Senin, 22 Agustus 2016

Asesmen Layanan Pendidikan ABK di SD






ASESMEN LAYANAN PENDIDIKAN ABK DI SD
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu: Dra. Kurniana Bektiningsih, M. Pd.


Disusun Oleh:
KELOMPOK 12 - ROMBEL 7
1.      Fahmilia Nuzulina                        (1401414061)
2.      Niken Ria Nastiti                         (1401414067)
3.      Mira Fenia                                    (1401414203)
4.      Ulfah Nurul Wahdah                   (1401414283)



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016




KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang  telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan selalu memberi dukungan, mereka adalah :
1.        Ibu Dra. Kurniana Bektiningsih, M. Pd., selaku dosen mata kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam mengerjakan makalah ini.
2.        Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun material sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
3.        Teman-teman Rombel 7 yang telah memberikan dukungan serta bantuan.
4.        Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha maksimal telah kami lakukan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran akan kami terima dengan tangan terbuka. Kami berharap, semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Semarang.


Penyusun
                                                         



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................  i
KATA PENGANTAR ...................................................................................  ii
DAFTAR ISI .................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................  1
A.      Latar Belakang ....................................................................................  1
B.       Rumusan Masalah ...............................................................................  2
C.       Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................  3
A.      Pengertian Asesmen............................................................................. 3
B.       Tujuan Asesmen................................................................................... 4
C.       Langkah-langkah Pelaksanaan Asesmen.............................................. 6
D.      Teknik Pelaksanaan Asesmen............................................................... 8
E.       Hal-hal yang Dipertimbangkan dalam Asesmen.................................. 9
BAB III PENUTUP .....................................................................................  11
A.      Simpulan ............................................................................................  11
B.       Saran ..................................................................................................  11
     DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................  13





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Banyak kasus yang terjadi berkenaan dengan keberadaan anak berkebutuhan khusus di sekolah-sekolah umum, termasuk di Sekolah Dasar (SD) yang perlu mendapatkan perhatian dan layanan pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Masing-masing anak memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri, khususnya mengenai kebutuhan dan kemampuannya dalam belajar di sekolah. Anak-anak tersebut, tentu saja tidak dapat dengan serta merta dilayani kebutuhan belajarnya sebagaimana anak-anak normal pada umumnya.
Dalam upaya memberikan layanan pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus maka diperlukan langkah-langkah yang sistematis. Langkah itu diawali dengan proses asesmen. Setiap anak berkebutuhan khusus harus melalui proses asesmen itu sehingga akan diperoleh gambaran kemampuan dan kebutuhan belajarnya. Apabila proses asesmen tidak dilakukan maka pembelajaran yang dilakukan tidak memiliki dasar pijakan untuk mencapai indikator materi pembelajaran yang diharapkan. Anak-anak pun akan kesulitan menguasai materi pembelajaran karena materinya tidak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan belajarnya. Kegagalan dalam pembelajaran dapat diakibatkan oleh tidak adanya data hasil asesmen. Dengan demikian asesmen memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam menentukan keberhasilan pembelajaran.
Satu hal yang penting diperhatikan di sini adalah, bahwa asesmen dilakukan sebagai tindak lanjut dari proses identifikasi, khususnya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Pada pembahasan ini akan memberikan penjelasan kepada kita untuk mengkaji definisi dan aktivitas asesmen terhadap anak-anak berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar. Dengan demikian, diharapkan kita mampu menjelaskan pengertian asesmen, serta melakukannya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian  dari assesmen?
2.      Apakah tujuan dari adanya assesmen?
3.      Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan dari assesmen?
4.      Bagaimanakah teknik pelaksanaan dari assesmen?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian  dari assesmen.
2.      Untuk mengetahui tujuan dari adanya assesmen.
3.      Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan dari assesmen.
4.      Untuk mengetahui teknik pelaksanaan dari assesmen.







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Assesmen
Dalam istilah Bahasa Inggris, assessment berarti penilaian terhadap suatu keadaan, penilaian dalam konteks ini adalah evaluasi terhadap kondisi atau keadaan anak-anak berkebutuhan khusus, jadi bukan merupakan penilaian terhadap hasil suatu aktivitas atau kegiatan pembelajaran di sekolah. Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli:
1.      Walace, G & Larsen (1978:7)
Asesemen merupakan proses pengumpulan informasi pembelajaran yang relevan.
2.      Robert M Smith (2002)
Asesmen adalah suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
3.      James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis
Asesmen adalah proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan.
4.      Bomstein dan Kazdin (1985)
Asesmen adalah proses mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi, memilih dan mendesain program treatmen, serta mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi.
5.      Lidz 2003
Asesmen adalah proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak yang meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami kelebihan dan kelemahannya, serta peran penting yang dibutuhkan anak. 
Pengertian asesmen dalam kerangka pendidikan anak berkebutuhan khusus, dimaksudkan sebagai usaha untuk memperoleh informasi yang relevan guna membantu seseorang dalam membuat suatu keputusan. Asesmen merupakan aktivitas yang amat penting dalam proses pembelajaran di sekolah, untuk itu pelaksanaannya harus benar-benar dilakukan secara obyektif dan komprehentif terhadap kondisi dan kebutuhan anak. Asesmen mengarah pada upaya pengumpulan informasi dalam upaya perencanaan dan implementasi pembelajaran siswa di sekolah.
Sebagai tindak lanjut dari identifikasi, hasil yang diperoleh dari asesemen pendidikan akan bermanfaat bagi guru sebagai panduan dalam dua hal pokok, yaitu merencanakan program dan implementasi program pembelajaran. Untuk itu dalam upaya perencanaan tujuan dan penentuan sasaran pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang tepat, dalam asesmen pendidikan anak berkebutuhan khusus sangat diperlukan adanya pengumpulan informasi yang relevan dan komprehensif. Data atau informasi yang diperoleh dalam asesmen ini umumnya berkenaan dengan tahap pembelajaran, kelemahan dan kecakapan, serta hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seorang siswa.

B.     Tujuan Assesmen
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai terkait dengan dilaksanakan asesmen di sekolah, khususnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Terkait dengan waktunya, Moh Amin (1995:125) menjelaskan adanya lima tujuan dilaksanakannya asesmen bagi anak berkebutuhan khusus, yaitu:
1.        Menyaring kemampuan anak, yaitu untuk mengetahui kemampuan anak pada setiap aspek, misalnya bagaimana kemampuan bahasa, kognitif, kemampuan gerak, atau penesuaian dirinya.
2.        Pengklafifikasian, penempatan, dan penentuan program.
3.        Penentuan arah dan tujuan pendidikan, ini terkait dengan perbedaan klasifikasi berat ringannya kelainan yang disandang seorang anak, yang berdampak pada perbedaan tujuan pendidikannnya.
4.        Pengembangan program pendidikan individual yang sering dikenal sebagai individualized educational program, yautu suatu program pendidikan yang dirancang khusus secara individu untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
5.        Penentuan strategi, lingkungan belajar, dan evalusi pembelajaran.
Selain kelima tujuan di atas, Wallace, G & Larsen, S (1978: 5) mengemukakan adanya dua tujuan dalam pelaksanaan asesmen, yaitu:
1.      Untuk mengidentifikasi dan terkadang pemberian label untuk kepentingan administratif masalah belajar yang dialami anak-anak berkebutuhan khusus.
2.      Untuk memperoleh informasi tambahan yang dapat membantu dalam merumuskan tujuan pembelajaran, dan strategi pemberian remedial bagi anak-anak yang diduga berkebutuhan khusus.
Dari uraian tujuan di atas, setidaknya ada beberapa hal penting yang perlu digarisbawahi dalam asesmen, yaitu:
1.      Asesmen dilakukan untuk penseleksian anak-anak yang berkebutuhan khusus.
2.      Asesmen bertujuan pula untuk penempatan siswa, sesuai dengan kemampuannya.
3.      Untuk merencakan program dan strategi pembelajaran.
4.      Untuk mengevaluasi dan memantau perkembangan belajar siswa.
Secara khusus, sesunggungnya tujuan asesmen dapat berorientasi pada keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh seorang anak, baik dalam segi kemampuan akademik ataupun nonakademik. Keterampilan akademik terkait dengan kemampuan anak dalam bidang-bidang scholastik atau matapelajaran yang membutuhkan pemikiran dan penalaran, seperti bahasa dan matematika. Di sini akan dapat diketahui dan ditentukan dalam hal apa anak mengalami permasalahan, serta bagaimana langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut. Sedang keterampilan nonakademik menyangkut kemampuan atau kesanggupan anak dalam bidang-bidang yang tidak berorientasi pada pemikiran dan penalaran, misalnya kesenian, orahraga, vocasional, atau kemampuan motorik.

C.    Langkah-langkah Pelaksanaan Assesmen
Sebagai suatu aktivitas yang sistematik dan berkelanjutan, sudah barangtentu asesmen perlu dilakukan sesuai dengan prosedur yang baik, agar dengan begitu hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adanya beberap factor yang terkait dengan pelaksanaan asesmen juga harus dipertimbangkan secara seksama. Berikut adalah alur asesmen secara skematik.
Menentukan Tujuan Assesmen
 
Langkah umum pelaksanaan asesmen pendidikan

























 
Penggunaan Daftar Tahapan Lingkup Materi
 



Merumuskan Prosedur Assesmen
 




Melakukan Tes Formal
 
Melakukan Tes Informal
 



Menentukan Tujuan Assesmen
 





Penentuan Strategi  Pembelajaran
 

                                                                                                                


 


Penerapan Pembelajaran
 



Dari skema tersebut, terlihat bahwa tahapan asesmen dilakukan dengan terlebih dahulu merumuskan tujuannya dengan memperhatikan tahapan ruang lingkup materinya. Setelah tujuan ditentukan langkah selanjutnya adalah merumuskan prosedurnya, yang dapat dilakukan melalui tes formal maupun informal untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Dari hasil informasi yang telah diperoleh, selanjutnya diolah dan dianalisis guna menentukan tujuan pembelajaran, dan strateginya dalam pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Setelah langkah-langkah tersebut dilakukan, maka sebagai tindak lanjutnya adalah implementasi kegiatan pembelajaran bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Secara lebih spesifik Mercer & Mercer (1989:38) menjelaskan adanya beberapa langkah yang dilakukan dalam asesmen anak berkebutuhan khusus di sekolah, yaitu:
1.        Menentukan cakupan dan tahapan keterampilan yang akan diajarkan. Agar pelaksanaan asesmen dapat dilakukan secara efektif, maka seyogyanya guru terlebih dahulu memahami tahapan kompetensi pembelajaran siswa dalam bidang pembelajaran tertentu. Ini penting dilakukan untuk mengetahui dengan jelas keterampilan-keterampilan apa yang telah dikuasai siswa. Secara teknik guru dapat melakukannya melalui analisis tugas dalam kegitan pembelajaran di sekolah.
2.        Menetapkan perilaku yang akan diases. Asesmen perilaku diawali dari tahapan yang paling umum menuju tahapan yang khusus. Perilaku umum menunjuk pada rentang kompetensi siswa dalam penguasaan materi kurikulum, misalnya pada mata pelajaran bahasa mencakup kompetensi dasar untuk semua aspek bahasa. Sedang yang khusus, mungkin hanya pada aspek membaca saja.
3.        Memilih aktivitas evaluasi, guru harus mempertimbangkan aktivitas yang akan dilakukan itu untuk evaluasi dalam rentang kompetensi umum, atau kompetensi khusus . Evaluasi kompetensi umum, lazimnya dilakukan secara periodik (semester), sedang untuk kompetensi khusus sebaiknya dilakukan secara formatif dan berkesinambungan.
4.        Pengorganisasian alat evaluasi. Hal ini perlu dilakukan berkenaan dengan evaluasi pendahuluan, yang mencakup; identifikasi masalah, pencatatan bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi, dan evaluasi keterampilan-keterampilan tertentu. Setelah evaluasi awal dilakukan, selanjutnya ditentukan tujuan dan strategi pembelajaran, serta implementasi dan pemantuan kemajuan belajar siswa.
5.        Pencatatan kinerja siswa. Ada dua hal mengenai kinerja siswa yang harus dicatat guru, yaitu kinerja siswa pada pelaksanaan tugas sehari-hari, dan penguasaan keterampilan secara keseluruhan, yang umumnya dicacat pada laporan kemajuan belajar siswa.
6.        Penentuan tujuan pembelajaran khusus untuk jangka pendek dan jangka panjang. Di sini guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran khusus bagi anak dalam jangka pendek secara spesifik, misalnya dalam aspek membaca atau mengeja dalam pelajaran bahasa, tetapi harus tetap berkontribusi dalam tujuan jangka panjang.
Langkah-langkah pelaksanaan asesmen sebagaimana diuraikan di atas, secara struktur telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan pendidikan anak-anak bekebutuhan pendidikan khusus, sehingga dapat dijadikan panduan bagi guru dalam melakukan asesmen di sekolah. Guru tentunya juga diharapkan dapat menyesuaikan sendiri dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi di sekolahnya masing-masing.

D.    Teknik Pelaksanaan Assesmen
Terdapat beberapa teknik atau metode yang dapat dilakukan dalam upaya pelaksanaan asesmen untuk anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah (dasar). Beberapa diantara yang dapat dijelaskan di sini adalah melalui observasi, tes formal dan informal, dan wawancara, dengan didukung beberapa instrumen seperti checklist ataupun skala penilaian.
1.        Observasi, merupakan pengamatan yang dilakukan secara seksama terhadap aktivitas belajar siswa, seperti cara pelajar, kinerja, perilaku, ataupun kompetensi yang dicapai.
2.        Tes formal, sesungguhnya merupakan merupakan suatu bentuk tes yang telah terstandarkan, yang memiliki acuan norma ataupun acuan patokan dengan tolok ukur yang telah ditetapkan. Tes demikian umumnya dikembangkan secara global, oleh para ahli dibidangnya. Dalam konteks asesmen pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus, sesungguhnya kurang cocok untuk dilakukan, jika dilihat dari tujuannya yang sangat spesifik, dan mencakup persoalan-persoalan pendidikan yang unik, yang dihadapi siswa berkebutuhan khusus secara individual.
3.        Tes informal. Suatu jenis tes yang sangat bermanfaat dan sangat sesuai untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkenaan dengan kompetensi dan kemajuan belajar anak berkebutuhan khusus. Tes informal umumnya dipersiapkan dan disusun sendiri oleh guru, serta digunakan secara intensif untuk mengetahui kompetensi-kompetensi khusus pada anak. Dalam kaitannya dengan asesmen, ada beberapa bentuk yang sering digunakan, yaitu checklist, tes buatan sendiri, ataupun berupa cloze
4.        Wawancara, atau interview untuk memperoleh informasi dengan sasaran utama orangtua, keluarga, guru di sekolah ataupun teman sepermainan.

E.     Hal-hal yang Dipertimbangkan dalam Asesmen
Terdapat  beberapa  hal  yang  perlu  dipertimbangkan   di  dalam  melakukan  asesmen antara lain:
1.      Kapan asesmen dilakukan
Untuk  menentukan  program  pembelajaran  yang  relevan  dan  fungsional  bagi  anak, asesmen  seyogyanya  dilakukan  secara  terus  menerus  (kontinyu).  Dengan  cara  ini  asesmen dapat memfasilitasi belajar anak dan keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar menjadi fungsional.
2.      Di mana asesmen dilakukan
Untuk melihat bagaimana perilaku anak, asesmen hendaknya dilakukan dalam situasi alamiah seperti: di rumah, di dalam kelas, di kantin, di asrama, dan sebagainya. Proses assesmen pada  situasi  alamiah  ini  penting  untuk  melihat  perilaku  nyata  anak  dalam berbagai ragam situasi atau lingkungan.
3.      Bagaimana asesmen dilakukan
Metode  dan  teknik  harus  menjadi  pertimbangan   di  dalam  melakukan   asesmen. Beberapa  teknik  dapat  digunakan  dalam  melakukan  asesmen,  di  antaranya:  observasi, wawancara, tes. Observasi dan wawancara yang mendalam banyak membantu menggali kemampuan, masalah, dan kebutuhan anak. Observasi sangat berguna untuk  melihat  kemampuan  dan  keterampilan  anak  dalam  situasi atau lingkungan  yang  alamiah. Perilaku itu muncul tanpa ada intervensi dan manipulasi dari guru. Melalui lembar observasi guru hanya menandai atau membubuhkan tanda cek pada setiap perilaku yang muncul (misalnya: tidak pernah, kadang-kadang, sering, atau sering sekali), sehingga akan tampak perilaku yangmenjadi  masalah pada  anak  tersebut.   Data  yang  dikumpulkan   dari  kegiatan  observasimungkin  berkaitan  erat  dengan   manusia,  material,  atau  benda,  dan  berbagai  situasi  yangberhubungan  dengan anak
Informasi asesmen tentang penguasaan akademik dapat dilakukan dengan tes seperti tes membaca, menulis, dan matematika. Tes disusun oleh guru dengan mengacu pada kurikulum yang sesuai dengan kelas yang diduduki anak





BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Pengertian asesmen dalam kerangka pendidikan anak berkebutuhan khusus, dimaksudkan sebagai usaha untuk memperoleh informasi yang relevan guna membantu seseorang dalam membuat suatu keputusan.
2.      Tujuan dari pelaksanaan asesmen dalam konteks pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus diantaranya adalah untuk menyeleksi anak-anak yang berkebutuhan khusus, menempatkan siswa berkebutuhan khusus sesuai dengan kemampuannya, merencanakan program dan strategi pembelajaran, dan mengevaluasi serta memantau perkembangan belajar siswa.
3.      Langkah yang dilakukan dalam asesmen anak berkebutuhan khusus di sekolah, meliputi: penentuan cakupan dan tahapan keterampilan yang akan diajarkan, penetapan perilaku yang akan diakses, memilih aktivitas evaluasi, pengorganisasian alat evaluasi, pencatatan kinerja siswa, dan penentuan tujuan pembelajaran untuk jangka pendek dan jangka panjang.
4.      Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam upaya pelaksanaan asesmen untuk anak-anak berkebutuhan khusus antara lain melalui observasi, tes formal dan informal, dan wawancara, dengan didukung beberapa instrumen seperti checklist ataupun skala penilaian.
5.      Terdapat  beberapa  hal  yang  perlu  dipertimbangkan   di  dalam  melakukan  asesmen antara lain: kapan asesmen dilakukan, dimana asesmen dilakukan, dan bagaimana asesmen dilakukan.

B.     Saran
1.      Anak berkebutuhan khusus sangat memerlukan bantuan baik moral maupun model yang diperoleh dari pendidiknya. Oleh karenanya, sebagai seorang guru yang menjadi teladan bagi peserta didiknya harus bisa memberikan teladan dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak, khususnya bagi anak berkebutuhan khusus.
2.      Sebagai seorang guru harus mampu memberikan pelayanan yang maksimal dan untuk mengetahui atas keberhasilan pelayanannya yaitu dengan assesmen. Oleh karena itu, asesmen yang konkrit sangat membantu guru dalam menentukan perencanaan terhadap pelayanan yang diperlukan selanjutnya.
3.      Mengingat begitu pentingnya asesmen ini maka setiap guru bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) harus memahami dan dapat mengimplementasikan asesmen dengan dasar-dasar asesmen bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah.






DAFTAR PUSTAKA

Betrike. 2011. Asesmen Pembelajaran, online (http://betrike-myblog.blogspot.co.id/2011/02/asesmen-pembelajaran.html). Diakses pada 02 April 2016.

Suparno. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;