Manusia
sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan serta Tugas dan Peranannya didalam Kehidupan
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian dan Kemasyarakatan
Dosen Pengampu: Drs. Isa
Ansori, M. Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 1-Rombel 13
1.
Ulfah Nurul Wahdah (1401414283)
2.
Haryo Bismoko (1401414291)
3.
Silvi Dwi Nirmawati (1401414302)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian dan Kemasyarakatan.
Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan selalu memberi dukungan, mereka
adalah :
1.
Bapak Drs. Isa Ansori, M. Pd., selaku dosen
mata kuliah Kepribadian dan
Kemasyarakatan yang telah memberikan bimbingan serta
arahan dalam mengerjakan makalah ini.
2.
Kedua orang tua kami
yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun material sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini.
3.
Teman-teman Rombel 13
yang telah memberikan dukungan serta bantuan.
4.
Semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami sadar bahwa kesempurnaan hanyalah
milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha maksimal telah kami lakukan dalam
penulisan makalah ini. Kritik dan saran akan kami terima dengan tangan terbuka.
Kami berharap, semoga makalah ini memberikan
informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Serta
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Semarang,
04 September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar
Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A.
Hakikat
Manusia..................................................................................
3
B.
Tujuan
Penciptaan Manusia..................................................................
4
C.
Fungsi dan Peran Manusia...................................................................
5
D.
Hakikat Manusia sebagai Makhluk Tuhan...........................................
5
E.
Tanggung
jawab Manusia sebagai Makhluk Tuhan..............................
9
BAB
III PENUTUP ..................................................................................... 12
A. Simpulan
............................................................................................ 12
B. Saran
.................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk
Tuhan yang sempurna. Hidup manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki hak dan kewajiban. Dimana
kewajiban dan hak adalah satu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan. Kewajiban manusia itulah yang mengharuskan manusia memiliki rasa
tanggung jawab.
Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam
satu kesatuan. Tanggung jawab
adalah suatu kesadaran manusia
akan tingkah laku dan perbuatannya, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Setiap manusia memiliki tanggungjawabnya masing-masing yang berbeda satu dengan
yang lainnya.
Diantaranya,
tanggungjawab seorang pelajar akan belajar, tanggungjawab seorang kepala
keluarga terhadap keluarganya , tanggungjawab dosen terhadap mahasiswanya,
tanggung jawab
hamba terhadap Tuhannya.
Di sisi lain, manusia
meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada
kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah
menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang
mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi. Fitrah manusia yang diciptakan
dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa memerlukan suatu ilmu yang
diperoleh melalui pendidikan, manusia
dapat mengenal siapa Tuhannya dan dapat mengerti bagaimana cara beribadah
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh
karena alasan diatas dalam makalah
ini akan membahas
mengenai “Manusia sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan serta
Tugas dan Peranannya didalam Kehidupan” sebagai salah satu pendidikan
yang mengarahkan mahasiswa memahami hakikat dan tanggungjawabnya sebagai
makhluk Tuhan yang akhirnya menuju pada tujuan
penciptaan manusia untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
hakikat manusia?
2.
Apa sajakah tujuan
penciptaan manusia?
3.
Bagaimanakah fungsi
dan peran manusia?
4.
Bagaimanakah hakikat
manusia sebagai makhluk Tuhan?
5.
Apa sajakah
tanggung jawab manusia sebagai makhluk Tuhan?
C.
Tujuan
1.
Untuk memahami
hakikat manusia.
2.
Untuk memahami
tujuan penciptaan manusia.
3.
Untuk mengetahui
fungsi dan peran manusia.
4.
Untuk mengetahui
hakikat manusia sebagai makhluk Tuhan.
5.
Untuk mengetahui
tanggung jawab manusia sebagai makhluk Tuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau sesuatu
yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat
itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Sedangkan
manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Tuhan.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah di muka dumi ini.
Membicarakan
tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung metodologi
yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari. Para penganut teori
psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk berkeinginan).
Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi
antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di
dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral
(nilai). Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo
mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap
introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan
subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak nampak). Behavior yang
menganalisis perilaku yang nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah laku
manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya,
tidak disebabkan aspek. Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai
homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang
lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk
yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung
menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa.
Padahal berpikir, memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta
kehidupan manusia.
Dengan demikian, dapat disimpulkan baha hakikat
manusia adalah sebagai berikut:
1. Makhluk
yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3. Seseorang
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk
yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
selama hidupnya.
5. Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati.
6. Individu
yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.
B.
Tujuan
Penciptaan Manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah
menyembah kepada penciptanya, dalam hal ini yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Pengertian penyembahan kepada Tuhan tidak bisa diartikan secara sempit, dengan
hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam ibadah saja. Penyembahan
berarti ketundukan manusia dalam hukum Tuhan dalam menjalankan kehidupan di
muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan maupun manusia
dengan manusia. Oleh kerena penyembahan harus dilakukan secara suka rela,
karena Tuhan tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk
ritual-ritual penyembahannya. Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia
adalah akan menjadikan dirinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi dalam
mengelolah alam semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga
dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah Tuhan ciptakan.
C.
Fungsi
dan Peran Manusia
Status
dasar manusia adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai penerus
ajaran Tuhan maka peran yang
dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Tuhan
dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Tuhan. Peran yang hendaknya
dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh Tuhan di antaranya adalah belajar, mengajarkan ilmu, dan membudayakan ilmu. Oleh karena itu semua
yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama umat manusia dan Tuhan, serta pertanggungjawabannya
pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Tuhan semesta alam.
D.
Hakikat Manusia sebagai Makhluk Tuhan
Hakikat
manusia sebenarnya adalah makhluk multi dimensiaonal karena banyaknya definisi
tentang manusia. Menurut pandangan Notonegoro
mengenai hakikat manusia dilihat dari kedudukan kodratnya, manusia terdiri atas
dua unsur yakni sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri sekaligus sebagai
makhluk Tuhan. Sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri, manusia dalam
batas-batas tertentu memiliki kemauan
bebas (free-will) yang menjadikan manusia memiliki kemandirian dan
kebebasan. Sebagai makhluk Tuhan, manusia tidak bisa melepaskan diri dari
ketentuan-ketentuan Tuhan (takdir-Nya).
Manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan
pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan
perbuatan yang tidak harus dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang
baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Manusia didudukkan sesuai dengan
kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.
1. Kodrat manusia
Kodrat manusia adalah keseluruhan
sifat-sifat sah, kemampuan atau bakat-bakat alami yang melekat pada manusia,
yaitu manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. Ditinjau dan kodratnya, kedudukan manusia secara pribadi antara
lain sesuai dengan sifat-sifat aslinya, kemampuannya, dan bakat-bakat alami
yang melekat padanya.
2. Harkat manusia
Harkat manusia artinya derajat
manusia. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
3. Martabat manusia
Martabat manusia artinya harga diri
manusia. Martabat manusia adalah kedudukan manusia yang terhormat sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi sehingga manusia mendapat
tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan martabatnya,
kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebih terhormat dibandingkan dengan
makhluk lainnya.
4. Hak asasi manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar
yang dimiliki
oleh setiap manusia sebagai anugerah dan Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak
hidup, hak milik, dan hak kebebasan atau kemerdekaan.
5. Kewajiban manusia
Kewajiban manusia artinya sesuatu
yang harus dikerjakan oleh manusia. Kewajiban manusia adalah keharusan untuk melakukan
sesuatu sebagai konsekuensi manusia sebagai makhluk individu yang mempunyai hak-hak
asasi. Ditinjau dan kewajibannya, manusia berkedudukan sama, artinya tidak ada
diskriminasi dalam melaksanakan kewajiban hidupnya sehari-hari.
Manusia tersusun atas dua unsur
yaitu materi dan immateri, jasmani dan rohani. Unsur materi (tubuh) manusia
berasal dari tanah dan roh manusia berasal dari substansi immateri. Tubuh mempunyai
daya-daya fisik jasmani yaitu mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium dan
daya gerak. Sedangkan roh mempunyai dua daya yaitu daya berfikir yang disebut dengan akal yang bepusat
dikepala dan
daya rasa yang berpusat di hati (Rohiman Notowidagdo 1996:17).
Menurut
Mustafa Zahri (1976:121) unsur immateri pada manusia terdiri dari roh, qalbu,
aqal, dan nafsu. Unsur-unsur immateri manusia diuraikan sebagai berikut:
1. Roh
Roh diartikan sebagai pemberian
hidup dari Tuhan kepada manusia. Roh ini mendapat perintah dan larangan dari Tuhan.
Bertanggung jawab atas segala gerak-geriknya dan memegang komando atas segala
kehidupan manusia. Roh bukan jasad dan bukan pula tubuh. Keberadaannya tidak
melekat pada sesuatu. Ia adalah substansi yaitu sesuatu yang berwujud dan
berdiri sendiri. Hakikat roh tidak dapat diketahui oleh manusia, serta tidak
dapat diukur dan dianalisis. Roh tetap hidup walaupun tubuh sudah hancur.
2. Hati
(Qalb)
Menurut Al-Ghazali, qalb memiliki
dua arti yaitu arti fisik dan metafisik. Arti fisik yaitu jantung, berupa
segumpal daging yang berbentuk buat memanjang yang terletak di pinggir dada
sebelah kiri. Sedangkan arti metafisik, yaitu batin sebagai tempat pikiran yang
sangat rahasia dan murni, yang merupakan hal yang lathif (yang halus) yang ada pada diri manusia. Qalb ini bertanggung
jawab kepada Tuhan, ditegur, dimarahi serta dihukum. Qalb menjadi bahagia
apabila selalu ada di sisi Tuhan dan berusaha melepaskan dari belenggu selain Tuhan.
Dengan qalb manusia dapat menangkap rasa, mengetahui dan mengenal sesuatu dan
pada akhirnya memperoleh ilmu (Dawam Raharjo, 1987:7).
3. Potensi
Manusia (Akal)
Manusia memiliki sesuatu yang tidak
ternilai harganya, anugerah yang sangat besar dari Tuhan, yakni akal. Sebagai
makhluk yang berakal, manusia dapat mengamati sesuatu. Dalam pandangan
Al-Ghazali, akal mempunyai empat pengertian yaitu:
a.
Sebutan yang membedakan manusia dengan hewan
b.
Ilmu yang lahir disaat anak mencapai usia akil balig,
sehingga dapat membedakan perbuatan baik dan buruk.
c.
Ilmu-ilmu yang didapat dari pengalaman sehingga dapat
dikatakan “siapa yang banyak pengalaman, maka ia ornag yang berakal”.
d.
Kekuatan yang dapat menghentikan dorongan naluriyah untuk
menerawang jauh ke angkasa, mengekang dan menundukkan syahwat yang selalu
menginginkan kenikmatan (Ali Gharishah. Tt: 18-19) .
4. Nafsu
Nafsu dalam istilah psikologi lebih
dikenal dengan sebutan daya karsa, dalam bentuk bereaksi, berusaha, berbuat,
berkemauan, atau berkehendak. Pada prinsipnya nafsu selalu cenderung pada hal
yang sifatnya keburukan, kecuali nafsu tersebut dapat dikendalikn dengan
dorongan-dorongan yang lai, seperti drongan akal, dorongan hati nurani yang
selalu mengacu pada petunjuk Tuhan.
Manusia adalah subjek yang memiliki
kesadaran (consciousness) dan penyadaran diri (self-awarness). Karena itu,
manusia adalah subjek yang menyadari keberadaannya, ia mampu membedakan dirinya
dengan segala sesuatu yang ada di luar dirinya (objek). Selain itu, manusia
bukan saja mampu berpikir tentang diri dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus
sadar tentang pemikirannya. Manusia berkedudukan sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa maka dalam pengalaman hidupnya terlihat bahkan dapat kita alami
sendiri adanya fenomena kemakhlukkan (M. I. Soelaeman: 1998). Fenomena
kemakhlukan ini, antara lain berupa pengakuan atas kenyataan adanya perbedaan
kodrat dan martabat manusia daripada Tuhannya. Manusia merasakan dirinya begitu
kecil dan rendah di hadapan Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Tinggi. Manusia
mengakui keterbatasan dan ketidakberdayaannya dibanding Tuhan Yang Maha Kuasa
dan Maha Perksa. Manusia serba tidak tahu, sedangkan Tuhan serba Maha Tahu.
Manusia bersifat fana, sedangkan Tuhan bersifat abadi, manusia merasakan kasih
sayang TuhanNya, namun ia pun tahu pedih siksaNya. Semua melahirkan rasa cemas
dan takut pada diri manusia terhadap TuhanNya begitu luhur dan suci. Semua itu
menggugah kesediaan manusia untuk bersujud dan berserah diri kepada
PenciptaNya. Selain itu, menyadari akan Maha Kasih SayangNya sehingga
kepadaNya-lah manusia berharap dan berdoa. Dengan demikian, dibalik adanya rasa
cemas dan takut itu muncul pula adanya harapan yang mengimplikasikan kesiapan
untuk mengambil tindakan dalam hidupnya.
Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan bertujuan untuk mencapai tujuan baik
secara duniawi dan surgawi kebahagiaan itu dicapai bila manusia semakin
menyempurnakan dirinya. Maka manusia secara bebas mengembangkan dirinya untuk
semakin menjadi sempurna dan semakin baik. Manusia mengembangkan segi hidupnya,
segi rohani, jasmani, pribadi, sosial, budaya, akal budi, emosi,
religiositasnya dan semua segi itu perlu dikembangkan secara seimbang.
E.
