BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang
perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Lingkungan
saat ini mulai terancam oleh berbagai dampak yang ditimbulkan berbagai
aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun lingkungan saat ini mulai menampakan
perubahan yang signifikan. Permasalahan lingkungan sesungguhnya merupakan
permasalahan yang sangat luas karena kompleksitas permasalahannya menyangkut
aspek-aspek yang beraneka ragam.
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan
masalah lingkungan lokal, nasional, regional dan global. Pengkategorian
tersebut berdasarkan pada dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya
hanya lokal, nasional, regional atau global. Masalah lingkungan ini juga dikarenakan kemajuan teknologi yang
menggunakan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan. Masyarakat
hendaknya dapat megetahui berbagai permasalahan lingkungan sehingga dapat ikut
serta dalam menjaga lingkungan. Dalam menjaga lingkungan dimulai dari lokal,
nasional, dan global. Oleh karena itu, makalah ini menyajikan tentang
permasalahan lingkungan secara nasional dan global.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud lingkungan dan
permasalahannya?
2.
Apa sajakah permasalahan lingkungan di wilayah
nasional?
3.
Apa sajakah permasalahan lingkungan di wilayah
global?
C. Tujuan
1.
Untuk mengertahui pengertian lingkungan dan
permasalahannya.
2.
Untuk mengetahui permasalahan lingkungan di
wilayah nasional.
3.
Untuk mengetahui permasalahan lingkungan di
wilayah global.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan dan Permasalahannya
Masalah Iingkungan sudah ada
sejak dahulu kala, tetapi dampaknya yang lebih luas mulai dirasakan pada
dasawarsa 1950-an, akibat dari berkembangnya teknologi. Kerusakan
lingkungan mengakibatkan kerusakan kehidupan, contohnya smog, asap menyerupai
kabut yang berasal dari buangan mobil dan pabrik yang kemudian bereaksi dengan
matahari, akan menganggu kesehatan (sistem pernafasan).
Polusi atau
pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
(Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Beberapa hal pokok yang menyebabkan
timbulnya masalah lingkungan antara lain adalah tingginya tingkat pertumbuhan
penduduk, meningkatnya kualitas dan kuantitas limbah, adanya pencemaran lintas
batas negara.
B.
Masalah Lingkungan Secara Nasional
Keadaan dan
masalah lingkungan pada tingkat nasional didahului oleh uraian mengenai keadaan
dan masalah kependudukan yang secara umum merupakan penyebab utama dan
munculnya masalah lingkungan tersebut. Masalah kependudukan di Indonesia
ditandai oleh laju pertumbuhan penduduk relatif masih tinggi, penyebaran
penduduk belum berimbang, dan mutu kehidupan penduduk secara umum masih perlu ditingkatkan.
Hal demikian
dibarengi oleh berbagai pola dan langkah pembangunan yang cenderung:
1.
Merusak/mengganggu
sistem pendukung kehidupan manusia
2.
Menciptakan
ancaman dan bahaya buatan manusia dalam bentuk berbagai sumber bencana
3.
Berlanjutnya
dampak dan resiko lingkungan ini pada generasi masa datang
4. Makin lemahnya struktur dan fungsi
organisasi sosial masyarakat dalam berperan serta dalam mendukung kegiatan
pembangunan maupun mengelola lingkungan.
Masalah
lingkungan nasional (lokal) yang ditimbulkan juga menimbulkan kerusakan pada
alam yaitu:
1.
Kerusakan
Hutan
Kerusakan
disebabkan penjarahan yang dilakukan secara terang-terangan menyebabkan
hutan-hutan rusak parah. Di samping penjarahan kerusakan juga diakibatkan
karena kebakaran baik karena faktor alam maupun ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab.
Adapun upaya untuk menanggulangi kerusakan hutan
antara lain:
a.
Memberikan penyuluhan kepada petani
ladang berpindah untuk mengubah sistem pertaniannya dari ladang berpindah
menjadi ladang menetap, seperti sawah dan kebun.
b.
