Kamis, 09 Juni 2016

Pengembangan Kurikulum



BAB VI
PENGEMBANGAN KURIKULUM

A.  PENGEMBANGAN KURIKULUM
1.      Konsep kurikulum
2.      Desain kurikulum
3.      Macam-macam model kurikulum
4.      Karakteristik kurikulum 2013

B.  TUJUAN
1.        Mahasiswa diharuskan dapat menjelaskan konsep kurikulum
2.        Mahasiswa diharuskan dapat menganalisis desain kurikulum
3.        Mahasiswa diharuskan dapat menganalisis berbagai model kurikulum
4.        Mahasiswa diharuskan dapat menganalisis karakteristik kurikulum 2013

C.  PEMBAHASAN
1.      Konsep Kurikulum
Hal terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.
Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi. Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap danamis.
Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum, mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk: (1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-istilah teknis, (2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru, (3) melakukan penelitian inferensial dan prediktif, (4) mengembangkan sub­subteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum. Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan.


2.      Desain Kurikulum
Ada beberapa Pengertian Desain Kurikulum menurut para ahli, diantaranya adalah :        
1)   Menurut Oemar Hamalik (1993) pengertian Desain adalah suatu petunjuk yang memberi dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan melaksanakan kegiatan. Fred Percival dan Henry Ellington (1984)
2)   Menurut Nana S. Sukmadinata (2007:113) desain kurikulum adalah menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi horizontal dan vertikal. Dimensi horizontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Sedangkan dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran.
3)   Menurut Longstrteet (1993) Desain kurikulum ini merupakan desain kurikulum yang berpusat pada pengetahuan (the knowledge centered design) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini dinamakan juga model kurikulum subjek akademis yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan itelektual siswa. 
Dari uraian diatas dapat diambil ke. simpulan bahwa Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum, hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-­prinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksa­naannya.
Prinsip-prinsip berikut ini  harusnya diperhatikan dalam mendesain kurikulum, Saylor (Hamalik:2007) mengajukan delapan prinsip ketika akan mendesain kurikulum, yaitu :
1)   Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta pengembangan semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian prestasi belajar, sesuai dengan hasil yang diharapkan.
2)   Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka merealisasikan tujuan–tujuan pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa yang belajar dengan bimbingan guru;
3)   Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan belajar di sekolah;
4)   Desain harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan, kapasitas, dan tingkat kematangan siswa
5)   Desain harus mendorong guru mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar anak yang diperoleh diluar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di sekolah.
6)   Desain harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar kegiatan belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan terus berlanjut pada pengalaman berikutnya.
7)   Kurikulum harus di desain agar dapat membantu siswa mengembangkan watak, kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai kultur.
8)   Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.

3.      Model Kurikulum
                        Ada tiga bentuk organisisi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu: subject centered desain, learned centered desain, problem centered desain. Setiap desain kurikukum memberikan teknik atau cara yang efektif dalam proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Tetapi tidak setiap desain kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakn proses pembelajaran, karena setiap desain kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanannya.
1)      Subject Centered Design.
Subject centered design kurikulum merupakan bentuk desain yang paling populer, paling tua dan paling banyak digunakan. Dalam subject centered design, kurikulum dipusatkan pada isi atau materi yang akan diajarkan. Kurikulum tersusun atas sejumlah mata-mata pelajaran, dan mata-mata pelajaran tersebut diajarkan secara terpisah-pisah. Karena terpisah-pisahnya itu maka kurikulum ini disebut juga separated subject curriculum.
Subject centered design  berkembang dari konsep pendidikan klasik yang menenekankan pengetahuan, nilai-nilai dan warisan budaya masa lalu, dan berupaya untuk  mewariskannya kepada generasi berikutnya. Karena mengutamakan isi atau bahan ajar atau  subject matter tersebut, maka desain kurikulum ini disebut juga  subject academic curriculum.
Model design kuriulum  ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model ini adalah: a) Mudah disusun, dilaksanakan, dievaluasi, dan disempurnakan, b) Para pengajarnya tidak perlu dipersiapkan khusus, asal menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan sering dipandang sudah dapat menyampaikannya.
Sedangkan kekurangan model desain ini adalah : a) karena pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal itu bertentangan dengan kenyataan, sebab adalam kenyataan pengetahuan itumerupakan suatu kesatuan; b) karena mengutamakan bahan ajar maka peran peserta didik sangat pasif; c) pengajaran lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu, dengan demikian pengajaran lebih bersifat verbalitas dan kurang praktis. Atas dasar tersebut, para pengkririk menyarankan perbaikan ke arah yang lebih terintegrasi, praktis, dan bermakna serta memberikan peran yang lebih aktif kepada siswa.
Tiga bentuk subject centered design yaitu meliputi :
a.       The Subject Design.
The Subject Curiculum merupakan bentuk desain yang paling  murni dari  subject centered design. Materi pelajaran disajikan secara terpisah-pisah dalam bentuk mata-mata pelajaran. Model desain ini telah ada sejak lama. Orang-orang Yunani kemudian Romaaw imengembangkan Trivium dan Quadrivium. Trivium meliputi gramatika, logika, dan retorika, sedangkan Quadrivium meliputi matematiks, geometri, astonomi, dan musik. Paada saat itu pendidikan tidak diarahkan  pada mencari nafkah, tapi oada pembentuakan pribadi dan status sosial (Liberal Art). Pendidikan hanya di peruntukan bagi anak-anak golongan bangsawan yang tidak usah bekerja mencari nafkah.
Adapun  kelemahan-kelemahan bentuk kurikulum ini adalah :
a)      memberikan pengetahuan terpisah-pisah, satu terlepas dari yang lainnya,
b)      isi kurikulum diambil dari masa lalu, terlepas dari kejadian-kejadian yang hangat, yang sedang berlangsung saat sekarang.
c)      Kurikulum ini kurang memperhatiakan minat, kebutuhan dan pengalaman peserta didik 
d)     isi kurikulum disusun berdasarkan sistematika ilmu sering menimbulkan kesukaran di dalam mempelajari dan menggunakannya,
e)      lebih mengutamakan isi dan kurang memperhatiakn cara penyampaian.
f)       Cara penyampaian utama adalah ekspositori yang menyebabkan peran siswa pasif.
Meskipun ada kelemahan-kelemahan di atas, bentuk desain kurikulum ini mempunyai beberapa kelebihan diantaranya ialah :
a)      materi  pelajaran diambil dari ilmu yang sudah tersusun secara  sitematis logis, maka penyusunnya cukup mudah;
b)      bentuk ini sudah di kenal sejak lama, baik oleh guru-guru maupun orang tua, sehingga lebih mudah  untuk dilaksanakan;
c)      bentuk ini memudahkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, sebab pada perguruan tinggi umumnya menggunakan bentuk ini
d)     dapat dilaksanakan secara efisien, karena metode utamanya adalah metode ekspositori yang dikenal tingkat efisiennya cukup tinggi
e)      Bentuk ini sagat ampuh sebagai alat untuk melestarikan dan mewariskan warisan budaya masa lalu.
Dengan adanya kelemahan-kelemahan di atas pengembang kurikulum subject design  tidak tinggal diam,  mereka berusaha untuk memperbaikinya. Dalam rumpun  subject centered, the broad field designmerupakan pengembangan dari bentuk ini. Begitu juga  pengembangan bentuk-bentuk lain di luar subject centered, the broad field design, areas of living design dan core design.
b.      The Disciplines Design
Bentuk ini merupakan pengembangan dari  subject design keduanya masih menekankan kepada isi materi kurikulum. Walaupun bertolak belakang dari hal yang sama tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Pada  subject design belum ada kriteria  yang tegas tentang apa yang disebut subject  (ilmu). Belum ada perbedaan antara matematika, psikologi dengan teknik atau cara mengemudi, semuanya disebut subject. Pada disciplines design kriteria tersebut telah tegas, yang membedakan apakah suatu pengetahuan itu ilmu atau subject dan bukan adalah batang tubuh ke ilmuannya. Batang tubuh keilmuan menentukan apakah suatu bahan pelajaran itu disiplin ilmu atau bukan, Untuk menegaskan hal itu mereka menggunakan istilah disiplin.
Isi kurikulum yang diberikan di sekolah adalah dusiplin-disiplin ilmu. Menurut pandangan ini sekolah adalah mikrokosmos dari dunia intelek, batu pertama dari hal itu adalah isi dari kurikulum. Para pengembang kurikulum dari aliran ini berpegang   teguh pada disiplin-disiplin ilmu seperti : fisika, biologi, psikologi, sosiologi dan sebagainya.
Perbedaan lain adalah dalam tingkat penguasaan, disciplines design  tidak seperti  subject design yang menekankan penguasaab fakta-fakta dan informasi tetapi pada pemahaman (understing). Para peserta didik didorong untuk memahami logika  atau struktur dasar  suatu disiplin, memahami konsep-konsep, ide-ide dan prinsip-prinsip penting juga didorong untuk memahami cara mencari dan menemukannya (modes of inquiry and discovery). Hanya dengan meguasai hal-hal itu, kata mereka, peserta didik akan memahami masalah dan mampu melihat hubungan berbagai fenomena baru.
Proses belajarnya tidak lagi menggunakan pendekatan ekspositori yang menyebabkan peserta didik lebih banyak pasif, tetapi menggunakan pendekatan inkuiri dan diskaveri. Disciplines design sudah menintegrasikan unsur-unsur progersifisme dari Dewey. Bentuk ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan subject design. Pertama, kurikulum ini bukan hanya memiliki organisasi yang sistematik dan efektif tetapi juga dapat memelihara integritas intelektual pengetahuan manusia. Kedua, peserta didik tidak hanya menguasai serentetan fakta, prinsip hasil hafalan tetapi menguasai konsep, hubungan dan proses-proses intelektual yang berkembang pada siswa.
Meskipun telah menunjukan beberapa kelebihan bentuk, desain ini maasih memiliki beberapa kelemahan. Pertama, belum dapat memberikan pengetahuan yang berintegrasi. Kedua, belum mampu mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat atau kehidupan. Ketiga, belum bertolak dari minat dan kebutuhan atau pengalaman peserta didik. Keempat, susunan kurikulum belum efisien baik untuk kegiatan belajar maupun untuk penggunaannya. Kelima, meskipun sudah lebih luas  dibandingkan dengan  subject design tetapi secara akademis dan intelektual masih cukup sempit.
c.       The Broad Fields Design
Baik subject design maupun  disciplines design masih menunjukan adanya pemisahan antar mata pelajaran. Salah satu usaha untuk menghilangkan pemisahan tersebut adalah mengembangkan The broad field design. Dalam model ini mereka menyatukan beberapa mata pelajaran yang berdekatan atau berhubungan menjadi satu bidang studi seperti sejarah, Geografi, dan Ekonomi digabung menjadi ilmu Pengetahuan sosial, Aljabar, Ilmu ukur, dan Berhitung menjadi matematika, dan sebagainya.
Tujuan pengembangan kurikulum broad field adalah menyiapakan para siswa yang dewasa ini hidup dalam dunia informasi yang sifatnya spesialistis, dengan pemahaman yang bersifat menyeluruh. Bentuk kurikulum ini banyak digunakan di sekolah menengah pertama, di sekolah menengah atas penggunaannya agak terbatas apalagi di perguruan tinggi sedikit sekali.
Ada dua kelebihan penggunaan kurikulum ini. Pertama, karena dasarnya bahan yang terpisah-pisah, walaupun sudah terjadi penyatuan beberapa mata kuliah masih memungkinkan penyusunan warisan-warisan budaya secara sistematis dan teratur. Kedua, karena mengintegrasikan beberapa mata kuliah memungkinkan peserta didik melihat hubungan antara beberapa hal.
Di samping kelebihan tersebut, ada beberapa kelemahan model kurikulum ini. Pertama, kemampuan guru, untuk tingkat sekolah dasar guru mampu menguasai bidang yang luas, tetapi untuk tingkat yang lebih tinggi, apalagi di perguruan tinggi sukar sekali. Kedua, karena bidang yang dipelajari itu luas, maka tidak dapat diberikan secara mendetail, yang diajarkan hanya permukaannya saja. Ketiga, pengintegrasian bahan ajar terbatas sekali,tidak menggambarkan kenyataan, tidak memberikan pengalaman yang sesungguhnya bagi siswa, dengan demikian kurang membangkitkan minat belajar. Keempat, meskipun kadarnya lebih rendah di bandingkan dengan subject design,  tetapi model ini tetap menekankan proses pencapaian tujuan yang sifatnya afektif dan kognitif tingkat tinggi.
2)      Learner-centered design
Sebagai reaksi sekaligus penyempurnaan terhadap beberapa kelemahan subject centered design  berkembang learner centered design. Desai ini berbeda dengan subject centered, yang  bertolak dari cita-cita untuk melestarikan dan mewariskan budaya, dan karena itu mereka mengutamakan peranan isi dari kurikulum.
Learner centered, memberi tempat utama kepada peserta didik. Di dalam pendidikan atau pengajaran yang belajar dan berkembang  adalah peserta didik sendiri. Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar-mengajar, mendorong  dan memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Salam satu variasi model Learner-centered design yaitu The activity atau experience design.
a)      The Activity atau Experience Design
Model  desain berawal pada abad ke 18, atas hasil karya dari rousseau dan Pestalozzi, yang berkembang pesat pada tahun 1920/1930an pada masa kejayaan pendidikan progresif. Beberapa ciri utama activity atau experience design:
*      Pertama,struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam implementasinya guru hendaknya: Menemukan minat dan kebutuhan peserta didik, Membantu para siswa memilih mana yang paling penting dan urgen.
*      Kedua, karena struktur kurikulum didasarkan atas minat dan kebutuhan peserta didik, maka kurikulum tidak dapat di susun jadi sebelumnya, tetapi disusun bersama oleh siswa.
*      Ketiga, Desain kurikulum menekankan prosedur pemecahan masalah, maksudnya dalam pembelajaran tentu akan di dapatkan masalah dan dalam activity design perlu mempunyai cara memecahkan masalah tersebut.
Beberapa kelebihan dari design kurikulum :
v  karena program pendidikan berasal dari peserta didik,maka tidak banyak mengalami kesulitan merangsang peserta didik dalam motivasi belajar.
v  pengajaran memperhatikan individual,meskipun di bentuk kelompok sekalipun karena mereka juga harus berperan aktif dalm kelompok.
v  kegiatan- kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal kecakapan dan pengetahuan untuk menghadapi kehidupan di luar sekolah.
Kelemahan dari kurikulum ini:
Ø  Perbedaan pada minat dan kebutuhan peserta didik yang kerap terjadi.
Ø  Kurikulum tidak mempunyai polakarena sumber pemikiran berasaldari peserta didik.
Ø  Activity design curriculum sangat lemah dalam kontinuitas dan sekuens. Dasar minat peserta didik tidak memberikan landasan yang kuat.
Ø  kurikulum ini tidak dapat dilakukan oleh guru biasa karena membutuhkan ahli general education plus ahli psikologi perkembangan fan human relation.
3)      Problem centered design
Problem centered design berpangkal pada filsafat yang mengutamakan peranan manusia (man centered). Problem centered desain menekankan manusia dalam kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat. Problem cebtered design menekankan pada isi maupun perkembangan peserta didik. Minimal ada dua variasi model desain kurikulum ini, yaitu the areas of living design, dan The core design.
a)      The Area of Living Design.
Dalam prosedur belajar ini tujuan yang bersifat proses (process objectives) dan yang bersifat isi (content objectivies) diintegrasikan. Penguasaan informasi- unformasi yang bersifat pasiftetap dirangsang. Cirri lai yaiti menggunakan pengalaman dan situasi – situasi dari peserta didik sebagai pembuka jalan  dalam mempelajari bidang-bidang kehidupan.
Dalam the areas of living hubungannya dengan bidang-bidang kehidupan sehingga dapat dikatakan suatu desain bidang-bidang kehidupan yang dirumuskan dengan baikakan merangkumkan pengalaman-pengalaman peserta didik.
Desain ini mempunyai beberapa kelebihan diantanya:
*      The areas of living desaign merupakan the subject matter design tetapi dalam bentuk yang terintegrasi. Pemisahan antara subject dihilangkan oleh problema- problema kehidupan sosial.
*      karena kurikulum diorganisasikan di sekitar  problema- problema peserta didik maka kurikulum ini menggunakan  prosedur pemecahan masalah.
*      menyajikan bahan ajar yang relevan, untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan.
*      menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang professional.
*      motivasi berasal dari peserta didik.
Beberapa kekurangan tentang desain ini:
Ø  penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-bidang kehidupan yang sngat esensial sangat sukar.
Ø  lemahnya integrasi kurikulum
Ø  desain ini megabaikan warisan budaya.
Ø  para peserta didik memandang masalah untuk sekarng dan masa depan dan mengabaikan masa lalu.
b)      The Core Design
The cores design timbul sebagai reaksi utama kepada separate subject design, yang sifatnya terpisah-pisah. Dalam mengintegrasikan bahan ajar , mereka memilih mta mata pelajaran tertentu sebagai inti (core). Pelajaran lainnya dikembangkan kan disekitar core tersebut. Menurut konsep ini inti-initi bahn ajar dipusatkan pada kebutuhan individual dan sosial. The core design biasa juga disebut the core curriculum.

4.      Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
a)    Belajar Tuntas, yaitu peserta didik  tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar. Peserta didik harus mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi yang ditentukan (John Carrol). Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama dengan materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya. Kompetensi pada kategori pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
b)   Penilaian Autentik, dapat dikelompokkan menjadi:
ü Memandang penilaian dan pembelajaran merupakan hal yang saling berkaitan.
ü Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
ü Menggunakan berbagai cara dan kriteria penilain.
ü Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
ü Penilaian autentik tidak hanya mengukur hal yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
c)    Penilaian Berkesinambungan, penilaian ini dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan selama pembelajaran berlangsung. Untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus dalam bentuk penilaian proses dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan. Contohnya adalah ulangan harian, ulangan semester, dan ulangan akhir semester.
d)   Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi. Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri.
e)    Berdasarkan Acuan Kriteria. Penilaian berdasarkan acuan kriteria maksudnya penilaian harus didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalya ketuntasan belajar minimal (KKM).
                        Pemerintah juga meyakinkan masyarakat karena adanya kekhawatiran jika Kurikulum 2013 menghapus beberapa mata pelajaran. Mantan Mendikbud Mohammad Nuh menjelaskan bahwa tidak ada penghapusan mata pelajaran, yang ada hanya pengintegrasian mata pelajaran. Mata pelajaran IPA dan IPS di sekolah dasar (SD) diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Mata pelajaran TIK juga diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Sebagai contoh, ketika guru memberikan tugas seperti melakukan presentasi dan membuat laporan, TIK berperan dalam hal pembuatan slide presentasi dan menggunakan internet untuk mencari sumber referensi  tugas. Dengan kata lain, jika sebelumnya TIK hanya sebatas membuka, mengetik, dan pencarian di internet, dalam Kurikulum 2013 kemampuan tersebut harus bisa diaplikasikan langsung dalam kegiatan belajar mengajar.









D.  BAHAN DISKUSI
1)      Coba diskusikan bersama kelompok Anda apakah kurikulum itu dibuat sebagai dasar, standarisasi, ataukah target dalam menempuh pembelajaran?
2)      Kurikulum di Negeri kita Indonesia sejak tahun 2004 hingga sekarang sudah diubah sebanyak 3 kali, yaitu dari dimulai KBK 2004, KTSP 2006 dan kurikulum 2013. Menurut Anda, wajarkah dalam kurun waktu belum ada 10 tahun sudah terjadi 3 kali perubahan kurikulum? Dalam hal tersebut apakah dampak yang dominan diberikan bagi pendidikan di Indonesia?
3)      Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sudah menuai anggapan sebagai kurikulum yang menghebohkan diantaranya yaitu, metodologi pendidikan yang dipakai, pengurangan mata pelajaran, pengurangan materi pelajaran, serta anggaran untuk menunjang kurikulum 2013. Maka, menurut Anda perlukan kurikulum 2013 ini dikritisi? Kemukakan pendapat Anda!

E.  SUMBER PUSTAKA
Ahid, Nur. Konsep dan Teori Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan. 2006. Di terbitkan ke halaman situs: www.islamica.uinsby.ac.id/index.php/islamica/article/download/5/5/pdf diakses pada 2 September 2015

Mamonto, Suanti. Macam-macam Model Kurikulum. 2012. Diakses dari situs http://suanti-mamonto.blogspot.com/2012/06/macam-macam-model-kurikulum-dan-konsep.html pada 2 September 2015
 
Iman.          Makalah Tentang Desain Kurikulum. 2012. Diakses dari situs : https://imanbella.wordpress.com/2012/05/29/makalah-tentang-desain-kurikulum pada 2 September 2015 

0 komentar:

Posting Komentar

 
;