PENDEKATAN KOMUNIKATIF DAN TERPADU
1.
PEMBUKA
1.1
Latar Belakang Masalah
Saat ini,
pembelajaran Bahasa Indonesia pada lembaga pendidikan formal mulai dari SD
sampai dengan SLTA tidak lagi bertujuan mengajarkan bahasa secara teoritis,
yaitu mengetahui tentang bahasa tetapi mengembalikan pembelajaran bahasa kepada
fungsi bahasa yang sebenarnya yaitu untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa yang bertujuan
agar siswa mampu berkomunikasi menggunakan bahasa target memiliki faktor-faktor
penentu komunikasi yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor tersebut meliputi
siapa berbicara dengan siapa, tujuan, tempat, waktu, konteks kebudayaan dan
suasana, jalur dan media, peristiwa bebahasa (Utari, 1988: 93). Di samping itu,
Kurikulum KTSP mempertegas bahwa dalam penyajian materi bahasa, aspek-apek
kebahasaan harus diajarkan secara terpadu dengan keterampilan berbahasa yang
dikaitkan dengan suatu tema tertentu.
Fungsi bahasa adalah sebagai alat
untuk berkomunikasi. Komunikasi yang dimaksud ialah suatu proses penyampaian
maksud kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu. Maksud komunikasi
dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan,
keinginan penyampaian informasi suatu peristiwa. Hal itu disampaikan dalam
aspek kebahasaan berupa kata, kalimat, paragraf (komunikasi tulis) atau paraton
(komunikasi lisan), ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur
prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, dan tempo) dalam bahasa lisan. Dalam
berkomunikasi tentu ada pihak yang berperan sebagai penyampai maksud dan
penerima maksud. Agar komunikasi terjalin dengan baik, maka kedua belah pihak
juga harus bisa bekerja sama dengan baik. Kerjasama yang baik itu bisa
diciptakan dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain memperhatikan
siapa yang diajak berkomunikasi, situasi, tempat, isi pembicaraan, dan media
yang digunakan.
Pendekatan
komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan
menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai
dalam pembelajaran bahasa. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah,
tetap lebih luas lagi, yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi. Bahasa
ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi komunikatif. Selain harus
mengacu pada pendekatan komunikatif, pembelajaran bahasa Indonesia di SD juga
harus mengacu pada pendekatan terpadu (PT). Baik keterpaduan dalam internal
Bahasa Indonesia maupun keterpaduan lintas kurikulum.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan komunikatif?
1.2.2.
Apa tujuan pembelajaran bahasa menurut pendekatan komunikatif?
1.2.3.
Apa saja ciri–ciri dalam pendekatan komunikatif?
1.2.4.
Apa saja prinsip dalam pendekatan komunikatif
1.2.5.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan terpadu?
1.2.6.
Bagaimana karakteristik pendekatan terpadu?
1.2.7.
Apa saja prinsip dalam pendekatan terpadu?
1.2.8.
Apa saja manfaat pembelajaran terpadu?
1.3
Tujuan
1.3.1.
Mengetahui pengertian pendekatan komunikatif.
1.3.2.
Mengetahui tujuan pembelajarn bahasa menurut pendekatan
komunikatif.
1.3.3.
Mengetahui ciri-ciri pendekatan komunikatif.
1.3.4.
Mengetahui prinsip pendekatan komunikatif
1.3.5.
Mengetahui pengertian pendekatan terpadu.
1.3.6.
Mengetahui karakteristik pendekatan terpadu.
1.3.7.
Mengetahui prinsip pendekatan terpadu.
1.3.8.
Mengetahui manfaat pembelajaran terpadu.
2.
PEMBAHASAN
3.1
Pendekatan Komunikatif
2.1.1
Pengertian Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran
bahwa kemampuan menggunakan bahan dalam bahasa merupakan tujuan yang harus
dicapai dalam pembelajaran bahasa. Beberapa pendapat tentang pendekatan
komunikatif:
1. Penguasaan secara naluri yang
dipunyai seorang penutur asli untuk menggunakan dan memahami bahasa secara
wajar dalam proses berkomunikasi atau berinteraksi dan dalam hubungannya dengan
konteks sosial (Dell Hymes).
2. Pendekatan yang mengintegrasikan
pengajaran fungsi-fungsi bahasa dan tata bahasa (Little Wood, 1981).
3. Pendekatan yang mendasarkan pandangannya
terhadap penggunaan bahasa sehari-hari secara nyata (M. Soenardi Dwiwandono,
1996).
Dari pendapat-pendapat di atas tampak
bahwa bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah, tetapi lebih
luas lagi, yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan
sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi komunikatif.
Menurut Littlewood (1991) pemikiran pendekatan komunikatif
didasarkan pada pengertian bahwa:
1. Pendekatan komunikatif membuka diri
bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa. Hal ini terutama menyebabkan
cara melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan kosa kata, tetapi
juga pada fungsi komunikatif bahasa.
2. Pendekatan komunikatif membuka diri
bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal itu menimbulkan
kesadaran bahwa mengajarkan bahasa tidak cukup dengan memberikan kepada siswa
bentuk-bentuk bahasa asing tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara
menerapkan bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana
komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat.
Sehubungan dengan pendapat itu, dia mengemukakan beberapa
alternatif teknik pembelajaran bahasa. Dalam kegiatan belajar mengajar kepada
siswa diberikan latihan antara lain:
1. Memberi informasi secara terbatas,
contonya mengidentifikasi gambar, menemukan atau mencari pasanagan yang cocok,
menemukan informasi yang ditiadakan.
2. Memberikan informasi tanpa dibatasi,
contohnya mengkomunikasikan contoh dan gambar, menemukan perbedaan, menyusun
kembali bagian – bagian cerita.
3. Mengumpulkan informasi untuk
memecahkan masalah.
4. Menyusun informasi.
Pembelajaran bahasa yang komunikatif nampak lebih
humanistik, yaitu sentralitas kegiatan lebih banyak berada pada siswa. Guru
hanya sebagai fasilitator, siswa diberi kebebasan, otonomi, tanggung jawab dan
kreativitas yang lebih besar dalam proses belajar (Stevik, dalam Sumardi,
1992). Sebagai fasilitator guru mengkoordinasikan kegiatan siswa yang harus
bisa menjamin kegiatan kelas berjalan dengan baik. Dalam kegiatan komunikatif,
guru berperan sebagai individu yang diharapkan memberi nasihat, memantau
kegiatan siswa, menentukan latihan, dan memberikan bimbingan (Littlewood, dalam
Sumardi, 1992).
2.1.2
Tujuan Pembelajaran Bahasa Menurut Pendekatan Komunikatif
Tujuan pembelajaran bahasa menurut pendekatan komunikatif adalah sebagai
berikut :
1.
Mengembangkan kompetensi komunikatif siswa, yaitu
kemampuan menggunakan bahasa yang dipelajarinya itu untuk berkomunikasi dalam
berbagai situasi dan konteks,
2.
Meningkatkan penguasaan keempat keterampilan berbahasa yang diperlukan
dalam berkomunikasi.
2.1.3
Ciri-ciri pendekatan Komunikatif
Dalam pembelajaran pendekatan komunikatif, terdapat beberapa
ciri – ciri yang perlu dipahami, yaitu:
1. Adanya kegiatan komunikasi
fungsional dan interaksi sosial yang saling berkaitan erat.
2. Pembelajaran berorientasi pada
pemerolehan kompetensi komunikatif, bukan ketepatan gramatikal.
3. Pembelajaran diarahkan pada
modifikasi dan peningkatan murid dalam menemukan kaidah bahasa lewat kegiatan
berbahasa.
4. Materi pembelajaran berangkat dari
analisis kebutuhan berbahasa pembelajar.
5. Pendekatan komunikatif merupakan
prasyarat sebelum menggunakan pendekatan lainnya yaitu pendekatan struktural.
1.2.4 Prinsip Pendekatan Komunikatif
Prinsip dasar pendekatan komunikatif menurut (Siahaan dalam
Pateda, 1991:86) ialah:
1. Materi harus terdiri dari bahasa
sebagai alat komunikasi.
2. Desain materi harus menekankan proses
belajar-mengajar dan bukan pokok bahasan.
3. Materi harus memberi dorongan kepada
pelajar untuk berkomunikasi secara wajar.
2.2
Pendekatan Terpadu
2.2.1 Pengertian Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu merupakan pendekatan
yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam penggunaannya, bahasa tidak pernah
dipisah-pisahkan atas aspek-aspeknya. Aspek-aspek bahasa itu di dalam praktik berbahasa selalu digunakan secara bersama dan terpadu,
baik aspek-aspek kebahasaan maupun aspek-aspek keterampilan berbahasa. Bahkan
dengan bidang-bidang yang lain, bahasa selalu menyatu di dalam pemakaian.
Pendekatan terpadu merupakan pendekatan yang paling mudah di
antara tiga pendekatan terbaik yang sering digunakan. Selanjutnya pendekatan
terpadu juga sudah dijelaskan dalam pemerdiknas. Dengan demikian, proses
pembelajaran di SD, SMP, maupun SMA diharapkan dapat menerapkan pendekatan
terpadu.
Yeager mengemukakan beberapa hal yang penting, yang terjadi
di dalam kelas dengan bahasa terpadu, antara lain:
1. Siswa banyak bergaul dengan
literatur.
2. Siswa merasakan peningkatan dalam
belajarnya dan memperlihatkan kesanggupan belajar yang tinggi.
3. Guru-guru berinteraksi dengan siswa,
baik sebagai pembaca maupun sebagai penulis.
4. Guru memperlihatkan perhatiannya
terhadap bacaan dan penulisan pada umumnya.
Terdapat dua istilah yang secara teoretis memiliki hubungan
yang sangat erat, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan
integrated learning (pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum
yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan,
dan sikap (Wolfinger, 1994:133; Soewignyo, 1996). Sedangkan pembelajaran
terpadu banyak dipengaruhi oleh eksplorasi topik yang ada di dalam kurikulum
sehingga anak dapat belajar menghubungkan proses dan isi pembelajaran secara
lintas disiplin dalam waktu yang bersamaan.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu
konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa
mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam
pembelajaran terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah
mereka pahami.
Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses
yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan
bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya (Aminuddin, 1994).
Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat
sebagai:
1. Pembelajaran yang beranjak dari
suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center of interest) yang digunakan
untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari mata
pelajaran yang bersangkutan maupun dari mata pelajaran lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di
sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.
3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan anak secara serempak (simultan).
4. Merakit atau menggabungkan sejumlah
konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan
belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan yang
berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang
menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan
dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh
Psikologi Gestalt, (termasuk teori Piaget) yang menekankan bahwa pembelajaran
itu haruslah bermakna dan menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang
berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak.
Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu ini bertolak
dari suatu topik atau tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama-sama
dengan anak. Tujuan dari tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep
mata pelajaran, akan tetapi konsep-konsep dari mata pelajaran terkait dijadikan
sebagai alat dan wahana untuk mempelajari dan menjelajahi topik atau tema
tersebut. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran
terpadu tampaknya lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam proses belajar
atau mengarahkan anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan
pembuatan keputusan. Pendekatan pembelajaran terpadu ini lebih menekankan pada
penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
Pendekatan terpadu dalam pembelajaran
bahasa Indonesia mengacu pada pernyataan Goodman (1986) tentang kurikulum bahwa
pengajaran bahasa dan pengajaran bidang studi lain (yang dilaksanakan dengan
menggunakan bahasa sebagai media penyajian) merupakan kurikulum yang bersifat
ganda (dual curriculum). Artinya, pengajaran bahasa dan isi dari bidang studi lain
bersama-sama menjadi bagian dari kurikulum secara utuh. Demikian pula
keterpaduan dalam bidang studi bahasa Indonesia, Goodman dalam pandangannya
tentang pengajaran bahasa menyatakan bahwa keterampilan membaca, menulis,
berbicara, dan menyimak tidak dipandang sebagai komponen yang terpisah-pisah
untuk diajarkan sendiri-sendiri. Kenyataan menunjukkan keempat keterampilan
berbahasa tersebut, digunakan siswa dalam berbagai kegiatan pengajaran baik
dalam belajar bahasa maupun bidang studi lain. Dengan demikian, pembelajaran
bahasa menyangkut keterampilan bahasa diajarkan secara terpadu.
Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu ini bertolak
dari suatu topik atau tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama-sama
dengan anak. Tujuan dari tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep
mata pelajaran, akan tetapi konsep-konsep dari mata pelajaran terkait dijadikan
sebagai alat dan wahana untuk mempelajari dan menjelajahi topik atau tema
tersebut. Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran
terpadu tampaknya lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam proses belajar
atau mengarahkan anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan
pembuatan keputusan. Pendekatan pembelajaran terpadu ini lebih menekankan pada
penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
Pendekatan terpadu adalah ancangan
kebijaksanaan pembelajaran bahasa dengan menyajikan bahan-bahan pelajaran
secara terpadu, yaitu dengan menyatukan, menghubungkan, atau mengaitkan bahan
pelajaran sehingga tidak berdiri sendiri atau terpisah-pisah.
Arah dan tujuan pendekatan terpadu menurut Frazee dan Rosse
(1995) mengarah pada pembentukan pemikiran siswa secara utuh, karena secara
kodrati siswa usia SD memandang sesuatu selalu dengan pandangan yang utuh dan
menyeluruh (holistik). Alasan lain, karena dalam kehidupan sehari-hari siswa
menggunakan pengetahuan tidak secara per bagian, tetapi secara utuh. Oleh
karena itu, akan lebih baik bila pembelajaran di sekolah diarahkan untuk menuju
pemikiran secara utuh tersebut.
2.2.2
Karakteristik Pendekatan Terpadu
Penerapan pendekatan pembelajaran
terpadu di sekolah dasar bisa disebut sebagai suatu upaya untuk memperbaiki
kualitas pendidikan, terutama dalam rangka mengimbangi gejala penjejalan isi
kurikulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di
sekolah-sekolah kita. Penjejalan isi kurikulum tersebut dikhawatirkan akan
mengganggu perkembangan anak, karena terlalu banyak menuntut anak untuk
mengerjakan aktivitas atau tugas-tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan
mereka. Dengan demikian, anak kehilangan sesuatu yang seharusnya bisa mereka
kerjakan. Jika dalam proses pembelajaran, anak hanya merespon segalanya dari
guru, maka mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran yang alamiah dan
langsung (direct experiences). Pengalaman-pengalaman sensorik yang membentuk
dasar kemampuan pembelajaran abstrak siswa menjadi tidak tersentuh, padahal hal
tersebut merupakan karakteristik utama perkembangan anak usia sekolah dasar. Di
sinilah mengapa pembelajaran terpadu sebagai pendekatan baru dianggap penting
untuk dikembangkan di sekolah dasar.
Terdapat beberapa karakteristik yang perlu dipahami dari pembelajaran terpadu,
yaitu :
1.
Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student centered).
Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan
siswa sebagai subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2.
Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
3.
Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antar mata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas. Bahkan dalam pelaksanaan di kelas-kelas awal
sekolah dasar, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang
paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.
Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
5.
Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), sebab guru
dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang
lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah
dan siswa berada.
6.
Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa.
2.2.3
Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia secara Terpadu
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran bahasa secara terpadu
perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Guru hendaknya tidak bersikap
otoriter atau menjadi “single actor” yang mendominasi aktivitas dalam proses
pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu
dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama
kelompok.
3. Guru perlu bersikap akomodatif
terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan
pembelajaran.
Penarapan
pendekatan tepadu, antara lain :
1. Ketika Guru mengajarkan membaca kata
atau kata – kata, sekaligus guru mengajarkan bagaimana melafalkannya dengan
tepat. Dalam hal ini, guru sudah mengaitkan kegiatan membaca dan pemahaman
tentang lafal yang tercakup dalam tata bunyi.
2. Pemaduan pembelajaran bahasa dengan
bidang studi lain, seperti IPA, IPS, dan matematika dilakukan melalui penyajian
tema atau materi yag berkaitan dengan bidang studi tersebut. Contohnya adalah
pemaduan bahasa dengan mata pelajaran IPA dapat dilakukan dengan menggunakan
naskah, atau tulisan tentang bidang studi IPA sebagai bahan bacaan. Atau dapat
juga siswa ditugasi mengarang tentang sesuatu yang berkaitan dengan IPA.
Dalam proses penilaian pembelajaran bahasa secara terpadu
perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk melakukan penilaian diri (self-evaluation) di samping bentuk penilaian
lainnya.
2. Guru perlu mengajak para siswa untuk
menilai perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan
pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah disepakati.
2.2.4
Manfaat Pembelajaran Terpadu
Di bawah ini diuraikan beberapa manfaat yang dapat dipetik
dari pelaksanaan pembelajaran terpadu:
1. Dengan menggabungkan berbagai mata
pelajaran akan terjadi penghematan karena tumpang tindih materi dapat dikurangi
bahkan dihilangkan.
2. Siswa dapat melihat
hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran lebih berperan
sebagai sarana atau alat daripada tujuan akhir itu sendiri.
3. Pembelajaran terpadu dapat
meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa. Hal ini dapat terjadi karena siswa
dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih besar, lebih luas dan lebih
dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.
4. Kemungkinan pembelajaran yang
terpotong-potong sedikit sekali terjadi, sebab siswa dilengkapi dengan
pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga akan mendapat pengertian
mengenai proses dan materi yang lebih terpadu.
5. Pembelajaran terpadu memberikan
penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat mempertinggi kesempatan transfer
pembelajaran (transfer of learning).
3.
PENUTUP
3.1
Simpulan
1.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang
dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahan dalam bahasa
merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Tujuan pembelajaran bahasa menurut
pendekatan komunikatif ialah untuk:meningkatkan penguasaan keempat keterampilan
berbahasa dan mengembangkan kompetensi komunikatif siswa. Ciri-ciri pendekatan
Komunikatif, yaitu adanya kegiatan komunikasi fungsional dan interaksi sosial yang
saling berkaitan erat, pembelajaran berorientasi pada pemerolehan kompetensi
komunikatif, sedangkan prinsip dasar pendekatan komunikatif ialah: materi harus terdiri dari bahasa sebagai alat
komunikasi, desain materi harus menekankan proses belajar-mengajar dan bukan
pokok bahasan, dan materi harus memberi dorongan kepada pelajar untuk
berkomunikasi secara wajar.
2. Pendekatan
terpadu merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam
penggunaannya, bahasa tidak pernah dipisah-pisahkan atas aspek-aspeknya. Karakteristik dalam pendekatan
terpadu antara lain, pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student
centered), pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada
siswa (direct experiences
3.2
Saran
Sebagai seorang calon guru, kita diharapkan dapat memahami
pendekatan komunikatif dan pendekatan terpadu sehingga dapat menerapkan dalam
pembelajaran bahasa dengan baik. Dengan menerapkan pendekatan tersebut
diharapkan menciptakan pembelajaran bahasa yang efektif.
DAFTAR
PUSTAKA
Akhadiah,
Sabarti. 1991. Bahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud.
Djago,
Tarigan. 1997. Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.
Zuchdi, Darmiyati. dan Budiasih.1997. Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.
Metta. 2014. Pendekatan Komunikatif dan
Terpadu, online (http://mettaadnyana .blogspot.co.id/ 2014/06/pendekatan-
komunikatif.html ). Diakses pada 3 Oktober 2015.
0 komentar:
Posting Komentar