Pages

Rabu, 11 November 2015

Makalah Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran



KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBELAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya, dan konseling diartikan sebagai suatu proses interaksi yang membantu pemahaman diri dan lingkungan dengan penuh berarti, dan menghasilakan pembentukan atau penjelasan tujuan-tujuan dan nilai perilaku di masa mendatang. Bertumpu pada pengertian tersebut, bimbingan dan konseling akan sangat membantu lancaranya proses pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan, apalagi pada masa sekarang ini, dimana para kaum muda sudah banyak sekali mengalami problematika-problematika kehidupan. Keadaan seperti ini sangat sekali membutuhkan suatu wadah (bimbingan dan konseling terutama di sekolah) untuk mampu membantu para kaum muda agar ia bisa mengatasi problematika yang ada sehingga ia bisa terus mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Pelayanan bimbingan merupakan bagian integral dari suatu program institusional yang disajikan di lembaga pendidikan pada jenjang pendidikan sekolah tertentu. Bila diperhatikan faktor – faktor yang melatar belakangi perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga pendidikan, maka nampaknya kehadiran pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya merupakan keharusan, tetapi juga menuntut suatu lembaga dan tenaga profesional dalam pengelolaannya

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kedudukan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran?
2.      Apa urgensi bimbingan dan konseling di sekolah?
3.      Bagaimana peran bimbingan dan konseling di sekolah?
4.      Bagaimana ragam dan prinsip bimbingan konsling di sekolah ?

C.       Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui kedudukan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui urgensi bimbingan dan konseling di sekolah.
3.      Untuk mengetahui peran bimbingan dan konseling di sekolah.
4.      Untuk mengetahui ragam dan prinsip bimbingan konsling di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran
Bila diperhatikan faktor – faktor yang melatar belakangi perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga pendidikan, maka pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya merupakan keharusan, tetapi juga menurut suatu lembaga dan tenaga profesional dalam pengelolaannya. Pembahasan berikut ini akan mengemukakan uraian tentang kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan dan bagaimana pula peranannya dalam mencapai tujuan pendidikan serta beberapa alternatif pengelolaannya.
Dalam dunia pendidikan terdapat tiga wilayah pelayanan bimbingan dan konseling yang tidak dapat dipisahkan, yaitu wilayah manajemen dan kepemimpinan, wilayah pembelajaran yang mendidik, wilayah bimbingan dan konseling yang memandirikan.
1.      Wilayah manajemen dan kepemiminan
Wilayah ini meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan manajemen sekolah seperti perencanaan, pengadaan, dan pengembangan staff, prasarana dan sarana fisik dan pengawasan. Pada umumnya bidang ini merupakan tanggung jawab pimpinan dan para petugas administrasi lainnya.
2.      Wilayah pembelajaran yang mendidik
Wilayah ini meliputi semua bentuk pengembangan dan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran yaitu penyempaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan berkominunikasi peserta didik. Para guru merupakan petugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan bidang ini. Pada umumnya wilayah ini merupakan pusat kegiatan pendidikan dan merupakan tanggung jawab utama staff pengajaran (staff edukatif). Pelayanan bimbingan dan konseling dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengajaran. Misalnya, siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal apabila terbebas dari masalah-masalah yang dapat mengganggu proses belajarnya. Pembebasan masalah tersebut dapat dilakukan melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Materi layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan oleh guru untuk penyesuaian pengajaran dengan individualitas siswa.
3.      Wilayah bimbingan dan konseling yang memendirikan
Wilayah ini meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu pada kegiatan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan tahap-tahap perkembangannya. Wilayah ini bertanggung jawab memberikan pelayanan peserta didik untuk memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses pendidikan. Peserta didik sangat memerlukan bantuan untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal.
Dalam permendiknas No. 23 /2007 dirumudkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang harus  dikembangkan melalui bimbingan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capacity development) yang dapat mendukung pencapaian kompetensi lulusan.
Perkembangan optimum siswa

 


Standar  kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (akademik, karir, sosial, pribadi)
(bimbingan dan konseling)
Misi bersama guru dan konselor  dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik seutuhnya dan pencapaian tujuan pendidikan nasional
SKL mata pelajaran
(pembelajaran bidang studi)
Wilayah konselor
Wilayah penghormatan bersama
Wilayah guru
Kesamaan dan keunikan wilayah kerja guru dan konselor
Telaah di atas menunjukkan bahwa pengembangan diri dalam permendiknas No. 22/2006 lebih merupakan penghormatan bersama yang harus dilaksanakan oleh guru, konselor dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Sementara itu bimbingan dan konseling tetap memiliki wilayah layanan khusus dalam mendukung realisasi diri dan pencapaian kompetensi peserta didik.
Posisi wilayah penghormatan bersama mengandung ati bahwa masalah-masalah perkembangan siswa yang dihadapi guru pada saat pembelajaran dirujuk pada konselor untuk penanganannya, demikian pula masalah yang ditangani konselor dirujuk kepada guru untuk menindak lanjutinya apabila itu terkait dengan proses pembelajaran bidang studi.
Dengan demikian tiap komponen mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, tetapi dilaksanakan bersama-sama. Apabila salah satu komponen tidak melaksanakan, maka proses pendidikan tidka berhasil dengan baik. Misalnya di sekolah hanya diberikan sejumlah mata pelajaran saja, tanpa administrasi dan supervisi yang baik maka tujuan pendidikan tidaka akan tercapai. Demikian juga dengan masalah-masalah itu hanya bisa dipecahkan  melalui bidang kegiatan pemberian bantuan, melalui program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan pembinaan pribadi peserta didik dengan baik diperlukan petugas-petugas khusus yang mempunyai keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling. Dikatakan demikian karena beberapa alasan sebagai berikut:
1. Ada beberapa masalah dalam pendidikan dan pengajaran yang tidak mungkin diselesaikan hanya oleh guru / dosen sebagai staf pengajar, karena pada umumnya guru atau dosen lebih banyak menggunakan waktunya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan pengajaran. Masalah tersebut misalnya, pengumpulan data tentang peserta didik. Penyelesaian masalah pribadi atau social dan lain sebagianya.
2. Pekerjaan menyelesaikan masalah pribadi dan social kadang-kadang memerlukan keahlian tersendiri. Penangan masalah ini akan sangat sulit dilaksanakan oleh staf pengajar yang telah dibebani tugas dalam bidang intruksioanl.
3. Dalam situasi tertentu kadang-kadang terjadi konflik antara peserta didik dengan guru/dosen, sehingga dalam situasi tersebut sangat sulit bagi guru / dosen untuk menyelesaikannya sendiri. Untuk itu perlu adanya pihak ketiga yang dapat membantu penyelesaian konflik tersebut.
4. Dalam situasi tertentu juga dirasakan perlunya suatu wadah atau lembaga untuk menampung dan menyelesaikan masalah-masalah peserta didik yang tidak dapat tertampung dan terselesaikan oleh peserta didik. Misalnya, bila ada seorang siswa yang menghadapi masalah pribadi yang cukup serius. Para peserta didik kadang-kadang merasa bukan wewenangnya untuk membantu peserta didik tersebut. Sehingga bilamana bidang pembinaan pribadi bimbingan dan konseling tidak ada atau tidak berfungsi, peserta didik tersebut akan tetap dalam keadaan bermasalah, karena tidak adanya wadah dan tenaga yang dapat membantunya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Dari uraian terdahulu jelaslah bahwa dalam keseluruhan proses pendidikan, program bimbingan dan konseling merupakan keharusan yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan pada umumnya. Apalagi dalam situasi sekarang ini, dimana fungsi sekolah atau lembaga pendidikan formal tidak hanya membekali para siswa dengan setumpuk ilmu pengetahuan saja, tetapi juga mempersiapkan para peserta didik untuk memenuhi tuntutan peerubahan serta kemajuan yang terjadi dilingkungan masyarakat. Sebagaimana dikemukakan pada uraian terdahulu bahwa perubahan dan kemajuan ini akan menimbulkan masalah, khususnya bagi para peserta didik itu sendiri dan umumnya bagi pihak-pihak yang terlibat di dalam dunia pendidikan. Para peserta didik akan menghadapi masalah pemilihan spesialisasi, pemilihan jurusan, pemilihan program, msalah belajar, masalah penyesuaian diri, masalah pribadi dan social dan lain sebagainya yang membutuhkan penanganan dan bantuan dari bidang pembinaan pribadi yang m erupakan bagian integral dari keselurhan system pendidikan nasional. Dari pembahasan di atas, dapatlah ditemukan kedudukan pelayanan bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah, yaitu sebagai salahsatu upaya pembinaan pribadi peserta didik.

1.      Kedudukan Bimbingan dan Konseling Menurut Kurikulum KTSP
1.       Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
2.       Lebih menekankan pada aspek pengetahuan
3.       Jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4.       Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5.       Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
6.       TIK sebagai mata pelajaran
7.       Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8.       Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9.       Penjurusan mulai kelas XI
10.   BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

2.      Kedudukan Bimbingan dan Konseling Menurut Kurikulum 2013
1.      SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
2.      Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
3.      Jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
4.      Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
5.      Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
6.      TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran
7.      Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
8.      Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
9.      Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
10.  BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa


B.       Urgensi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Berbagai fenomena perilaku peserta didik dewasa ini seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu upaya pencapaiannya melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya mampu memecahkan berbagai persoalan tersebut. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling yang dilakukan di luar situasi proses pembelajaran.
Selain alasan di atas, ada beberapa alasan mengapa pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan dalam dunia pendidikan terutama dalam lingkup sekolah, alasan tersebut adalah :
Pertama, perkembangan IPTEK. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat menimbulkan perubahan-perubahan dalam berbagai sendi kehidupan seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, industri, dan lain sebagainya. Berbagai problem yang sangat kompleks sebagai akibat perkembangan IPTEK juga berpengaruh dalam dunia pendidikan khususnya dalam lingkup sekolah. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggung jawab mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu menyesuaikan diri di dalam masyarakat dan mampu memecahkan masalah secara mandiri. Dalam kondisi seperti itu layanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan.
Kedua, makna dan fungsi pendidikan. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan berkaitan erat dengan hakikat makna dan fungsi pendidikan dalam keseluruhan aspek kehidupan. Selain itu kebutuhan layanan pendidikan juga berkaitan erat dengan pandangan akan hakikat dan karakteristik peserta didik. Hadirnya layanan bimbigan dan konseling dalam pendidikan adalah apabila kita memandang bahwa pendidikan merupakan upaya untuk mencapai perwujudan manusia secara keseluruhan dan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Ketiga, guru. Tugas dan tanggung jawab utama guru sebagai pendidik adalah mendidik sekaligus mengajar, yaitu membantu peserta didik untuk mencapai kedewasaan. Dalam proses pembelajaran tugas utama guru selain sebagai pengajar juga sebagai pembimbing. Fungsi sebagai pengajar sekaligus pembimbing terintegrasi dalam peran guru dalam proses pembelajaran. Untuk menjalankan tugas ini secara efektif, guru hendaknya memahami semua aspek pribadi peserta didik baik fisik maupun spikis.
Keempat, faktor psikologis. Dalam proses pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, peserta didik memiliki kebutuhan dan dinamika dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Beberapa masalah psikologis yang menjadi latar belakang perlunya layanan bimbingan konseling di sekolah maupun dimadrasah, yaitu:
1.      Masalah perkembangan individu.
2.      Masalah perbedaan individu
3.      Masalah kebutuhan individu
4.      Masalah penyesuaian diri.
5.      Masalah belajar.

C.       Peran Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan Konseling merupakan kunci dalam sebuah lembaga pendidikan, yaitu institusi sekolah sebagai pendukung maju atau mundurnya mutu pendidikaan. Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya,  tidak hanya terbatas pada bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga sosial, pribadi, intelektual dan pemberian nilai.
Dengan bantuan bimbingan dan konseling maka pendidikan yang tercipta tidak hanya akan menciptakan manusia-manusia yang berorientasi akademik tinggi, namun dalam kepribaian dan hubungan sosialnya rendah serta tidak mempunyai sistem nilai yang mengontrol dirinya sehingga yang dihasilkan pendidikan hanyalah robot-robot intelektual, dan bukannya manusia seutuhnya.
Dengan adanya bimbingan dan konseling maka integrasi dari seluruh potensi ini dapat dimunculkan sehinga keseluruhan aspek yang muncul, bukan hanya kognitif atau akademis saja tetapi juga seluruh komponen dirinya baik itu kepribadian, hubungan sosial serta memiliki niali-nilai yang dapat dijadikan pegangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran bimbingan dan konseling didalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaimana bimbingan dan konseling itu membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada di dalam diri peserta didik. Karena seperti di awal telah dijelaskan bahwa pendidikan yang bermutu bukanlah pendidikan yang hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga harus meningaktkan profesionalitas dan sistem manjemen, dimana kesemuanya itu tidak hanya menyangkut aspek akademik tetapi juga aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai.

Peran BK dalam keempat aspek inilah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam peningkatan mutu pendidikan. Bimbingan dan konseling di sekolah dapat mendamingi siswa dalam hal:
1)   Dalam perkembangan belajar di sekolah (perkembangan akademis).
2) Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi mereka, sekarang maupun kelak.
3)  Menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya, serta menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
4) Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajar di sekolah dan terlalu mempersukar hubungan dengan orang lain, atau yang mengaburkan cita-cita hidup.

BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkan prinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk datang membuka diri tanpa waswas akan privacy-nya. Di sana menjadi tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem dibantu untuk diuraikan, sekaligus setiap kebanggaan diri diteguhkan. Bahkan orangtua siswa dapat mengambil manfaat dari pelayanan bimbingan di sekolah, sejauh mereka dapat ditolong untuk lebih mengerti akan anak mereka.
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif. Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat membantu keseluruhan proses belajarnya. Dalam kaitan ini para pembimbing diharapkan untuk:
1. Mengenal danmemahami setiap siswa baik secara individual maupu kelompok,
2. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar,
3. Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakter istik  pribadinya,
4. Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya,
5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.

Berkenaan dengan hubungan antara bimbingan dan pendidikan tersebut di atas, Rochma Natawidjaja (1990: 16) Memberikan penjelasan sebagai berikut:
“...bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan posisi kunci dalam pendidikan di sekolah, yaitu sebagai pendamping fungsi utama sekolah dalam bidang pengajaran dan perkembangan intelektual siswa dalam bidang menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa..”

D.    Ragam dan Prinsip Bimbingan dan konseling
Dilihat dari masalah individu ada empat jenis bimbingan yaitu:
a. Bimbingan Akademik,  yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi masalah-masalah akademik seperti pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar dsb. Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar- mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Dalam bimbingan akademik pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
b. Bimbingan Sosial-Pribadi,  merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Contohnya: masalah sosial pribadi adalah hubungan sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.
c. Bimbingan Karir, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri dsb.
d.  Bimbingan Keluarga,  merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Prinsip Bimbingan dan konseling
a.      Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu
b.      Bimbingan bersifat individualisasi
c.       Bimbingan menekankan hal yang positif
d.      Bimbingan merupakan usaha bersama
e.      Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan
f.        Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan

BAB III
PENUTUP
1.      Simpulan
Posisi atau kedudukan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan terdapat tiga wilayah yang tidak dapat terpisahkan yaitu wilayah manajemen dan kepemimpinan, wilayah pembelajaran yang mendidik, wilayah bimbingan dan konseling yang memandirikan. Kedudukan pelayanan bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah, yaitu sebagai salah satu upaya pembinaan pribadi peserta didik, untuk dapat melaksanakan kegiatan pembinaan pribadi peserta didik dengan baik diperlukan petugas-petugas khusus yang mempunyai keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling.
Alasan mengapa pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan dalam dunia pendidikan terutama dalam lingkup sekolah adalah karena beberapa hal, yaitu karena perkembangan IPTEK, makna dan fungsi pendidikan, tugas dan tanggung jawab guru, dan faktor psikologis peserta didik.
Peran BK dalam aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilailah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam peningkatan mutu pendidikan. Lembaga bimbingan dan konseling dapat menjadi tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem dibantu untuk diuraikan, sekaligus setiap kebanggaan diri diteguhkan.
Dalam bimbingan dan konseling terdapat prinsip-prinsip yang harus dipatuhi.terdapat banyak ragam dalam bimbingan dan konseling.

2.      Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca makalah ini antara lain:
1.    Pembaca membuka referensi lain yang mendukung isi makalah ini.
2.    Pembaca membuka buku bimbingan dan konseling agar dapat lebih memahami isi.






DAFTAR PUSTAKA

Amti,Erman.,1991.Bimbingan dan Konseling.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar