Senin, 06 Juni 2016

Esensi Kurikulum IPS Tahun 2006 Kelas 1, 2, 3 yang Berkaitan dengan Nilai dan Sikap serta Keterampilan, dengan Contohnya




Esensi Kurikulum IPS Tahun 2006 Kelas 1, 2, 3 yang Berkaitan dengan
Nilai dan Sikap serta Keterampilan, dengan Contohnya
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS SD
Dosen Pengampu: Drs. Susilo, M. Pd.


Disusun Oleh :
KELOMPOK 3 - ROMBEL 11
1.      Dayu Usmanto                           (1401414265)
2.      Riya Agustina                            (1401414271)
3.      Ulfah Nurul Wahdah                 (1401414283)
4.      Meilani Eka Arintaningtyas      (1401414284)



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang  telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan selalu memberi dukungan, mereka adalah :
1.        Bapak Drs. Susilo, M. Pd., selaku dosen mata kuliah Pendidikan IPS SD yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam mengerjakan makalah ini.
2.        Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun material sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
3.        Teman-teman Rombel 11 yang telah memberikan dukungan serta bantuan.
4.        Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha maksimal telah kami lakukan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran akan kami terima dengan tangan terbuka. Kami berharap, semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Semarang.


Penyusun
                                                         


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................  i
KATA PENGANTAR ...................................................................................  ii
DAFTAR ISI .................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................  1
A.      Latar Belakang ....................................................................................  1
B.       Rumusan Masalah ...............................................................................  1
C.       Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................  3
A.      Nilai dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas 1, 2, dan 3....................... 3
B.       Sikap dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas 1, 2, dan 3..................... 5
C.       Kaitan Nilai dan Sikap beserta Contohnya .......................................  10
D.      Keterampilan dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas 1, 2, dan 3....... 11
E.       Keterkaitan Nilai, Sikap, dan keterampilan beserta Contohnya......... 12
BAB III PENUTUP .....................................................................................  15
A.      Simpulan ............................................................................................  15
B.       Saran ..................................................................................................  15
     DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................  16



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Proses Belajar Mengajar IPS di sekolah umumnya dianggap tidak menarik, akibatnya banyak anak-anak sekolah yang kurang tertarik untuk mendalami mata pelajaran IPS. Selain itu memang ada anggapan bahwa mata pelajaran IPS tidak begitu penting sehingga siswa dalam proses belajar mengajar tidak begitu serius dalam mengikutinya. Beberapa indikator yang menunjukan bahwa mata pelajaran IPS tidak menarik atau penting adalah nilai-nilai pelajaran IPS tidak begitu tinggi, serta program Ilmu Sosial di SMA dianggap sebagai program nomor dua setelah Ilmu Alam.
Hal tersebut di atas disebabkan adanya beberapa faktor. Faktor pertama adalah penempatan jam pelajaran IPS biasanya sebagai pelengkap, di siang hari ketika kondisi belajar siswa sudah menurun. Hal ini menunjukkan bahwa pihak sekolah (pembuat jadwal) menganggap bahwa pelajaran IPS tidak sepenting pelajaran Matematika, IPA dan Bahasa Indonesia. Dalam kondisi yang demikian baik siswa maupun guru sudah dalam kondisi kelelahan sehingga perhatian dan motivasinya pun sudah menurun.
Faktor kedua adalah performance guru IPS. Di SD/MI mata pelajaran IPS diampu oleh guru kelas atau kadang-kadang diampu oleh guru dengan latar belakang mata pelajaran lain. Bahkan tidak menutup kemungkinan satu guru selain mengampu mata pelajaran IPS juga mengampu mata pelajaran lainnya. Akibatnya kreatifitas dan kemampuan guru pun tidak maksimal. Guru-guru merasa kewalahan dalam mempersiapkan setiap mata pelajaran yang harus diampunya karena beban mengajar terlalu banyak.
Faktor ketiga adalah sajian materi dalam buku-buku IPS kurang memadai. Buku-buku IPS umumnya tebal-tebal dengan bahasa baku yang sulit dicerna oleh siswa. Apalagi dengan seringnya berganti kurikulum maka buku-buku pun sering berganti, Selain masalah materi, keberadaan buku juga berkaitan dengan harga yang selalu naik sehingga orang tua kurang mampu untuk membelinya. Dalam buku-buku IPS seringkali materinya terlalu berat dan sangat lengkap tidak sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan siswa, akibatnya siswa tidak mampu belajar mandiri.
Faktor keempat adalah faktor model pembelajaran dan dukungan media pembelajaran yang sesuai. Banyak guru IPS menyampaikan pembelajarannya hanya ceramah atau tanya jawab, atau bahwa mencatat buku di papan tulis. Model-model yang lebih bervariasi tidak dijalankan karena keterbatasan waktu, media pembelajaran, dan kemampuan guru untuk menerapkan variasi model pembelajaran (Velarasi, 2004: 7).
Berdasarkan Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pendidikan IPS, terlebih di jenjang pendidikan SD/MI dan SMP harus memberikan pengalaman langsung dan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber dan media pembelajarannya. Oleh karena itu matei IPS di jenjang pendidikan SD/MI dimulai dari pengenalan lingkungan sekitar baik lingkungan fisik maupun lingkungan social yang diajarkan mulai kelas III. Seiring dengan meningkatnya jenjang kelas maka materi IPS semakin luas mengenal lingkungan di tingkat kabupaten, propinsi dan dunia. Ketika peserta didik duduk di kelas VI SD/MI maka materi pengenalan lingkungan dunia secara menyeluruh diberikan oleh guru.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah nilai dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3?
2.      Bagaimanakah sikap dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3?
3.      Bagaimanakah kaitan nilai dan sikap dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3?
4.      Bagaimanakah keterampilan dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3?
5.      Bagaimanakah keterkaitan nilai, sikap dan keterampilan dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3?


C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui nilai dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3.
2.      Untuk mengetahui sikap dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3.
3.      Untuk mengetahui kaitan nilai dan sikap dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3.
4.      Untuk mengetahui keterampilan dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3.
5.      Untuk mengetahui keterkaitan nilai, sikap dan keterampilan dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3.






BAB II
PEMBAHASAN

1.      Nilai dan Sikap dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas 1, 2, dan 3
A.    Nilai dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas 1, 2, dan 3
Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum, mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap orang. Nilai (values) itu tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang membedakan nilai dan sikap. Sikap biasanya berkenaan dengan yang khusus. Suatu nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga memiliki kelakuan seseorang. Orang mendapatkan niai dan orang lain dalam lingkungannya.
Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh, merupakan sistem di mana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi. Dengan kuat sebagai satu kesatuan yang utuh.
Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya indikator-indikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang, aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan yang diutarakan, perbuatan yang dilakukan serta kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri, 1985: 18).
Dalam pendidikan kita meyakini bahwa nilai yang menyangkut ranah afektif ini perlu diajarkan kepada siswa. Agar siswa mampu menerima nilai dengan sadar, mantap, dan dengan nalar yang sehat. Diharapkan agar para siswa dalam mengembangkan kepribadiannya menuju jenjang kedewasaan memiliki kemampuan untuk memilih (dengan bebas) dan menentukan nilai yang menjadi anutannya.
Mengajarkan nilai (value) lebih memerlukan “skill” dibanding dengan mengajarkan kepercayaan (belief) dan sikap. Kita tidak bisa menentukan bagaimana nilai itu beroperasi dalam dan anak sementara ia berbuat, atau bersikap terhadap sesuatu, padahal kita beranggapan bahwa “nilai” itu tercermin dalam sikap dan perilaku seseorang. Oleh karena itu, dalam pendidikan nilai, guru tidak bisa segera mengambil kesimpulan mengenai hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya. Artinya, masih memerlukan waktu untuk menentukan apakah kegiatan belajar mengajarnya berhasil, kurang berhasil atau tidak berhasil.
Pertama-tama, perlu diperhatikan bahwa pendidikan nilai harus ada kesesuaiannya dengan kehidupan di luar kelas. Kemudian, perlu diingat pula bahwa dalam pengajaran pendidikan nilai guru harus kreatif. Oleh karena itu, penyampaiannya tidak selalu harus mengacu kepada isi kurikulum yang tidak tertera dalam rancangan formal, misalnya dari pengalaman, dalam kehidupan sehari-hari. Nilai yang disampaikan adalah nilai yang esensial, sangat penting yang sangat berharga bagi kehidupan masyarakat. Dan tidak kalah pentingnya pula adalah pengajaran atau pendidikan nilai harus bermula dari potensi anak menuju target pendidikan anak yang diharapkan. Tugas guru yang utama adalah meningkatkan tingkat kesadaran nilai pada anak, sadar bahwa ada sistem nialai yang mengatur kehidupan, sadar bahwa sistem nilai itu penting sekali bagi kehidupan manusia sehingga timbulkeinginan untuk memilikinya, bahkan merasa wajib untuk membina dan meningkatkannya, dan pada akhirnya yang bersangkutan berupaya untuk melakukannya dalam perbuatan sehari-hari.

B.     Sikap dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas 1, 2, dan 3
Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu terdapat berbagai rumusan tentang sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan konsep yang berbeda. Menurut Thursone, sikap adalah keseluruhan dari kecenderungan perasaan, pemahaman, gagasan, dan rasa takut, perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. Menurut Rochman Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk memperlakukan sesuatu objek. Didalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian positif dan negatif dengan intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu sendiri bisa berubah-ubah.

C.    Kaitan Nilai dengan Sikap
Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau kelompok, yang mempengaruhi bagaimana seseorang atau kelompok memilih cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki seseorang dapat mengekspresikan mana yang lebih disukai mana yang tidak. Dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Yang selalu terjadi adalah satu sikap disebabkan oleh banyak nilai (values).
Di dalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak. Dapat disimpulkan terdapat kaitan antara nilai dengan aspek-aspek kognitif, aspek afektif, dan kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat ditegaskan sebagai berikut:
1.      Ada hubungan timbal-balik antara nilai dengan kognitif.
2.      Ada hubungan timbal-balik antara afektif dengan kognitif.
3.      Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menuju kepada terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan terhadap “belief” (keyakiannya).
Nilai juga dirumuskan secara beragam, dengan landasan berbeda-beda serta tujuan dan disiplin yang berbeda pula. Nilai merupakan konsep dalam ekonomi, filosifi, pendidikan dan bimbingan, juga didalam sosiologi dan geografi serta sejarah. Yang sering terjadi ialah satu sikap disebabakan oleh banyak nilai (values). Adapun kaitan nilai dan sikap adalah sebagai berikut:
1.      Nilai sebagai penentu untuk bersikap
2.      Pendidikan nilai (moral) bertujuan untuk mengembangkan kepribadian seseorang agar dapat memilih mana yang baik atau buruk untuk bersikap.
Butir-butir nilai dan sikap yang dapat dikembangkan dari materi IPS di kelas 1, 2 dan 3 banyak sekali, dan hal itu sesungguhnya merupakan tanggung jawab guru IPS sebagai pengembang kurikulum di kelas. Berikut beberapa contohnya:
Kelas 3
Topik        : Lingkungan Sekitar
Subtopik   : Rumah
Dari lingkungan rumah atau keluarga dapat digambarkan hubungan orang tua dan anak-anak, meliputi:
1.      Nilai-nilai kasih sayang, sabar, sopan-santun, patuh dan sebagainya.
2.      Sikap, misalnya sikap bertanggung jawab terhadap keluarga, sikap simpatik, berdisiplin, menaati peraturan, menyenangi keindahan, kebersihan, dan sebagainya.

Topik        : Kerja sama di lingkungan desa atau kelurahan
Dari hubungan tatanan kehidupan masyarakat di desa terungkap hal-hal berikut ini:
1.      Nilai-nilai taat, solidaritas, rukun, damai, demokratis, rajin, dan sebagainya.
2.      Sikap, misalnya menghormati peraturan, semangat persatuan, semangat gotong royong, suka bermusyawarah, mendukung swadaya masyarakat, mendukung upaya pembangunan, semangat berwiraswasta, tolong menolong, dan sebagainya.

Topik        : Jenis-jenis Pekerjaaan
Dari penggalian jenis-jenis pekerjaan ini akan ditemukan hubungan antara timbulnya kebutuhan hidup dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, yaitu:
1.      Nilai-nilai hemat, rajin, tekun, kerja keras, kesederhanaan, manfaat (tidak menyebabkan sesuatu menjadi sia-sia), dan sebagainya.
2.      Sikap, misalnya efektif dan efisien, menghargai waktu, sikap bersungguh-sungguh dalam menghadapi pekerjaan, menikmati hidup, bersikap optimis, sikap tidak menyombongkan diri, menyukai keteraturan/ketertiban, dan sebagainya.
2.      Keterampilan Intelektual atau Kemampuan Analisis, Personal Dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD Tahun 2006 Kelas 1, 2, dan 3
Pencapaian aspek kemampuan dan keterampilan banyak ditentukan oleh siswa dalam aktivitas belajar secara langsung dan terprogram, aspek ini tidak mungkin tercapai hanya dengan membaca buku teks atau mendengarkan penjelasan guru semata. Pencapaian aspek kemampuan dan keterampilan ini hanya dapat dicapai dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa itu sendiri.
A.    Keterampilan Intelektual atau Kemampuan Analisis
Dalam KTSP IPS SD tahun 2006, dalam keterampilan intelektual ditekankan pula tentang kemampuan analisis dari peserta didik. Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kemampuan analisis adalah merupakan bagian dari keterampilan intelektual, di mana kemampuan analisis merupakan kemampuan atau kecakapan seseorang atau siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Di lain pihak, keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan atau kecakapan untuk mewujudkan pengetahuan dan pengertiannya ke dalam perbuatan untuk menyelidiki suatu peristiwa ataupun masalah. Kemampuan dan keterampilan ini memerlukan perkembangan pemikiran yang kritis pada subjek didik. Keterampilan dan kecakapan ini antara lain:
1.      Keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi melalui pengumpulan fakta, bacaan, mendengarkan penjelasan dari narasumber (guru-guru dan lain-lain) melalui partisipasi aktif dalam diskusi, kunjungan ke lapangan, dan sebagainya.
2.      Keterampilan berpikir, menafsirkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi yang dipilih dari berbagai sumber, membentuk konsep, merangkumnya kembali dan membentuk generalisasi sesuai dengan jenjang kemampuan berpikir siswa.
3.      Kemampan mengkritik informasi dan membedakan mana fakta, mana yang opini. Dengan keterampilan ini, siswa dapat berpikir kritis, dapat menunjukkan mana informasi yang faktual mana yang tidak.
4.      Keterampilan memebuat keputusan berdasarkan mereka mampu mengambil keputusan dengan profesional, tidak asal menyamaratakan saja.
5.      Keterampilan memecahkan masalah, menerapkan hasil temuan dalam sistem baru. Termasuk di dalamnya kemampuan memprediksi, memperkirakan hal-hal yang bisa/ akan terjadi di masa depan.
6.      Keterampilan menggunakan media: globe, peta, grafik, tabel, dan sebagainya sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam rangka penafsiran atas fakta-faktadalam memperoleh pengetahuan tentang sesuatu.
Untuk memperoleh keterampilan intelektual atau kemampuan analisis tersebut, siswa perlu dilatih dalam berbagai kegiatan belajar-mengajar. Di sinilah pentingnya pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dilakukan guru dalam strategi dan metode belajar yang dikembangkan. Guru perlu mengembangkan metode mengajar yang dapat menunjang pengembangan potensi intelektual siswa (di samping potensi lainnya).
Dengan mengembangkan belajar mengajar yang fungsional, misalnya dengan metode memecahkan masalah (problem solving) atau melalui model-model program lainnya, misal Program terpadu (muldisciplinary model) yang mengacu kepada topik-topik yang ditentukan dalam kurikulum, maka sasaran pencapaian keterampilan itu dicapai.

B.     Keterampilan Personal
Keterampilan personal sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual. Namun, dalam pemahamannya, ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya mandiri. Keterampilan personal itu sendiri meliputi:
1.      Keterampilan yang bersifat praktis atau disebut juga keterampilan psikomotor, seperti keterampilan berbuat, berlatih serta mengkoordinasi indra dengan anggota badan. Keterampilan praktis ini tampak dalam hal kemampuan siswa menggambar, membuat peta, membuat model dan sebagainya.
2.      Keterampilan studi dan kebiasaan kerja. Misalnya, keterampilan menentukan lokasi kerja, mengumpulkan data, menggunakan reference material, membuat kesimpulan dan lain-lain. Dengan latihan yang benar, siswa diberi peluang untuk memiliki percakapan belajar mandiri dan bekerja mandiri.
3.      Keterampilan bekerja dalam kelompok. Keterampilan ini berkenaan dengan kemampuan seseorang didalam kelompok, seperti menyusun rencana, memimpin diskusi, menilai pekerjaan secara bersama-sama. Keterampilan ini sangat penting dimiliki seseorang dalam mengembangkan pengalamannya. Oleh sebab itu, keterampilan ini hanya dapat diraih melalui serangkaian pengalaman dan berkembang secara bertahap.
4.      Keterampilan akademik atau keterampilan belajar (continuing learning skills). Keterampilan ini memungkinkan seseorang terampil belajar sepanjang hayat. Untuk tingkat pendidikan dasar sasarannya adalah baru dalam tahapan mengembangkan segenap potensi dirinya di kemudian hari, sehingga siswa memiliki semangat, kemampuan dan kepercayaan diri yang sehat. Yang terpenting bahwa dalam diri siswa tertanam semangat untuk belajar terus sepanjang hayatnya.
5.      Keterampilan-keterampilan lainnya, antara lain:
a.       Keterampilan fisik.
b.      Keterampilan politik agar mengetahui tentang politik sesuai dengan perkembangan usia dan kemampuan berpikirnya.
c.       Keterampilan pengembangan emosional (emotional growth) sebagai saran utama dalam rangka kemampuan untuk mengendalikan diri.

C.    Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerja sama, belajar memberi dan menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial. Sehingga, dengan adanya keterampilan sosial ini maka siswa mampu berkomunikasi dengan sesama manusia, ingkungannya di masyarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Belen dan Kawan-kawan, 1990:348,  latihan dan pembinaan yang tampak dalam proses belajar-mengajar antara lain mampu melaksanakan dengan baik hal hal berikut ini, yaitu:
1.      Berdiskusi dengan teman
2.      Bertanya kepada siapapun
3.      Menjawab pertanyaan orang lain
4.      Menjelaskan kepada orang lain
5.      Membuat laporan
6.      Memerankan sesuatu, dan seterusnya.
Di samping dilatih kemampuannya dalam berbagai kemampuan tersebut, yang perlu dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru mendorong siswa untuk lebih gemar membaca, mencari dan mengolah informasi sesuai dengan kemampuannya, agar memiliki kebiasaan untuk memahami latar belakang informasi, memahami struktur bahan pengajaran, mengerti peristilahan-peristilahan yang sulit atau baru, mengikuti perkembangan jaman, dan sebagainya.
Dengan demikian, diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka, tujuan mereka membaca atau mempelajari matei kajian. Bersikap kritis terhadap bahan kajian dan mampu mengevaluasi terhadap apa yang sudah dipelajarinya, sehingga ia merasa memiliki kemampuan untuk memberikan kesimpulan dan keputusan.



3.      Keterkaitan Nilai, Sikap, dan Keterampilan atau Kemampuan
Berikut ini akan dikemukakan contoh yang menggambarkan adanya keterkaitan antara nilai, sikap, dan ketrampilan intelektual atau kemampuan analisis, personal, dan sosial.
Contoh 1
Topik                           : Lingkungan Alam dan Buatan Sekitar Rumah dan Sekolah
Subtopik                      : Lingkungan Rumah (IPS Kelas 3 Semester I).
Standar Kompetensi   :
Memahami lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan sekolah.
Kompetensi Dasar       :
Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah
Tujuan Pembelajaran   :
Setelah mempelajari topik ini siswa diharapkan dapat :
  1. Menjelaskan pengertian lingkungan alam;
  2. Menjelaskan pengertian lingkungan buatan;
  3. Menjelaskan pengertian rumah;
  4. Menyebutan benda-benda yang langsung dari alam yang ada di sekitar rumah;
  5. Menyebutkan benda-benda di lingkungan rumah buatan manusia;
  6. Menceritakan pentingnya lingkungan alam dan buatan bagi setiap orang.

Berdasarkan topik diatas, maka dapat diketahui:
1.      Nilai-nilai yang terkandung meliputi: nilai kebersihan, nilai keindahan, nilai kegunaan, dan nilai kerja sama.
2.      Sikap yang terkandung meliputi: menghormati peraturan, berdisiplin, mau bekerja sama, bertanggung jawab, menyukai kebersihan dan keindahan.
3.      Keterampilan-keterampilan:
1)      Ketrampilan intelektual atau Kemampuan analisis, meliputi: mampu merencanakan kegiatan ataupun penelitian; mampu menyaring dan menganalisis informasi melalui bacaan,  dan diskusi; dan mampu berpikir, menafsirkan dan mengirganisasikan informasi.
2)      Ketrampilan personal, meliputi: membaca dokumen, brosur atau buku dan surat kabar; mencatat data atau keterangan dalam berbagai bentuk; dan menafsirkan gambar, serta menggambarkan denah.
3)      Ketrampilan sosial meliputi: awancara, bertanya, berdiskusi, menjawab pertanyaan dan menjelaskan kepada orang lain.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Nilai merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau kelompok, yang mempengaruhi bagaimana seseorang atau kelompok memilih cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik.
2.      Sikap adalah keseluruhan dari kecenderungan perasaan, pemahaman, gagasan, dan rasa takut, perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal.
3.      Kaitan nilai dan sikap meliputi: nilai sebagai penentu untuk bersikap; serta pendidikan nilai (moral) bertujuan untuk mengembangkan kepribadian seseorang agar dapat memilih mana yang baik atau buruk untuk bersikap.
3.      Keterampilan dalam kurikulum IPS SD 2006 meliputi keterampilan intelektual atau kemampuan analisis, keterampilan personal, dan keterampilan sosial.
4.      Keterkaitan nilai, sikap, dan keterampilan intelektual, keterampilan personal dan keterampilan sosial lebih dijabarkan kepada contoh topik dan subtopik yang didalamnya memuat nilai, sikap, dan keterampilan-keterampilan tersebut.

B.     Saran
1.      Materi studi sosial merupakan materi yang sangat luas bahan kupasannya, maka upaya guru untuk membantu siswa-siswa mengembangkan keterampilan atau kemampuan memahami masalah-masalah yang terkandung di dalamnya lurus diintegrasikan sebagai bagian dari bahan pengajaran IPS.
2.      Di samping dilatih kemampuannya dalam berbagai kemampuan, ada satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru mendorong siswa untuk lebih gemar membaca, mencari dan mengolah informasi sesuai dengan kemampuannya. Selain itu diharapkan agar siswa memiliki kebiasaan untuk memahami latar belakang informasi memahami struktur bahan pengajaran, mengerti peristilahan-peristilahan yang sulit atau baru, mengikuti perkembangan zaman dan sebagainya.
3.      Diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka tujuan mereka inembaca/mempelajari materi kajian. Bersikap kritis terhadap bahan kajian dan mampu mengevaluasi terhadap apa yang sudah dipelajarinya sehingga di merasa memiliki kemampuan untuk memberikan kesimpulan dan keputusan.



DAFTAR PUSTAKA

Sardjiyo, dkk. 2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Supriatna, N. 2007. Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS.






2 komentar:

alfatrans pulsa mengatakan...

trimakasih atas infonya....
minta izin copas buat tugas ya... sukses selalu....

Ulfah Nurul Wahdah mengatakan...

Sama-sama.
Iya boleh.
Aamiin..

Posting Komentar

 
;