PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN
1. PEMBUKA
1.1. Latar Belakang
Menulis permulaan merupakan dasar pengajaran yang pertama kali diajarkan guru kepada anak kelas satu. Keterampilan pembelajaran menulis permulaan disajikan bersama dengan
membaca permulaan sehingga sering di sebut dengan MMP (Membaca dan Menulis
Permulaan).
Pada umumnya tujuan
dari penulisan permulaan ini adalah mengajarkan anak menulis supaya anak bisa
menulis dengan benar. Namun dalam menulis permulaan ini bisanya dilaksanakan
setelah atau bersamaan dengan belajar membaca permulaan pada anak kelas satu. Karena anak yang bisa membaca akan mempermudah
pembelajaran anak dalam menulis permulaan.
Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah
kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain
dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung
dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan
ejaan.
Dalam pembelajaran di kelas satu yang paling mendasar adalah keterampilan
membaca dan menulis, karena hal tersebut merupakan dasar pelajaran bagi kelas
selanjutnya. Sehingga dalam pembelajaran MMP ini keterampilan guru
sebagai pengajar yang pertama bagi anak kelas satu ini harus sangat penuh dengan perhatian kepada anak.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1.
Apa yang dimaksud dengan menulis permulaan ?
1.2.2.
Apa tujuan menulis permulaan ?
1.2.3.
Seperti apakah pembelajaran menulis permulaan ?
1.2.4.
Bagaimana langkah-langkah pembelajaran menulis
permulaan ?
1.2.5.
Apa saja rambu-rambu
dalam pembelajaran menulis ?
1.2.6.
Permasalahan apa yang dapat terjadi dalam pembelajaran
menulis dan bagaimana cara
menanggulanginya ?
1.3. Tujuan
1.3.1.
Memahami pengertian menulis permulaan.
1.3.2 Mengetahui tujuan
menulis permulaan.
1.3.3.
Mengetahui pembelajaran
menulis permulaan.
1.3.4. Mengetahui langkah pembelajaran
menulis permulaan.
1.3.5. Mengetahui rambu-rambu dalam pembelajaran menulis.
1.3.6. Mengetahui permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran dan cara
menanggulanginya.
2. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Menulis
Permulaan
Menulis merupakan
kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan menggunakan
tulisan sebagai mediumnya. Pesan yang dimaksud di sini adalah isi atau muatan
yang terkandung dalam tulisan, sedangkan tulisan pada dasarnya adalah rangkaian
huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan
pungtuasi. Dengan demikian, menulis merupakan salah satu bentuk penggunaan
bahasa, disebut keterampilan berbahasa, yang melibatkan empat unsur, yakni
penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau medium
tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Yunus, 2002:13).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah melahirkan
pikiran atau gagasan dengan tulisan. Dari pengertian menulis tersebut dapat
disimpulkan bahwa menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan
perasaan kedalam bentuk tulisan.
Menulis permulaan (beginning writing) adalah cara merealisasikan
simbol-simbol bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali secara konkrit
sesuai dengan tata cara menulis yang baik. Menulis permulaan merupakan tahapan
proses belajar menulis bagi siswa sekolah dasar kelas awal.
2.2. Tujuan Menulis
Setiap penulis tentu
memiliki tujuan dalam menuangkan pikiran atau gagasannya serta perasaannya
melalui bahasa tulis, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Adapun beberapa tujuan menulis secara umum
yaitu:
1)
Untuk memberikan suatu informasi
2)
Untuk meyakinkan atau mendesak pembaca
3)
Untuk menghibur atau menyenangkan pembaca
4)
Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat
Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis, yakni :
1. Tujuan Penugasan
Penulis tidak memiliki tujuan untuk apa dia menulis. Penulis hanya menulis
tanpa mengetahui tujuannya. Dia menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri. Misalnya
siswa ditugaskan merangkum sebuah buku atau seorang guru disuruh membuat
laporan oleh Kepala Sekolahnya.
2. Tujuan Altruistik
Penulis bertujuan untuk
menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong
para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat
hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Penulis
harus berkeyakinan, bahwa pembaca adalah “teman” hidupnya. Sehingga penulis
benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu ide atau gagasan bagi kepentingan
pembaca. Hanya dengan cara itulah tujuan altruistic dapat tercapai.
3. Tujuan Persuasif
Penulis bertujuan
mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang
dituangkan atau diutarakan penulis. Tulisan semacam ini banyak dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan
sebuah produksi barang dagangan atau dalam kegiatan politik.
4. Tujuan Informasional (Tujuan Penerangan)
Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi informasi atau
keterangan kepada pembaca. Di sini penulis berusaha menyampaikan informasi agar
pembaca menjadi tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.
5. Tujuan Pernyataan Diri
Penulis berusaha untuk
memperkenalkan atau menyatakann dirinya sendiri kepadaa para pembaca dengan
melalui tulisannya, pembaca dapat memahami “siapa” sebenarnya penulis itu.
6. Tujuan Kreatif
Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai artistik atau
nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis. Di sini bukan hanya memberikan informasi melainkan lebih dari itu.
7. Tujuan Pemecahan Masalah
Penulis berusaha memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya,
penulis berusaha memberi kejelasan kepada para pembaca tentang bagaimana cara
pemecahan suatu masalah.
2.3. Tujuan Menulis
Permulaan
Dalam menulis
permulaan, tujuannya adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat
sederhana dengan tepat. Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat
memproduksi tulisan yang dapat dimulai dengan tulisan eja. Contoh tulisan eja seperti e,d,f,k,j, dan dapat berupa suku kata seperti su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam
bentuk kalimat sederhana.
Seperti halnya membaca permulaan, menulis
permulaan juga dapat menggunakan metode-metode seperti metode abjad, metode
suku kata, metode global dan metode SAS. Menulis permulaan (dengan huruf kecil)
di kelas 1SD tujuannya adalah agar siswa memahami cara menulis permulaan dengan
ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis, materi
pelajaran menulis permulaan dikelas 1 SD disajikan secara bertahap dengan menggunakan
pendekatan huruf, suku kata, kata-kata atau kalimat. Menulis permulaan (dengan
huruf besar pada awal kalimat) di kelas II tujuannya yaitu agar siswa memahami
cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide /pesan
secara tertulis, untuk memperkenalkan cara menulis huruf besar di kelas II SD
mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan secara
berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh para siswa.
Kemampuan menulis yang diperoleh siswa di kelas I dan kelas II tersebut akan
menjadi dasar pembelajaran menulis di kelas-kelas berikutnya.
2.4. Pembelajaran Menulis
Permulaan
Kemampuan menulis
permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat
dasar atau permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan
yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan
kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan
dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna. Selanjutnya dengan
kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan
menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui
lambang-lambang tulis yang dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang
sesungguhnya.
Untuk kemampuan menulis
di kelas satu (kelas rendah), kurikulum 2004 menetapkan standar kompetensi
sebagai berikut : Siswa mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri
dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kalimat yang didiktekan guru,dan
menulis rapi menggunakan huruf sambung. Standar kompetensi ini diturunkan menjadi
beberapa kompetensi dasar, yaitu :
1. Membiasakan sikap menulis yang benar (memegang dan menggunakan alat tulis).
2. Menjiplak dan menebalkan.
3. Menyalin.
4. Menulis permulaan.
5. Menulis beberapa kalimat dengan huruf sambung.
6. Menulis kalimat yang didiktekan guru.
7. Menulis dengan huruf sambung.
2.5. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Permulaan
Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok,
yakni (a) pengenalan huruf, dan (b) latihan.
1.
Pengenalan Huruf
Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca
permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan
bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar. Fungsi pegenalan ini dimaksudkan untuk melatih indeta siswa dalam mengenal
dan membeda-bedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan.
Mari kita perhatikan salah satu contoh pembelajaran pengenalan bentuk
tulisan untuk murid kelas 1 SD. Misalnya guru hendak mengenalkan huruf a, i, dan
n. Langkah-langkah yang ditempuh adalah
sebagai berikut:
1)
Guru menunjukkan gambar seorang anak perempuan dan
seorang anak laki-laki. Dua anak
tersebut diberi nama "nana" dan "nani".
2)
Guru mengenalkan nama kedua anak
itu sambil menunjuk tulisan "nani" dan "nana"
yang tertera di bawah masing-masing gambar.
3)
Melalui proses
tanya-jawab secara berulang-ulang, anak diminta menunjukkan mana
"nani" dan mana "nana" sambil diminta menunjuk bentuk
tulisannya.
4)
Selanjutnya, guru memindahkan dan menuliskan kedua
bentuk tulisan tersebut di papan tulis, dan anak diminta untuk
memerhatikannya. Guru hendaknya menulis
secara perlahan-lahan, dan anak diminta untuk memperhatikan gerakan-gerakan
tangan, serta contoh pengucapan dari bentuk tulisan yang sedang ditulis guru.
5)
Setiap tulisan itu kemudian dianalisis dan
disintesiskan kembali.
Demikianlah
seterusnya, kegiatan ini dilakukan berulang-ulang bersamaan dengan pembelajaran
membaca permulaan.
2.
Latihan
Proses pemberian latihan dilaksanakan dengan mengutip prinsip dari yang
mudah ke yang sukar, dari latihan sederhana menuju latihan yang kompleks.
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan,
antara lain berikut ini.
1)
Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan
posisi yang benar. Tangan kanan berfungsi
untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis, agar tidak mudah
bergeser. Pensil diletakkan di antara
ibu jari dan telunjuk. Ujung jari telunjuk, dan jari tengah menekan pensil
dengan luwes, tidak kaku. Posisi badan
ketika duduk hendaknya tegak, dada tidak menempel pada meja, jarak antara mata
dengan buku kira-kira 25-30cm.
2)
Latihan gerakan tangan. Mula-mula melatih gerakan tangan di udara
dengan telunjuk sendiri, atau dengan bantuan alat seperti pensil. Kemudian dilanjutkan dengan latihan dalam
buku latihan. Agar kegiatan ini menarik,
sebaiknya disertai dengan kegiatan bercerita.
Misalnya, untuk melatih membuat garis lurus, guru dapat bercerita yang
ada kaitannya dengan pagar, bulatan dengan telur, dan sebagainya.
3)
Latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan
suatu tulisan dengan menindas tulisan yang sudah ada. Ada beberapa cara mengeblat yang bisa
dilakukan anak, misalnya dengan menggunakan karbon, menggunakan kertas tipis,
menebalkan tulisan yang sudah ada. Sebelum anak melakukan
kegiatan ini, guru hendaknya memberi contoh cara menulis dengan benar di papan
tulis, kemudian anak menirukan gerakan tersebut dengan telunjuknya di
udara. Setelah itu, barulah kegiatan
mengeblat dimulai. Pengawasan dan
bimbingan harus dilakukan secara individual sampai seluruh anak terperhatikan.
4)
Latihan menghubung-hubungkan tanda titik yang
membentuk tulisan. Latihan dapat
dilakukan pada buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam ini.
5)
Latihan menatap bentuk tulisan. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih
koordinasi antara mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis, sehingga anak
dapat mengingat bentuk kata/huruf dalam benaknya, dan memindahkannya ke jemari
tangannya. Dengan demikian, gambaran
kata yang hendak ditulis tergores dalam ingatan dan pikiran siswa pada saat dia
menuliskannya.
6)
Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari
tulisan guru pada papan tulis. Latihan
ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah mengenal
huruf dengan baik. Ada beragam model variasi
latihan menyalin. Contohnya
menyalin tulisan apa
adanya sesuai dengan sumber yang ada, menyalin tulisan dengan cara berbeda,
misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak sambung. Atau sebaliknya dari huruf bersambung ke
huruf cetak.
7)
Latihan menulis halus/indah. Latihan dapat dilakukan
dengan menggunakan buku bergaris untuk latihan menulis atau buku otak.
8)
Latihan dikte/imla. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa
dalam mengoordinasikan ucapan, pendengaran, ingatan, dan jari-jarinya (ketika
menulis), sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar, diingat, dan
dipindahkan.
9)
Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku
kata, atau kata) yang secara sengaja dihilangkan. Melengkapi tulisan dapat
berupa :
1. Melengkapi huruf
2. Melengkapi suku kata
3. Melengkapi kata
10) Menuliskan nama benda
yang terdapat dalam gambar.
11) Mengarang sederhana
dengan bantuan gambar. Dengan langkah
sebagai berikut.
1.
Guru menunjukkan suatu susunan gambar berseri.
2.
Guru bercerita dan bertanya-jawab tentang tema, isi,
dan maksud gambar.
3.
Siswa diberi tugas untuk menulis
karangan sederhana, sesuai dengan penafsirannya mengenai gambar tadi, atau
sesuai dengan cerita gurunya dengan menggunakan kata-kata sendiri.
2.6. Rambu-rambu dalam
Pembelajaran Menulis
Berikut ini merupakan
rambu-rambu yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan pembelajaran
menulis di sekolah :
1)
Belajar bahasa pada hakikatnya
adalah berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran menulis diarahkan pada
kemampuan berkomunikasi secara tertulis.
2)
Pelaksanaan pembelajaran menulis sebaiknya disajikan
secara terpadu, terhadap aspek pembelajaran lain. Namun, dalam hal tertentu
dapat difokuskan pada komponen tertentu. Menulis dapat sebagai fokus maupun
sebagai tambahan.
3)
Pembelajaran menulis harus mengakomodasi semua aspek
bahasa mulai terkecil hingga terbesar termasuk ejaan (tata tulis).
4) Pembelajaran menulis diarahkan pada upaya
mempertajam kepekaan perasaan siswa termasuk dalam konteks analitik yang
mendalam sehingga diharapkan dua hal yaitu berpikir dan bernalar.
5) Pembelajaran menulis harus diajarkan dengan
prinsip mudah ke sukar, sederhana ke rumit, lingkungan sempit ke lingkungan
yang luas.
6) Perbandingan bobot pembelajaran menulis dengan
aspek pembelajaran lainnya harus seimbang.
7) Kegiatan pembelajaran menulis harus menekankan
pada kemampuan berbahasa yang mengacu pada konteks atau tema.
8) Kompetensi pembelajaran dalam kurikulum
merupakan bahan yang disarankan utnuk diajarkan, tetapi dapat
dikembangkan sesuai dengan situasi.
9) Waktu yang disediakan dalam setiap pembelajaran
menulis harus dapat diatur sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi dengan
menggunakan pendekatan komunikatif. Adapun metode dapat dipilih sesuai
karakteristik pembelajaran yang diinginkan. Kegiatan pembelajaran dapat
disetting di dalam maupun di luar kelas.
10) Sumber belajar menulis dapat berupa (a) buku pelajaran yang diwajibkan,
buku pelajaran yang sesuai, buku pelengkap, ensiklopedi, kamus, (b) media
cetak, surat kabar, majalah, (c) media elektronik: radio, TV, video, (d)
lingkungan: alam, sosial, budaya, (e) narasumber, (f) pengalaman dan minat
anak, serta (g) hasil karya anak.
11) Pembelajaran menulis dilakukan secara kontinyu
agar anak terampil.
12) Penilaian pembelajaran menulis tetap mengacu
pada rambu-rambu umum yang memperhatikan berbagai aspek sesuai jenis kegiatan
menulis.
2.7. Permasalahan dalam Pengajaran Menulis di SD dan
Penanggulangannya
Yang dimaksud dengan permasalahan di sini ialah segala sesuatu yang dapat
menyebabkan kesulitan dalam mencapai tujuan pengajaran menulis, diantaranya :
1.
Siswa
Permasalahan yang timbul dari siswa antara lain
rendahnya bakat dan minat untuk menguasai keterampilan menulis. Akibat dari
rendahnya minat siswa dalam mempelajari keterampilan mereka menulis huruf
dengan tulisan yang asal dapat dibaca sendiri, mereka malas menulis. Menulis dirasakan
sebagai suatu beban yang berat. Untuk mengatasi permasalahan
seperti ini gurulah yang harus mampu memberikan motivasi agar siswa menyadari
bahwa menulis merupakan suatu keterampilan yang mutlak diperlukan untuk
mencapai kesuksesan dalam kehidupan. Semakin tinggi kedudukan seseorang semakin
tinggi pula kemampuan menulis diperlukan.
2.
Guru
Guru bahasa Indonesia tidak seluruhnya memilki
kualifikasi sebagai tenaga pengajar mata pelajaran tersebut secara profesional.
Lebih-lebih di tingkat Sekolah Dasar yang pada umumnya lulusan Sekolah
Pendidikan Guru (SPG). Pada umumya di Sekolah
Dasar masih menganut sistem borongan artinya seorang guru harus mengajarkan
berbagai mata pelajaran pada suatu tingkatan tertentu. Dalam satu hari ia harus
mampu mengajar lebih dari satu mata pelajaran, misalnya jam ke 1-2 matematika,
jam ke3-4 IPS, jam ke 5-6 bahasa Indonesia, jam ke-7 kesenian. Dalam situasi
yang demikian tidaklah mungkin seorang guru harus berkonsentrasi hanya pada
pengajaran menulis. Untuk mengatasi permasalahan yang demikian, peningkatan
kualifikasi guru bahasa Indonesia mutlak diperlukan. Salah
satu caranya adalah mengikuti penataran – penataran, kursus-kursus tertulis,
mengikuti perlombaan menulis, atau para pembina guru SD secara priodik
memberikan motivasi kepada guru-guru tersebut meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam bidang menulis.
3.
Tujuan
Sebenarnya
tujuan pengajaran menulis sudah cukup jelas tertera dalam GBPP, hanya perlu
dijabarkan lebih khusus lagi oleh guru. Berkenaan dengan tujuan pengajaran
menulis, hendaknya guru berusaha menanamkan tujuan menulis, bukan hanya sekedar
asal tulisan para siswa dapat dibaca oleh mereka sendiri. Tapi sejak kelas 1
harus sudah disadarkan bahwa menulis itu memilki tujuan artistik (nilai
keindahan), tujuan informatif yaitu memberikan informasi kepada pembaca dan
tujuan persuasif yakni mendorong atau menarik perhatian pembaca agar mau
menerima informasi yang disampaikan oleh penulis.
4.
Bahan atau materi pengajaran
Materi
pelajaran bahasa Indonesia yang harus disajikan sangat luas dan kompleks,
sehingga kalau guru kurang terampil, materi dalam kurikulum yang begitu banyak
itu tidak akan selesai sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang dapat
dilaksanakan. Akibatnya pembahasan materi pelajaran itu kurang
mendalam dan belum mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mengatasi hambatan
yang seperti itu, guru melaksanakan pengajaran bahasa Indonesia secara terpadu
misalnya melalui pengajaran menulis, guru dapat menjelaskan struktur bahasa,
kosa kata, ragmatik, ejaan sekaligus dengan pendekatan proses dan sistem CBSA
bahan itu pasti akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
5.
Metode mengajar
Masih banyak terjadi kesalah pahaman dan perbedaan
antara teori dan pelaksanaan cara mengajar menulis dalam metodik khusus
pengajaran bahasa Indonesia. Pengertian metode pengajaran bahasa indonesia
berbeda dengan metode yang dicantumkan dalam GBPP, disini ada kesimpang- siuran
antara metode dan teknik pengajaran bahasa Indonesia. Teknik pengajaran menulis
yang dilaksanakan oleh guru masih banyak yang berpola kepada pengalamannya
ketika duduk di SD. Guru mengajar menulis mencontoh pola gurunya ketika ia
menerima pelajaran tersebut akibatnya teknik yang digunakan sudah tidak sesuai
dengan perkembangan dunia pendidikan dewasa ini sehingga hasilnya pun belum
mencapai tingkat yang optimal. Untuk mengatasi masalah ini yang paling penting
adalah pembinaan kesadaran guru dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan
metode mengajar menulis di SD. Karena pada tahap ini merupakan tonggak yang
paling dasar yang harus dimiliki oleh anak didik di SD.
6.
Media Pengajaran Menulis
Media
pengajaran memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar
semaksimal mungkin. Tampaknya masih sedikit guru yang mempergunakan media dalam
mengajarkan menulis. Sebaiknya guru mempersiapkan berbagai macam media yang
dapat dipergunakan dalam mengajarkan keterampilan menulis. Hal ini berguna
untuk mendorong terlaksananya kegiatan belajar mengajar keterampilan menulis
yang lebih efektif dan efisien.
7.
Penilaian Keterampilan menulis
Penilaian keterampilan menulis sering hanya mempergunakan
cara menulis karangan, terutama dengan karangan bebas. Anak – anak disuruh
menulis karangan dengan hanya ditentukan beberapa judul yang dapat mereka
pilih.Siswa yang satu boleh berbeda memilih judul karangan dengan yang ditulis
siswa lainnya. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan kriteria
penilaian. Hasil penilaiannya terlalu subjektif sehingga tidak mampu
menempatkan anak seobjektif mungkin. Masalah
diatas sebaiknya dihindari guru dapat menciptakan alat evaluasi yang lebih
efektif yang memungkinkan hasilnya lebih efektif pula, misalnya dengan cara
mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam sebuah tulisan, membutuhkan tanda baca dan
penggunaan ejaan yang benar atau dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran yang
telah dipersiapkan oleh guru dengan cara demikian diharapkan dapat menghasilkan
nilai yang objektif.
3.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa
menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan
dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Sedangkan menulis permulaan (beginning writing)
adalah cara merealisasikan simbol-simbol bunyi menjadi huruf-huruf yang dapat
dikenali secara konkrit sesuai dengan tata cara menulis yang baik.
Adapun beberapa tujuan menulis secara umum yaitu,
untuk memberikan suatu informasi,untuk meyakinkan atau mendesak pembaca, untuk
menghibur atau menyenangkan pembaca, dan untuk mengekspresikan perasaan dan
emosi yang kuat
Dalam menulis permulaan, tujuannya adalah agar siswa dapat menulis
kata-kata dan kalimat sederhana dengan tepat.
3.2. Saran
Menulis permulaan merupakan tahapan proses belajar menulis bagi siswa
sekolah dasar kelas awal. Oleh sebab itu, sebagai pengajar kelakhendaknya kita
mengajar dengan langkah-langkah yang benar sertamemperhatikan rambu-rambu dalam
pembelajaran menulis.Karena hal ini merupakan dasar bagi pembelajaran
selanjutnya. Serta dalam pembelajaran MMP ini keterampilan guru sebagai
pengajar yang pertama bagi anak kelas satu ini harus sangat penuh dengan perhatian kepada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Evi Sulistyorini,
Jendela Ilmu. (2013) . Keterampilan Menulis di SD, online (http://catatansieviy.blogspot.co.id/2013/04/keterampilan-menulis-di-sd.html) diakses pada
19 oktober
Hartati, Tatat dkk.(2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.Bandung :
UPI PRESS.
Indi Bernati, Rhapsona .(2012). Membaca Menulis Permulaan, online (http://inbe-oliv.blogspot.com/2012/01/membaca-menulis-permulaan.html.) diakses pada 20 oktober 2015
Mikhael Ari Ermawan
, Catatan Ari, 2012. Aspek Menulis, online (http://ariermawan.blogspot.co.id/2012/03/aspek-menulis-pengertian-metode-menulis.html ) di akses 19
Oktober 2015
Rinita Rosalina
Dewi, Berbagi ilmu, 2014. Konsep Dasar Menulis, online( http://rinitarosalinda.blogspot.co.id/2015/02/konsep-dasar-menulis-permulaan.html) diakses pada
19 Oktober 2015
0 komentar:
Posting Komentar