MAKALAH
Paragraf
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Umumnya
kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf
dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan
kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf merupaka
sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf
atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf,
yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung
gagasan tunggal paragraf.
Dalam
kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya
yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang
dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang
lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang
sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan
menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
paragraf itu?
2. Apa
sajakah struktur paragraf?
3. Bagaimana
syarat-syarat terbentuknya paragraf?
4. Apa saja macam-macam
paragraf?
5. Apa sajakah unsur-unsur paragraf?
1.3
Tujuan
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD
2. Untuk
mengetahui definisi paragraf
3. Untuk
mengetahui struktur paragraf
4. Untuk
mengetahui syarat-syarat terbentuknya paragraf
5. Untuk
mengetahui macam-macam paragraf
6. Untuk
mengetahui unsur-unsur paragraf
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Paragraf
Paragraf atau alinea adalah
satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Di surat kabar acap kita temukan paragraf yang hanya terdiri atas satu
kalimat saja. Paragraf semacam itu merupakan paragraf yang tidak dikembangkan. Dalam
karangan yang bersifat ilmiah paragraf semacam itu jarang kita jumpai.
Dalam penggabungan beberapa
kalimat menjadi sebuah paragraf itu diperlukan adanya kesatuan
dan kepaduan. Yang dimaksud kesatuan adalah keseluruhan
kalimat dalam paragraf itu membicarakan satu gagasan saja. Yang
dimaksud kepaduan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu secara
kompak atau saling berkaitan mendukung satu gagasan itu.
2.2
Struktur Paragraf
Paragraf
terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok
alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk
menjelaskan atau mendukung ide utama. Untuk
mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.
Posisi Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu
karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak
bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan
adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak langsung sebagai
pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf merupakan satuan
terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil
yang mampu mengungkapkan gagasan secura utuh dan lengkap.
2. Kegunaan Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi
keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa
kegunaan, sebagai berikut:
a. Sebagai penampung fragmen ide pokok
atau gagasan pokok keseluruhan paragraf
b. Alat untuk memudahkan pernbaca
memahami jalan pikiran penulisnya
c. Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
d. Alat bagi pengarang untuk
mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
e. Dalam rangka keseluruhan karangan,
paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.
3. Unsur-Unsur Paragraf
Ialah
beberapa unsur yang pembangun paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun
secara logis dan sistematis. Unsur-unsur paragraf itu ada empat macam, yaitu:
(1) transisi,
(2) kalimat topik,
(3) kalimat pengembang/penjelas/pendukung,
dan
(4) kalimat penegas.
Keempat unsur ini tampil secara
bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf
mengandung dua unsur wajib (kalimat topik dan kalimat pengembang),
tiga unsur, dan mungkin empat unsur.
Kalimat topik atau kalimat
utama, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal
suatu paragraf.Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlah kalimat
penjelas sehingga ide atau gagasan yang terkandung kalam kalimat utama itu
menjadi semakin jelas.
Ciri
kalimat topik adalah:
1.
mengandung permasalahan
yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut
2.
merupakan kalimat
lengkap yang dapat berdiri sendiri
3.
mempunyai arti yang
cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain
4.
dapat dibentuk tanpa
bantuan kata sambung dan frasa transisi.
Ciri
kalimat penjelas adalah:
1.
(dari segi arti) sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
2.
arti kalimat
kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam paragraf
3.
pembentukannya sering
memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi
4.
isinya berupa rincian,
keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topik
Kalimat-kalimat
penjelas atau kalimat-kalimat bawahan itu menjelaskan kalimat topik dengan empat
cara, yaitu:
1.
Dengan ulangan, yaitu
mengulang balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya menggunakan kata-kata
lain yang bersamaan maknanya (sinonimnya).
2.
Dengan pembedaan, yaitu
dengan menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran utama dan menyatakan apa
yang tidak terkandung oleh pikiran utama.
3.
Dengan contoh, yaitu
dengan memberikan contoh-contoh mengenai apa yang dinyatakan dalam kalimat
topik.
4.
Dengan pembenaran,
yaitu dengan menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide pokok. Biasanya
kalimat pembenaran itu diawali/disisipi kata “karena, sebab”.
4. Struktur Paragraf
Mendapatkan banyaknya unsur dan
urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf dapat dikelompokkan
menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
a.
Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
b.
Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
c.
Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.
d.
Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik,
dan kalimat pengembang.
e.
Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat
topik, kalimat pengembang.
f.
Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
g.
Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan kalimat topik.
2.3
Syarat-Syarat Paragraf
1.
Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun
paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu. Kesatuan
di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
2.
Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan
hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu
paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat
yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf
dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci,
penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran (paralelisme).
3.
Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat
topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu
hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak
lengkap.
4.
Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama,
bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang
menjadi sasaran dengan memperhitungkan, 4 hal:
·
Penyusunan kalimat topik,
·
Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
·
Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
·
Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di
dalam paragraf.
5.
Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut
pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain
dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh
penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola
susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan
ilmiah.antara lain:
(1) pola runtunan waktu,
(2) pola uraian sebab akibat,
(3) pola perbandingan dan pertentangan,
(4) pola analogi,
(5) pola daftar, dan
(6) pola lain.
Ada tiga teknik pengembangan paragraf:
a. Secara alami
Pengembangan paragraf secara alami berdasarkan urutan ruang
dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu
titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Urutan waktu adalah urutan yang
menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
b. Klimaks dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf teknik ini berdasarkan posisi tertentu
dalam suatu rangkaian berupa posisi yang tertinggi atau paling menojol. Jika posisi
yang tertinggi itu diletakkan pada bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya,
jika penulis mengawali rangkaian dengan posisi paling menonjol kemudian makin
lama makin tidak menonjol disebut antiklimaks.
c. Umum Khusus dan Khusus Umum
Dalam bentuk umum-khusus gagasan utama diletakkan di awal
paragraf, disebut paragraf deduktif. Dalam bentuk khusus-umum, gagasan utama
diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf induktif.
2.4
Macam-Macam
Paragraf
1.
Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan
tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2.
Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan
dengan data/fakta konsep sebagai alasan/bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.
Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal
atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal
tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan, serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan, serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4.
Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi
emosi pembaca agar berbuat sesuatu (ajakan).
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5.
Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa
yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini
sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening, tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali, seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening, tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali, seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
2.4.1
Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Tujuannya
1.
Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki
sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah
yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka:
Pemilu baru saja usai. Sebagian
orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu
berjalan lancar seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan
oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami
stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
2. Paragraf penghubung
Paragraf
penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara
fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat
paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila
uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan
sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf
yang menekankan pendapat pengarang.
3.
Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi
simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai
hal-hal yang dianggap penting.
Contoh paragraf penutup:
Demikian proposal yang kami buat. Semoga
usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat
bagi sesama. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
2.4.2 Macam-Macam
Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum
yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah
diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati
hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha
baru.
2.
Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau
penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif:
Semua orang menyadari bahwa bahasa
merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan
lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang
bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
3.
Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraf. Kalimat utama yang
terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran:
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang
dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi
yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
1. Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan
kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat
dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal,
keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh paragraf deskripsi :
Dari balik tirai hujan sore hari,
pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar
penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah
yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan
meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang
dan penuh pesona.
2.
Paragraf proses
Paragraf proses ditandai dengan
tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat
penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu,
ruang, klimaks dan antiklimaks.
3.
Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf
yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran
utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang,
harus ada koherensi antar kalimat.
2.5
Unsur-Unsur
Paragraf
Dalam pembuatan suatu paragraf harus
memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi
dengan sebagaimana mestinya. Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan
pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu
alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea
dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok
pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
Kalimat
utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu
paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama.
Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun
diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide
pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
Deduktif :
kalimat utama diletakkan di awal alinea
Induktif : kalimat utama diletakkan
di akhir anilea
Variatif :
kalimat utama diletakkan di awal dan diulang pada akhir alinea
Deskriptif/naratif :
kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
Kalimat
penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama.
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas. Judul
(kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
a.
Provokatif (menarik)
b.
Berbentuk frase
c.
Relevan (sesuai dengan isi)
d.
Logis
e.
Spesifik
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Adapun
paragraf berfungsi untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti jalan pikiran
penulis. Pada prinsipnya cara membuat paragraf adalah dengan menyusun kerangka
penulisan sampai sedetil-detilnya agar memudahkan penjelasan dan menghindarkan
dari penjelasan yang berulang-ulang.
Dalam
karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain
kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau
penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan
ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan
kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan
pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam
urutan yang sistematik.
3.2
Saran
Mengingat
keterbatasan sumber literatur penulis, maka untuk keakuratan data tentang
materi Dasar – Dasar dan Kaidah
Kebahasaan melalui Struktur Paragraf Bahasa Indonesia sebagai Rujukan
Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar yang
diperoleh, disarankan kepada pembaca juga memiliki sumber literatur lain yang
lebih valid, diluar sumber bacaan dari internet yang belum dapat divalidasi
seluruhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wagiran dan Mukh Doyin. 2011.
Bahasa Indonesia (Pengantar Penulisan Karya Ilmiah). Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3
Universitas Negeri Semarang.
0 komentar:
Posting Komentar