Sabtu, 06 Desember 2014

Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN



A.   Latar Belakang

            Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
           Kebudayaan Eropa sudah memoderenisasi segala aspek. Bangsa Eropa masuk ke Indonesia sudah dari zaman dulu saat bangsa barat menguasai Indonesia. Kebudayaan Eropa yang masuk ke Indonesia menimbulkan pengaruh bagi masyarakat Indonesia dan unsur kebudayaan lokal yang ada di Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.





B.   Rumusan Masalah   
1.      Apa faktor masuknya budaya luar ke Indonesia?
2.      Bagaimana prosesmasuknya bangsa Eropa ke Indonesia?
3.      Bagaimana cara Bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya?
4.      Bangsa Eropa mana sajakah yang pernah masuk ke Indonesia?
5.      Apa saja pengaruh kedatangan Bangsa Eropa ke Indoonesia?
6.      Apasaja dampak dari kedaatangan Bangsa Eropake Indnesia?

C.   Tujuan

1.      Mengetahui faktor masuknya budaya luar ke Indonesia.
2.      Mengetahui proses masuknya bangsa Eropa ke Indonesia.
3.      Mengetahui cara bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya.
4.      Mengetahui bangsa Eropa yang pernah masuk ke Indonesia.
5.      Mengetahui pengaruh kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.
6.      Mengetahui dampak dari kedataangan bangsa Eropa ke Indonesia.












BAB II
PEMBAHASAN
.

A.   Faktor masuknya bangsa Eropa di Indonesia
Sebelum membahas proses masuknya bangsa Eropa ke Indonesia, akan dijabarkan penyebab masuknya budaya luar ke Indonesia. Masuknya budaya luar ke dalam budaya Indonesia di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
A.1. Faktor Perekonomian khususnya faktor perdagangan
Faktor perdagangan membawa pengaruh besar terhadap masuknya budaya luar terhadap budaya Indonesia. Pengaruh ini biasanya di awali dari daerah pesisir tempat berlabuh kapal-kapal pedagang. Masuknya budaya tersebut ada yang dengan cara damai dan ada pula dengan melalui kekerasan dan mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
A.2. Faktor Politik
Apabila melihat pada bukti sejarah bahwa Belanda menguasai Indonesia sampai 350 tahun, waktu yang cukup lama. Dengan melihat kenyataan ini sudah barang tentu budaya yang mereka bawa akan berpengaruh terhadap budaya kita, hal ini dapat kita lihat pada peninggalan benda-benda sejarah misalnya bagunan, karya seni, bahkan hukum. Dalam bidang seni Indonesia mengenal seni modern setelahnya Belanda masuk ke Indonesia. Masuknya budaya luar ini identik dengan kekerasan, dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan sebagai pengaruh kepentingan politik.