Melerang penebangan hutan liar tanpa
izin dari pemerintah dalam hal ini dinas kehutanan.
c.
Memberikan sanksi tegas kepada
pembalak sehingga terjadi efek jera.
d.
Memberikan pengarahan tentang
penebangan hutan secara selektif, artinya pohon yang ditebang harus benar-benar
pohon yang layak untuk ditebang.
e.
Menghentikan pengambilan hutan
dengan sistem tebang habis.
f.
Melakukan penghijauan, yaitu menanam
tanaman diluar kawasan hutan khususnya lahan-lahan kritis.
g.
Melakukan reboisasi pada hutan yang gundul.
2.
Kerusakan
Terumbu Karang
Terumbu
karang adalah suatu tumbuhan dan hewan yang berada di daerah perairan laut
dangkal. Fungsi
terumbu karang sebagai;
a.
Penahan
gelombang sehingga erosi tepi pantai dapat dikurangi.
b.
Tempat
tinggal tetap atau sementara bagi berbagai jenis hewan serta tempat
persembunyian yang paling aman bagi hewan-hewan kecil.
c.
Tempat
tumbuhnya berbagai macam zooxantellae dan alga, sehingga pada siang hari menghasilkan O2 yang
diperlukan ikan dan makhluk hidup di bumi, sertadapat disajikan taman laut yang
paling mengesankan.
d.
Sumber
penghasilan dan makanan bagi masyarakat pesisir karena potensi perikanan
terumbu karang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
e.
Bahan
obat-obatan penyakit kanker berasal dari biota terumbu karang
f.
Tujuan
pariwisata yang indah dan unik
Kerusakan
terumbu karang sampai kedalaman 3 m di Indonesia sangat menghawatirkan.
Kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan terumbu karang antara lain
penangkapan udang atau ikan dengan merusak karang, pengambilankarang untuk
bangunan, pembersihan karang dan perairan pantai untuk keperluan pariwisata.
Dengan rusaknya terumbu karang maka fungsi terumbu karang sebagai penahan gelombang, tempat tinggal banyak
organism, potensi ekonomi dan pariwisata jelas terganggu.
Adapun upaya pencegahan dan penanggulangan terumbu
karang adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi
Masyarakat.
Adalah upaya untuk meningkatkan kesadartahuan masyarakat
akan pentingnya peranan terumbu karang dan mengajak masyarakat untuk
berperan serta aktif dan bertanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan
terumbu karang secara lestari
b.
Pengelolaan Berbasis Masyarakat.
1)
Membina masyarakat untuk melakukan kegiatan alternatif
seperti budidaya, pemandu wisata dan usaha kerajinan tangan yang akan
meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
2)
Menerapkan pengetahuan dan teknologi rehabilitasi dan
pengelolaan terumbu karang agar dapat dimanfaatkan secara lestari.
c.
Pengembangan Kelembagaan
1)
Memperkuat koordinasi antar instansi yang berperan dalam
penanganan terumbu karang baik pengelola kawasan, aparat keamanan, pemanfaat
sumber daya dan pemerhati lingkungan.
2)
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui berbagai
pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan dan teknik rehabilitasi terumbu
karang.
d. Penelitian, Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan kegiatan masyarakat yang
secara langsung berhubungan dengan terumbu karang dengan dibentuk sistem
jaringan pemantauan dan informasi terumbu karang.
e. Penegakan Hukum
Masyarakat memegang peranan penting
dalam mencapai tujuan komponen penegakan hukum. Salah satunya adalah sebagai
pengamat terumbu karang atau reef watcher, dimana mereka berkewajiban
meneruskan informasi kepada penegak hukum mengenai pelanggaran yang merusak
terumbu karang di daerahnya.
3.
Kerusakan Hutan Bakau
Hutan bakau
atau lebih dikenal dengan mangrove adalah hutan yang tumbuh sepanjang daerah,
pantai atau sekitar muara sungai dan sangat dipengaruhi pasang surut air laut.
Tempat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang 81.000
km, memilki hutan mangrove yang sangat luas. Menurut data hutan mangrove Indonesia diperkirakan 3,6 milyar hektar
khusunya disepanjang pantai timur Sumtera, pantai Kalimantan dan Irian Jaya.
Fungsi Hutan
Bakau (Reksodihardjo dan Lilley, 1996) adalah sebagai berikut:
a.
Hutan Bakau
merupakan sumber daya yang kaya baik dalam hal penyedia tempat tinggal bagi
bintang air seperti ikan, udang dan penyedia kayu atau pemanfaatan daun bakau
bagi binatang ternak.
b.
Selama
proses pembusukan, hutan bakau menjadi sumber makan utama untuk moluska,
kepiting, cacing dan binatang-binatang kecil lainnya.
c.
Sebagai
pelindung dan stabilisator garis pantai dan bahaya abrasi.
d.
Sebagai
pengikat lumpur dalam pembentukan lahan
Kerusakan
hutan bakau yang utama adalah alih fungsi hutan bakau tersebut menjadi daerah
tambak (Kep. Karimunjawa, Cilacap), daerah pemukiman (Tanah Mas Semarang), perluasan objek wisata atau
rekreasi. Belum lagi penebangan hutan bakau sebagai kayu bakar atau bahan
bangunan. Polusi minyak juga mengancam tumbuhnya hutan bakau.
Adapun upaya memperbaiki kerusakan hutan bakau,
diantaranya sebagai berikut:
a. Usaha menanam kembali mangrove di
wilayah habitatnya.
b. Dengan memberikan penilaian dan
pengaturan ulang tata ruang wilayah pesisir, sekitar kawasan hutan mangrove.
c. Penegakan hukum yang adil.
d. Memperluas program komunikasi terhadap
perlindungan lingkungan hutan mangrove.
e. Penanaman pencerahan dan motivasi
kepada masyarakat untuk menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan lingkungan
hutan mangrove dengan bertanggungjawab.
f. Izin usaha pemanfaatan hutan mangrove
diperketat.
g. Meningkatkan pengetahuan dan penerapan
kearifan lokal soal konservasi. Masalah perlindungan sendiri sudah ditetapkan
oleh pemerintah dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 32 Tahun 1990.
h. Memperbaiki ekosistem daerah pesisir
secara terencana dan berbasis masyarakat.
C. Masalah Lingkungan Secara Global
Permasalahan lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan
dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan
dampak yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh.
Masalah
lingkungan saat ini menjadi salah satu isu yang paling sering dibahas baik oleh
pemerintah, peneliti maupun badan organisasi di level internasional maupun
lokal. Beberapa masalah lingkungan global anatara lain:
1.
Perubahan
Iklim (Pemanasan Global)
Menurut
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC), perubahan
iklim adalah perubahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang mengubah komposisi atmosfer secara global
dan mengakibatkan perubahan variasi iklim yang dapat diamati dan dibandingkan
selama kurun waktu tertentu.
Perubahan
iklim telah menjadi masalah yang sering diteliti oleh para ahli. Masalah
perubahan iklim ini muncul bersama krisis ekonomi, kesehatan dan keselamatan,
produksi pangan, keamanan dan dimensi-dimensi yang lain. Perubahan pola iklim,
sebagai misal, mengancam produksi pangan melalui meningkatnya curah hujan yang
tidak normal, meningkatnya permukaan air laut mengkontaminasi persediaan air
tawar di pesisir dan meningkatnya resiko bencana banjir, dan menghangatnya
atmosfer juga membuat penyebaran hama dan penyakit tropis ke daerah lain.
Beberapa
efek lain dari perubahan iklim antara lain:
a.
Meningkatnya
suhu bumi. Rata-rata kenaikan suhu global sekitar 0,74o C
selama abad 20 ini. Kenaikan selama 50 tahun terakhir ini hampir 2 kali lebih
tinggi dibanding 100 tahun sebelumnya.
b.
Terdapat
karbon dioksida lebih banyak di atmosfer. Karbon dioksida adalah penyumbang
utama terjadinya perubahan iklim.
c.
Banyak
curah hujan dan banyak terjadi kekeringan. Terjadi curah hujan yang lebih
tinggi pada daerah timur Amerika Utara dan Amerika Selatan, Eropa Utara, Asia
Utara dan Asia Tengah selama dekade belakangan ini. Tetapi di Mediterania,
Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami kekeringan.
d.
Kenaikan
permukaan air laut. Total kenaikan permukaan air laut selama abad 20 sekitar
0,74 meter dan ini jauh lebih besar dibandingkan kenaikan selama 2000 tahun
sebelumnya.
e.
Berkurangnya
lapisan es, terutama pada musim panas.
Adapun
upaya dalam mengatasi peristiwa Perubahan Iklim (Pemanasan Global), diantaranya:
hemat pemakaian listrik, hemat pemakaian air, memanfaatkan sumber energi dari
alam, reuse (gunakan kembali), reduce (berhemat) recycle (daur
ulang), hijaukan lingkungan (go green),
menginformasikan bahaya pemanasan global kepada masyarakat sekitar, serta
efisiensi penggunaan kendaraan bermotor.
2.
Penipisan
Lapisan Ozon
Lapisan ozon adalah lapisan konsentrasi molekul ozon yang terdapat di
stratosfer. Berlubangnya lapisan ozon sebagian besar
disebabkan oleh CFC (Chlorofluorocarbons), HCFC (Hydrochlorofluorocarbons), HFC
(Hydrofluorocarbons), dan PFC (Perfluorocarbon). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak
bereaks, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berbahaya. Banyak di gunakan
untuk mengembangkan busa kursi, untuk AC, pendingin lemari es dan penyemprot
rambut. Tetapi, ternyata ada juga keburukan dari gas ini. (Edrian Dwa
Wadhissa & Muhammad Mustolihudin blog)
Peristiwa berlubangnya ozon karena CFC melalui
urutan sebagai berikut: CFC terlepas dari sumber dan naik ke stratosfer , sinar
matahari memecah CFC sehingga menjadi atom klorin yang kemudian menjadi
penyebab rusaknya lapisan ozon. Berlubangnya lapisan ozon mengakibatkan semakin
banyak radiasi yang mencapai permukaan
bumi. Untuk manusia, paparan sinar UV yang berlebihan mengakibatkan kanker
kulit, katarak, dan memperlemah sistem kekebalan tubuh. Peningkatan radiasi UV
juga mengakibatkan berkurangnya hasil
panen dan gangguan pada rantai makanan
di laut.
Dalam
memelihara lapisan ozon, seluruh masyarakat di dunia harus bertindak yaitu dengan
cara :
a. Mengurangi atau tidak menggunakan lagi
produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan
pelindung bumi.
b. Menggunakan selalu produk-produk yang
berlogo ramah ozon.
c. Menggunakan alat pemadam api yang tidak
mengandung Haloncarbon.
d. Memeriksa dan merawat peralatan
pendingin/pengatur suhu dan sistem pemadam api secara berkala untuk memastikan
tidak adanya kebocoran BPO (CFC, HCFC atau Halon).
e. Mengganti alat-alat kebutuhan yang
berpotensi menghasilkan zat-zat perusak ozon dengan alternatif lain yang lebih
ramah lingkungan misalnya pembangkit tenaga listrik dari sel surya, angin atau
arus air terjun/turbin.
f. Diperlukan upaya meningkatkan kesadaran
dan partisipasi aktif masyarakat dalam program perlindungan lapisan ozon,
pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan,
proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon dengan cara
mengadakan seminar “Save Our Earth”.
g. Tidak membakar hutan maupun menebang
pohon-pohon secara liar.
3.
Efek Rumah
Kaca
Apabila kadar CO2 di atmosfer berlebihan
dan tidak dapat segera di ubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak
hutan dunia yang di tebang setiap tahunnya, maka CO2 beserta debu
akan membentuk lapisan seperti kaca, sehingga sinar ultra violet dari cahaya
matahari yang masuk ke bumi yang mengenai tanah akan di pantul kan kembali ke
atmosfer dan di pantul kan kembali oleh lapisan CO2 yang telah
terbentuk di atmosfer kembali ke bumi dan demikian seterusnya. Peristiwa
ini di sebut sebagai efek rumah kaca (green house). Sehingga suhu bumi
akan meningkat atau terjadi global warming).
Adapun upaya strategis yang dapat dilakukan untuk
mengurangi efek rumah kaca seperti: menciptakan dan menggunakan bahan bakar ramah
lingkungan,
penghijauan di muka bumi, dan melakukan kegiatan positif yang biasa kita sebut
dengan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).
4.
Hujan Asam
Hujan Asam
adalah istilah yang secara luas digunakan untuk campuran materi asam nitrit dan
asam sulfit baik secara basah dan kering dari atmosfer melebihi jumlah normal.
Penyebab atau unsur kimia pembentuk dari hujan asam berasal dari sumber-sumber
alami seperti kegiatan vulkanik dan
vegetasi yang terurai, maupun yang diakibatkan oleh aktivitas manusia yang
terutama berasal dari sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO2)
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.
Unsur-unsur kimia asam dapat berupa hujan yang mengandung asam, fog
(kabut asap), dan salju. Jika unsur-unsur asam di udara tertiup angin dimana
kondisi cuaca lembab, unsur kimia tersebut akan jatuh ke tanah dalam bentuk
hujan, salju, fog, atau kabut. Setelah jatuh ke bawah dan mengalir akan
mempengaruhi bermacam-macam tanaman dan hewan.
Hujan ini
mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot,
besi dan logam mudah berkarat, serta bangunan-bangunan jadi cepat rusak. Pada
area dengan cuaca kering, unsure kimia asam dapat berupa debu atau asap dan
jatuh ke tanah dalam bentuk deposisi kering, menempel ke tanah, gedung, rumah, mobil dan pepohonan.
Partikel gas dan padat bersifat asam ini dapat terbilas air hujan dan jatuh
sebagai air limpasan yang mengandung asam.
Mengingat
dampak hujan asam yang luas, maka perlu dilakukan upaya pencegahan terbentuknya
hujan asam. Upaya pencegahan terbentuknya hujan asam antara lain :
a. Menggunakan bahan bakar dengan
kandungan belerang rendah
b.
Dengan melakukan desulfurisasi yaitu proses penghilangan
unsur belerang.
c.
Membuat formula peralatan industri yang mampu menetralisir
polutan sebelum sampai ke udara dan bereaksi dengan oksigen di udara
d.
Penghematan energi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Penyebab timbulnya masalah lingkungan antara
lain adalah tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, meningkatnya kualitas dan
kuantitas limbah, adanya pencemaran lintas batas negara.
2.
Masalah
lingkungan secara nasional yaitu kerusakan hutan tropis, kerusakan terumbu karang, dan kerusakan hutan bakau.
3.
Masalah Lingkungan secara global yaitu perubahan iklim (pemanasan global),
penipisan lapisan ozon, efek rumah kaca, dan hujan asam.
B. Saran
1.
Gunakan
barang-barang yang ramah lingkungan
2.
Melanjutkan
konservasi lingkungan
3.
Belajar
untuk menemukan barang-barang yang bermanfaat
sebagai pengganti barang-barang yang merusak lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun
PLH. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang:
Unnes.
Boxuchul. 2011. Masalah
Pokok Kerusakan Lingkungan, online (http://boxuchul.blogspot.com/2011/01/masalah-pokok-kerusakan-lingkungan.html). Diakses pada
2 September 2015.
Chasanah Uswatun. 2013. Lingkungan dan Permasalahannya, online (http://tp11033.blogspot.com/2013/03/lingkungan-dan-permasalahannya).
Diakses pada 2 September 2015.
Hapsari Aprilia. 2014. Lingkungan
Dan Permasalahannya, online, (http://www.slideshare.net/apriliamyda/lingkungan-dan-permasalahannya).
Diakses pada 2 September 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar