor laten embun dan biasanya disebut dengan kalor
uap. Kalor uap air Lv, pada suhu dan tekanan normal
sebesar 2256 kJ/kg.
E. Kalor dapat membuat benda memuai
Pengaruh energi panas terhadap benda adalah terjadinya pemuaian. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda baik panjang, luas, atau volume. Pemuaian yang terjadi dapat merugikan dan menguntungkan bagi kita.
Contoh pemuaian yang merugikan adalah sambungan antar rel pada rel
kereta api atau pemasangan kaca jendela dibuat celah, hal ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi terjadinya pemuaian pada siang hari, celah tersebut memberi
ruang pada benda untuk memuai sehingga pada rel atau kaca tidak terjadi
pembengkokan atau patahan. Bayangkan jika rel tersebut di pasang rapat hal ini
dapat membahayakan kita sebagai penumpang.
Contoh Pemuaian yang menguntungkan terjadi pada penggunaan bimetal
sebagai saklar, bimetal di gunakan di alarm pemadam kebakaran atau pada setrika
listrik.
4.
Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor
adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu seluruh benda
sebesar 1 derajat. Dengan demikian benda yang mempunyai massa dan kalor jenis
mempunyai kapasitas kalor sebesar :
C = m . c
Keterangan : C
= kaasitas kalor (J/K)
m = massa benda (kg)
c
= kalor jenis (j/kg.K)
5. Asas Black
Asas Black adalah suatu
prinsip dalam termodinamika yang
dikemukakan oleh Joseph Black seorang Imuwan
kelahiran Bordeaux Perancis. Ilmuwan yang juga menekuni ilmu kedokteran inilah
yang menemukan apa yang disebut asas black atau prinsip black mengenai kalor.
Ia mengamati es dan benda-benda lain yang mencair ketika terkena panas. Ia
berpendapat mencairnya es karena adanya penyerapan kalor ke dalam es sehingga
menjadi air. Kalor tersebut akan sama dengan kalor yang dilepas oleh air
tersebut untuk kembali menjadi es. Itulah gambaran sederhana mengenai
pengertian asas black. (1720-1799), seorang ilmuan Inggris. Ia melakukkan
serangkaian eksperimen dan mendapatkan hasil berikut:
·
Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya
dicampurkan, benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga
suhu akhirnya sama
·
Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama
dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas
·
Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama
besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan
Bunyi asas black sendiri adalah :
“Jumlah
kalor yang dilepas oleh materi yang bersuhu lebih tinggi akan sama dengan
jumlah kalor yang diterima oleh materi yang suhunya lebih rendah”
Dari bunyi asas black tersebut bisa diperoleh persamaan atau rumus asas
black
Kalor Lepas = Kalor Terima
Kalor Lepas = Kalor Terima
Qlepas: jumlah kalor yang dilepas oleh zat
Qterima : jumlah kalor yang diterima oleh zat.
M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih tinggi 1 (kg)
C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih tinggi 1 (J/kg 0C)
T1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih tinggi (sebelum bersinggungan) (0C)
Ta = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih rendah 2 (kg)
C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih rendah 2 (J/kg 0C)
T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat
temperatur lebih rendah (sebelum bersinggungan) (0C)
6. Perpindahan
Kalor
Kalor berpindah dari benda atau
system bersuhu tinggi ke benda atau system yang bersuhu rendah. Ada tiga cara
untuk kalor berpindah dari satu benda ke benda lain, yaitu konduksi, kenveksi, radiasi.
1.
Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor yang tidak disertai perpindahan zat
penghantar. Berdasarkan kemampuan
kemudahannya menghantarkan kalor, zat dapat dibagi menjadi : konduktor yang
mudah dalam menghantarkan kalor dan isolator yang lebih sulit dalam
menghantarkan kalor. Contoh konduktor adalah aluminium, logam besi, dsb,
sedangkan contoh isolator adalah plastik, kayu, kain, dll. Contoh perpindahan
secara konduksi misalnya besi yang dipanaskan.
Besar kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini
tergantung pada:
·
Berbanding lurus dengan luas
penampang batang
·
Berbanding lurus dengan selisih suhu
kedua ujung batang, dan
·
Berbanding terbalik dengan panjang
batang
=
Dimana :
Q = kalor
(joule)
t = waktu (s)
k = koefisien konduksi/ konduktivitas termal
A = luas
enampang (m2)
T = perubahan suhu (K)
panjang logam
2.
Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor
yang disertai perpindahan partikel-partikel zat. Perpindahan secara konveksi
misalnya terjadi pada peristiwa memasak air. Terdapat dua jenis konveksi,
yaitu konveksi alami dan konveksi paksa. Pada
konveksi alami, pergerakan atau aliran energy kalor terjadi akibat perbedaan
massa jenis. Pada konveksi paksa, aliran panas dipaksa dialirkan ke tempat yang
dituju dengan bantuan alat tertentu, misalnya dengan kipas angina tau blower. Konveksi alami terjadi misalnya
pada system ventilasi rumah, terjadinya angin darat dan angin laut, dan aliran
asap pada cerobong asap pabrik. Konveksi paksa misalnya terjadi pada system
pendingin mesin pada mobil, alat pengering rambut, dan pada reactor pembangkit
tenaga nuklir. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi
udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan
angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering
rambut, kipas angin, dsb. panas dingin Besar laju kalor ketika sebuah benda
panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan
luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan suhu antara
benda dengan fluida.
