Sabtu, 20 September 2014

Makalah Tugas Perkembangan dan Implikasinya dalam Pendidikan



TUGAS PERKEMBANGAN DAN IMPLIKASINYA
DALAM PENDIDIKAN


BAB  I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa individu adalah pribadi yang utuh dan kompleks yang ke komplekskannya dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan sosial. Seseoarang individu yang harus memahami dirinya sendiri, orang lain, bermasyarakat, lingkungan dan memahami bahwa ia adalah makhluk Allah SWT. Manusia sebagai makhluk psiko-fisik dimana manusia itu sendiri memiliki kebutuhan kebutuhan fisik dan psikologis pribadi dan kebutuhan sosial ke masyarakat.
Dengan demikian, maka setiap individu tentu memiliki kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan, karena ia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisik dan sosial psikologis yang lebih sempurna
Sebagai calon pendidik, maka penting sekali untuk mengetahui dan memahami apa dan bagaimana kebutuhan dan tugas perkembangan remaja untuk membantu memudahkan proses belajar mengajar.
Dalam makalah ini penulis menjabarkan mengenai implikasi dari kebutuhan dan tugas perkembangan remaja dalam pembelajaran sebagai bentuk pemahaman ke depan.
Penulis mengambil topik ini karena penulis ingin lebih memahami lagi materi kebutuhan dan tugas perkembangan remaja sebagai bekal menjadi pendidik kelak. Pembahasan dalam makalah ini akan disampaikan teori-teori yang penulis ambil dari berbagai sumber.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian tugas perkembangan
2.      Apa sajakah tugas perkembangan menurut Erikson ?
3.      Apa implikasi tugas-tugas perkembangan dalam penyelenggaraan pendidikan ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari tugas perkembangan.
2.      Untuk mengetahui tugas perkembangan menurut Erikson.
3.      Untuk mengetahui implikasi tugas-tugas perkembangan dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tugas Perkembangan
Havighurst memberikan pengertian tugas-tugas perkembangan bahwa:
“A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, succesful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disaproval by society, difficulty with later task”
. Maksudnya, bahwa tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya.  Sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya (Yusuf 1992:3).
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidup.

B.   Sumber Tugas Perkembangan
Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut:
• Kematangan fisik, misalnya :
(a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki ;
(b) belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual.
• Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya :
(a) belajar membaca,
(b) belajar menulis,
(c) belajar berhitung,
(d) belajar berorganisasi.
• Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya :
(a) memilih pekerjaan
(b) memilih teman hidup.
• Tuntutan norma agama, misalnya :
(a) taat beribadah kepada Allah SWT,
(b) berbuat pada sesama manusia.

Tugas-tugas perkembangan anak pada periode Sekolah Dasar dikemukakan oleh Havighurst dan Erickson.
1.      Tugas Perkembangan Anak Menurut Havigurst
Havighurst mengemukakan bahwa ada sembilan tugas perkembangan yang seharusnya dicapaiboleh anak pada periode Sekolah Dasar yaitu sebagai berikut:
a.       Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk melakukan berbagai permainan.
Pada periode ini pertumbuhan otot dan tulang berlangsung dengan cepat. Anak belajar menggunakan otot-ototnya untuk mempelajari berbagai keterampilan oleh karena itu kebutuhan untuk beraktivitas dan bermain sangat tinggi.
Implikasinya terhadap sekolah adalah bahwa sekolah berkewajiban untuk membantu anak mencapai tugas perkembangan ini secara optimal. Untuk mengoptimalkan pencapaian tugas perkembangan ini, yaitu sebagai berikut :
1)      Merencanakan dengan serius, pemberian kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas fisik atau bermain. Perlu diperhatikan oleh guru agar pelajaran olahraga, dijadikan sebagai salah satu program belajar yang penting disamping kegiatan pengembangan-pengembangan fisik lainnya.
2)      Dalam belajar membatasi gerakan anak secara ketat, tidaklah pantas dibandingkan tuntutan tugas perkembangan mereka. Menuntut anak untuk selalu melipat tangan di meja, tidak boleh melihat ke kiri dan ke kanan adalah hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pendidik. Anak menjadi tersiksa karena dorongannya untuk bergerak dirintangi. Alasan untuk menanamkan disiplin dengan cara seperti ini tidak dapat diterima, tetapi menciptakan situasi belajar yang memungkinkan anak terlibat secara fisik maupun mental dalam disiplin adalah benar.
3)      Usaha yang terencana dan serius dalam menanggulangi gangguan perkembangan fisik anak, sangat diharapkan dari sekolah. Anak-anak yang sakit harus diobati atas prakarsa sekolah. Perlu disadari betul oleh sekolah bahwa anak yang sakit fisik, sangat terganggu perkembangan mentalnya, yaitu anak menjadi pemurung, rendah diri, dan kegairahan belajarnya menjadi berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali.
b.      Membina sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri, sebagai individu yang sedang berkembang. Anak hendaknya mampu mengembangkan kebiasaan untuk hidup sehat dan melakukan berbagai kebiasaan untuk memelihara keselamatan, kesehatan, dan kebersihan diri sendiri. Anak hendaknya telah tahu bahaya apa yang akan dialaminya, bila tidak menjaga hal tersebut.
Implikasinya terhadap sekolah adalah bahwa sekolah bertanggung jawab untuk melatih anak melakukan kebiasaan bersih diri sendiri dan bersih lingkungan. Ini dapat dilakukan melalui kegiatan kurikulum dan ekstra kurikulum.

c.                   Belajar bergaul dengan teman sebaya
Anak hendaknya telah mampu membina keakraba  dengan orang lain diluar lingkungan keluarga. Anak mampu belajar menguasai pola pergaulan yang penuh kasih sayang, keramahan, dan memahami perasaan orang lain, khusunsnya teman sebaya. Demikian juga dengan sifat suka menolong, bertenggang rasa dan jujur perlu dipelajarir daatk.

d.      Mulai mengembangkan peran sesuai dengan jenis kelamin secara tepat
Pada umur 9 dan 10tahun anak mulai menyadari peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.Anak wanita harus menampakakn  diharapkan masyarakat sebagai wanita, demikian pula dengan anak pria.Walaupun pencapaian kemampuan berperan sebagai wanita atau pria banyak dipengaruhi oleh pendidikan orang tua, namun sekolah bertanggungjawab untuk membina anak agar dapat melaksanakan peranannya dan merasa bangga dengan dirinya.

e.       Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca,menulis,dan berhitung
Karena perkembangan intelektual dan biologis sudah matang untuk bersekolah, maka anak telah mampu belajar di sekolah.Anak dapat belajar membaca ,menulis dan berhitung karena kemampuan berpikirnya.Kemampuan membaca dan menulis serta berhitung akan mencapai kesempurnaan setelah anak berada pada sekolah dasar kelas terakhir.

f.       Mengembangkan Konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
Pada periode ini,anak  hendaknya memiliki berbagai konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.Ini dari tugas-tugas perkembangan pada saat ini adalah mengenal konsep-konsep untuk memudahkan anak paham tentang pekerjaan sehari-hari,kemasyarakatan,kewarganegaraan dan masalah-masalah yang menyangkut sosial.

g.      Mengembangkan Kata hati, Moral, dan Skala nilai
Pada periode sekolah dasar anak hendaknya dapat mengontrol tingkah laku sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku. Kecintaan terhadap nilai dan moral hendaknya dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Periode sekolah dasar, merupakan saat yang sensitif untuk mempelajari moral dan nilai. Dengan cara yang disengaja dan terencana anak diajar bertingkah laku yang bermoral.

h.      Mengembangkan Sikap Terhadap Kelompok dan Lembaga-lembaga Sosial
Anak mampu belajar untuk menyadari keanggotaanya sebagai masyarakat sekolah. Anak harus belajar mematuhi aturan-aturn sekolah dan mampu menyeimbangkan antara keinginannya untuk melakukan kebebasan dengan . Anakpun harus belajar untuk menyadari bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat kecil ataupun masyarakat yang lebih luas ada pembagian tugas seperti, tugas sebagai orang tua, anak, guru, polisi, dan tugas dalam jabatan lainnya.

i.        Mencapai Kebebasan Pribadi
Hakikat tugas perkembangan pada periode ini adalah untuk membentuk pribadi yang otonom, tanpa tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan yang menyangkut dirinya, mauun peristiwa lain dalam kehidupannya. Pembentukan kepribadian yang otonom atau mandiri , sebenarnya tergantung kepada pencapaian tugas-tugas perkembangan sebelumnya. Anak hendaknya dapat memiliki pendapat sendiri untuk menjadi apa ia kelak yang menarik hatinya.

