Sabtu, 06 Desember 2014

Fenomena Fisik dan Spasial



MAKALAH
Fenomena Fisik dan Spasial

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
               Dalam mata pelajaran IPS di SD, konsep – konsep Geografi mempunyai porsi yang cukup besar. Geografi itu memberikan pengetahuan kepada para siswa tentang dimensi ruang yang merupakan sesuatu yang selalu akan dialaminya. Ruang lingkup pelajaran IPS yang bersumber dari Geografi antara lain meliputi konsep – konsep tentang fenomena fisik dan konsep – konsep tentang fenomena spasial, serta tentang hubungan timbal balik antara manusia dengan alam.

B.            Rumusan Masalah
1.             Apa yang dimaksud fenomena fisik?
2.             Apa yang dimaksud fenomena spasial?
3.             Bagaimana hubungan timbal balik antara manusia dengan alam?

C.            Tujuan
1.             Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian IPS
2.             Untuk mengetahui apa itu fenomena fisik
3.             Untuk mengetahui apa itu fenomena spasial
4.             Untuk mengetahui bagaimana hubungan timbal balik antara manusia dengan alam

D.           Metode Pemecahan Masalah
Kami menggunakan metode studi perpustakaan yaitu menggunakan buku – buku sumber yang ada di perpustakaan mengenai Fenomena Fisik, Fenomena Spasial, dan Hubungan Timbal Balik Manusia dengan Alam kemudian setelah itu kami mengambil kesimpulan dan setelah itu pula kami juga mencari informasi dari internet.



BAB II
PEMBAHASAN


A.           Fenomena Fisik
               Fenomena fisik yaitu fenomena yang hanya membahas unsur-unsur geosfer yang bersifat fisik antara lain meliputi tanah, air, iklim dengan segala proses alamiahnya. Aspek fisik yang dibahas dalam makalah ini yaitu morfologi tanah, hidrologi, cuaca, dan iklim.
1.        Morfologi Tanah
        Morfologi tanah adalah ilmu yang mengamati sifat tanah dalam berbagai lapisan tanah dan susunannya di dalam lapisan tersebut. Morfologi tanah berbeda dengan klasifikasi tanah dalam teori pedogenesis karena pembentukan tanah bersifat dinamis dan tidak tetap sehingga berubah seiring waktu.
        Sifat yang diamati dalam morfologi tanah mencakup komposisi, bentuk, struktur dan susunan tanah, sifat dari tanah dasar, persebaran akar tumbuhan dan pori-pori tanah, translokasi ion dan mineral, dan konsistensi tanah. Pengamatan biasanya dilakukan pada profil tanah yang dipotong secara vertikal dua dimensi dengan luas permukaan tanah tidak lebih dari satu meter persegi namun kedalaman dapat bervariasi.
Jenis tanah menurut Dudal dan Suparaptoharjo (1957) terdiri dari:
1)      Latosol: adalah tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut dengan kandungan bahan organik, mineral primer dan unsur hara rendah, bereaksi masam (pH 4.5 – 5.5), terjadi akumulasi seskuioksida, tanah berwarna merah, coklat kemerahan hingga coklat kekuningan atau kuning. Tanah terdapat mulai dari daerah pantai hingga 900 m dengan curah hujan antara 2500 – 7000 mm per tahun.
2)      Andosol: adalah tanah yang berwarna hitam sampai coklat tua dengan kandungan bahan organik tinggi, remah dan porous, licin (smeary) dan reaksi tanah antara 4.5 – 6.5. Horison bawah-permukaan berwarna coklat sampai coklat kekuningan dan kadang dijumpai padas tipis akibat semenatsi silika. Tanah ini dijumpai pada daerah dengan bahan induk vulkanis mulai dari pinggiran pantai sampai 3000 m diatas permukaan laut dengan curah hujan yang tinggi serta suhu rendah pada daerah dataran tinggi.
3)      Podsolik Merah Kuning: merupakan tanah sangat tercuci yang berwarna abu-abu muda sampai kekuningan pada horison permukaan sedang lapisan bawah berwarna merah atau kuning dengan kadar bahan organik dan kejenuhan basa yang rendah serta reaksi tanah yang masam sampai sangat masam (pH 4.2 – 4.8). Pada horison bawah permukaan terjadi akumulasi liat dengan struktur tanah gumpal dengan permeabilitas rendah. Tanah mempunyai bahan induk batu endapan bersilika, napal, batu pasir dan batu liat. Tanah ini dijumpai pada ketinggian antara 50 – 350 m dengan curah hujan antara 2500 – 3500 mm/tahun.
4)      Mediteran Merah Kuning: merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk batu kapur dengan kadar bahan organik rendah, kejenuhan basa sedang sampai tinggi, tekstur berat dengan struktur tanah gumpal, reaksi tanah dari agam masam sampai sedikit alkalis (pH 6.0 – 7.5). Dijumpai pada daerah mulai dari muka laut sampai 400 m pada iklim tropis basah dengan bulan kering nyata dan curah hujan tahunan antara 800 – 2500 mm.
5)      Regur: merupakan tanah yang berwarna kelabu tua sampai hitam, kadar bahan organik rendah, tekstur liat berat, reaksi tanah netral sampai alkalis. Tanah akan retak-retak jika kering dan lekat jika basah. Bahan induk tanah dari marl, shale (napal), berkapur, endapan alluvial atau volkanik. Ditemukan mulai dari muka laut sampai 200 m dengan iklim tropis basah sampai subtropics dengan curah hujan tahunan antara 800 – 2000 mm.
5)Podsol: merupakan tanah dengan bahan organik cukup tinggi yang terdapat diatas lapisan
6)      Berpasir yang mengalami pencucian dan berawrna kelabu pucat atau terang. Dibawah horison berpasir terdapat horison iluviasi berwarna coklat tua sampai kemerahan akibat adanya iluviasi bahan organik dengan oksida besi dan alumunium. Tanah ini berkembang dari bahan induk endapan yang mengandung silika , batu pasir atau tufa volkanik masam. Tanah dijumpai mulai dari permukaan laut sampai 2000 m dengan curah hujan 2500 – 3500 mm/tahun.
7)      Tanah Sawah: disebut juga sebagai ‘paddy soil’ yang mempunyai horison permukaan berwarna pucat karena terjadi reduksi Fe dan Mn akibat genangan air sawah. Senyawa Fe dan Mn akan mengendap dibawah lapisan reduski dan membentuk konkresi dan horison agak memadas. Sifat tanah sawah beragam tergantung dari bahan induk penyusunnya. Oleh sebab itu istilah tanah sawah tidak digunakan lagi pada sistem klasifikasi tanah selanjutnya
8)      Hidrosol: merupakan tanah yang banyak dipengaruhi oleh kadar air tanah. Nama Hidrosol terlalu umum maka nama ini tidak lagi digunakan. Tanah yang termasuk Hidrosol ini dapat dibedakan atas glei humus, hidromorf kelabu, planosol, glei humus rendah dan laterit air tanah. Dasar pembeda dari jenis-jenis tanah ini adalah tinggi rendahnya kadar air tanah.
9)      Calcisol: merupakan nama kelompok tanah yang kaya akan kalsium. Tanah dapat dibedakan menjadi: rendzina, brown forest soil, mediteran kalsimorfik.
10)  Regosol: merupakan tanah muda yang berkembang dari bahan induk lepas (unconsolidated) yang bukan dari bahan endapan alluvial dengan perkembangan profil tanah lemah atau tanpa perkembangan profil tanah.
11)  Litosol: merupakan tanah yang dangkal yang berkembang diatas batuan keras dan belum mengalami perkembangan profil akibat dari erosi. Dijumpai pada daerah dengan lereng yang curam.
12)  Aluvial: merupakan tanah yang berasal dari endapan alluvial atau koluvial muda dengan perkembangan profil tanah lemah sampai tidak ada. Sifat tanah beragam tergantung dari bahan induk yang diendapkannya serta penyebarannya tidak dipengaruhi oleh ketinggian maupun iklim.
13)  Tanah Organik: merupakan tanah dengan kadar bahan organik tinggi dan lapisan gambut yang tebal. Tanah jenuh air sepanjang tahun dengan reaksi tanah masam, dranase sangat buruk dan curah hujan yang tinggi.
13)
2.        Hidrologi
                    Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan makhluk-makhluk hidup (Internatinal Glossary of Hidrology, 1974) [ErsinSeyhan,1990]. Karena perkembangan yang ada maka ilmu hidrologi telah berkembang menjadi ilmu yang mempelajari sirkulasi air. Jadi dapat dikatakan, hidrologi adalah ilmu untuk mempelajari; presipitasi (precipitation), evaporasi dan transpirasi (evaporation), aliran permukaan (surface stream flow), dan air tanah (groun water).
