Rabu, 11 November 2015

Makalah Pola Umum 17 Bimbingan dan Konseling



BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Dalam aktivitas di sekolah, siswa memerlukan bimbingan bukan hanya sekedar pembelajaran. Rekan siswa untuk menjadi pembimbing yang paling baik dan efektif  adalah guru kelas. Namun tentu saja untuk mendapatkan hasil siswa yang di bimbing dengan benar. Guru mata pelajaran harus mempunyai pengetahuan tentang pola pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Ini dimaksudkan untuk dapat membimbing anak ke arah yang lebih optimal dan tidak sembarangan.
Dengan adanya bab mengenai pola pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ini. Mahasiswa jadi benar-benar paham cara memposisikan diri dalam bimbingan di sekolah pada anak didiknya kelak. Mata kuliah ini dimaksudkan membekali mahasiswa sebagai calon guru sekolah dasar untuk mampu menyelenggarakan pembelajaran yang membimbing dan memberikan pelayanan dasar-dasar bimbingan sesuai dengan kewenanganya. Sehingga untuk menunjang pembekalan untuk mahasiswa itu. Pembahasan dilakukan tentang pola umum 17 bimbingan konseling di bidang garapan, layanan kegiatan bimbingan dan konseling, beserta kegiatan pendukungnya.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.  Apakah yang dimaksud dengan pola umum 17 bimbingan dan konseling?
2.  Bagaimana pola umum 17 dalam bidang garapan?    
3.  Bagaimana layanan kegiatan bimbingan dan konseling dalam pola umum 17?
4.  Bagaimana kegiatan pendukung bimbingan dan konseling dalam pola umum 17?



C.      TUJUAN
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui:
1.  Pola umum 17 bimbingan dan konseling.
2.  Bidang garapan pola umum 17 bimbingan dan konseling.
3.  Layanan kegiatan bimbingan dan konseling dalam pola umum 17.
4.  Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling dalam pola umum 17.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pola Umum 17 Bimbingan Dan Konseling
Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi  warna tersendiri bagi bidang garapan, jenis layanan dan kegiatan pendukung BK di  jajaran pendidikan dasar dan menengah.
Yang dimaksud dengan pola umum pelaksanaan bimbingan ialah suatu asas pokok untuk mengatur penyebaran pelayanan bimbingan di sekolah, dengan mempertimbangkan kegiatan-kegiatan bimbingan apa yang akan diadakan dan rangkaian kegiatan itu dilaksankan oleh siapa serta diberikan kepada siapa. Pola dasar ini lebih bersifat praktis, karena langsung berkaitan dengan penyusunan program bimbingan. Jadi suatu pola dasar melandasi perencanaan dan pelaksanaan suatu program bimbingan di sekolah.
Program layanan bimbingan konseling tidak dapat berjalan dengan efektif apabila tidak didukung dengan profesionalismenya guru BK tersebut dalam melayani kliennya dengan terprogram secara efektif apabila kurang atau tidak didukung faktor lain, misalnya faktor pengalaman bekerja. Layanan konseling diberikan kepada peserta didik untuk belajar dengan efektif. Efektivitas konseling dapat tercapai bila seorang konselor atau guru pembimbing melaksanakan pola 17. Butir-butir pokok pola umum 17 BK adalah sebagai sebagai berikut:
SISTEM POLA 17 BIMBINGAN DAN KONSELING
4 BIDANG GARAPAN
9 LAYANAN KEGIATAN
4 KEG.  PENDUKUNG
1.      Bimbingan Pribadi
2.      Bimbingan Sosial
3.      Bimbingan Belajar
4.      Bimbingan Karier
5.      Layanan Orientasi
6.      Layanan Informasi
7.      Layanan Penempatan dan Penyaluran
8.      Layanan Pembelajaran
9.      Layanan Konseling Perorangan
10.  Layanan Bimbingan Kelompok
11.  Layanan Dengan Kotak Konsultasi
12.  Layanan Konferensi Kasus
13.  Layanan Dengan Papan Bimbingan
14.  Aplikasi Instrumentasi
15.  Himpunan Data
16.  Kunjungan Rumah
17.  Alih Tangan Kasus

B.      Bidang Garapan
Ditinjau dari segi masalah yang dihadapi para peserta didik, bidang garapan bimbingan di sekolah mencakup 4 bidang berikut:
1.  Bimbingan Pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a.                   Pemantapan sikap dan kebiasaan seta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b.       Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan prodiktif, baik dalm kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya dimasa depan.
c.       Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengmbangannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
d.      Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaaha-usaha penanggulangannya
e.       Pemantapan kemampuan mengambil keputusan .
f.       Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusaana yang telah diambilnya.
g.      Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
2.  Bimbingan Sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggungjawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a.       Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.
b.       Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif, dan produktif.
c.       Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas denga menjunjung tinggi tata karma, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, hokum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
d.       Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.
e.                   Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggungjawab.
f.                   Orientasi tentang hidup berkeluarga.

3.  Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP,SMA /SMK membantu peserta didik mengembangkan diri, sikap dan kebiasaaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a.       Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari informasi dalam berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar.
b.      Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
c.       Pemantapan penguassaan materi program belajar di sekolah menengah umum sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
d.       Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,sosial dan budaya yang ada disekolah, lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan,serta pengembangan pribadi.
e.       Orientasi belajar di sekolah sambungan/perguruan tinggi.

4.  Bimbingan Karier
Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA/SMK membantu peserta didik merencanakan dan mengembangkan masa depan karier.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagai berikut:
a.      Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
b.      Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang hendak di kembangkan.
c.       Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
d.       Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.

C.      Jenis Layanan Kegiatan
Jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada sembilan, yaitu sebagai berikut:

1.  Layanan Orientasi
                  Pelayanan orientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru.
                  Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai cara, yaitu meliputi hal berikut:
a.       Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
b.       Kurikulum yang sedang berlaku
c.       Penyelenggaraan pengajaran
d.      Kegiatan belajar klien yang diharapkan
e.       Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas
f.       Fasilitas-fasilitas sumber belajar  yang ada (seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, ruang praktek)
g.       Fasilitas penunjang (sarana olahraga dan rekreasi, pelayanan kesehatan, pelayanan bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha)
h.       Staf pengajar dan tata usaha
i.        Hak dan kewajiban peserta didik
j.        Organisasi peserta didik
k.       Organisasi orang tua peserta didik
l.        Organisasi sekolah secara menyeluruh

2.  Layanan Informasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai cara, yaitu meliputi hal berikut:
a.       Informasi pengembangan pribadi
b.       Informasi pendidikan
c.       Informasi jabatan
d.      Informasi kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagaman, sosial budaya, dan lingkungan
1)      Langkah-Langkah Penyajian Informasi
a)  Langkah Persiapan
(1)     Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya
(2)     Mengidentifikasikan peserta didik yang akan menerima informasi
(3)     Mengetahui sumber-sumber informasi
(4)     Menetapkan teknik penyampaian informasi
(5)     Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan
(6)     Menetapkan ukuran keberhasilan

b) Langkah Pelaksanaan
(1)     Usahakan tetap  menarik minat dan perhatian para peserta didik.
(2)     Berikan informasi secara sistematis dan sederhana sehingga jelas isi dan manfaatnya.
(3)     Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan peserta didik sehari – hari.
(4)     Bila menggunakan teknik peserta didik mendapatkan sendiri informasi ( karya wisata dan pemberian tugas ) persiapkan sebaik mungkin sehingga setiap peserta didik mengetahui apa yang harus diperhatikan, apa yang harus dicatat dan apa yang harus dilakukan.
(5)     Bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung usahakan tidak terjadi kekeliruan.
(6)     Usahakan selalu kerja sama dengan guru bidang studi dan wali kelas.

c)  Langkah Evaluasi
      Konselor hendaknya mengevaluasi setiap kegiatan penyajian informasiuntuk mengetahui sampai seberapa jauh peserta didik mampu menangkap informasi. Manfaat dari langkah informasi ini, diantaranya adalah:
(1)     Konselor mengetahui hasil pemberian informasi.
(2)     Konselor mengetahui efektivitas suatu teknik.
(3)     Konselor mengetahui apakah persiapannya sudah cukup matang atau masih banyak kekurangannya.
(4)     Konselor mengetahui kebutuhan klien.
(5)     Bila dilakukan evaluasi, peserta didik merasa perlu memperhatikan lebih serius, supaya timbul sikap positif dan menghargai isi informasi yang diterimanya.

2)      Kriteria Penilaian Keberhasilan Pelayanan Penyajian Informasi
a)  Jika para peserta didik telah dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya yang baru.
b) Jika para peserta didik telah memperoleh sebanyak mungkin sumber informasi tentang: cara belajar, informasi sekolah sambungan, informasi pemilihan jurusan/program.



3.  Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan penempatan/penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan. Materi yang dapat diangkat melalui penempatan dan penyaluran ada berbagai macam, yaitu meliputi:
a.       Penempatan dan penyaluran peserta didik di sekolah
1)      Pelayanan penempatan dalam kelas
2)      Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar
3)      Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler
4)      Pelayanan penempatan dan penyaluran kejurusan/program studi
b.      Pelayanan penempatan dan penyaluran lulusan
1)      Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan sambungan/lanjutan
2)      Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan

4.  Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Pelayanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan peserta didik memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Materi yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran, yaitu meliputi hal berikut:
a.       Pengenalan peserta didik yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan, motivasi, sikap, dan kebiasaan belajar.
b.       Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
c.                   Pengembangan keterampilan belajar: membaca, mencatat, bertanya dan menjawab, dan menulis.
d.       Pengajaran perbaikan.
e.       Program pengayaan.

5.  Layanan Konseling Perorangan (Individual)
Layanan konseling perorangan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan langsung tatap muka dengan guru bimbingan dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.

a.  Macam-Macam Pendekatan dalam Konseling
Ada beberapa bentuk pendekatan dalam penyuluhan yang telah dikembangkan, diataranya:
1)      psikoanalitik
2)      eksistensial-humanitik
3)      klien-sentered dan/atau klinikal
4)      gestalt
5)      analisis transaksional
6)      tingkah laku
7)      rasional-emotif
8)      realitas
9)      pendekatan yang akan diuraikan selanjutnya dalam praktik adalah konseling klinikal

b.      Langkah-Langkah Konseling Klinikal
1)      Langkah analisis
         Langkah analisis adalah kegiatan penghimpunan data tentang peserta didik yang berkenaan dengan bakat, minat, motif, kesehatan fisik, kehidupan emosional, dan karakteristik yang dapat menghambat atau mendukung penyesuaian diri peserta didik.
2)      Langkah sintesis
         Sintesis adalah langkah yang menghubungkan dan menrangkum data. Ini berarti bahwa dalam langkah sintesis, penyuluhan mengorganisasikan dan merangkum data sehingga tampak dengan jelas gejala-gejala atau keluhan-keluahan peserta didik. Rangkuman ini haruslah dibuat berdasarkan data yang diperoleh dalam langkah analisis.
3)      Langkah diagnosis
         Diagnosis adalah langkah menemukan masalahnya atau mengidentifikasi masalah. Langkah ini mencakup proses interpretasi data dalam kaitannya dengan gejala-gejala masalah, kekuatan dan kelemahan peserta didik.
4)      Langkah prognosis
         Prognosis adalah suatu langkah mengenai alternative bantuan yang dapat diberikan kepada peserta didik sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana ditemukan dalam langkah diagnosis.
5)      Langkah konseling
         Langkah konseling adalah pemeliharaan yang berupa inti dari pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya menciptakan hubungan baik (rapport) antara konselor dengan peserta didik, menafsirkan data, memberikan berbagai iinformasi, serta merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama peserta didik.
6)      Tindak lanjut
         Tindak lanjut adalah langkah penentuan efektif tidaknya suatu usaha konseling yang telah dilaksanakan. Langkah ini membantu peserta didik kembali memecahkan masalah-masalah baru yang berkaitan dengan masalahnya semula.
6.       Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan untuk perkembangan dirinya baik secara individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.
7.       Layanan Dengan Kotak Konsultasi
Layanan dengan kotak konsultasi yaitu layanan dengan cara memasang kotak konsultasi pada tempat strategis di sekolah. Peserta didik yang memerlukan dapat dengan cara menuliskan masalahnya pada kertas dan dimasukkan pada kotak konsultasi tersebut. Kotak konsultasi dikunci agar isinya aman. Pada waktu tertentu pembimbing membuka dan mencermati masalah-masalah apa yang disampaikan lewat kotak konsultasi tersebut untuk mendapatkan layanan.
8.       Layanan Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami klien dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Kasus yang telah ditetapkan oleh guru pembimbing, ada yang bisa dipecahkan secara tuntas dengan hanya melalui penanganan konselor sekolah, tetapi banyak pula kasus-kasus yang belum bisa ditangani sendiri yang sangat memerlukan campur tangan dari personel lain. Teknik-teknik bantuan yang akan diberikan, dibicarakan dalam suatu pertemuan yang disebut dengan konferensi kasus atau case conference.
9.       Layanan dengan Papan Bimbingan
Layanan dengan papan bimbingan, yaitu suatu bentuk papan yang dipasang pada tempat strategis di sekolah yang berisi materi bimbingan yang dapat dibaca dan diamati oleh peserta didik. Materi bimbingan disusun oleh guru pembimbing dan dipasang serta diganti pada periode tertentu.
Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan factor/kegiatan pendukung. Kegiatan ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk memecahkan masalah peserta didik, melainkan untuk memperoleh data dan/atau keterangan lain yang akan membantu keberhasilan pelayanan.

D.     Kegiatan Pendukung
1.  Aplikasi Instrument
Aplikasi instrument adalah kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, keterangan tentang lingkungannya, dan lingkungan yang lebih luas.
Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling pada umumnya meliputi.
a.       Instrument tes
1)      tes intelegensi
2)      tes bakat
3)      tes kepribadian
4)      tes hasil belajar
5)      tes diagnostik
b.      Instrumen non tes
1)      Catatan anekdot
2)      Angket/kuisioner
3)      Daftar cek
4)      Sosiometri
5)      Inventori
2.  Himpunan Data
Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
Berbagai hal yang termuat di dalam himpunan data meliputi: identitas peserta didik, latar belakang rumah dan keluarga, kemampuan, sejarah pendidikan, hasil tes diagnostic, sejarah kesehatan, pengalaman kegiatan, cita-cita, prestasi, hasil belajar, sosiometri, dan laporan penyelenggaraan belajar kelompok.
3.  Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien melalui kunjungan ke rumahnya.
Data/keterangan yang diperoleh dari kunjungan rumah meliputi.
a.       Kondisi rumah tangga dan orang tua,
b.       Fasilitas belajar yang ada di rumah,
c.       Hubungan antar anggota keluarga,
d.       Sikap dan kebiasaan anak di rumah,
e.       Pendapat anggota keluarga terhadap klien,
f.                   Komitmen anggota keluarga dalam perkembangan klien dan pengentasan masalah klien.
4.  Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus yaitu, kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lainnya.
Di sekolah, ahli tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan peserta didik yang bermasalah kepada guru pembimbing. Sebaliknya, bila guru pembimbing juga dapat mengalihtangankan peserta didik kepada guru mata pelajaran atau kepada orang yang lebih ahli terhadap kebutuhan peserta didik.
Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalihtangankan permasalahan peserta didik kepada ahli-ahli yang relevan seperti dokter, psikiater, ahli agama, dan lain-lain.












BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi  warna tersendiri bagi bidang garapan, jenis layanan dan kegiatan pendukung BK di  jajaran pendidikan dasar dan menengah.
Ditinjau dari segi masalah yang dihadapi para peserta didik, bidang garapan bimbingan di sekolah mencakup 4 bidang yaitu Bimbingan Pribadi, Bimbingan Sosial, Bimbingan Belajar, Dan Bimbingan Karier. Jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada sembilan, yaitu Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Penempatan Dan Penyaluran, Layanan Pembelajaran, Layanan Konseling Perorangan (Individual), Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan Dengan Kotak Konsultasi, Layanan Konferensi Kasus, Layanan dengan Papan Bimbingan. Sedangkan kegiatan pendukungnya yaitu Aplikasi Instrument, Himpunan Data, Kunjungan Rumah, Alih Tangan Kasus.

B.     Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:
1.         Kita hendaknya menguasai konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik.
2.         Kita hendaknya menerapkan konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Amti, Erman. Marjohan. 1992. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Almasini, Malik. 2012. Pola Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Online (http://malik-almasini.blogspot.co.id/2012/01/pola-pelayanan-bimbingan-dan-konseling.html). Diakses 05 September 2015

Asrikoe. 2012. Bimbingan Konseling Pola Umum 17. Online (https://asrikoe.wordpress.com/2011/12/01/bimbingan-konseling-pola-umum-17/) Diakses 05 September 2015




0 komentar:

Posting Komentar

 
;