2.      Tugas Perkembangan anak menurut Erikson
      Jika meninjau dari teori Erikson maka periode umur 6-11 tahun ini disebut peride aktif.Erikson menamakan demikian karena dominannya kegiatan anak-anak yang berada dalam peride ini untuk melakukan sesuatu sampai berhasil.Mereka menampakan banyak sekali ide praktis yang tercermin dari sifat antusias yang tinggi untuk membuat berbagai alat permainan.Apabila anak didorong melakukan aktivitas produktifnya dengan cara menyediakan alat yang dibutuhkannya dalam merealisasikan ide-idenya   dan mengahargai hasil pekerjaannya,maka dorongan untuk melakukan aktivitas produktif meningkat.Identitas diri juga akan meningkat,dan akan dicapai secara sempurna pada periode berikutnya.Tetapi jika orang tua yang melihat aktivitas anak mengerjakan sesuatu sebagai suatu yang sia-sia dan mematahkannya,maka akan muncul di dalam diri anak perasaan tidak mampu atau tidak berdaya.
      Pengalaman anak di sekolah dapat mempengaruhi perasaan sukses ataukah perasaan gagal dalam diri anak.Seorang anak yang lambat belajar  sebelum masuk sekolah memiliki perasaan sukses atau aktif produktif ,karena orang tuanya menghargai dan menyokong segala hasil pekerjaannya.Tetapi di sekolah ia mengalami perasaan pahit karena tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah seperti temannya yang lain.Akibatnya akan mengalami perasaan gagal.
Tugas-tugas Perkembangan Menurut Sepanjang Rentang Kehidupan Menurut Havgihurst
Masa Bayi dan Awal Masa Kanak-kanak
  • Belajar memakan makanan padat.
  • Belajar berjalan.
  • Belajar berbicara.
  • Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
  • Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
  • Mempersiapkan diri untuk membaca
  • Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.
Kesimpulan yang bisa di ambil pada masa ini adalah belajar mengembangkan motorik setiap anak. Penting sekali untuk mengembangkan motorik anak, karena mereka mulai menggunakan bagian-bagian tubuh untuk beraktivitas dan bermain. Tugas orang tua disini adalah membimbing dan mengarahkan bagaimana fungsi-fungsi anggota badan itu digunakan dengan tepat dan bijaksana juga mengembangkan keterampilan-keterampilan pada alat-alat tubuh.
Akhir Masa Kanak-kanak
  • Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum
  • Membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh
  • Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
  • Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat
  • Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung
  • Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
  • Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkatan nilai
  • Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
  • Mencapai kebebasan pribadi
Masa Remaja
  • Mempelajari hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
  • Mencapai peran sosial pria, dan wanita
  • Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
  • Mengharapkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab
  • Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
  • Mempersiapkan karier ekonomi
  • Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
  • Memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk berperilaku menembangkan ideologi.
Peran guru dan orang tua disini adalah membangun rasa kepercayaan diri pada seorang individu agar ia lebih mudah mencapai hasil yang diinginkan. Seperti dalam realita saat ini, masa remaja adalah masa meniru. Remaja sangat mudah meniru orang-orang yang membuat mereka terinspirasi dan mencobanya. Pada saat inilah orang tua dan guru mengarahkan mereka agar meniru yang baik dan pantas untuk di tiru. Berikan perhatian ekstra pada masa ini, karena bimbingan dan didikan sangat vital bagi individu. Mereka akan merasa nyaman dan merasa di hargai keberadaanya jika orang tua dan guru membimbingnya dengan penuh kelembutan tetapi tegas dan disiplin.
Awal Masa Dewasa
  • Mulai bekerja
  • Memilih pasangan
  • Belajar hidup dengan tunangan
  • Mulai membina keluarga
  • Mengasuh anak
  • Mengelola rumah tangga
  • Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara
  • Mencari kelompok social yang menyenangkan
Kesimpulan untuk masa ini adalah pola pikir individu sudah mulai matang. Tingkat kedewasaannya pun lambat laun semakin bertambah. Mereka mulai bebas memilih apapun yang mereka inginkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang.
 Masa Usia Pertengahan
  • Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga Negara
  • Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung hawab, dan bahagia
  • Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
  • Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
  • Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini
  • Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
  • Menyesuaikan ndiri dengan orang tua yang semakin tua
Masa Tua
  • Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
  • Menyesuaikan diri dengan masa pension dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga
  • Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
  • Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia
  • Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
  • Menyesuiakan diri dengan peran sosial secara luwes.
C. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
        Aspek-aspek perkembangan peserta didik yang berimplikasi terhadap proses pendidikan akan diuraikan seperti di bawah ini. 
1.    Implikasi Perkembangan Biologis dan Perseptual
Di sinilah kita melihat bahwa perkembangan fisik peserta didik memegang peranan yang penting terhadap pendidikan. Dengan demikian, jelaslah bahwa perbedaan perkembangan fisik harus dihadapi dengan cara yang tepat oleh para pendidik.
Meskipun tidak sepesat pada masa usia dini, perkembangan biologis maupun perseptual anak terus berlangsung. Pemahaman tentang karakteristik per-kembangan akhirnya membawa beberapa implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar. Implikasi-imlikasi dimaksud khususnya berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan dan nutrisi anak, pendidikan jasmani dan kesehatan, serta penciptaan lingkungan dan pembiasaan berperilaku sehat.
2.    Implikasi Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual erat kaitannya dengan potensi otak manusia. Menurut Widiasmadi (2010:55), potensi otak manusia hanya tampak delapan persen sebagai pikiran sadar, sedangkan sisanya 92 persen disebut alam bawah sadar. Untuk itu, perkembangan intelektual pada peserta didik perlu dikembangkan.
Proses perkembangan intelektual menurut pendapat Budiamin, dkk. (2009:5) melibatkan perubahan dalam kemampuan dan pola berpikir, kemahiran berbahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghapal doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman kepada orang lain merupakan peran proses intelektual dalam perkembangan anak.
3.    Implikasi Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada dasarnya bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, melainkan juga dapat diwujudkan dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri.
Budiamin, dkk. (2009:117) kemudian memaparkan implikasi perkembangan bahasa pada peserta didik. Lihat pula Depdikbud (1999: 147).
1.      Apabila kegiatan pembelajaran yang diciptakan bersifat efektif, maka perkembangan bahasa peserta didik dapat berjalan secara optimal.
2.      Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif dalam pergaulan sosial.
3.      Meskipun umumnya anak SD memiliki kemampuan potensial yang berbeda-beda, namun pemberian lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa sejak dini sangat diperlukan.
4.    Implikasi Perkembangan Kreativitas
Menurut pendapat Galdner (Depdikbud, 1999:88), kreativitas merupakan suatu aktivitas otak yang terorganisasikan, komprehensif, dan imajinatif tinggi untuk menghasilkan sesuatu yang orisinil. Oleh karena itu, kreativitas lebih dikatakan sebagai suatu yang lebih inovatif daripada reproduktif.
Oleh sebab itu, Treffinger (Depdikbud, 1999:105) mengemukakan sejumlah pengalaman belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik agar mampu mendorong kreativitas peserta didik, khususnya dalam proses pembelajaran. Hal tersebut antara lain guru diharapkan dapat menyajikan materi pembelajaran, menyiapkan berbagai media, menggunakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan posisi peserta didik sebagai subjek daripada objek pembelajaran, serta mengadakan evaluasi yang tepat sehingga mampu mendukung pengembangan kreativitas peserta didik.
5.    Implikasi Perkembangan Sosial
Manusia menurut pembawaannya adalah makhluk sosial. Sejak dilahirkan, bayi sudah termasuk ke dalam masyarakat kecil yang disebut keluarga. Ketika kecil, mulanya anak-anak hanya mempunyai hak saja. Di dalam rumah tangga ia mempunyai hak untuk dipelihara dan dilindungi oleh orang tuanya. Namun, lama-kelamaan keadaan itu berubah. Anak-anak yang pada mulanya hanya mempunyai hak saja, berangsur-angsur mempunyai kewajiban.
Dilihat dari pemahaman terhadap aspek perkembangan sosial pada peserta didik, terdapat beberapa implikasi menurut Budiamin, dkk. (2009:128), yaitu: (1) untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyadari dan menghayati pengalaman sosialnya, dapat dilakukan aktivitas-aktivitas bermain peran yang ditindaklanjuti dengan pembahasan di antara mereka; (2) keberadaan teman sebaya bagi anak usia sekolah dasar merupakan hal yang sangat berarti, bukan saja sebagai sumber kesenangan bagi anak melainkan dapat membantu mengembangkan banyak aspek perkembangan anak. Ini mengimplikasikan perlunya aktivitas-aktivitas pendidikan yang memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan sesamanya.
 6.    Implikasi Perkembangan Emosional
Emosi menurut Sarwono (Yusuf, 2005:115) merupakan keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif, baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas. Baradja (2005:221) kemudian mengemukakan beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu dalam pembelajaran, di antaranya: (1) memperkuat dan melemahkan semangat apabila timbul rasa senang atau kecewa atas hasil belajar yang dicapai; (2) menghambat konsentrasi belajar apabila sedang mengalami ketegangan emosi; (3) menggangu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati; dan (4) suasana emosional yang dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari.
7.    Implikasi Perkembangan Moral
Purwanto (2006:31) berpendapat, moral bukan hanya memiliki arti bertingkah laku sopan santun, bertindak dengan lemah lembut, dan berbakti kepada orang tua saja, melainkan lebih luas lagi dari itu. Selalu berkata jujur, bertindak konsekuen, bertanggung jawab, cinta bangsa dan sesama manusia, mengabdi kepada rakyat dan negara, berkemauan keras, berperasaan halus, dan sebagainya, termasuk pula ke dalam moral yang perlu dikembangkan dan ditanamkan dalam hati sanubari anak-anak.
 8.    Implikasi Perkembangan Spiritual
Anak-anak sebenarnya telah memiliki dasar-dasar kemampuan spiritual yang dibawanya sejak lahir. Untuk mengembangkan kemampuan ini, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk melahirkan manusia yang ber-SQ tinggi dibutuhkan pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada perkembangan aspek IQ saja, melainkan EQ dan SQ juga.
Pendidikan pada manusia harus diperhitungkan pula perkembangan rohaninya. Itulah kelebihan manusia yang diberikan oleh Allah Swt., yaitu dianugerahi fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenal penciptanya,Fitrah ini berkaitan dengan aspek spiritua.



















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
        Tugas perkembangan merupakan tugas-tugas yang berkelanjutan bagi setiap individu. Tugas ini sikerjakan dan dilaksanakan dengan tujuan agar perkembangan individu dapat berjalan sesuai dengan masanya. Tugas-tugas ini memberikan keluwesan bagi individu untuk berkembang sesuai yang diinginkan.
        Orang tua dan guru disekolah sebagai pembimbing peserta didik untuk mencapai kemandirian, mengembangkan potensi, minat dan bakat seorang peserta didik. Orang tua dan pendidik harus mampu memberikan dan dorongan dan stimulus kepada peserta didik agar mereka mampu mengembangkan sumber daya manusia sesuai dengan tuntutan zaman. Berkspresi, berkreasi, bebas memilih, bebas berpendapat, bebas mengeksplor keterampilan-keterampilan, bebas mengungkapkan perasaan, berrtanggung jawab pada setiap hal, mamupu berperan aktif di keluarga, sekolah, maupun dilingkungan adalah hak-hak yang penting bagi seorang peserta didik. Pendidik dan orang tua hanya mengarahkan dan membimbing mereka agar lebih terarah. Mengembangkan spiritual adalah tugas yang wajib untuk peserta didik, karena spiritual adalah faktor penentu keberhasilan selain intelegensi. Agar ini mencapai hasil yang baik perlu adanya contoh teladan dari orang tua dan pendidik, karena bagaimanapun mereka adalah contoh teladan bagi anak-anaknya.
B.     SARAN
Sebagai mahasiswa yang akan menjadi Guru Sekolah Dasar diharapkan mampu memahami hakikat tugas perkembangan dan mampu mengaplikasikannya dalam bidang pendidikan untuk perwujudannya sebagai calon pendidik dan dapat menjadi teladan bagi anak didiknya kelak.


DAFTAR PUSTAKA

Prayitno,Elida,1991, Psikologi Perkembangan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.




0 komentar:

Posting Komentar

 
;