SIKLUS HIDROLOGI
                    Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan “siklus hidrologi”. Siklus Hidrologi adalah suatu proses yang berkaitan, dimana air diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat dan kembali Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung yaitu melalui vegetasi atau media lainnnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari tempat yang tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut.Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada dipermukaan bumi akan berubah wujud berupa gas/uap akibat panas matahari dan disebut dengan penguapan atau evaporasi dan transpirasi. Uap ini bergerak di atmosfer (udara) kemudian akibat perbedaan temperatur di atmosfer dari panas menjadi dingin maka air akan terbentuk akibat kondensasi dari uap menjadi cairan (from air to liquid state). Bila tempertur berada di bawah titik beku (freezing point) kristal-kristal es terbentuk. Tetesan air kecil (tiny droplet) umbuh oleh kondensasi dan berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara turbulen sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi butir-butir air. Apabila jumlah butir sir sudah cukup banyak dan akibat berat sendiri (pengaruh gravitasi) butir-butir air itu akan turun ke bumi dan proses turunnya butiran air ini disebut dengan hujan atau presipitasi. Bila temperatur udara turun sampai dibawah 0º Celcius, maka butiran air akan berubah menjadi salju [Chow dkk., 1988].
                    Salju jadi persoalan yang penting di tempat atau negara yang mempunyai perbedaan temperatur yang besar pada waktu musim panas (summer) temperatur bisa mencapai + 35ºC, namun pada waktu musim dingin (winter) temperatur bisa mencapai - 35º (bahkan lebih).
                    Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya melalui tanaman (vegetasi). Di bumi air mengalir dan bergerak dengan berbagai cara. Pada retensi (tempat penyimpanan) air akan menetap untuk beberapa waktu. Retensi dapat berupa retensi alam seperti darah-daerah cekungan, danau tempat-tempat yang rendah dll., maupun retensi buatan seperti tampungan, sumur, embung, waduk dll.
                    Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari gunung-gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah yang lebih rendah, sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju kesistem jaringan sungai, sistem danau atau waduk. Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju mulut sungai atau sering disebut estuary yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.
                    Air hujan sebagian mengalir meresap kedalam tanah atau yang sering disebut dengan Infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian menguap (evaporasi dan transpirasi) dan membentuk uap air. Sebagian lagi mengalir masuk kedalam tanah (infiltrasi, perkolasi, kapiler). Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang – ruang antara butir – butir tanah dan di dalam retak – retak dari batuan. Dahulu disebut air lapisan danyang terakhir disebut air celah (fissure water). Aliran air tanah dapat dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah antara dan aliran dasar (base flow). Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran yang mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, ketika hujan tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu sistem sungai tertentu aliran masih tetap dan kontinyu. Sebagian air yang tersimpan sebagai air tanah (groundwater) yang akan keluar ke permukaan tanah sebagai limpasan, yakni limpasan permukaan (surface runoff), aliran intra (interflow) dan limpasan air tanah (groundwater runoff) yang terkumpul di sungai yang akhirnya akan mengalir ke laut kembali terjadi penguapan dan begitu seterusnya mengikuti siklus hidrogi. Penyimpanan air tanah besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat dan waktu. Kondisi tata guna lahan juga berpengaruh terhadap tampungan air tanah, misalnya lahan hutan yang beralih fungsi mejadi daerah pemukiman dan curah hujan daerah tersebut. Sebagai permulaan dari simulasi harus ditentukan penyimpangan awal ( initial storage ). Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya melalui tanaman (vegetasi), masuk ke tanah begitu juga hujan yang terinfiltrasi. Sedangkan air yang tidak terinfiltrasi yang merupakan limpasan mengalir ke tempat yang lebih rendah, mengalir ke danau dan tertampung. Dan hujan yang langsung jatuh di atas sebuah danau (reservoir) air hujan (presipitasi) yang langsung jatuh diatas danau menjadi tampungan langsung. Air yang tertahan di danau akan mengalir melalui sistem jaringan sungai, permukaan tanah (akibat debit banjir) dan merembes melalui tanah. Dalam hal ini air yang tertampung di danau adalah inflowsedangkan yang mengalir atau merembes adalah outflow.
                    Akibat panas matahari air dipermukaan bumi juga akan berubah wujud menjadi gas/ uap dalam proses evaporasi dan bila melalui tanaman disebut transpirasi. Air akan di ambil oleh tanaman melalui akar-akarnya yang dipakai untuk kebutuhan hidup dari tanaman trsebut, lalu air di dalam tanaman juga akan keluar berupa uap akibat energi panas matahari (evaporasi). Proses pengambilan air oleh akar tanaman kemudian terjadinya penguapan dari dalam tanaman disebut transpirasi.Evaporasi yang lain dapat terjadi pada sistem sungai, embung, reservoir, waduk maupun air laut yang merupakan sumber air terbesar. Walaupun laut adalah tempat dengan sumber air terbesar namun tidak bisa langsung di manfaatkan sebagai sumber kehidupan karena mengandung garam atau air asin (salt water).Siklus Hidrologi Tertutup Uap dan gas bergerak di atmosfer. Proses selanjutnya sama seperti yang diuraikan di atas dan terus berulang. Kejadian inilah akan membentuk pergerakan suatu siklus hidrologi. Siklus hidrologi juga menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan air. Bila dilihat keseimbangan air secara menyeluruh maka air tanah dan aliran permukaan: sungai, danau, penguapan dll. merupakan bagian-bagian dari beberapa aspek yang menjadikan siklus hidrologi menjadi seimbang sehingga disebut dengan siklus hidrologi yang tertutup (closed system diagram of the global hydrologycal cycle).

Siklus Hidrologi Terbuka
Aliran air tanah bisa merupakan satu atau lebih dari sub-sistem dan tidak lagi tertutup, karena sistem tertutup itu dipotong pada bagian tertentu dari seluruh sistem aliran. Transportasi aliran di luar bagian aliran air tanah merupakan masukkan dan keluaran dari sub-sistem aliran air tanah tersebut, demikian pula aliran air permukaan.
3.    Cuaca dan Iklim
A.   Definisi Cuaca dan Iklim
     Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu yang relatif singkat dan tempat
       yang relatif sempit
     Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu
       yang relatif lama
B.       Unsur-Unsur Pembentuk Cuaca dan Iklim
1)        Radiasi Matahari
Yang menyebabkan adanya panas di permukaan bumi. Radiasi matahari datang ke bumi. Radiasi matahari datang ke bumi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Unsur radiasi matahari yang perlu diperhatikan adalah intensitas radiasi dan lamanya radiasi berlangsung. Intensitas radiasi matahari terbesar terjadi di daerah tropis.
Proses terjadinya radiasi matahari                                                                   Proses terjadinya radiasi matahari

2)        Temperatur Udara
Temperatur udara adalah derajat panas udara. Alat untuk mengukur temperature udara adalah termometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara suatu daerah adalah :
a.         Sudut datang sinar matahari
b.        Cerah tidaknya cuaca
c.         Lama penyinaran matahari
d.        Letak lintang
e.         Ketinggian tempat
3)        Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh setiap satuan luas bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Faktor utama yang mempengaruhi perbedaan tekenan udara adalah temperature udara. Daerah yang mendapat panas terus-menerus merupakan daerah yang mempunyai tekanan udara minimum sedangkan daerah yang pemanasannya kurang, bertekanan maksimum.
4)        Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah yang bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Angin terjadi akibat adanya perbedaan tekanan udara. Alat untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer.
Jenis-jenis angin dapat dibedakan :
a.         Angin tetap yang meliputi angin barat, angin timur, angin pasat, angin anti       pasat.
b.        Angin periodik yang meliputi angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun bertiupnya berganti arah. Angin muson dapat dibedakan menjadi angin muson laut dan angin muson darat selain angin muson ada angin darat dan angin laut, angin gunung, dan angin lembah.
Proses terjadinya angin lembah dan angin gunung
                      Proses terjadinya angin lembah dan angin gunung

c.         Angin lokal yang meliputi angin siklon yaitu angin di daerah depresi yang memiliki barometris minimum dan di kelilingi barometris maksimum. Angin antisiklon adalah angin di daerah kompresi yang memiliki barometris maksimum dan dikelilingi barometris minimum. Angin fohn angin yang bersifat panas dan kerin yang turun di daerah pegunungan.
Angin siklon
                                                Angin siklon

5)        Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya kandungan uap air di dalam udara.
6)        Awan
Awan terjadi akibat adanya proses kondensasi dari uap air. Awan yang mencapai permukaan bumi disebut kabut.
Pembagian awan berdasarkan morfologi
                                                Pembagian awan berdasarkan morfologi

7)        Hujan
Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik air dari atmosfer ke permukaan bumi secara alami. Alat untuk mengukur besarnya curah hujan adalah ombrometer atau disebut raingauge. Berdasarkan bentuknya hujan dibedakan sebagai berikut yaitu hujan air, hujan salju, hujan es. Berdasar proses terjadinya hujan dibedakan yaitu hujan orografis yaitu hujan yang terjadi di daerah pegunungan, hujan konveksi, hujan frontal hujan yang terjadi di daerah sub tropis, hujan konvergen hujan yang terjadi karena adanya pengumpulan awan yang disebabkan oleh angin. Berikut disajikan video animasi sederhana proses terjadinya hujan.

B.            Fenomena Spasial
               Fenomena spasial yaitu fenomena yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Yang termasuk fenomena spasial yaitu keadaan sosial, ekonomi dan budaya. Dalam makalah ini, Sebagai contoh fenomena sosial, yaitu pola kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia.
Pola Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
               Indonesia adalah salah satu bangsa yang terdapat di Asia. Kehidupan di Indonesia memiliki potensi alam dan kebudayaan yang sangat tinggi, sehingga Indonesia tidak hanya dikenal dalam hal budaya dan potensi alam saja melainkan juga dalam hal pola kehidupan semua masyarakatnya.
               Masyarakat Indonesia hampir menempati seluruh kepulauan yang ada di Indonesia yang menjadi satu kesatuan. Oleh karena pengaruh emigrasi, ada juga masyarakat Indonesia yang menetap di wilayah luar Indonesia. Selain itu, diimbangi pula dengan keadaan perhubungan yang sangat baik dan lancar, baik darat, laut, maupun udara.
               Bangsa Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra, dimana wilayah tersebut dapat dikatakan sebagai tempat yang sangat strategis. Hal ini jugalah yang menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis. Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang memiliki beribu-ribu kepulauan. Indonesia memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar khatulistiwa. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU – 11°08′LS dan dari 97°’ – 141°45′BT. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu digabungkan, maka luas Indonesia menjadi 1,9 juta mil². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi Indonesia hidup.
               Kemajuan teknologi telah merambah ke pelosok-pelosok negeri . Satelit atau parabola yang dapat menangkap banyak channel-channel televisi , mulai dari ujung timur sampai dengan ujung barat. Internet sudah mulai memasuki di kafe-kafe, di warung-warung bahkan di rumah-rumah. Banyak hal positif yang dapat kita ambil dari merebaknya internet tersebut. Namun, tidak sedikit hal-hal negatif yang akan memperngaruhi kehidupan masyarakat, terutama kalangan remaja.
               Di samping itu maraknya sinetron-sinetron dan film-film layar lebar yang mengupas tentang kehidupan remaja turut pula memberikan andil yang besar terhadap perkembangan remaja dewasa ini. Hal itu disebabkan karena keingintahuan mereka yang sangat tinggi terhadap apa yang mereka lihat. Karena itulah mereka cenderung ingin mengikuti apa yang mereka lihat di televisi, film, dan internet. Padahal yang mereka lihat tidak lain adalah film-film orang dewasa, yang kebanyakan mengajarkan untuk mengkonsumsi narkoba, rokok, pergi ke diskotik, meminum minuman beralkohol, pulang sampai larut malam dan lain sebagainya.
               Kita dapat melihat dengan jelas bagaimana kehidupan remaja Indonesia sekarang. Kehidupan remaja Indonesia sekarang sangat berbeda dengan kehidupan remaja pada masa lalu. Kalau orang-orang tua kita mengatakan bahwa dahulu ketika remaja mereka masih tahu bertata krama dan bersopan santun kepada kedua orangtuanya dan kepada orang lain yang lebih tua maka hal itu sudah banyak yang bergeser.
               Remaja sekarang banyak yang sudah tidak mengerti akan tata krama dan sopan santun. Mereka cenderung lebih berani melanggar peraturan orang tua mereka. Dari cara berpakaian pun antara remaja masa lalu dengan masa kini sudah sangat berbeda.

Sistem Kepercayaan / Religi
               Di Indonesia terdiri dari lima agama besar, yaitu: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha. Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan di dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Di tahun 1998, kira-kira 88% dari 222 juta penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 5% Protestan, 3% Katholik, 2% Hindu, 1% Buddha, dan 1% kepercayaan lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penganut agama Islam di Indonesia lebih mendominasi daripada keempat agama yang lain.
               Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah secara resmi hanya mengakui lima agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha.
               Dengan banyaknya agama atau aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Bukan berarti bahwa selalu terjadi penekanan terhadap agama lain. Namun hal ini mulai berkurang semenjak demokrasi di Indonesia mulai ditegakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting di dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia. Tapi, satu hal yang sangat menonjol yaitu bahwa kebebasan sangat dijunjung tinggi dalam hal ini. Semuanya hidup secara damai. Inilah yang membuat bangsa Indonesia terkenal dengan keanekaragamannya.



Bahasa dan Kesenian
               Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36 dan tersirat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa ini diresmikan pada tahun 1945, tepat pada masa kemerdekaan bangsa Indonesia. Meski demikian, tidak banyak dari penduduk Indonesia yang menggunakannya sebagai bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari karena masyarakat lebih suka menggunakan bahasa daerahnya. Bahasa Indonesia sendiri adalah sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia tapi telah mengalami banyak perubahan dan penyempurnaan.
               Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Secara sosiologis, bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia baru diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya. Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa yang digunakan sebagai penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia.
               Sementara itu, jenis kesenian di Indonesia dapat dikategorikan dalam beberapa klasifikasi seperti: seni tari, seni music, seni bela diri, seni busana, dan banyak lagi. Kebanyakan kesenian tersebut dipengaruhi oleh beberapa kebudayaan. Tari Jawa dan Bali yang terkenal berisi aspek-aspek kebudayaan dan mitologi Hindu. Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan batik. Seni bela diri yang unik juga berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa gamelan dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya. Dan juga seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari Sabang hingga Merauke salah satu contohnya adalah music dangdut.

Ekonomi dan Mata Pencaharian
               Tidak dapat dipastikan secara keseluruhan apakah Indonesia mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis secara keseluruhan atau tidak pada masa orde lama. Namun, berdasarkan beberapa pasal yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan dalam beberapa pasal dalam Undang-Undang dapat disimpulkan bahwa Indonesia menggunakan sistem perpajakan dengan nilai pajak yang cukup tinggi, dan pemerintah masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak dan yang mungkin mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi negara. Ini menandakan bahwa Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan prinsip-prinsip dari dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila.
               Berdasarkan beberapa sumber, Indonesia pernah menggunakan sistem ekonomi uang dan sewa tanah serta perpajakan, dimulai sejak kedatangan Inggris ke Indonesia pada awal abad ke-19 dengan Raffles sebagai gubernur jenderalnya. Oleh itu, Indonesia hanya perlu mengadaptasi dan memperbaiki sistem yang sudah ada.
               Sistem ekonomi Indonesia juga didukung dengan diluncurkannya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, selanjutnya berganti menjadi Rupiah.
Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Asia pada saat itu. Ekonominya kini telah lumayan stabil saat ini. Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mula menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet.

       Rekan perdagangan terbesar Indonesia yaitu Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara jirannya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia.
               Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam pemerintahan.
               Berbicara mengenai mata pencaharian, umumnya mata pencaharian masyarakat Indonesia saat ini bergelut di bidang kesenian, hukum, kedokteran, militer, dagang, pariwisata, pasar modal, dan lain-lain. Tetapi dengan banyaknya mata pencaharian tersebut bukan berarti bahwa bangsa Indonesia telah terlepas dari pengangguran dan kemiskinan. Masih banyak masyarakt Indonesia yang berada di dalam lingkaran pengangguran dan di bawah garis kemiskinan.

C.            Hubungan Timbal Balik Manusia dengan Alam
               Interaksi manusia dengan lingkungannya yang sudah terjalin sejak ribuan tahun menghasilkan sejumlah bentuk strategi adaptasi. Pada awalnya manusia bertahan dengan strategi adaptasi pengumpul-berburu, kemudian dilanjutkan dengan perladangan-perkebunan, seterusnya dengan peternakan. Setelah itu berkembang pertanian intensif, dan strategi yang terakhir adalah dengan cara kehidupan industri. Strategi perladangan-pekebunan sering dianggap sebagai awal dari peradaban, karena manusia mulai menandai wilayah yang dipakai dan dimiliki bagi kelangsungan hidupnya. Manusia tidak merubah bentang alam (lingkungan) di tahap berburu-meramu, namun mulai merubah dalam skala kecil di tahap perladangan, serta peternakan. Pada bentuk strategi adaptasi kedua perubahan bentang alam sedikit terjadi dan ada keterbatasan oleh musim. Pada tahap pertanian intensif manusia mulai merubah lingkungan dan memanfaatkan prinsip grafitasi untuk mendistribusikan air melalui sistem irigasi. Keterbatasan oleh musim membuat manusia mampu menandai saat menanam yang tepat dengan melihat pada posisi bintang seperti Orion. Saat produksi pangan bisa dismpan dan saat proses produksi-distribusinya terkendali maka kotapun lahir. Pembangunan kota sering merubah bentang alam dan bertujuan melawan pembatasan dari musim. Pada strategi adaptasi manusia yang terakhir yaitu industri manusia sudah bisa mengurangi keterbatasan dari musim dan iklim. Namun kota dan industri sudah meninggalkan proses alamiah dan mematikan indera manusia dalam interaksinya dengan lingkungan. Manusia mampu menerapkan informasi melalui rencana dan blue print-nya untuk produksi-distribusi, namun mengabaikan faktor penentu dari lingkungan. Faktor penentu ini adalah iklim dan keadaan topografis dari lokasi kegiatan industrinya.
               Daniel Chira yang ahli lingkungan dan WL Thomas ahli geografi-budaya mengambil pendapat para antropolog-arkeolog yang menyatakan bahwa perladangan-perkebunan di Asia diawali di daerah sekitar Timur-tengah dan Selatan Asia yaitu di India, dan Asia Tenggara. Yehudi Cohen dan Phillip Kottak yang antropolog melihat bahwa perladangan adalah langkah awal manusia yang mulai merubah lingkungannya walaupun dalam skala yang kecil. Sebagai suatu sistem produksi makanan, strategi adaptasi perladangan mengambil lahan secukupnya. Para peladang tetap menyediakan atau menyisakan lahan untuk penanaman di masa depan sekaligus untuk memulihkan kesuburannya kembali. Dalam hal ini Otto Soemarwoto pernah mengingatkan pentingnya melaksanakan “prinsip secukupnya” dalam pemanfaatan sumberdaya lahan. Hadirnya lahan (ruang) yang di-cadang-kan, menunjukkan pemanfaatan yang bersifat protektif. Di kalangan peladang sering ada daerah terlarang yang harus selalu di lindungi dan samasekali tak boleh dijamah, dan umumnya berada di sekitar mata air. Sifat protektif (preservation principle) sebagai prinsip dari perladangan ini, sering tidak terlihat dan diabaikan oleh orang luar. Ahli filsafat Australia yaitu Warwick Fox memilah interaksi manusia dengan lingkungannya dalam beberapa pola. Pola interaksi pertama manusia mengeksploitasi lingkungan semaksimal mungkin. Pola kedua manusia memanfaatkan lingkungannya dengan prinsip konservasi untuk produksi. Pola ketiga manusia memanfaatkan lingkungannya dengan prinsip protektif untuk menjaga keautentikan dari sebuah sumber daya alam.
               Manusia sebagaimana makhluk lainnya memiliki keterkaitan dan ketergantungan terhadap alam dan lingkungannya. Namun demikian, pada akhir-akhir ini, manusia justru semakin aktif mengambil langkah-langkah yang merusak, atau bahkan menghancurkan lingkungan hidup. Hampir setiap hari kita mendengar berita menyedihkan tentang kerusakan alam yang timbul pada sumber air, gunung, laut, atau udara. Bencana lumpur lapindo yang kunjung usai, banjir Jakarta, Adam Air, demam berdarah, flu burung, kekeringan, dan sebagainya selalu menghiasi berita di televisi maupun di koran-koran.
Pemanfaatan alam lingkungan secara serampangan dan tanpa aturan telah dimulai sejak manusia memiliki kemampuan lebih besar dalam menguasai alam lingkungannya. Dengan mengeksploitasi alam, manusia menikmati kemakmuran hidup yang lebih banyak. Namun sayangnya, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, alam lingkungan malah dieksploitasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan kerusakan yang dahsyat.
               Kerusakan alam yang ditimbulkan oleh manusia bersumber dari cara pandang manusia terhadap alam lingkungannya. Dalam pandangan manusia yang oportunis, alam adalah barang dagang yang menguntungkan dan manusia bebas untuk melakukan apa saja terhadap alam. Menurtnya, alam dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kesenangan manusia. Sebaliknya, manusia yang religius akan menyadari adanya keterkaitan antara dirinya dan alam lingkungan. Manusia seperti ini akan memandang alam sebagai sahabatnya yang tidak bisa dieksploitasi secara sewenang-wenang.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan masyarakat dalam peran serta dalam audit lingkungan, yaitu prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan. Prinsip-prinsip dasar pengelolaan lingkungan sering dikenal dengan 5 R Plus. R yang pertama adalah replace – ganti bahan baku/ teknologi proses. Hal yang berkaitan dengan upaya untuk mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan akibat dari sumber kegiatan. Kedua, reduce – dengan cara mengendalikan pencemaran atau sumber perusakan lingkungan melalui cara menguurangi beban pencemaran dan/atau dengan melakukan penghematan sumber daya. R ketiga adalah recycle – daur ulang limbah. Prinsip ini untuk mengurangi pencemaran saat proses melalui pemanfaatan limbah. Keempat, adalah reuse – gunakan kembali limbah hasil produksi. R kelima adalah recovery – melakukan pemulihan akibat pencemaran dan kerusakan lingkungan. Untuk itu, ada hal lain, yaitu membuang limbah secara aman dan memenuhi peraturan.
               Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan tersebut hakekatnya mensyaratkan perubahan perilaku manusia dalam kaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam. Secara teoritis empirik kemudian dikenal langkah-langkah untuk membuat prinsip-prinsip tersebut menjadi instrumen normatif dan prosedural, seperti pembentukan gerakan moral, pemberian insentif ekonomi, merumuskan kebijakan dan penegakan hukum, pengembangan teknologi sampai pengupayaan Good Governance. Dalam konteks mengusahakan perubahan perilaku ini peranserta masyarakat menjadi penting.
               Dalam kerangka Audit Lingkungan hal-hal tentang pengelolaan lingkungan yang diuraikan di atas tetap diacu. Namun, dalam hal ini arah pengelolaan lingkungan sebatas arah proyek, bukan ekosistem atau dalam satuan administrasi pemerintahan ( kabupaten, propinsi, nasional ) maupun global. Artinya, peranserta masyarakat di sini lebih berkenaan dengan kaitan tindakan perorangan atau sejumlah orang yang diorganisir atau tidak terorganisir berinteraksi dengan penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan dalam usahanya setelah kegiatan usaha atau suatu kegiatan berjalan pada tahap operasi dan penanggung jawabnya berusaha menilai tingkat ketaatan opearsinya itu terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan/atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan sebelumnya.
               Para ilmuwan lingkungan hidup menyatakan bahwa aturan utama dalam memanfaatkan alam adalah memperhatkan standar dan kapasitas yang ada. Eksploitasi alam secara berlebihan dan tanpa aturan dan pertimbangan yang matang akan menyebabkan krisis lingkungan.
               Pemanfaatan sumber daya alam harus selalu memperhatikan dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan Misalnya kasus, dalam sebuah tambang emas, biasa digunakan bahan-bahan kimia untuk memisahkan kandungan emas dari zat-zat lainnya. Sisa-sisa bahan kimia ini bila dibuang begitu saja ke laut, akan menyebabkan tercemarnya air laut dan teracuninya makhluk hidup di laut. Akibatnya, manusia tidak dapat memanfaatkan makhluk-makhluk laut untuk kehidupannya.
               Hubungan antara manusia dengan lingakungan alam ini sangat berkaitan dan berkesinambungan terus menerus, kaya ikan hidup diair, jika keluar dari air, hanya beberapa menit saja ikan akan mati. Begitu juga jika airnya tercemari oleh racun yang terus menerus, juga dari limbah industri hasil kreasi manusia ada sebagian ikan mati, maka eko sistem air di kolam/sungai/danau/ laut, akan terganggu, lama kelamaan produksi ikan berkurang. Jika begitu kita, manusia ini, tidak bisa makan ikan sehat lagi. Apalagi jika saudara kita yang propesinya nelayan, cara tangkap ikannya menggunakan bom ( diledakan dalam air laut ), akan sangat cepat sekali merusak lingkungan habitat ikan di laut yang akibatnya kehidupan regenerasi ikan akan berkurang, malahan untuk jenis ikan tertentu akan punah. Jadi ada budaya nelayan kita dalam menangkap ikan itu sangat merusak lingkungan hidup para ikan. Jadi kita sebagai makhluk sosial, harus hidup bermasyarakat saling mengingatkan untuk kebaikan lingkunan hidup kita ini dari kehancuran yang kebanyakan akibat ulah kita sendiri.
               Perilaku manusia khususnya terhadap lingkungan sangatlah besar, baik dari segi positif dan negatifnya. Manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman supaya tidak ketinggalan dengan yang lain, tetapi kadang-kadang manusia itu sendiri lupa dengan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan permasalahan bagi lingkungan tersebut maupun manusia lain. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain, kerusakan lingkungan yang meliputi krisis energi, pemanasan global dan efek rumah kaca, penipisan ozon, pengaruh pada kualitas air, tanah, udara, dan kerusakan ekologi dan ekosistem. Inilah salah satu hasil perbuatan manusia yang merusak lingkungan.
               Pengelolaan sumberdaya alam untuk pembangunan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi jangka pendek. Karena itu perlu ditetapkan strategi pengelolaan yang menjamin keberlanjutan, keadilan, dan berdaya guna tinggi. Upaya untuk meraih strategi tersebut dijembatani dengan pembekalan para pelaku secara berkesinambungan.
























BAB III
PENUTUP


A.           Simpulan
1.      Fenomena fisik membahas unsur-unsur geosfer yang bersifat fisik antara lain meliputi tanah, air, iklim dengan segala proses alamiahnya. Aspek fisik yang dibahas dalam makalah ini yaitu morfologi tanah, hidrologi, cuaca, dan iklim.
2.      Fenomena spasial berkenaan dengan ruang atau tempat. Yang termasuk fenomena spasial yaitu keadaan sosial, ekonomi dan budaya.
3.      Hubungan antara manusia dengan lingakungan alam ini sangat berkaitan dan berkesinambungan terus menerus.

B.            Saran
               Mengingat keterbatasan sumber literatur penulis, maka untuk keakuratan data tentang materi fenomena fisik, fenomena spasial, dan hubungan timbal balik anrtara manusia dengan alam yang diperoleh, disarankan kepada pembaca juga memiliki sumber literatur lain yang lebih valid, diluar sumber bacaan dari internet yang belum dapat divalidasi seluruhnya.












DAFTAR PUSTAKA

Samlawi, Faqih dan Maftuh, Bunyamin. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung: CV. Maulana
http://younggeomorphologys.wordpress.com/2010/04/06/hubungan-timbal-balik-manusia-dengan-alam/

0 komentar:

Posting Komentar

 
;