Senin, 09 Mei 2016

Penerapan Pembelajaran Berbasis Budaya



BAB XIII
PENERAPAN PEMBELAJARAN  BERBASIS  BUDAYA


A.    Penerapan Pembelajaran Berbasis Budaya
1.      Pengertian pembelajaran berbasis budaya
2.      Landasan teori pembelajaran berbasis budaya
3.      Macam-macam pembelajaran berbasis budaya
4.      Model dan aplikasi pembelajaran berbasis budaya
5.      Aplikasi pembelajaran berbasis budaya
6.      Bentuk dan nilai-nilai yang dikembangkan dalam Pembelajaran Berbasis Budaya

B.     Tujuan
1.      Mahasiswa diharuskan dapat memahami Pengertian pembelajaran berbasis budaya
2.      Mahasiswa diharuskan dapat memahami Landasan teori pembelajaran berbasis budaya
3.      Mahasiswa diharuskan dapat menjelaskan Macam-macam pembelajaran berbasis budaya
4.      Mahasiswa diharuskan dapat menjelaskan Model dan aplikasi pembelajaran berbasis budaya
5.      Mahasiswa diharuskan dapat memahami Aplikasi pembelajaran berbasis budaya
6.      Mahasiswa diharuskan dapat menjelaskan Bentuk dan nilai-nilai yang dikembangkan dalam Pembelajaran Berbasis Budaya

C.    Pembahasan
1.      Pengertian Pembelajaran Berbasis Budaya
Budaya adalah pola untuk perilaku manusia dan produk yang dihasilkannya membawa pola pikir, pola lisan, pola aksi, artifak dan sangat tergantung pada kemampuan seseorang untuk belajar dan menyampaikan pengetahuannya kepada generasi berikutnya.Proses pembelajaran budaya terjadi dalam bentuk pewarisan tradisi budaya dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Pewarisan tradisi budaya dikenal sebagai proses enkulturasi, sedangkan adopsi budaya dikenal dengan proses akulturasi. Kedua proses ini berujung pada pembentukan budaya dalam suatu komunitas. Pendidikan merupakan proses pembudayaan, proses pembelajaran di sekolah merupakan proses pembudayaan formal atau proses akulturasi; maka pada saat yang bersamaan pendidikan merupakan alat untuk konservasi budaya, transmisi budaya dan adopsi budaya serta pelestarian budaya.
Pembelajaran Berbasis Budaya merupakan strategi penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. (Dirjen Dikti, 2004: 12). Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya menjadi sebuah metode bagi siswa untuk mentransformasikan hasil observasi mereka ke dalam bentuk-bentuk dan prinsif-prinsif yang kreatif tentang alam sehingga peran siswa bukan sekedar meniru atau menerima saja informasi, tetapi berperan sebagai penciptaan makna, pemahaman dan arti dari informasi yang diperoleh nya.
Pembelajaran Berbasis Budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental bagi pendidikan, ekspresi dan komunikasi suatu gagasan, serta perkembangan pengetahuan. Pembelajaran Berbasis Budaya dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu belajar tentang budaya, belajar dengan budaya, belajar melalui budaya, belajarberbudaya. Landasan teori pembelajaran berbasis budaya, didasarkan pada teori konstruktivisme dalam pendidikan terutama berkembang dari hasil pemikiran Vygotsky, pemikiran piaget, serta pemikiran Brooks & Brooks.
Sesuai dengan teori konstruktivisme, proses belajar dalam pembelajaran berbasis budaya tidak dapat dirancang dengan guru berperan sebagai penceramah, sementara siswa duduk dengan pasif mendengarkan, mencatat materi pelajaran yang disampaikan guru; melainkanproses belajar difokuskan pada strategi atau cara agar siswa dapat :

1.    Melihat keterhubungan antara konsep/prinsip dalam bidang ilmunya, dengan budaya dalam beragam konteks yang baru;
2.    Memperoleh pemahaman terpadu tentang bidang ilmu dan budaya sebagai landasan untuk berpikir kritis;
3.    Berpartisipasi aktif, senang, dan bangga untuk belajar bidang ilmu dalam belajar berbasis budaya;
4.    Menciptakan makna berdasarkan pengetahuan dan pengalaman awal yang dimiliki, melalui beragam interaksi;
5.    Memperoleh pemahaman bahwa ada kaidah keilmuan dalam kehidupan sehari-hari siswa dalam konteks komunitas budayanya;
6.    Memperoleh pemahaman yang integrasi dan keterampilan ilmiah dalam mempersepsikan segala sesuatu di sekelilingnya, termasuk budaya dan ragam perwujudan budaya.


2.      Landasan Teori Pembelajaran Berbasis Budaya
Pembelajaran berbasis budaya merupakan salah satu cara yang dipersepsikan dapat:
1.      Menjadikan pembelajaran bermakna dan kontekstual yang sangat terkait dengan komunitas budaya, dimana suatu bidang ilmu dipelajari dan akan diterapkan nantinya, dan dengan komunitas budaya dari mana anda berasal;
2.      Menjadi pembelajaran menarik dan menyenangkan. Kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya penciptaan makna secara kontekstual berdasarkan pada pengalaman sebagai seorang anggota suatu masyarakat budaya merupakan salah satu prinsip dasar dari teori konstruktivisme. Teori konstruktivisme dalam pendidikan terutama berkembang dari hasil pemikiran Vygotsky yang menyimpulkan bahwa siswa mengkontruksikan pengetahuan atau menciptakan makna sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Konstruktivisme juga dikembangkan oleh piaget yang menyatakan bahwa setiap individu menciptakan makna dan pengertian baru, berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dan dipercayai dengan fenomena ide atau informasi baru yang dipelajari.
                                                               
3.      Empat Macam Pembelajaran Berbasis Budaya

1)      Belajar tentang budaya menempatkan budaya sebagai bidang ilmu. Budaya
     dipelajari dalam program studi khusus, tentang budaya dan untuk budaya.
     Dalam hal ini, budaya tidak terintegrasi dengan bidang ilmu lain.
2)      Belajar dengan budaya terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa
      sebagai cara atau metode untuk mempelajari pokok bahasan tertentu. Belajar dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam bentuk perwujudan budaya. Dalam belajar dengan budaya, budaya dan perwujudannya menjadi media pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dari contoh-contoh tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, serta menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran.

           Gambar Wayang Bali

 





Misalnya, untuk memperkenalkan bentuk bilangan (bilangan positif, bilangan negatif) dalam suatu garis bilangan, digunakan Cepot (tokoh jenaka dalam wayang Sunda). Cepot akan memandu siswa berinteraksi dengan garis bilangan dan operasi bilangan dalam pembelajaran matematika. Contoh lain, diwujudkan ketika seorang pengajar mempergunakan sempoa (alat untuk menghitung yang biasa digunakan oleh orang Tionghoa). Pengajar dapat menunjukkan kedudukan satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya dan menunjukkan cara penambahan dan pengurangan bahkan untuk perkalian dan pembagian. Contoh lain, seorang pengajar pelajaran fisika menggunakan angklung, calung atau berbagai bentuk dan ukuran gong untuk memperkenalkan konsep bunyi, gelombang bunyi, dan gema. Guru seni suara pun bisa menggunakan angklung itu untuk memperkenalkan nada dan mengiringi lagu.

3)      Belajar melalui budaya merupakan strategi yang memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya. Belajar melalui budaya merupakan salah satu bentuk multiple representation of learning (Dirjen Dikti, 2004: 15), atau bentuk menilaian pemahaman dalam beragam bentuk. Misalnya siswa tidak perlu mengerjakan tes untuk mengerjakan topik tentang lingkungan hidup, tetapi siswa dapat membuat poster, membuat karangan, lukisan, lagu atau puisi yang melukiskan tentang lingkungan hidup. Mereka bebas mengekspresikan lewat karyanya tentang kekeringan, banjir, hutan yang gundul, gunung yang asri dan sebagainya. Dengan menganalisis produk budaya yang diwujudkan siswa, pengajar dapat menilai sejauh mana siswa memperoleh pemahaman dalam topik lingkungan, dan bagaimana siswa menjiwai topik tersebut.

4)      Belajar berbudaya merupakan bentuk mengejawantahan budaya itu dalam perilaku nyata sehari-hari siswa. Misalnya, anak dibudayakan untuk selalu menggunakan bahasa Krama Inggil pada hari Sabtu melalui Program Sabtu Budaya.

4.      Model dan Aplikasi Pembelanjaran Berbasis Budaya
Dalam pembelajaran berbasis budaya, 4 hal yang harus diperhatikan :
a.           Substansi (materi) dan kompetensi bidang ilmu
Pemahaman terpadu sebagai hasil pembelajaran berbasis budaya mempersyaratkan adanya penciptaan makna oleh siswa atas substansi bidang ilmu dan konteksnya. Konteks dalam hal ini adalah komunitas budaya. Substansi meliputi:
1.      Content knowledge, yaitu konsep dan prinsip dalam bidang ilmu.
2.      Inquiry and promlem solving knowledge, yaitu pengetahuan tentang proses penemuan dan proses penyelesaian masalah dalam bidang ilmu.
3.      Epistemic knowledge, yaitu pengetahuan tentang aturan main yang berlaku dalam bidang ilmu.
b.     Kebermaknaan dan proses pembelajaran
1.      Tugas yang bermakna bersifat kontekstual karena dirancang dari pengetahuan dan pengalaman awal siswa berdasarkan contoh-contoh dan penerapan aktivitas sehari-hari pada konteks komunitas budayanya.
2.      Interaksi aktif, yang merupakan sarana terjadinya proses negoisasi dalam penciptaan arti atau interaksi harus bermakna bagi siswa dan memfasilitasi terjadinya proses penciptaan makna. Terdapat beragam metode yang dapat dirancang dalam pembelajaran berbasis budaya, antara lain:
a.       Pembelajaran melalui proyek
b.      Pembelajaran berbasis masalah
3.      Penjelasan dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual. Dalam penjelasan dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual guru maupun siswa bertumpu pada pengalaman dan pengetahuan awal siswa dalam konteks komunitas budaya sebagai titik awal proses belajar.
4.      Pemanfaatan berbagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasis budaya, pemanfaatan berbagai sumber belajar mencakup pemanfaatan bahasa sebagai alat komunikasi ide dan pemanfaatan komunikasi budaya sebagai konteks proses pembelajaran.

c.       Penilaian Hasil Belajar
Beragam teknik dan alat ukur hasil belajar digunakan dalam pembelajaran berbasis budaya yang pada dasarnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam upaya siswa untuk menunjukkan keberhasilan dalam belajar dengan penciptaan makna dan pemahaman terpadu, siswa dapat menggunakan beragam perwujudan, misalnya poster, puisi, catatan harian, laporan, tarian, lukisan, dan ukiran.

d.         Peran Budaya
Budaya dalam berbagai perwujudannya secara instrumental dapat berfungsi sebagai media pembelajaran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran berbasis budaya, peran budaya dalam memberikan suasana baru yang menarik untuk mempelajari suatu bidang ilmu yang dipadukan secara interaksi aktif dalam proses pembelajaran.

5.      Aplikasi Pembelajaran Berbasis Budaya
Aplikasi pembelajaran berbasis budaya, berdasarkan pada keunggulannya untuk membelajarkan tentang bidang ilmu bersamaan dengan membelajarkan siswa tentang budaya dari komunitasnya telah diaplikasikan antara lain melalui berikut:
1.         Program SUAVE yang dilakukan di California, AS, yaituproram untuk membantu guru menggunakan benda-benda seni untuk mengajarkan bidang ilmu seperti, Matematika, IPS, IPA dan Bahasa.
2.      Etno matematika di Filipina yang dilaksanakan oleh UP College of Baguino, yaitu Discipline of Mathematics.
3.      Pembelajaran Science, Environment, Technology and Society (SETS), yaitu pembelajaran terpadu yang membelajarkan siswa untuk memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegratif antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4.      Pembelajaran Inovatif IPA-TORAY, yaitu suatu program inovasi dalam
       pembelajaran IPA (pembelajaran Biologi, Fisika, dan Kimia).


6.      Bentuk dan nilai-nilai yang dikembangkan dalam Pembelajaran Berbasis Budaya
Wujud budaya itu dapat berupa wujud idiil (adat tata kelakuan) yang abstrak
                 yang terletak di alam pikiran masyarakat. Wujud kedua adalah sistem sosial
                 mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sifatnya kongkrit, bisa
  diobservasi. Wujud ketiga adalah kebudayaan fisik yang bersifat paling kongkrit
  dan berupa benda yang dapat diraba dan dilihat Ketiga wujud dari kebudayaan di  
  atas dalam kenyataan kehidupan masyarakat tidak terpisah satu dengan yang lain.

                  Bentuk-bentuk budaya daerah itu dapat berupa :
a. cerita daerah (misal Malin Kundang, Rara Mendut, asal nama kota
Banyuwangi),
Nilai-nilai yang terdapat pada cerita daerah
- Kepatuhan dan penghormatan pada orang tua
- Emansipasi wanita
- Kesetiaan seorang istri/wanita

b.      Tari-tarian (Tari Kancet Papatai / Tari Perang Suku Dayak)
- Kepahlawan, kelincahan, kegesitan, dan semangat. (Tari Kancet Pepatay
suku   Dayak   Kenyah,   Tari   Cakalele,   Maluku   Utara).
- Spiritual (Tari Kecak Bali, Tari Saman Aceh, Tari Bedhaya Ketawang)

c.       Tembang/lagu-lagu daerah (Ilir-ilir, Sluku-sluku bathok),
- Religius (Ilir-ilir)
- Kegembiraan (Sluku sluku bathok)

d.      Permainan (bentik, Jamuran, dakon) dan
- Kelenturan, kecermatan, kegesitan (benthik)
- Kebersamaan/kerjasama (jamuran)

e.       Seni pertunjukan (wayang, ketoprak, reog ponorogo)
- Tuntunan (ketoprak dan wayang)
- Ketuhanan, heroisme, keindahan (wayang)

f.       Kebiasaan/tradisi setempat (tahlil, yasinan, bersih deso, tradisi larung sesaji,   sekaten)
- Religius (sekaten, tahlil, yasinan)
- keselarasan, keserasian dan keseimbangan (bersih deso, larung
sesaji).





















D.    Bahan Diskusi
1.      Pendidikan berperan penting dalam pelestarian kebudayaan. Bagaimana caranya?
2.      Apa hubungan pendidikan multicultural dengan keanekaragaman budaya di Indonesia ?
3.      Menurut anda, mana yang lebih utama kebudayaan daerah atau kebudayaan nasional ?
4.      Di zaman modern saat ini, banyak anak muda yang lahir di jawa dan besar di Jawa tetapi banyak yang tidak bisa berbahasa jawa. Siapa yang bertanggung jawab atas fenomena ini ?


E.     Daftar Pustaka
Sutarno. 2008. Pendidikan Multikultural. Jakarta : Depdiknas

Huda, Nurul. 2014. Pembelajaran Berbasis Budaya.

              Diambi dari http://hadimanwebid.blogspot.co.id/2014/01/pembelajaran-berbasis-budaya-modul-4.html pada Rabu 16 September 2015 pada 21.03

http://ti-pembelajaran.blogspot.co.id/2010/12/pembelajaran-berbasis-budaya.html

 





















1 komentar:

Media Pembelajaran Interaktif mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

 
;