Tanggung Jawab Manusia sebagai Makhluk Tuhan
Tanggung
jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab adalah berkewajiban menanggung,
memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, dan memberikan jawab serta
menanggung akibatnya. Seseorang mau bertanggung jawab
karena ada kesadaran atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan
atas kepentingan pihak lain. Timbulnya sikap tanggung jawab karena manusia itu
hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia di dalam
hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan
makhluk sosial. Dimana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai
hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung
jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Setiap individu
memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut
semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya
setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut
kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi
tanggung jawab masing-masing individu berbeda. Tanggung jawab mempunyai kaitan
yang sangat erat dengan perasaan. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini
bukanlah tanpa tanggung jawab melainkan
untuk mengisi kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada
Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang
dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Dalam hubungannya dengan
Tuhan, manusia menempatkan posisinya sebagai ciptaan dan Tuhan
sebagai pencipta. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia
untuk taat dan patuh kepada Penciptanya yaitu dengan menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.
Manusia diserahi tugas hidup yang
merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. Tugas manusia
di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, serta
pengolaan dan pemeliharaan alam. Khalifah
berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan
yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di
muka bumi untuk kepentingan hidupnya.
Makna
yang esensial dari tanggung jawab manusia terhadap Tuhan adalah ketaatan, ketundukan,
dan kepatuhan.
Beberapa
tanggung jawab manusia terhadap Tuhan adalah sebagai berikut:
1. Beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan dan
kepercayaan yang dianut masing-masing.
2. Melaksanakan segala perintahNya serta berusaha menjauhi atau meninggalkan segala
apa yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Esa.
3. Mengabdikan diri kepada Tuhan dengan
beriman dan melakukan amalan-amalan
mengikut syariat yang ditetapkan oleh agama.
4. Mensyukuri nikmat yang telah
dikaruniakanNya kepada kita semua.
5. Menuntut ilmu dan menggunakannya
untuk kebajikan (kemaslahatan) umat manusia sebagai bekal kehidupan baik
didunia maupun diakhirat kelak.
6. Menjalin tali silaturahmi atau
persaudaraan guna mewujudkan kehidupan masyarakat aman, tentram, damai, dan
sejahtera.
Didalam
pelakasanaannya tedapat manusia yang dapat memertanggungjawabkan kewajibannya
kepada Tuhan dan ada pula yang tidak. Misalkan manusia melakukan pelanggaran dari hukum-hukum yang sudah
ditetapkan Tuhan. Pelanggaran dari
hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan
peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan
melakukan hukuman. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti
mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap
Tuhan sebagai Penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia
perlu pengorbanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, atau seseorang
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif serta mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
2.
Tujuan penciptaan
manusia adalah menyembah kepada penciptanya, dalam hal ini yaitu Tuhan Yang
Maha Esa. Penyembahan berarti
ketundukan manusia dalam hukum Tuhan dalam menjalankan kehidupan di muka bumi,
baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan maupun manusia dengan
manusia.
3.
Status
dasar manusia adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai penerus
ajaran Tuhan maka peran yang
dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Tuhan
dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Tuhan. Peran yang hendaknya
dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh Tuhan di antaranya adalah belajar, mengajarkan ilmu, dan membudayakan ilmu.
4.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan
pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis. Manusia
didudukkan sesuai dengan kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.
5.
Manusia mempunyai tanggung
jawab langsung kepada Tuhan. Salah satunya yaitu beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan dan
kepercayaan yang dianut masing-masing.
B.
Saran
1.
Diharapkan mahasiswa dapat memahami hakikat manusia sebagai makhluk Tuhan
yang akhirnya menuju pada tujuan penciptaan manusia untuk beribadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Diharapkan mahasiswa dapat memahami peran dan fungsi manusia
sebagai makhluk Tuhan sehingga dapat
menjalankan peran dan fungsinya sebagai makhluk Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari.
3.
Diharapkan mahasiswa dapat memahami tanggung jawab manusia sebagai makhluk Tuhan, sehingga segala
tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Dardiri,
Achmad. 2010. Urgensi Memahami Hakikat
Manusia Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, online
(URGENSI_MEMAHAMI_HAKEKAT_MANUSIA.pdf). Diakses pada Minggu, 04 September 2016.
Elmubarok, Zaim,
dkk. 2012. Islam Rahmatan lil’alamin. Semarang: Universitas Negeri
Semarang Press
Hambali,
Muhammad. BAB IV Hakikat Manusia Menurut
Islam, online (4_BAB_IV_HAKEKAT_MANUSIA_MENURUT_ISLAM.pdf). Diakses pada 04
September 2016.
Munib,
Achmad, dkk. 2010. Pengantar Ilmu
Pendidikan. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Tim Penyusun.
2016. Bahan Ajar Pengembangan Kepribadian
dan Kemasyarakatan. Semarang: PGSD UNNES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar