BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu tugas pokok
sekolah (dalam hal ini sekolah dasar) adalah menyiapkan siswa agar dapat
mencapai perkembangan secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai
perkembangannya secara optimal apabila dia antara lain memperoleh pendidikan
dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minat yang
dimiliki.
Kenyataan menunjukkan bahwa
disamping adanya siswa yang berhasil secara gemilang, masih terdapat juga siswa
yang memperoleh prestasi belajar yang kurang meyakinkan. Bahkan ada diantaranya
yang tidak naik kelas atau tidak lulus evaluasi belajar tahap akhir.
Ketidak berhasilan siswa itu tidak
semuanya disebabkan oleh kebodohan atau kelemahan imntelegensinya, melainkan
dapat juga disebabkan karena ketidakmampuannya mewujudkan kemampuan dan bakat
yang dimiliki yang bersumber dari adanya hambatan-hambatan atau masalah-masalah
tertentu yang mereka hadapi.
Siswa seperti itu tidak sewajarnya
dibiarkan begitu saja, melainkan harus diupayakan agar ereka terbebas dari
hambatan-hambatan atau masalah-masalah yang dapat mengganggu proses
perkembangan mereka. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
memberikan pelayanan bimbingan dan konseling. Dengan demikian mereka diharapkan
dapat mencapai perkembangan yang optimal sebagaimana disebutkan diatas.
B.
Rumusan
Masalah
1.Bagaimana
Sejarah Bimbingan dan Konseling ?
2.Apa
yang di maksud dengan Bimbingan dan Konseling ?
3.Apa
Persamaan Bimbingan dan Konseling ?
4.Apa saja Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling?
5.Bagaimana Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
Sejarah Bimbingan dan Konseling.
2. Mengetahui
Pengertian Bimbingan dan Konseling.
3. Mengetahui
Persamaan Bimbingan dan Konseling.
4. Mengetahui Bidang Pelayanan Bimbinga dan Konseling.
5. Mengetahui Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Bimbingan dan Konseling
Perkembangan bimbingan dan konseling
di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan di Negara asalnya Amerika
Serikat. Bimbingan dan Konseling sebagai profesi pertama kali lahir di Amerika
pada awal abad XX, yaitu ketika Frank Person membuka klinik di Boston untuk
memberi pengarahan kepada para pemuda untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai.
Pada tahun 1950 an bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, bukan
hanya dalam bidang pekerjaan tetapi merambah pada bidang pendidikan. Dari segi wilayah geografis, bimbingan dan
konseling tidak lagi terbatas hanya di Amerika, tetapi berkembangan menjalar ke
Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Australia. Tahun 1970-1980 bimbingan
dan Konseling masuk ke dalam kurikulum Sekolah Menengah di negeri-negeri yang
mengambil sistem pendidikan Barat. Munculnya Bimbingan dan Konseling di tak
terlepas dari faham sekuler dan liberal.
Di Indonesia mengenai pandangan
terhadap anak didik, menganggap bahwa anak didik mempunyai potensi untuk
berkembang karena itu pendidikan harus memberikan situasi kondusif bagi
perkembangan potensi tersebut secara optimal yaitu berupa potensi baik yang
bermanfaat bagi anak dan masyarakat. Menurut Dr Sofyan S. Willis dalam bukunya
Konseling Individual mengatakan bahwa untuk kondisi di Indonesia sebaiknya di
terapkan paham humanistik religius. Artinya menghargai manusia atau potensinya,
namun ketaatan kepada Tuhan tetap tidak terabaikan. Sehingga bimbingan dan
konseling menjurus pada pengembangaan potensi dan penyerahan diri kepada Allah
SWT. Dengan Penyerahan diri yang bulat, maka masalah yang di hadapi akan lebih
mudah di atasi. Karena persoalan diri yang rumit biasanya bersumber dari adanya
jarak individu dengan Yang Maha Kuasa.
Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia
cenderung berorientasi layanan pendidikan (instruksional) dan pencegahan. Sejak
tahun 1975 bimbingan dan konseling digalakkan di sekolah-sekolah (Rochman Natawidjaya, 1987). Upaya ini
bertujuan untuk memberikan banuan kepada siswa sehingga ia dapat berkembang
seoptimal mungkin. Disini amat terlihat konsep barat amat mendominasi bimbingan
dan konseling di sekolah. Disamping itu, konsep perkembangan optimal harus
dalam keseimbangan perkembangan otak dan agama. Karena itu, aspek penting yakni
agama harus mendapat tempat yang layak dalam bimbingan dan konseling.
Perkembangan layanan bimbingan di Indonesia berbeda dengan di
Amerika.Jika di Amerika dimulai usaha perorangan dan pihak swasta,kemudian
berangsur-angsur menjadi usaha pemerintah. Sedangkan Indonesia perkembangannya
dimulai dengan kegiatan di sekolah dan usaha-usaha pemerintah. Mengenai
penggunaan istilah Guidance dan Counseling di Indonesia ada yang yang tetap
menggunakan istiah bahasa asing sehingga sering disingkat “GC”, Bimbingan dan
Penyuluhan dengan singkatan “BP”dan Bimbingan dan konseling dengan singkatan
“BK”. Bimbingan dan konseling secara formal dibicarakan oleh para ahli baru
pada tahun 1960. Tetapi di Yogyakarta pada tahun 1958, Drs.Tohari musnamar,
dosen IKIP Yogyakarta telah mempelopori pelaksanaan BK di sekolah untuk pertama
kali di SMA Teladan Yogyakarta. Sedang pada tahun 1960 di adakan konferensi
FKIP seluruh Indonesia di Malang, memutuskan bahwa bimbingan dan konseling
dimasukan dalam FKIP. Dan pada tahun 1961 mulai diadakan layanan bimbingan dan
konseling diseluruh SMA Teladan di Indonesia, sejak itu lah BK di Indonesia
dimulai.
B.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling berasal dari
dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Pelaksanaan hubungan konseling (helping relationship) bukan semata-mata
terjadi di lab bimbingan dan konseling dan di sekolah saja. Akan terjadi di
seluruh bidang kehidupan dimana terjadi hubungan antar individu, dimana
tujuannya adalah untuk saling membantu. Beberapa bidang profesi yang melakukan
hubungan yang membantu yaitu, Dunia Kedokteran/ kesehatan, Perusahaan dan
industri, bidang pendidikan.
1.
Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan terjemahan dari
guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone
(1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to
direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).
Mengenai pengertian bimbingan banyak dikemukakakan pakar-pakar bimbingan dan
konseling terutama yang berasal dari Amerika Serikat, Negara asal bimbingan dan
konseling itu. Pada mulanya bimbingan dimaksudkan sebagai usaha membantu para
pemuda agar mendapat pekerjaan. Hal ini berguna untuk mengatasi kenakalan
remaja, dengan asusmsi bahwa memberikan pekerjaan diharapkan ketegangan
emosional dan keliaran remaja dapat berkurang.
Pengertian Bimbingan menurut beberapa
ahli :
1.
Prayitno dan Erman
Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma
yang berlaku.
2.
Winkel (2005:27)
mendefenisikan bimbingan: (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan
pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu cara
untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan
secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan
pribadinya, (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat
menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang
realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam
lingkungan dimana mereka hidup, (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan
kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman
tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun
rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.
3.
Arthur J. Jones
(1970) mengartikan bawa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing
dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu si terbimbing sehingga si
terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyeseuaikan diri dan memecahkan
masalah yang dihadapinya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat
dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu
dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya
sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai
dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
2.
Pengertian Konseling
Secara historis asal mula pengertian
konsling adalah memberi nasehat, seperti penasehat hukum, penasehat perkawinan,
dan penasehat camping anak-anak pramuka. Kemudian nasehat itu berkembang ke
bidang-bidang bisnis, manajemen, otomotif, investasi, dan finansial. Pengertian
konseling dalam kegiatan-kegiatan tersebut menekankan pada nasehat (advise giving) , mendorong, memeberi
informasi, menginterpretasi hasil tes, dana analisa psikologis.
Pengertian konseling menurut beberapa
ahli :
1.
Menurut Bimo Walgito
(1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada
individhu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara, dengan cara
yang sesuai dengan keadaan individhu yang dihadapinya untuk mencapai hidupnya.
2.
Penjelasan James P.
Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976:19) Konseling adalah suatu pertalian
timbal balik antara dua orang individu antara seorang (konselor) membantu yang
lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubunganya
dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan
datang.
3.
Menurut Smith,dalam
Shertzer & Stone,1974 , konseling merupakan suatu proses dimana konselor
membantu konselor membuat interprestasi – interprestasi tetang fakta-fakta yang
berhubungan dengn pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu
dibuat.
Berdasarkan pengertian konseling di
atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara
tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri
terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya
masalah yang dihadapi oleh konseling/klien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pengertian bimbingan konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh konselor
kepada konseli agar konseling mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan
juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin secara
mandiri.
C.
Persamaan Bimbingan dan Konseling
Menurut Mohamad Surya (1988), ada tiga
pandangan mengenai hubungan antara bimbingan dan konseling. Pandangan pertama
berpendapat bahwa bimbingan sama dengan konseling. Kedua istilah tidak
mempunyai perbedaan yang mendasar.
Pandangan kedua berpendapat bahwa bimbingan berbeda dengan konseling,
baik dasar maupun cara kerja. Menurut pandangan kedua, bimbingan merupakan
pendidikan sedangkan konseling merupakan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong
individu yang mengalami masalah serius.
Pandangan ketiga berpendapat bahwa
bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terpadu, keduanya tidak saling
terpisah.Berkaitan dengan pandangan ketiga ini, Downing (1998); Hansen, Stefic,
dan Warner (1977) dalam Prayitno (1978), menyatakan bahwa bimbingan adalah
suatu pelayanan khusus yang terorganisasi dan terintegrasi ke dalam program
sekolah untuk menunjang kegiatan perkembangan siswa secara optimal, sedangkan
konseling adalah usaha pemberian bantuan kepada murid secara perorangan dalam
mempelajari cara-cara baru guna penyesuaian diri. Moser dan Moser(dalam
Prayitno, 1978:643) menyatakan bahwa di dalam keseluruhan pelayanan bimbingan,
konseling dianggap sebagai inti dari proses pemberian bantuan. Mortesen dan
Schmuller (1976:56) menyatakan bahwa konseling adalah jantung hatinya program
bimbingan.
Persamaan antara bimbingan terletak
pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama diterapkan dalam program
persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, dan sama-sama
mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua
kegiatan itu diselenggarakan.Dengan kata lain bimbingan itu merupakan satu
kesatuan dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan
tersebut.
D.
Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan BK, khususnya pada satuan -
satuan pendidikan dasar dan menengah melaksanakan pengembangan/pembinaan dalam
bidang-bidang sebagai berikut :
· Pengembangan kehidupan pribadi,
Bidang pelayanan BK
yang membantu peserta didik/ sasaran layanan dalam memahami, menilai, dan
mengembangkan potensi dan kecakapan,
bakat dan minat, serta kondisi kehidupan
yang berkarakter-cerdas dan beragama sesuai dengan karakteristik pribadi dan
kebutuhan dirinya secara realistik.
· Pengembangan kehidupan sosial,
Bidang pelayanan BK yang membantu peserta
didik /sasaran layanan dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat, efektif dan berkarakter-cerdas dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
· Pengembangan kemampuan
belajar,
Bidang pelayanan BK
yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar sesuai psogram studi dan arah peminatannya,
berdisiplin, ulet dan optimal dalam rangka mengikuti pendidikan pada
jenjang/jenis satuan pendidikannya, serta belajar secara mandiri.
· Pengembangan karir,
Bidang pelayanan BK
yang membantu siswa dalam menerima, memahami dan menilai informasi, serta
memilih dan mengambil keputusan arah
karir secara jelas, objektif dan bijak.
E.
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Saat ini Implementasi Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar mengacu kepada Permendikbud No. 81A/2013 bahwa
pelaksana layanan BK di SD adalah Guru Kelas. Beberapa jenis layanan BK,
seperti: layanan orientasi, informasi, penempatan, dan penguasaan konten dapat
dilakukan dengan cara menginfusikan materi layanan ke dalam proses pembelajaran
tematik. Sementara untuk siswa Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan
layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Tujuan
yang akan di capai dengan usaha bimbingan dan konseling di sekolah:
a.
Untuk mengenal diri
sendiri dan lingkungannya.
Dengan mengenal diri
sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat hubungan dan
kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang dapat mereka capai
sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu untuk mengenal
kelebihan dan kekurangan mereka.
b.
Dapat menerima diri
sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
Maksudnya mereka
dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan mengenal keterbatasan
diharapkan mereka mampu menerima apa yang ada atau apa adanya yang terdapat
pada diri mereka secara positif dan dinamis.
c.
Dapat mengambil
keputusan sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan
bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri dari suatu hal tanpa dipaksa oleh
pihak lain, akan memberikan kepuasan tersendirimbagi dirinya sendiri.
d.
Mengarahkan diri
sendiri.
Sejalan dengan
tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar pada akhirnya
siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di dasarkan pada keputusan
yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.
e.
Mewujudkan diri
sendiri.
Dengan pengenalan
diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan dengan mengarahkan diri
sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
a.
- Perkembangan bimbingan
dan konseling di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan di Negara asalnya
Amerika Serikat. Perkembangan bimbingan
dan konseling di Indonesia cenderung berorientasi layanan pendidikan
(instruksional) dan pencegahan. Sejak tahun 1975 bimbingan dan konseling
digalakkan di sekolah-sekolah (Rochman
Natawidjaya, 1987). Upaya ini bertujuan untuk memberikan banuan kepada siswa
sehingga ia dapat berkembang seoptimal mungkin. Disini amat terlihat konsep
barat amat mendominasi bimbingan dan konseling di sekolah. Disamping itu,
konsep perkembangan optimal harus dalam keseimbangan perkembangan otak dan
agama. Karena itu, aspek penting yakni agama harus mendapat tempat yang layak
dalam bimbingan dan konseling.
-
Perkembangan
layanan bimbingan di Indonesia berbeda dengan di Amerika.Jika di Amerika
dimulai usaha perorangan dan pihak swasta,kemudian berangsur-angsur menjadi
usaha pemerintah. Sedangkan Indonesia perkembangannya dimulai dengan kegiatan
di sekolah dan usaha-usaha pemerintah. Bimbingan dan konseling secara
formal dibicarakan oleh para ahli baru pada tahun 1960. Tetapi di Yogyakarta
pada tahun 1958, Drs.Tohari musnamar, dosen IKIP Yogyakarta telah mempelopori
pelaksanaan BK di sekolah untuk pertama kali di SMA Teladan Yogyakarta. Sedang
pada tahun 1960 di adakan konferensi FKIP seluruh Indonesia di Malang,
memutuskan bahwa bimbingan dan konseling dimasukan dalam FKIP. Dan pada tahun
1961 mulai diadakan layanan bimbingan dan konseling diseluruh SMA Teladan di
Indonesia, sejak itulah BK di Indonesia dimulai.
b.
- Bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal
memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan
lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep
dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
-
Konseling adalah
usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat
mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan konseling yaitu suatu
bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu
menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi
yang dimilikinya seoptimal mungkin secara mandiri.
c.
Persamaan antara
bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama diterapkan
dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, dan
sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat
kedua kegiatan itu diselenggarakan.Dengan kata lain bimbingan itu merupakan
satu kesatuan dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan
bimbingan tersebut.
d.
Bidang pelayanan
bimbingan dan konseling meliputi : pengembangan kehidupan pribadi, pengembangan
kehidupan social, pengembangan
kemampuan belajar dan
pengembangan karir.
e.
Implementasi
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar mengacu kepada Permendikbud No.
81A/2013 bahwa pelaksana layanan BK di SD adalah Guru Kelas. Beberapa jenis
layanan BK, seperti: layanan orientasi, informasi, penempatan, dan penguasaan
konten dapat dilakukan dengan cara menginfusikan materi layanan ke dalam proses
pembelajaran tematik. Sementara untuk siswa Kelas IV, V, dan VI dapat
diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling
kelompok. Dengan tujuan : untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya, dapat
menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, dapat
mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal, mengarahkan diri sendiri,
mewujudkan diri sendiri.
B.
Saran
Mengingat keterbatasan sumber
literatur penulis, maka untuk keakuratan data sejarah yang diperoleh,
disarankan kepada pembaca juga memiliki sumber literatur lain yang lebih valid,
di luar sumber bacaan dari internet yang belum dapat divalidasi seluruhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agassi, Andi. 2015. Bimbingan dan
Konseling. Diambil dari http://agassigudangmahasiswa.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-tujuan-arah-pelayanan.html pada Minggu, 6 September 2015
Awalya, dkk. 2013. Bimbingan &
Konseling. Semarang: Unnes Press.
Ifdil. 2008. Pengertian Bimbingan
dan Konseling. Diambil dari http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3&Itemid=30 pada Mingu, 6 September 2015 pukul 15.10
Putra, Alimin. 2014. Sejarah
Bimbingan Dan Konseling Di Amerika dan Indonesia. Diambil dai http://putraalimin2.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-bimbingan-dan-konseling-di.html pada Sabtu, 5 September 2015.
Willis, Softyan S. 2013. Konseling
Individual. Bandung: ALFABETA.
Yanawati, Riska. 2012. Pengertian,
Fungsi, Prinsip, Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling . Diambil
dari http://erriskareza.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-fungsi-prinsip-persamaan-dan.html pada Minggu, 6 September 2015.
Marjodan, dkk. 1991.
Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dikrektorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
0 komentar:
Posting Komentar