Pages

Jumat, 13 November 2015

Makalah Permasalahan Nasional dan Global



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian    yang seksama dan cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai dampak yang ditimbulkan berbagai aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun lingkungan saat ini mulai menampakan perubahan yang signifikan. Permasalahan lingkungan sesungguhnya merupakan permasalahan yang sangat luas karena kompleksitas permasalahannya menyangkut aspek-aspek yang beraneka ragam.
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional atau global. Masalah lingkungan ini juga dikarenakan kemajuan teknologi yang menggunakan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan. Masyarakat hendaknya dapat megetahui berbagai permasalahan lingkungan sehingga dapat ikut serta dalam menjaga lingkungan. Dalam menjaga lingkungan dimulai dari lokal, nasional, dan global. Oleh karena itu, makalah ini menyajikan tentang permasalahan lingkungan secara nasional dan global.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud lingkungan dan permasalahannya?
2.      Apa sajakah permasalahan lingkungan di wilayah nasional?
3.      Apa sajakah permasalahan lingkungan di wilayah global?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengertahui pengertian lingkungan dan permasalahannya.
2.      Untuk mengetahui permasalahan lingkungan di wilayah nasional.
3.      Untuk mengetahui permasalahan lingkungan di wilayah global.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Lingkungan dan Permasalahannya
Masalah Iingkungan sudah ada sejak dahulu kala, tetapi dampaknya yang lebih luas mulai dirasakan pada dasawarsa 1950-an, akibat dari berkembangnya teknologi. Kerusakan lingkungan mengakibatkan kerusakan kehidupan, contohnya smog, asap menyerupai kabut yang berasal dari buangan mobil dan pabrik yang kemudian bereaksi dengan matahari, akan menganggu kesehatan (sistem pernafasan).
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Beberapa hal pokok yang menyebabkan timbulnya masalah lingkungan antara lain adalah tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, meningkatnya kualitas dan kuantitas limbah, adanya pencemaran lintas batas negara.

B.     Masalah Lingkungan Secara Nasional
Keadaan dan masalah lingkungan pada tingkat nasional didahului oleh uraian mengenai keadaan dan masalah kependudukan yang secara umum merupakan penyebab utama dan munculnya masalah lingkungan tersebut. Masalah kependudukan di Indonesia ditandai oleh laju pertumbuhan penduduk relatif masih tinggi, penyebaran penduduk belum berimbang, dan mutu kehidupan penduduk secara umum masih perlu ditingkatkan.
Hal demikian dibarengi oleh berbagai pola dan langkah pembangunan yang cenderung:
1.      Merusak/mengganggu sistem pendukung kehidupan manusia
2.      Menciptakan ancaman dan bahaya buatan manusia dalam bentuk berbagai sumber bencana
3.      Berlanjutnya dampak dan resiko lingkungan ini pada generasi masa datang
4.      Makin lemahnya struktur dan fungsi organisasi sosial masyarakat dalam berperan serta dalam mendukung kegiatan pembangunan maupun mengelola lingkungan.
Masalah lingkungan nasional (lokal) yang ditimbulkan juga menimbulkan kerusakan pada alam yaitu:
1.      Kerusakan Hutan
Kerusakan disebabkan penjarahan yang dilakukan secara terang-terangan menyebabkan hutan-hutan rusak parah. Di samping penjarahan kerusakan juga diakibatkan karena kebakaran baik karena faktor alam maupun ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
      

Adapun upaya untuk menanggulangi kerusakan hutan antara lain:
a.       Memberikan penyuluhan kepada petani ladang berpindah untuk mengubah sistem pertaniannya dari ladang berpindah menjadi ladang menetap, seperti sawah dan kebun.
b.      Melerang penebangan hutan liar tanpa izin dari pemerintah dalam hal ini dinas kehutanan.
c.       Memberikan sanksi tegas kepada pembalak sehingga terjadi efek jera.
d.      Memberikan pengarahan tentang penebangan hutan secara selektif, artinya pohon yang ditebang harus benar-benar pohon yang layak untuk ditebang.
e.       Menghentikan pengambilan hutan dengan sistem tebang habis.
f.       Melakukan penghijauan, yaitu menanam tanaman diluar kawasan hutan khususnya lahan-lahan kritis.
g.      Melakukan reboisasi pada hutan yang gundul.
2.      Kerusakan Terumbu Karang
Terumbu karang adalah suatu tumbuhan dan hewan yang berada di daerah perairan laut dangkal. Fungsi terumbu karang sebagai;
a.       Penahan gelombang sehingga erosi tepi pantai dapat dikurangi.
b.      Tempat tinggal tetap atau sementara bagi berbagai jenis hewan serta tempat persembunyian yang paling aman bagi hewan-hewan kecil.
c.       Tempat tumbuhnya berbagai macam zooxantellae dan alga, sehingga  pada siang hari menghasilkan O2 yang diperlukan ikan dan makhluk hidup di bumi, sertadapat disajikan taman laut yang paling mengesankan.
d.      Sumber penghasilan dan makanan bagi masyarakat pesisir karena potensi perikanan terumbu karang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
e.       Bahan obat-obatan penyakit kanker berasal dari biota terumbu karang
f.       Tujuan pariwisata yang indah dan unik
Kerusakan terumbu karang sampai kedalaman 3 m di Indonesia sangat menghawatirkan. Kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan terumbu karang antara lain penangkapan udang atau ikan dengan merusak karang, pengambilankarang untuk bangunan, pembersihan karang dan perairan pantai untuk keperluan pariwisata. Dengan rusaknya terumbu karang maka fungsi terumbu karang sebagai penahan gelombang, tempat tinggal banyak organism, potensi ekonomi dan pariwisata jelas terganggu.