Laju perpindahan kalor secara konveksi bergantung pada luas permukaan
benda Ayang bersentuhan, koefisien konveksi h,
waktu t, dan benda suhu ∆T. Antara benda dengan
fluida.
Dimana :
Q = kalor
(joule)
t = waktu (s)
h = koefisien konveksi
A = luas
enampang (m2)
T = perubahan suhu (K)
3.
Radiasi
Radiasi adalah perpindahan energy kalor
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. contoh : cahaya matahari, gelombang
radio, gelombang TV, dsb. Energi matahari yang sampai ke Bumi terjadi secara
radiasi atau pancaran tanpa melalui zat perantara. Pancaran panas itu sebagian
diserap oleh benda dan sebagian dipantulkan . Permukaan hitam dan kusam adalah
penyerap dan pemancar radiasi yang baik, sedangkan permukaan putih dan
mengkilap adalah penyerap dan pemancar radiasi yang buruk.
Laju pemancaran kalor oleh permukaan
hitam, menurut Stefan dinyatakan sebagai berikut.
Energi total yang dipancarkan oleh
suatu permukaan hitam sempurna dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu,
tiap satuan luas permukaan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan
itu.
Secara matematis, laju kalor radiasi
ditulis dengan persamaan :
Qr = σAT4
Dengan σ
adalah konstanta Stefan Boltzmann dengan nilai 5,67 x 10-8
W/m2K4. Persamaan tersebut berlaku untuk benda dengan
permukaan hitam sempurna. Untuk stiap permukaan dengan emisivitas e (0
≤ e ≤ 1), persamaan tersebut harus ditulis :
= eσAT4
Dimana :
Q = kalor (joule)
e = emisivitas
σ = konstanta Stefan Boltzmann
dengan nilai 5,67 x 10-8 W/m2K4
A = luas penampang (m2)
T = suhu (K)
Emisivitas benda (e)
menyatakan suatu ukuran seberapa besar pemancaran radiasi kalor suatu benda
dibandingkan dengan benda hitam sempurna dan besarnya bergantung pada sifat
permukaan benda. Untuk benda pemantul sempurna (penyerap paling buruk)
nilai e = 0, sedang benda penyerap sempurna sekaligus pemancar
sempurna, yaitu benda hitam sempurna nilai e = 1. Emisivitas
tubuh manusia ±0,98.
Radiasi banyak dimanfaatkan orang,
dari yang sederhana seperti api unggun dan pendiangan rumah (khususnya di
Negara-negara yang memiliki musim dingin), sampai pada yang agak kompleks
seperti termos dan rumah kaca.
C. Penerapan Konduksi, Konveksi, dan
Radiasi dalam Kehidupan Sehari - Hari
1.
Aplikasi Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat tersebut tidak ikut berpindah ataupun bergerak. Contoh dalam kehidupan sehari – hari yakni :
a)
Membuat kopi atau minuman panas
Ketika kita membuat kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan sendok untuk
mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok tersebut akan ikut panas.
Panas dari air mengalir ke seluruh bagian sendok.
b)
Membakar besi logam dan sejenisnya
Saat kita membakar besi logam dan sejenisnya, walau
hanya salah satu ujung dari besi logam tersebut yang dipanaskan, namun panasnya
akan menyebar ke seluruh bagian logam sampai ujung logam yang tidak ikut
dipanasi. Hal ini menunjukan panas berpindah dengan perantara besi logam
tersebut.
c)
Solder
Untuk melekatkan komponen elektronika ke papan rangkaian kita menggunakan cairan timah dengan menyoldernya. Solder listrik akan menerima panas dari konversi energy listrik. Panas dari energy listrik ini akan diterukan ke ujung logam pada solder yang di sentuhkan ke timah yang diposisikan di kakikaki komponen elektronika yang akan di lekatkan. Setelah beberapa saat, timah akan meleleh dan pada saat itu solder kita angkat. Timah akan segera mendingin dan membeku, melekatkan kaki komponen elektronika tadi ke papan rangkaian dengan kuat.
d)
Setrika listrik
Untuk merapikan dan mensterilkan pakaian, kita memerlukan sesuatu yang panas namun tidak merusak. Karena itulah kita perlu konduktor untuk menstransfer panas dari sumber panas tertentu ke pakaian kita. Kita memerlukan sebuah setrika. Setrika akan menstransfer panas dari sumber panas (mislya panas dari konversi energi istrik) ke pakaian. Panas di bagian logam pada setrika bertahan cukup lama sehingga memungkinkan kita menggunakannya untuk merapikan pakaian kita.
2. Aplikasi Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat perantaranya. Ada dua macam konvensi, yaitu konvensi alami dan konvensi paksa. Lonvensi alami terjadi misalnya pada proses terjadinya angin laut dan angin darat. Sedangkan konvensi paksa misalnya terjadi pada proses pendinginan mesin menggunakan air pada radiator mobil dan proses pengeringan menggunakan hair dryer.
a)
Terjadinya angin laut dan angin darat
Air laut merupakan kalor jenis yang lebih tinggi daripada daratan, sehingga matahari hanya memberikan efek yang sangat kecil pada suhu lautan. Sebaliknya, daratan menjadi panas sepanjang siang dan menjadi dingin sepanjang malam. Di dekat pesisir, perbedaan suhu antara daratan dan lautan ini menimbulkan angin laut pada siang hari dan angin darat pada malam hari.
b)
Memasak air menggunakan panci logam
Dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa konduksi dapat diamati misalnya pada
saat memasak air menggunakan panci logam di atas api kompor. Aliran panas dari
api akan merambat melalui atom-atom dalam logam. Logam kemudian meneruskan
panas yang diterimanya dari api akan cepat dihantarkan dan menyebabkan air
segera mendidih.
c)
Radiator mobil
Pada system pendingin mesin (radiator) air dipaksa mengalir melalui pipa-pipa dengan bantuan pompa air (water pump).panas mesin yang tidak dikehendaki dibawa oleh sirkulasi air tersebut menuju radiator. Di dalam radiator, air didinginkan dengan bantuan udara. Air yang telah mendingin ini kemudian di pimpa untuk mengulang kembali proses transfer panas dari mesin mebil ke radiator. Ingat bahwa proses konveksi melibatkan fluida (dalam kasus ini di wakili oleh air) sebagai penghantar panas. Air yang digunakan dalam radiator lama-lama akan berkurang akibat penguapan dan akhirnya akan habus. Oleh karena itu, radiator perlu diisi air kembali untuk memastikan lancarnya proses pendinginan mesin selama mobil berjalan.
d)
Pengering rambut (hairdryer)
Pada alat pengering rambut (hair dryer), kipas angin menarik udara disekitarnya dan meniupkan kembali setelah di lewatkan pada elemen pemanas di dalamnya. Dengan proses ini di peroleh arus konveksi paksa udara panas.
3. Aplikasi Radiasi
Peristiwa radiasi kalor merupakan proses perpindahan panas melalui radiasi gelombang elektromagnetik, tanpa perlu medium. Peristiwa radiasi ini dapat anda simpulkan dari adanya perambatan panas tanpa ada medium berupa fluida (misalnya angin, air atau asap) maupun zat padat (misalnya logam) yang menjadi perantaranya.
a.
Oven microwave
Gelombang mikro (microwave) merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik yang mudah diserap oleh molekul-molekul air. Pada oven microwave, gelombang mikro didistribusiakan dari logam yang berputar serta logan pada dinding-dindingnya. Gelombang mikro mampu menembus plastic pembungkus makanan atau pirirng keramik dan akhirnya di serap oleh molekul – molekul air di dalam makanana yang sedang diamasak. Penyerapan energy gelombang mikro ini akan memanaskan makanan dan menjadikannya matang, siap dihidangkan
b.
Radiasi panas dari tungku perapian
Di daerah berhawa dingin,biasanya di negara yang mengenal musim dingain (salju), penduduk memiliki tungku perapian untuk menghangatkan diri di saat dingin. Orang-orang hanya perlu berada di dekat tungku perapian yang menyala untuk bias merasakan udara hangat. Jadi, mereka tak perlu menempatkan diri di dalam asap perapian atau menggunkan logam yang di bakar untuk meraskan hangatnya perapian. Mereka hanya cukup mendekat saja dan radiasi elektromagneti dari api (akan menghantarkan hangatnya api ke tubuh merka)
c.
Radiasi panas dari bola lampu
Ketika kita mendekatkan tangan kita pada bola lampu yang sedang menyala. Rasa panas lampu akan memengaruhi tangan kita sehingga tangan kita terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa rasa panas dari lampu dipindahkan secara radiasi atau pancaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas Suhu atau
temperatur benda adalah besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda.
Benda yang panas eememiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dinginkan
memiliki suhu yang rendah.
Kalor adalah
energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan.
Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang
digunakan untuk menaikkan suhu tergantung pada :
~
Massa
benda
~
Kalor
jenis benda
~
Perbedaan
suhu kedua benda
Perpindahan kalor dapat dibedakan
menjadi :
a.
Konduksi
b.
Konveksi
c.
Radiasi
B. Saran
1.
Diharap mahasiswa mampu mengetahui macam-macam
perpindahan panas.
2.
Diharap mahasiswa mampu mengetahui tentang panas.
3.
Diharap mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu ini untuk
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus,rapih
BalasHapusTerimakasih
BalasHapus