A.3. Faktor sosial dan globalisasi
Yang dimaksud dengan faktor sosial adalah hubungan antar negara. Hubungan ini tentunya akan membawa dampak terhadap budaya. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain. Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
B.   Proses Masuknya Bangsa Eropa Ke Indonesia
Kedatangan bangsa Eropa ke wilayah Indonesia mulai terjadi sekitar pada abad ke-14, kedatangan bangsa Eropa pada mulanya bermaksud untuk mencari rempah – rempah dan sutera yang mahal jika di jual ke Eropa.
Sekitar tahun 1500 masehi akifitas perdagangan antar negara mulai berkembang menjadi hubungan dagangan internasional antara Eropa, Asia Barat, Asia Selatan, Asia Tenggagara dan Asia Timur. Aktifitas tersebut semakin tambah ramai setelah dibukanya jalur pelayaran yang menghubungkan Eropa, Asia Barat, Asia Selatan, Asia Tenggagara dan Asia Timur.  Dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan tersebut, selain terjadi hubungan dagang antar negara, masuk pula pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing terutama dari Eropa ke negara-negara Asia, khususnya Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, Indonesia mempunyai peranan penting, yaitu sebagai penyedia barang-barang dagangan seperti rempah-rempah, beras, tembakau, kayu, emas, timas, tembaga dan sebagainya. Juga memiliki posisi yang strategis yaitu berada ditengah-tengah jalur pelayaran dan perdagangan dunia. Serta didukung oleh keberadaan selat Malaka yang menjadi pintu masuk bagi pedagang-pedagang asing ke Indonesia. Selain itu penduduk Indonesia sangat padak, maka sangat baik sebagai tempat pemasaran bagi para pedagangan-pedagang asing.
Berkembangnnya hubungan dagang internasional melalui jalur laut pada jaman kuno, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1.                       Berkembangnya ilmu pengetahun dan teknologi modern di Eropa, sehingga ditemukan kapal uap, kompas, navigasi, peralatan kapal dan mesin yang mempermudah pelayaran. Penemuan tersebut dapat menggantikan alat transportasi dan petunjuk arah pelayaran yang sifatnya tradisioonal. Maka kegiatan pelayaran tidak tergantung pada alam, baik arah angin untuk menggerakkan kapal layar maupun rasi bintang bisuk sebagai petunjuk arah pelayaran.
2.                       Setelah bangsa Turki Usmani dapat menguasai Konstatinopel pada tahun 1453 masehi, maka para pedagang bangsa Eropa dilarang berdagang dilaut tengah. Sehingga bangsa-bangsa Eropa sulit memperoleh rempah-rempah.
3.                       Bangsa-bangsa Eropa ingin membalas kekalahannya pada orang-orang Islam, terutama terhadap bangsa Turki, sehingga timbul semangat untuk melanjutkan Perang Salib kedunia timur ( negara-negara dikawasan benua Asia ).
4.                       Kisah perjalanan Marcopollo seorang musafir dari Venesia, Italia, yang berhasil mengunjungi India, Indonesia dan China. Maka memberikan inspirasi bangi bangsa Eropa mencari jalan kedunia timur.
5.                       Ajaran Copernicus yang menyetakan bahwa bentuk bumi itu bulat.
6.                       Terdorong  oleh semangat semboyan imperialisme kuno, yaitu :
6.1.        Gold adalah keinginan untuk mencari kekayaan.
6.2.       Glory adalah Keinginan untuk memperoleh kejayaan.
6.3.       Gospel adalah keinginan untuk menyebarkan agama Nasrani.
Faktor-faktor tersebut diatas mendorong bangsa-bangsa Eropa mengadakan penjelajahan samudra guna mencari jalan ke negara-negara penghasil rempah-rempah. Penjelajahan samudra tersebut pertama kali dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Kedua bangsa itu giat menyebarkan agama Kristen Katolik. Bangsa Eropa lainnya yang datang adalah Belanda, Inggris, dan Perancis. Mereka datang ke tanah air kita terutama untuk berdagang. Pada tahun 1497 Vasco da Gama berhasil mencapai Mozambiq, terletak di pantai timur Benua Afrika. Pada tanggal 20 Mei 1498 Vasco da Gama sampai ke kota  Calikut, di pantai barat India. Jadi India telah dicapai oleh orang-orang Portugis melalui lautan. Pada tahun 1511 D’albuquerque berhasil menguasai selat Malaka dan kemudian melanjutkan dengan menguasai Maluku pada tahun 1515. Hadirnya D’albuquerque di wilayah Indonesia telah dapat diartikan pengaruh Kristen telah memasuki Indonesia. Apabila motif kedatangan orang-orang Portugis ada tiga faktor yaitu agama, ekonomi, dan petualangan, maka kedatangan orang Belanda mempunyai dua motif yaitu ekonomi dan petualangan.
C.   Cara-Cara Yang Digunakan Oleh Bangsa Eropa Untuk Mencapai Tujuan
Penutupan jalur perdagangan oleh kerajaan Islam di afrika dan Eropa timur sangat mengganggu perdagangan bangsa Eropa, untuk itu bangsa Eropa mulai mencari sumber – sumber rempah dan sutera dengan melakukan penjelajahan samudra.
Pulau Kreta merupakan dasar dari kebudayaan Eropa yang sampai saat sekarang ini masih terdapat sisa – sisa pengaruh dan peninggalannya, kebudayaan pulau Kreta di sebarkan dan di transformasikan melalui penjajahan oleh bangsa Yunani dan Romawi kuno sehingga menjadi tonggak budaya Eropa masa kini.
Kebudayaan Eropa tersebut dibawa ke Indonesia juga melalui hubungan dagang sama dengan apa yang telah di lakukan kebudayaan Hindu Budha dan Islam, yang di lakukan oleh Bangsa Prancis, Inggris, dan Belanda.
Melalui penjelajahan samudra maka sejak tahun 1511 sampai tahun 1598 masehi bangsa-bangsa Eropa datang ke Indonesia. Adapun bangsa-bangsa Eropa yang datang ke Indonesia adalah Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris. Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan sebagai berikut :
1.                       Mencari kekayaan atau gold yaitu dengan cara berdagang, mencari rempah-rempah, menanamkan modal. Sehingga di negara-negara Asia dan Afrika berdiri perusahaan-perusahaan swasta milik bangsa-bangsa Eropa.
2.                       Mencari kejayaan atau glory yaitu dengan cara menguasai  negara-negara dibenua Asia dan Afrika.
3.                       Menyebarkan agama Nasrani atau gospel ke negara-negara di Asia dan Afrika, serta melanjutkan perang Salib terhadap orang-orang Islam.
Agar tujuan tersebut diatas dapat tercapai, maka bangsa-bangsa Eropa melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1.                       Melaksanakan politik monopoli dagang di Indonesia, dengan maksud agar bangsa-bangsa Eropa dapat menguasai serta mengendalikan kegiatan ekonomi dan perdagangan di Indonesia. Untuk itu maka bangsa-bangsa Eropa membentuk kongsi atau perusahaan perdagangan. Contohnya adalah Verenigde oost Indische Copagnie (VOC) merupakan kongsi dagang milik orang-orang Belanda.
2.                       Melaksanakan politik Devide Et Impera atau politik adu domba. Untuk menguasai wilayah Indonesia maka bangsa-bangsa Eropa mengadu domba rakyat Indonesia. Contoh pemerintah VOC Belanda mengadu domba Sultan Ageng Tirtaya dari kerajaan Banten dengan putranya yaitu Sultan Haji.
3.                       MengEropakan bangsa Indonesia, maksudnya kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya yang ada di Indonesia diganti seperti kondisi yang ada di negara-negara Eropa. Contohnya kota Jakarta pada masa pemerintahan VOC Belanda diganti menjadi Batavia, karena di Belanda ada negara bagian yang namanya Republik Batav.
4.                       Di Indonesia bangsa-bangsa Eropa membentuk pemerintah jajahan atau kolonial. Dengan tujuan agar dapat mengendalikan seluruh kegiatannya di Indonesia. Disamping itu juga membangun kekuatan militer untuk mempertahankan kekuasaannya di Indonesia. Contohnya adalah “ Pemerintahan VOC Belanda yang dipimpin oleh Gubernur Jendral.”
D.   Bangsa Eropa yang pernah datang Ke Indonesia

1. Bangsa Portugis
Ekspedisi pertama untuk mencari jalan langsung ke Indonesia dirintis oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Bangsa-bangsa lain seperti Inggris, Prancis, dan Belanda baru melakukan ekspedisi setelah kedua bangsa ini menemukan jalan ke Indonesia.
Orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan baru ke Indonesia adalah Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan Portugal pada tahun 1486. Ia menyusuri pantai barat Afrika hingga tiba di Tanjung Harapan baik, namun ia gagal mencapai Indonesia. Setelah Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan Baik (Afrika Selatan), upaya mencari jalan ke Indonesia diteruskan oleh armada-armada Portugis berikutnya.
Armada Portugis berikutnya yang mencoba berlayar ke Indonesia dipimpin oleh Vasco da Gama. Mereka berangkat pada tahun 1497 dan berhasil melewati Tanjung Harapan Baik. Sewaktu tiba di Pelabuhan Malinda (Afrika Timur), mereka bertemu dengan pedagang-pedagang Arab dan India. Namun, jalan ke Asia Tenggara tetap dirahasiakan oleh para pedagang tersebut. Oleh karena itu, orang-orang Portugis melanjutkan perjalannya menyusuri pantai timur Afrika. Mereka harus melewati perairan dengan ombak yang sangat besar. Daerah itu terletak di timur laut Afrika terutama di sekitar Ujung Tanduk. Oleh karena itu, daerah ini disebut Guadafui (berhati-hatilah).
Ekspedisi ini kemudian berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah yang disebutnya Bab el Mandeb (Gapura Air Mata). Pada tahun 1498, Vasco da Gama tiba di Kalikut (India). Sejak saat itu, perdagangan antara orang Eropa dan India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah melainkan melalui pantai timur Afrika.
Namun, penemuan ini belum juga memuaskan bangsa Portugis. Mereka ingin menjelajahi daerah timur lainnya yakni Malaka dan Maluku.
Pada waktu itu, di Asia Tenggara terdapat salah satu daerah pusat perdagangan yang sangat ramai dikunjungi. Daerah tersebut adalah Malaka sedangkan daerah sumber rempah-rempahnya adalah Maluku. Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka termasuk di Maluku adalah dengan merebut atau menguasai Malaka. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai sejak kedatangan Alfanso d’Albuquerque di Maluku. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerqueberhasil menaklukkan Malaka. Dari sana mereka menuju Maluku dan diterima dengan baik oleh raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di Ternate
2. Bangsa Spanyol
Pelopor bangsa Spanyol yang mencari jalan langsung ke Indonesia adalah Christopher Columbus, ia berjalan kearah barat. Setelah dua bulan, ia sampai di sebuah pulau yang kemudian dinamakan San Salvador. Columbus gagal mencapai India.
Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke daerah rempah – rempah dipelopori oleh Ferinand Magellan. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519 Magellan berangkat melalui Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada tahun 1521. sewaktu mencoba mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magellan terbunuh. Ia digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore.
Kondisi tersebut tentu saja menyebabkan antara Portugis dan Spanyol saat itu, Portugis membuka kantor dagangnya di Ternate. Portugis merasa terancam dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis yang didukung pasukan Tidore dengan mudah melumpuhkan dan merebut benteng Spanyol di Tidore. Namun, berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan perjanjian yang disebut Perjanjian Zaragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis sedangkan Filipina dikuasai Sepanyol.
3. Bangsa Inggris
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama.
Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka.
Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. Menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar.
Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia dagang Barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay.

4. Bangsa Belanda
Armada Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia dipimpin Van Neck, namun ekspedisi ini gagal. Kemudian, pada tahun 1595 armada Belanda dipimpin Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer berangkat menuju Indonesia. Mereka menyusuri pantai barat Afrika lalu sampai ke Tanjung Harapan Baik. Dari sana, mereka mengarungi Samudera Hindia dan masuk ke Indonesia melalui Selat Sunda lalu tiba di Banten.
Armada ini tidak diterima oleh rakyat Banten karena Belanda bersikap kasar. Selain itu, hubungan antara Banten dan Portugis masih baik.Dari Banten, armada ini bermaksud menuju Maluku untuk membeli rempah-rempah namun gagal mencapai Maluku. Cornelis de Houtman tiba kembali di negaranya pada tahun 1597. Ia disambut sebagai penemu jalan ke Indonesia.
Setelah Cornelis, armada Belanda datang ke Indonesia susul mensebagai gubernur jenderal yang pertama. Semula VOC berpusat di Ambon. Namun, sejak kepemimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen, pusat VOC dipindah ke Jayakarta yang kemudian berganti nama menjadi Batavia.Untuk memperkuat kedudukan VOC di Indonesia, pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa. Hak-hak istimewa VOC tersebut antara lain :
·  Hak monopoli dagang
·  Hak membuat dan mencetak uang
·  Hak membentuk tentara
·  Hak menyatakan perang ataupun membuat perjanjian
Dengan hak-hak tersebut berarti VOC memiliki kekuasaan seperti suatu negara. Mereka dapat bertindak bebas tanpa harus konsultasi lebih dulu dengan pemerintah Belanda di negeri induk. Dengan demikian, Belanda adalah bangsa yang paling lama berkuasa dan paling banyak mengeruk keuntungan perdagangan di Indonesia dibandingkan bangsa-bangsa lainnya.
E.   Pengaruh Kedatangan Bangsa Eropa

Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa pengaruh yang sangat banyak bahkan sampai saat ini masih ada dan masih diterapkan di Indonesia. Berikut beberapa contoh pengaruh yang dibawa oleh bangsa Eropa yang dapat dilihat dari bebrerapa segi. Diantaranya dapat dilihat dari :

1. Bentuk Bangunan
Peninggalan budaya Belanda yang masih ada dan membudaya adalah rumah tinggal .Seperti diketahui, orang-orang Belanda kebanyakan tinggal di sentra-sentra kegiatan ekonomi di mana tanah dan material bangunannya cukup mahal. Sebab itu, banyak orang Belanda mengkonstruksi ruko (rumah sekaligus toko). Ruko ini pun marak dipakai oleh penduduk Tionghoa di kota-kota Indonesia. Di masa sekarang, bentuk “ruko” ini cukup banyak bertebaran, terutama di kota-kota besar. Selain orang biasa, konstruksi bangunan Belanda juga banyak dipakai oleh keluarga-keluarga priyayi Indonesia. Misalnya raja-raja Indonesia seperti di Banten dan Yogyakarta membangun rumah kediaman mereka serupa dengan konstruksi rumah-rumah Belanda. Bangunan Belanda kerap disebut puri Belanda, yang juga berfungsi sebagai basis pertahahan terakhir tatkala terjadi perang. Umumnya, gedung perkantoran Belanda di Indonesia dibangun bergaya Yunani-Romawi Kuno. Cirinya adalah bangunannya besar-besar, pilar besar dan tinggi di bagian depan, hiasan doria dan ionia dari Yunani.
Selain itu,bangunan Museum Fatahillah Jakarta merupakan wujud akulturasi dari kebudayaan yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa ketika menjajah Indonesia. Bangunan Museum Fatahillah menyerupai Istana Dam di Amsterdam, yang terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
2. Pemukiman Warga
Selain bangunan, orang Eropa yang pernah menjajah Indonesia juga mendirikan semacam pemukiman. Ini misalnya Tugu di Jakarta Utara di mana orang Portugis dan turunannya menggabungkan diri. Juga di Depok, Jawa Barat di mana orang Belanda beranak pinak. Kendati kini sudah menipis jumlahnya, dari wilayah tersebut dikenal beberapa budaya semisal musik Kroncong Tugu sebagai bentuk seni musik Portugis. Masyarakat kampung Tugu lokasinya di daerah Semper, Koja, Jakarta Utara hingga kini masih dapat ditemui.     Penduduk awalnya berasal dari berbagai koloni Portugis di Malaka, Pantai Malabar, Kalkuta, Surate, Coromandel, Goa, dan Srilanka. Pada abad ke-17 mereka diboyong colonial Belanda ke Batavia sebagai tawanan perang. Di Batavia mereka ditempatkan di Gereja Portugis (sekarang Gereja Sion di Jl. Pangeran Jayakarta). Kemudian sebagian besar mereka pindah ke Kampung Tugu.

3. Kosa Kata
Beberapa kosa kata Indonesia diambil dari bahasa Portugis. Kosa kata ini misalnya biola (viola), meja (mesa), mentega (manteiga), pesiar (passear), pigura (figura), pita (fita), sepatu (sapato), serdadu (soldado), cerutu (charuto), tolol (tolo), jendela (janela), algojo (algoz), bangku (banco), bantal (avental), bendera (bandeira), bolu (balo), boneka (boneca),dan masih banyak lagi.

4. Agama
Masuknya bangsa Eropa ke Indonesia juga berdampak pada keanekaragaman sistem kepercayaan, bangsa Eropa menyebarkan agama Kristen di Indonesia yang sampai saat ini kita bisa lihat perkembangan Agama Kristen Katolik dan Protestan masih ada di Indonesia. Kita bisa lihat pada kepercayaan yang dianut oleh orang-orang Maluku yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.


5. Pendidikan
Terdapat pengaruh Barat tertentu yang terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia hingga kini. Misalnya sistem pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya.
Sistem Pendidikan di Indonesia sebelum masuk kolonialisme barat :
a. masih bersifat tradisional yang hanya bisa dinikmati oleh beberapa orang dan biasanya kalangan elit tertentu dalam masyarakat
b. Pusat pendidikan terbatas hanya dikalangan keraton.dan tempat tempat penyebaran agama seperti pondok pesantren.
Berkembangnnya politik etis menyebabkan berdirinya sekolah sekolah umtulk kaum pribumi dimana tujuan awal pendidikan yaitu untuk mendapatkan calon calon birokrat bangsa indionesia. Adapun jenis jenis sekolah yang didirikan adalah:
Sekolah calon birokrat bernama OSVIA(ofleiding schoolfoor inlandische ambtenaren) yang didirikan dibandung , magelang dan probolinggo untuk kalangan elit tertentu.
Tahun 1848 dibuka sekolah secara masal disetiap kabupaten meskipun masih terbatas untuk kalangan tertentu seperti :
·  HIS ( Hollandsch Inlandsche School)
·  MULO (meer ulgebreid lager onderwijs)
·  AMS (Algemeene Midelbare School)
·  HBS ( Hogere Burgerschool)
·  STOVIA ( sekolah tinggi kedokteran )
Sekolah, sebagai basis proses pendidikan formal Indonesia saat ini, merupakan wujud nyata membekasnya pengaruh Belanda. Peserta didik dibagi ke dalam lokal-lokal menurut rombongan belajar, di setiap kelas peserta didik duduk dalam beberapa banjar menghadap ke depan, dan guru berdiri di muka kelas selaku narasumber utama belajar. Ini serupa dengan struktur kelas di dalam gereja sejak masa skolastik Eropa. Namun, sistem persekolahan Belanda awalnya bersifat segregatif. Ada sekolah khusus Belanda dan Eropa seperti Europesche Lagere School (ELS), untuk Tionghoa semisal Hollands Chinese School, ataupun Indlansche School untuk pribumi.

Ciri umum sistem pendidikan Belanda adalah pembagian jenjang pendidikan berdasarkan tahun. Misalnya suatu jenjang pendidikan dasar ditempuh selama lima atau enam tahun dan lanjutannya selama tiga tahun. Selain itu, terdapat prasyarat usia sebelum seorang peserta didik dimasukkan ke jenjang pendidikan tertentu. Sistem pendidikan barat di Indonesia lebih serius digarap Belanda sejak abad ke-18 dan semakin tegas tatkala Politik Etis diberlakukan tahun 1911 lewat tokoh liberalnya, Van Deventer. Sebelum Politik Etis, tujuan pembentukan sistem pendidikan Belanda bagi orang Indonesia sekadar untuk menyediakan tenaga ahli yang murah untuk mengerjakan administrasi kolonial. Ini guna mengantisipasi meluasnya wilayah kekuasaan Belanda. Luasnya wilayah kelola tentu diiringi kerumitan serupa dalam tata administrasinya.

6. Kesenian
Victor Ganap menyatakan musik keroncong berasal dari musik Portugis abad ke-16 yang disebut fado, berasal dari istilah Latin yang berarti nasib.[7] Musik ini tadinya populer di lingkungan perkotaan Portugis (sekarang Portugal). Fado sendiri awalnya adalah nyanyian (mornas) yang dibawa para budak negro dari Cape Verde, Afrika Barat ke Portugis sejak abad ke-15.

Lambat-laun, fado berkembang menjadi lagu perkotaan dan pengiring tari-tarian. Tarian yang diiringi fado dipengaruhi budaya Islam yang dibawa bangsa Moor asal Afrika Utara saat menaklukan Selat Gibraltar di bawah pimpinan panglima Tariq ibn Ziyad pada abad ke-7 Masehi. Setelah dipengaruhi Islam, tarian tersebut dinamakan moresco. Moresco adalah tarian hiburan para elit Portugis yang biasanya dibawakan penari bangsa Moor.

Moresco di Portugis masa itu adalah kata yang digunakan untuk melukiskan seni yang dianggap bernafaskan keislaman. Lawannya adalah cafrinho, asal katanya kafr (kafir) yang digunakan untuk melukiskan seni yang dibawakan kaum creolis Portugis di Goa, India. Alat musik pengiring moresco adalah gitar kecil bernama cavaquinho yang dibawa para pelaut Portugis dalam penjelajahan dunia mereka. Ketika masuk Indonesia, alat musik tersebut digunakan untuk menyanyikan lagu pengiring tarian moresco. Karena suara yang dikeluarkan berbunyi crong-crong sehingga oleh orang Indonesia musik pengiring tarian tersebut kemudian dinamakan Keroncong. Musik Keroncong tetap hidup, dimainkan, dan memiliki penggemarnya di Indonesia hingga masa kini. Di Jakarta, peninggalan budaya Portugis selain Keroncong adalah Tanjidor dan Ondel-ondel.

Dalam bahasa Portugis dikenal kata tanger yang artinya memainkan alat musik dan tangedor (lafalnya: tanjedor) yang artinya seorang yang memainkan alat musik snaar (tali) di luar ruangan.[9] Di Portugal, tangedores hingga saat ini ditampilkan untuk mengiringi pawai keagamaan setiap tanggal 24 Juni. Alat yang dipakai adalah tanbur Turki, tanbur sedang, seruling, dan berbagai terompet. Uniknya, pawai diikuti boneka-boneka besar yang selalu berpasangan (laki-laki dan perempuan), dibawakan dua orang di mana satu duduk di pundak dan satunya di bawah serupa dengan ondel-ondel Betawi masa lalu. Ondel-ondel ini bergerak menandak-nandak diiringi musik tanjidor. Abdurachman mencatat baik tanjidor maupun ondel-ondel sekarang sudah diIndonesiakan, karena pengiringannya sudah ditambah gamelan, gong, dan kécrék.
F.    Menganalisa Dampak Kebudayaan Luar Terhadap Kebudayaan Indonesia
Budaya adalah warisan turun temurun dari nenek moyang. Setiap Negara memiliki kebudayaan yang beragam. Indonesia adalah Negara yang sangat beragam kebudayaannya. Tetapi, kebudayaan local sudah dicampur adukkan oleh budaya asing. Banyak sekali perubahan perubahan yang terjadi akibat dari masuknya budaya asing ke dalam negeri. Biasanya, yang mudah terpengaruh adalah generasi muda di mana mereka menganggap bahwa budaya lokal adalah budaya yang ketinggalan zaman. Hal ini lama kelamaan akan mematikan budaya local yang seharusnya kita lestarikan. Budaya barat memang sudah menguasai peradaban dunia. Semua hal sudah didominasi oleh budaya barat. Namun tidak semua peran budaya barat memberikan dampak negative terhadap budaya lokal, budaya barat juga memiliki dampak positif terhadap budaya lokal.






G.  Dampak Positif dan Negatif Kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia
a.                       Dampak Positif
Setelah kedatangan bangsa Eropa di Indonesia, kemajuan bangsa Indonesia bertambah. Adapun beberapa manfaat atas kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia adalah sebagai berikut:

1.      Banyaknya dibangun pelabuhan-pelabuhan sehingga Indonesia menjadi pusat perdagangan di Asia tenggara terutama di daerah Malaka.
2.      Setelah kedatangan bangsa Eropa di Indonesia banyak berdiri pusat-pasat Industri yang dapat mengurangi angka penganguran di Indonesia.
3.      Dibangunnya sarana jalan darat (jalan raya) sehingga antara kota yang satu dengan yang lainnya terasa dekat.
4.      Didirikannya sekolah yang dapat mencerdaskan para generasi penerus bangsa Indonesia.
5.            Bangsa Indonesia  mengenal sistem perkebunan dan pengairan modern.
6.            Masyarakat Indonesia  diberi kesempatan mendapatkan pendidikan di berbagai bidang.
7.            Bangsa Indonesia belajar caranya bercocok tanam,cara  dalam mengatasi permasalahan ekonomi,politik,dan budaya.
8.            Pesatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh dalam kehidupan Bangsa Indonesia.

b.                       Dampak Negatif
Setelah kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia bangsa Eropa beralih keinginan untuk untuk menjajah bangsa Indonesia sehingga terjadilah peperangan di mana-mana. Adapun dampak negatif kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia adalah:
1.            Masyarakat Indonesia merasa tertindas dengan kedatangan bangsa Eropa yang selalu bersikap semena-mena terhadap bangsa  Indonesia.
2.            Terjadinya pemberontakan dimana-mana yang mengakibatkan banyaknya warga Negara Indonesia yang meninggal.
3.            Bangsa Eropa mengadu domba seluruh masyarakat Indonesia.
4.            Terjadinya perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Bangsa Eropa terhadap bangsa Indonesia yang akhirnya banyak menelan korban para warga Indonesia.
5.            Warga Indonesia merasa tidak bebas dengan adanya bangsa Eropa di Indonesia
6.            Monopoli perdagangan oleh Bangsa Barat.
7.            Menimbulkan perubahan struktur sosial dan ekonomi orang Indonesia
8.            Adanya pelapisan-pelapisan sosial seperti kaum buruh, kaum priyayi, dan kaum pribumi













BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masuknya budaya luar ke dalam budaya Indonesia di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1.Faktor Perekonomian khususnya faktor perdagangan
2.Faktor Politik
3.Faktor sosial dan globalisasi
Proses Masuknya Bangsa Eropa Ke Indonesia :
Kedatangan bangsa Eropa ke wilayah Indonesia mulai terjadi sekitar pada abad ke-14, kedatangan bangsa Eropa pada mulanya bermaksud untuk mencari rempah – rempah dan sutera yang mahal jika di jual ke Eropa.
Cara-Cara Yang Digunakan Oleh Bangsa Eropa Untuk Mencapai Tujuan:
-Melaksanakan politik monopoli dagang di Indonesia
-Melaksanakan politik Devide Et Impera atau politik adu domba
-MengEropakan bangsa Indonesia
-Di Indonesia bangsa-bangsa Eropa membentuk pemerintah jajahan atau kolonial

Bangsa Eropa yang pernah datang Ke Indonesia adalah Bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris.
Adapun pengaruh dari kebudayaan barat atau Eropa di bidang pendidikan,seni bangunan,kesenian,Agama,dll.Pengaruh-pengaruh tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif.
Saran
Bangsa Eropa yang datang ke Indonesia memiliki dampak yang besar bagi perubahan Bangsa Indonesia, ada yang buruk ada juga yang baik, janganlah kita melihat terus sisi buruk dari kedatangan mereka, melainkan kita juga  harus menghargai sisi positifnya, yang terpenting kita harus memiliki sikap kritis dan selektif dalam mengambil setiap budaya  baru yang masuk ke Indonesia.
Daftar Pustaka

Samlawi, Faqih,dkk. 2001.Konsep Dasar IPS.Bandung: CV.Maulana
makalah.blogspot.com/2012/12/makalah-sejarah-kebudayaan.html
http://syaipulfahmi.blogspot.com/2013/06/dampak-positif-dan-negatif-masuknya.html

0 komentar:

Posting Komentar

 
;