Adapun upaya pencegahan dan penanggulangan terumbu karang adalah sebagai berikut:
a.       Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat.
Adalah upaya untuk meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan pentingnya peranan terumbu karang dan mengajak  masyarakat untuk berperan serta aktif dan bertanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan terumbu karang secara lestari
b.      Pengelolaan Berbasis Masyarakat.
1)      Membina masyarakat untuk melakukan kegiatan alternatif seperti budidaya, pemandu wisata dan usaha kerajinan tangan yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. 
2)      Menerapkan pengetahuan dan teknologi rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang agar dapat dimanfaatkan secara lestari.
c.       Pengembangan Kelembagaan
1)      Memperkuat koordinasi antar instansi yang berperan dalam penanganan terumbu karang baik pengelola kawasan, aparat keamanan, pemanfaat sumber daya dan pemerhati lingkungan.
2)      Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan dan teknik rehabilitasi terumbu karang.
d.      Penelitian, Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan kegiatan masyarakat yang secara langsung berhubungan dengan terumbu karang dengan dibentuk sistem jaringan pemantauan dan informasi terumbu karang.
e.       Penegakan Hukum
Masyarakat memegang peranan penting dalam mencapai tujuan komponen penegakan hukum. Salah satunya adalah sebagai pengamat terumbu karang atau reef watcher, dimana mereka berkewajiban meneruskan informasi kepada penegak hukum mengenai pelanggaran yang merusak terumbu karang di daerahnya.

3.       Kerusakan Hutan Bakau
Hutan bakau atau lebih dikenal dengan mangrove  adalah hutan yang tumbuh sepanjang daerah, pantai atau sekitar muara sungai dan sangat dipengaruhi pasang surut air laut. Tempat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, memilki hutan mangrove  yang sangat luas. Menurut data hutan mangrove  Indonesia diperkirakan 3,6 milyar hektar khusunya disepanjang pantai timur Sumtera, pantai Kalimantan dan Irian Jaya.
Fungsi Hutan Bakau (Reksodihardjo dan Lilley, 1996) adalah sebagai berikut:
a.       Hutan Bakau merupakan sumber daya yang kaya baik dalam hal penyedia tempat tinggal bagi bintang air seperti ikan, udang dan penyedia kayu atau pemanfaatan daun bakau bagi binatang ternak.
b.      Selama proses pembusukan, hutan bakau menjadi sumber makan utama untuk moluska, kepiting, cacing dan binatang-binatang kecil lainnya.
c.       Sebagai pelindung dan stabilisator garis pantai dan bahaya abrasi.
d.      Sebagai pengikat lumpur dalam pembentukan lahan
Kerusakan hutan bakau yang utama adalah alih fungsi hutan bakau tersebut menjadi daerah tambak (Kep. Karimunjawa, Cilacap), daerah pemukiman (Tanah Mas Semarang), perluasan objek wisata atau rekreasi. Belum lagi penebangan hutan bakau sebagai kayu bakar atau bahan bangunan. Polusi minyak juga mengancam tumbuhnya hutan bakau.
Adapun upaya memperbaiki kerusakan hutan bakau, diantaranya sebagai berikut:
a.       Usaha menanam kembali mangrove di wilayah habitatnya.
b.      Dengan memberikan penilaian dan pengaturan ulang tata ruang wilayah pesisir, sekitar kawasan hutan mangrove.
c.       Penegakan hukum yang adil.
d.      Memperluas program komunikasi terhadap perlindungan lingkungan hutan mangrove.
e.       Penanaman pencerahan dan motivasi kepada masyarakat untuk menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan lingkungan hutan mangrove dengan bertanggungjawab.
f.       Izin usaha pemanfaatan hutan mangrove diperketat.
g.      Meningkatkan pengetahuan dan penerapan kearifan lokal soal konservasi. Masalah perlindungan sendiri sudah ditetapkan oleh pemerintah dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 32 Tahun 1990.
h.      Memperbaiki ekosistem daerah pesisir secara terencana dan berbasis masyarakat.

C.    Masalah Lingkungan Secara Global
Permasalahan lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh.
Masalah lingkungan saat ini menjadi salah satu isu yang paling sering dibahas baik oleh pemerintah, peneliti maupun badan organisasi di level internasional maupun lokal. Beberapa masalah lingkungan global anatara lain:
1.      Perubahan Iklim (Pemanasan Global)
Menurut United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC), perubahan iklim adalah perubahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang mengubah komposisi atmosfer secara global dan mengakibatkan perubahan variasi iklim yang dapat diamati dan dibandingkan selama kurun waktu tertentu.
Perubahan iklim telah menjadi masalah yang sering diteliti oleh para ahli. Masalah perubahan iklim ini muncul bersama krisis ekonomi, kesehatan dan keselamatan, produksi pangan, keamanan dan dimensi-dimensi yang lain. Perubahan pola iklim, sebagai misal, mengancam produksi pangan melalui meningkatnya curah hujan yang tidak normal, meningkatnya permukaan air laut mengkontaminasi persediaan air tawar di pesisir dan meningkatnya resiko bencana banjir, dan menghangatnya atmosfer juga membuat penyebaran hama dan penyakit tropis ke daerah lain.
Beberapa efek lain dari perubahan iklim antara lain:
a.       Meningkatnya suhu bumi. Rata-rata kenaikan suhu global sekitar 0,74o C selama abad 20 ini. Kenaikan selama 50 tahun terakhir ini hampir 2 kali lebih tinggi dibanding 100 tahun sebelumnya.
b.      Terdapat karbon dioksida lebih banyak di atmosfer. Karbon dioksida adalah penyumbang utama terjadinya perubahan iklim.
c.       Banyak curah hujan dan banyak terjadi kekeringan. Terjadi curah hujan yang lebih tinggi pada daerah timur Amerika Utara dan Amerika Selatan, Eropa Utara, Asia Utara dan Asia Tengah selama dekade belakangan ini. Tetapi di Mediterania, Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami kekeringan.
d.      Kenaikan permukaan air laut. Total kenaikan permukaan air laut selama abad 20 sekitar 0,74 meter dan ini jauh lebih besar dibandingkan kenaikan selama 2000 tahun sebelumnya.
e.       Berkurangnya lapisan es, terutama pada musim panas.
Adapun upaya dalam mengatasi peristiwa Perubahan Iklim (Pemanasan Global), diantaranya: hemat pemakaian listrik, hemat pemakaian air, memanfaatkan sumber energi dari alam, reuse (gunakan kembali), reduce (berhemat) recycle (daur ulang), hijaukan lingkungan (go green), menginformasikan bahaya pemanasan global kepada masyarakat sekitar, serta efisiensi penggunaan kendaraan bermotor.

2.      Penipisan Lapisan Ozon
Lapisan ozon adalah lapisan konsentrasi molekul ozon yang terdapat di stratosfer. Berlubangnya lapisan ozon sebagian besar disebabkan oleh CFC (Chlorofluorocarbons), HCFC (Hydrochlorofluorocarbons), HFC (Hydrofluorocarbons), dan PFC (Perfluorocarbon). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak bereaks, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berbahaya. Banyak di gunakan untuk mengembangkan busa kursi, untuk AC, pendingin lemari es dan penyemprot rambut. Tetapi, ternyata ada juga keburukan dari gas ini. (Edrian Dwa Wadhissa & Muhammad Mustolihudin blog)
 Peristiwa berlubangnya ozon karena CFC melalui urutan sebagai berikut: CFC terlepas dari sumber dan naik ke stratosfer , sinar matahari memecah CFC sehingga menjadi atom klorin yang kemudian menjadi penyebab rusaknya lapisan ozon. Berlubangnya lapisan ozon mengakibatkan semakin banyak radiasi  yang mencapai permukaan bumi. Untuk manusia, paparan sinar UV yang berlebihan mengakibatkan kanker kulit, katarak, dan memperlemah sistem kekebalan tubuh. Peningkatan radiasi UV juga mengakibatkan  berkurangnya hasil panen  dan gangguan pada rantai makanan di laut.
Dalam memelihara lapisan ozon, seluruh masyarakat di dunia harus bertindak yaitu dengan cara :
a.       Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi.
b.      Menggunakan selalu produk-produk yang berlogo ramah ozon.
c.       Menggunakan alat pemadam api yang tidak mengandung Haloncarbon.
d.      Memeriksa dan merawat peralatan pendingin/pengatur suhu dan sistem pemadam api secara berkala untuk memastikan tidak adanya kebocoran BPO (CFC, HCFC atau Halon).
e.       Mengganti alat-alat kebutuhan yang berpotensi menghasilkan zat-zat perusak ozon dengan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan misalnya pembangkit tenaga listrik dari sel surya, angin atau arus air terjun/turbin.
f.       Diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam  program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak  lapisan ozon dengan cara mengadakan seminar “Save Our Earth”.
g.      Tidak membakar hutan maupun menebang pohon-pohon secara liar.
                                                                                               
3.      Efek Rumah Kaca
Apabila kadar CO2 di atmosfer berlebihan dan tidak dapat segera di ubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan dunia yang di tebang setiap tahunnya, maka CO2 beserta debu akan membentuk lapisan seperti kaca, sehingga sinar ultra violet dari cahaya matahari yang masuk ke bumi yang mengenai tanah akan di pantul kan kembali ke atmosfer dan di pantul kan kembali oleh lapisan CO2 yang telah terbentuk di atmosfer kembali ke bumi dan demikian seterusnya. Peristiwa ini di sebut sebagai efek rumah kaca (green house). Sehingga suhu bumi akan meningkat atau terjadi global warming).
Adapun upaya strategis yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca seperti: menciptakan dan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, penghijauan di muka bumi, dan melakukan kegiatan positif yang biasa kita sebut dengan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).

4.      Hujan Asam
Hujan Asam adalah istilah yang secara luas digunakan untuk campuran materi asam nitrit dan asam sulfit baik secara basah dan kering dari atmosfer melebihi jumlah normal. Penyebab atau unsur kimia pembentuk dari hujan asam berasal dari sumber-sumber alami  seperti kegiatan vulkanik dan vegetasi yang terurai, maupun yang diakibatkan oleh aktivitas manusia yang terutama berasal dari sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO2) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.
Unsur-unsur kimia asam dapat berupa hujan yang mengandung asam, fog (kabut asap), dan salju. Jika unsur-unsur asam di udara tertiup angin dimana kondisi cuaca lembab, unsur kimia tersebut akan jatuh ke tanah dalam bentuk hujan, salju, fog, atau kabut. Setelah jatuh ke bawah dan mengalir akan mempengaruhi bermacam-macam tanaman dan hewan.
Hujan ini mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian merosot, besi dan logam mudah berkarat, serta bangunan-bangunan jadi cepat rusak. Pada area dengan cuaca kering, unsure kimia asam dapat berupa debu atau asap dan jatuh ke tanah dalam bentuk deposisi kering, menempel ke tanah, gedung, rumah, mobil dan pepohonan. Partikel gas dan padat bersifat asam ini dapat terbilas air hujan dan jatuh sebagai air limpasan yang mengandung asam.
Mengingat dampak hujan asam yang luas, maka perlu dilakukan upaya pencegahan terbentuknya hujan asam. Upaya pencegahan terbentuknya hujan asam antara lain :
a.       Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah
b.      Dengan melakukan desulfurisasi yaitu proses penghilangan unsur belerang.
c.       Membuat formula peralatan industri yang mampu menetralisir polutan sebelum sampai ke udara dan bereaksi dengan oksigen di udara
d.      Penghematan energi.



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Penyebab timbulnya masalah lingkungan antara lain adalah tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, meningkatnya kualitas dan kuantitas limbah, adanya pencemaran lintas batas negara.
2.      Masalah lingkungan secara nasional yaitu kerusakan hutan tropis, kerusakan terumbu karang, dan kerusakan hutan bakau.
3.      Masalah Lingkungan secara global yaitu perubahan iklim (pemanasan global), penipisan lapisan ozon, efek rumah kaca, dan hujan asam.

B.     Saran
1.      Gunakan barang-barang yang ramah lingkungan
2.      Melanjutkan konservasi lingkungan
3.      Belajar untuk menemukan barang-barang yang bermanfaat  sebagai pengganti barang-barang yang merusak lingkungan



DAFTAR PUSTAKA
                                           
Tim penyusun PLH. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: Unnes.
Boxuchul. 2011. Masalah Pokok Kerusakan Lingkungan, online (http://boxuchul.blogspot.com/2011/01/masalah-pokok-kerusakan-lingkungan.html). Diakses pada 2 September 2015.
Chasanah Uswatun. 2013. Lingkungan dan Permasalahannya, online (http://tp11033.blogspot.com/2013/03/lingkungan-dan-permasalahannya). Diakses pada 2 September 2015.
Hapsari Aprilia. 2014. Lingkungan Dan Permasalahannya, online, (http://www.slideshare.net/apriliamyda/lingkungan-dan-permasalahannya). Diakses pada 2 September 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar