BAB X
PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN
A.
Pengembangan evaluasi pembelajaran
Sub Pokok Bahasan
1.
Konsep evaluasi
pembelajaran
2.
Fungsi evaluasi
pembelajaran
3.
Jenis dan teknik evaluasi
pembelajaran
4.
Alat evaluasi pembelajaran
5.
Authenthik assesemt
B. Tujuan :
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa harus
dapat :
1.
Menjelaskan konsep
evaluasi pembelajaran
2.
Menganalisis fungsi evaluasi
pembelajaran
3.
Menganalisis jenis dan
teknik evaluasi pembelajaran
4.
Menganalisis alat evaluasi
pembelajaran
5.
Menganalisis konsep dan
karakteristik assesement
C. Pembahasan
1. Konsep evaluasi pembelajaran
Evaluasi merupakan istilah
serapan yang berasal dari istilah dalam bahasa inggris yaitu “evaluation”.
Evaluation sendiri berasal dari akar kata “value” yang berarti nilai.
Selanjutnya dari kata nilai terbentuklah kata “Penilaian” yang dalam
perbincangan sering digunakan sebagai padanan dari istilah evaluasi, padahal
secara kosepsional, penilaian bukan merupakan alih bahasa dari istilah
evaluasi. Selanjutnya secara lebih jauh berikut ini diungkap beberapa
pengertian evaluasi, antara lain :
1)
Stufflebeam et.al (1971), “evaluation is the
process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging
decision alternatives”, evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh
dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan.
2)
Guba dan Lincoln (1985: 35), process for
describing an evaluand and judging its merit and worth “ dan Gilbert Sax
(1980: 18), Evaluation is a process through which a value judgment or
decision is made from a variety of observations and from the background and
training of the evaluator”. Dua rumusan tentang evaluasi tersebut
menjelaskan, bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis
dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari pada sesuatu,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil suatu
keputusan.
3)
Nana Sudjana (dalam Sobry sutikno : 2013)
menjelaskan bahwa evaluasi pada dasarnya memberikan pertimbangan atau harga
atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Tujuan tersebut dinyatakan dalam
rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman
belajarnya.
Dari beberapa konsep tentang evaluasi tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses memberikan pertimbangan
mengenai kualitas dari sesuatu yang diukur. Proses tersebut tentu dilakukan
secara sistematis dan berkelanjutan, dalam arti terencana sesuai dengan
prosedur dan aturan.
2.
Fungsi
evaluasi pembelajaran
SECARA
UMUM
Evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses
setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu mengukur kemajuan,
menunjang penyusunan rencana dan memperbaiki atau menyempurnakan kembali.
SECARA KHUSUS
1. Aspek Psikologis
Dari segi psikologis, kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
disekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaitu dari sisi peserta dan dari sisi
pendidik.
·
Bagi
peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman
atau pegangan batin kepada mereka untuk mengenal kapasitas atau status dirinya
masing-masing ditengah-tengah kelompok atau kelasnya.
·
Bagi pendidik, evaluasi pendidikan
akan memberikan kepastian atau ketetapan hati kepada diri pendidik tersebut,
sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukan selama ini telah
membawa hasil.
2. Segi didaktik
•
Bagi
peserta didik, secara didaktik evaluasi pendidikan ( khususnya evaluasi hasil
belajar) akan dapat memberikan dorongan (motivasi) kepada mereka untuk dapat
memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan prestasinya.
•
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi
pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi:
1) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha(prestasi) yang telah
dicapai oleh peserta didiknya.
2)
Memberikan
informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta
didik ditengah-tengah kelompok.
3)
Memberikan bahan yang penting untuk memilih
dan kemudian menetapkan status peserta didik.
4)
Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan
jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
5)
Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh
manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.
6)
Membantu guru dalam menempatkan peserta didik
pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing.
3. Segi Administrative
Secara
Administrative, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam
fungsi, yaitu
1.
Memberikan
laporan tentang kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala
sekolah, guru/instruktur termasuk peserta didik itu sendiri.
Dalam melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan disajikan laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Laporan mengenai perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik itu pada umumnya tertuang dalam bentuk Buku Laporan Kemajuan Belajar Siswa, yang lebih dikenal dengan istilan Rapor (untuk peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah), atau Kartu Hasil Studi (KHS), bagi peserta didik di lembaga pendidikan tinggi, yang selanjutnya disampaikan kepada orang tua peserta didik tersebut pada setiap catur wulan atau akhir semester.
Dalam melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan disajikan laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Laporan mengenai perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik itu pada umumnya tertuang dalam bentuk Buku Laporan Kemajuan Belajar Siswa, yang lebih dikenal dengan istilan Rapor (untuk peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah), atau Kartu Hasil Studi (KHS), bagi peserta didik di lembaga pendidikan tinggi, yang selanjutnya disampaikan kepada orang tua peserta didik tersebut pada setiap catur wulan atau akhir semester.
2. Memberikan bahan-bahan
keterangan data (Lulus atau Tidak)
Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkapè dan akurat. Dalam hubungan ini, nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, adalah merupakan data yang sangat penting untuk keperluan pengambilan keputusan pendidikan dan lembaga pendidikan : apakah seorang peserta didik dapat dinyatakan tamat belajar, dapat dinyatakan naik kelas, tinggal kelas, lulus ataukah tidak lulus, dan sebagainya.
Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkapè dan akurat. Dalam hubungan ini, nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, adalah merupakan data yang sangat penting untuk keperluan pengambilan keputusan pendidikan dan lembaga pendidikan : apakah seorang peserta didik dapat dinyatakan tamat belajar, dapat dinyatakan naik kelas, tinggal kelas, lulus ataukah tidak lulus, dan sebagainya.
3. Memberikan gambaran ( IPA,IPS,AGAMA)
Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah
dicapai dalam proses pembelajaran tercermin antara lain dari hasil-hasil belajar peserta
didik setelah dilakukannya evaluasi hasil belajar. Dari kegiatan evaluasi hasil
belajar yang telah dilakukan untuk berbagai jenis mata pelajaran misalnya, akan
dapat tergambar bahwa dalam mata pelajaran tertentu (misalnya Bahasa Arab,
matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) pada umumnya kemampuan peserta didik
masih sangat memprihatinkan. Sebaliknya, untuk mata pelajaran Pendidikan Moral
Pancasila dan Ilmu Pengetahuan Sosial misalnya, hasil belajar siswa pada
umumnya sangat menggembirakan. Gambaran tentang kualitas hasil belajar peserta
didik juga diperoleh berdasar data yang berupa Nilai Ebtanas Murni (NEM),
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan lain-lain.
4. Segi sosiologis
Untuk
mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat.
Mampu dalam arti dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan
masyarakat dengan segala karakteristiknya.
4.
Jenis
dan teknik evaluasi pembelajaran
3.1 Jenis evaluasi pembelajaran
Evaluasi bukan sekedar menilai
suatu aktivitas secara spontan dan incidental, melainkan merupakan kegiatan
untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematis, dan berdasarkan atas tujuan
yang jelas. Secara umum ada empat jenis evaluasi, yaitu:
1. Evaluasi Formatif , yaitu
penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik
setelah menyelesaikan program dalam satuan materi pokok pada suatu bidang studi
tertentu.
2. Evaluasi Sumatif , yaitu
penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah
selesai mengikuti pembelajaran dalam satu caturwulan semester, atau akhir
tahun.
3. Evaluasi Penempatan
( Placement ), yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik untuk
kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi
peserta didik.
4. Evaluasi Diagnostik ,
yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang
keadaan belajar peserta didik baik merupakan kesulitan atau hambatan yang
ditemui dalam proses pembelajaran
4.2
Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu
1. Teknik Non tes
Maksudnya adalah penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik.
a. Skala Bertingkat
Yang
dimaksud dengan skala bertingkat atau rating scala adalah tes yang digunakan
untuk mengukur kemampuan anak didik berdasarkan tingkat tinggi rendahnya
penguasaan dan penghayatan pembelajaran yang telah diberikan.
b. Daftar Cocok
Maksudnya adalah suatu
tes yang berbentuk daftar pertanyaan yang akan dijawab dengan membubuhkan tanda cocok (x) pada kolom
yang telah disediakan.
c. Wawancara
Maksudnya adalah semua
proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara
fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain, mendengar dengan telinganya
sendiri suaranya.
d. Daftar Angket
Maksudnya adalah bentuk
tes yang berupa daftar pertanyaan yang diajukan pada responden, baik berupa
keadaan diri, pengalaman, pengetahuan, sikap dn pendapatnya tentang sesuatu.
e. Pengamatan (Observasi)
Maksudnya adalah teknik
evaluasi yang dilakukan dengan cara meneliti secara cermat dan sistematis. Dengan menggunakan alat indra dapat dilakukan
pengamatan terhadap aspek-aspek tingkah laku siswa disekolah. Oleh karena
pengamatan ini bersifat langsung mengenai aspek-aspek pribadi siswa, maka
pengamtan memiliki sifat kelebihan dari alat non tes lainnya. Teknik pengamatan
atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik nontes yang biasa
dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap objeknya
f. Riwayat Hidup
Ini adalah salah
satu tehnik non tes dengan menggunakan data pribadi seseorang sebagai bahan
informasi penelitian. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi
akan dapat menarik suatu
kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek yang dinilai.
2. Teknik Tes.
Tehnik tes adalah satu cara untuk mengadakan
penilaian yang berbentuk suatu tugas atau merangkai tugas yang harus dikerjakan
oleh anak didik atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai yang
dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan.
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau
bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa tes merupakan alat
ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur
kemampuan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur
dalam bentuk pertanyaan, maka tes harus dapat memberikan informasi mengenai
pengetahuan dan kemampuan obyek yang diukur. Sedangkan sebagai alat ukur berupa latihan, maka
tes harus dapat mengungkap keterampilan dan bakat seseorang atau sekelompok
orang.
a. Tes Subjektif
Tes ini sering pula
diartikan sebagai tes essay yaitu tes hasil belajar yang terdiri dari suatu
pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban yang bersifat uraian dan atau
penjelasan.
b. Tes Objektif
Maksudnya adalah adalah
tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatsi
kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essay. Dalam penggunaan tes objektif ini
jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak dari pada tes essay.
5.
Alat
evaluasi pembelajaran
Dalam hal ini alat evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam,yaitu:
a.
Evaluasi menggunakan tes buku
Tes baku adalah tes yang dapat dijadikan
alat pengukuran secara tepat dan tetap.Ketetapan suatu alat tes ini dimaksudkan,bahwa
alat itu dapat dijadikan pengukur kemampuan sesuatu dengan hasil yang sah. Pelaksanaannya
dapat dilakukan kapan saja untuk mengukur kemampuan sesuai dengan tujuan dengan
hasil yang selalu dapat menggambarkan keadaan yang bersangkutan dalam mata
pelajaran itu.Sebuah alat tes baku untuk mengukur kemampuan siswa SMA dalam
mata pelajaran fisika misalnya.
b.
Evaluasi menggunaan tes tidak baku (Buatan
guru)
Tes tidak baku adalah tes yang tidak diketahui
kesahihanya dalam mengukur kemampuan tertentu secara tetap, dan tidak dipercaya
ketetapannya. Kepentingannya terbatas yaitu untuk mengukur hasil belajar
tertentu,dilakukan tehadap kelompok tertentu.
6.
Asseement Autenthik
Istilah “penilaian” dalam bahasa Indonesia dapat bersinonim dengan “evaluasi”
(evaluation) dan kini juga popular istilah “asesmen” (assessment). Ada banyak
definisi penilaian yang dirumuskan, namun pada umumnya menunjuk pada pengertian
yang hampir sama. Menurut Linch (1996:2) penilaian adalah usaha yang sistematis
untuk mengumpulkan informasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan. Brown
(2004:3) yang sengaja memilih istilah tes dan mengartikannya sebagai cara
pengukuran keterampilan, pengetahuan, atau penampilan seseorang dalam konteks
yang sengaja ditentukan. Atau, penilaian diartikan sebagai proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
(PP No.19 Th 2005:3).
Pengertian
dari penilaian autentik merupakan penilaian yang berusaha mengukur atau
menunjukkan pengetahuan dan keterampilan siswa dengan cara menerapkan pengetahuan
dan keterampilan itu pada kehidupan nyata. Berikut beberapa pengertian menurut
tokoh-tokoh:
1. Penilaian autentik mendorong
siswa dan merupakan refleksi kegiatan pengajaran yang baik.
2. Sedang pada pengertian autentik,
sebagai bagian dari penilaian performance, autentik berarti realistis atau
berhubungan dengan aplikasi pada kehidupan nyata. (Ott, 1994:6).
3. Menurut Stiggins (via Mueller, 2008), penilaian
autentik merupakan penilaian kinerja (perfomansi) yang meminta pembelajar untuk
mendemonstrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan
pengetahuan yang dikuasainya.
Jadi,
penilaian autentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar
untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna, yang merupakan
penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik menekankan
kemampuan pembelajar untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara
nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak sekedar menanyakan atau menyadap
pengetahuan yang telah diketahui pembelajar, melainkan kinerja secara nyata
dari pengetahuan yang telah dikuasai.
Tujuan
penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai
konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata di mana
keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Misalnya, penugasan kepada
pembelajar untuk membaca berbagai teks aktual-realistik, menulis topik-topik
tertentu sebagaimana halnya di kehidupan nyata, dan berpartisipasi konkret
dalam diskusi atau bedah buku, menulis untuk jurnal, surat, atau mengedit
tulisan sampai siap cetak. Dalam kegiatan itu, baik materi pembelajaran maupun
penilaiannya terlihat atau bahkan memang alamiah. Jadi, penilaian model ini
menekankan pada pengukuran kinerja, doing
something, melakukan sesuatu yang merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan
yang telah dikuasai secara teoretis.
Penilaian
autentik lebih menuntut pembelajar mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan,
dan strategi dengan mengkreasikan jawaban atau produk. Siswa tidak sekedar
diminta merespon jawaban seperti dalam tes tradisional, melainkan dituntut
untuk mampu mengkreasikan dan menghasilkan jawaban yang dilatarbelakangi oleh
pengetahuan teoretis. Dalam penilaian kemampuan bersastra misalnya, pembelajar
mampu menganalisis karakter tokoh dalam sebuah fiksi, mempertanggungjawabkan
kinerjanya tersebut secara argumentatif, membuat resensi teks kesastraan, dan
lain-lain. Berikut ini merupakan prosedur penilaian yang dapat digunakan untuk
mengukur ketrampilan pemecahan masalah siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ditetapkan:
1. Siswa memberikan jawaban
benar-salah tentang prosedur yang terbaik untuk memecahkan masalah dalam
kelompok.
2. Siswa menjawab rangkaian tes
pilihan ganda tentang langkah-langkah selanjutnya untuk memecahkan masalah
dalam kelompok.
3. Siswa diminta membuat rangkaian
pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memecahkan masalah secara
kolaborasi, kemudian diminta untuk memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan
itu.
4. Siswa diberikan masalah baru, kemudian diminta
untuk menulis essay yang berhubungan dengan bagaimana kelompok itu harus
bekerja menyelesaikan masalah itu.
5. Siswa
bekerja dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah tidak rutin.
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asesmen
otentik adalah sebagai berikut.
a) Berbasis
kompetensi yaitu penilaian yang mampu memantau kompetensi siswa
b)
Individual, dapat secara langsung mengukur kemampuan individu
c)
Berpusat pada siswa, karena direncanakan, dilakukan dan dinilai oleh siswa
sendiri, mengungkapkan seoptimal mungkin kelebihan individu dan juga
kekurangannya
d)
Tak terstruktur dan open-ended, penyelesaian tugas-tugas otentik tidak
bersifat uniformed dan klasikal. Juga kinerja yang dihasilkan tidak harus sama
antar individu di suatu kelompok atau kelas.
e)
Terintegrasi dengan proses pembelajaran, sehingga siswa tidak selalu dalam
situasi tes yang menegangkan
f) Berkelanjutan,
oleh karena itu penilaian harus secara langsung dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran.
BAHAN DISKUSI:
1.
Kita mengetahui bahwa pengertian
antara evaluasi dan penilaian seringkali disamakan, padahal pengertian antara
keduanya berbeda. Jelaskan perbedaan antara penilaian dan evaluasi?
2.
Sebut dan jelaskan manfaat dari
evaluasi pembelajaran bagi siswa?
3. Salah satu kelemahan dari teknik evaluasi daftar angket adalah kejujuran
dari siswa dalam menisi angket. Seringkali siswa membuat jawaban yang tidak
sesuai dengan kenyataannya. Hal tersebut tentu akan membuat hasil dari analisa
tentang sebarapa besar kemampuan siswa menjadi tidak valid. Lalu bagaimanakah
cara guru agar siswa jujur dan memberikan jawaban sesuai dengan kenyataanya?
4. Fungsi evaluasi secara umum ada 4 yaitu fungsi formatif, sumatif,
diagnostik, dan penempatan. Lalu apakah fungsi evalausi pembelajaran bagi
sekolah?
DAFTAR PUSTAKA
http://zakylubismy.blogspot.co.id/2011/11/pengertian-dan-tujuan-penilaian.html
0 komentar:
Posting Komentar