Rabu, 01 Oktober 2014

Paragraf



MAKALAH
Paragraf

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah
               Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
               Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
               Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

1.2         Rumusan Masalah
1.      Apa paragraf itu?
2.      Apa sajakah struktur paragraf?
3.      Bagaimana syarat-syarat terbentuknya paragraf?
4.      Apa saja macam-macam paragraf?
5.      Apa sajakah unsur-unsur paragraf?

1.3         Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD
2.      Untuk mengetahui definisi paragraf
3.      Untuk mengetahui struktur paragraf
4.      Untuk mengetahui syarat-syarat terbentuknya paragraf
5.      Untuk mengetahui macam-macam paragraf
6.      Untuk mengetahui unsur-unsur paragraf




















BAB II
PEMBAHASAN


2.1         Pengertian Paragraf
               Paragraf atau alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Di surat kabar acap kita temukan paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat saja. Paragraf semacam itu merupakan paragraf yang tidak dikembangkan. Dalam karangan yang bersifat ilmiah paragraf semacam itu jarang kita jumpai.
               Dalam penggabungan beberapa kalimat menjadi sebuah paragraf itu diperlukan adanya kesatuan dan kepaduan. Yang dimaksud kesatuan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu membicarakan satu gagasan saja. Yang dimaksud kepaduan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu secara kompak atau saling berkaitan mendukung satu gagasan itu.

2.2         Struktur Paragraf
               Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.  Untuk mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.        Posisi Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil yang mampu mengungkapkan gagasan secura utuh dan lengkap.

2.    Kegunaan Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
a.    Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraf
b.    Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
c.    Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
d.   Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
e.    Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.
3.    Unsur-Unsur Paragraf
Ialah beberapa unsur yang pembangun paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun secara logis dan sistematis. Unsur-unsur paragraf itu ada empat macam, yaitu:
(1) transisi,
(2) kalimat topik,
(3) kalimat pengembang/penjelas/pendukung, dan
(4) kalimat penegas.
Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf mengandung dua  unsur wajib (kalimat topik dan kalimat pengembang), tiga unsur, dan mungkin empat unsur.
                    Kalimat topik atau kalimat utama, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf.Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlah kalimat penjelas sehingga ide atau gagasan yang terkandung kalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas.
Ciri kalimat topik adalah:
1.         mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut
2.         merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3.         mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain
4.         dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.


Ciri kalimat penjelas adalah:
1.         (dari segi arti) sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
2.         arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam paragraf
3.         pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi
4.         isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topik
Kalimat-kalimat penjelas atau kalimat-kalimat bawahan itu menjelaskan kalimat topik dengan empat cara, yaitu:
1.         Dengan ulangan, yaitu mengulang balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya menggunakan kata-kata lain yang bersamaan maknanya (sinonimnya).
2.         Dengan pembedaan, yaitu dengan menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran utama dan menyatakan apa yang tidak terkandung oleh pikiran utama.
3.         Dengan contoh, yaitu dengan memberikan contoh-contoh mengenai apa yang dinyatakan dalam kalimat topik.
4.         Dengan pembenaran, yaitu dengan menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide pokok. Biasanya kalimat pembenaran itu diawali/disisipi kata “karena, sebab”.
4.    Struktur Paragraf
Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
a.    Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
b.    Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
c.    Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
d.   Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
e.    Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
f.     Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
g.    Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan kalimat topik.

2.3         Syarat-Syarat Paragraf
1.        Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
2.        Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran (paralelisme).
3.        Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.
4.        Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran dengan memperhitungkan, 4 hal:
·      Penyusunan kalimat topik,
·      Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
·      Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
·      Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
5.        Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah.antara lain:
(1) pola runtunan waktu,
(2) pola uraian sebab akibat,
(3) pola perbandingan dan pertentangan,
(4) pola analogi,
(5) pola daftar, dan
(6) pola lain.
Ada tiga teknik pengembangan paragraf:
a.       Secara alami
Pengembangan paragraf secara alami berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
b.      Klimaks dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf teknik ini berdasarkan posisi tertentu dalam suatu rangkaian berupa posisi yang tertinggi atau paling menojol. Jika posisi yang tertinggi itu diletakkan pada bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, jika penulis mengawali rangkaian dengan posisi paling menonjol kemudian makin lama makin tidak menonjol disebut antiklimaks.
c.       Umum Khusus dan Khusus Umum
Dalam bentuk umum-khusus gagasan utama diletakkan di awal paragraf, disebut paragraf deduktif. Dalam bentuk khusus-umum, gagasan utama diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf induktif.

2.4         Macam-Macam Paragraf
1.        Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2.        Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta konsep sebagai alasan/bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.        Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan, serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4.        Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu (ajakan).
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5.        Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening, tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali, seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

2.4.1        Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Tujuannya
1.    Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka:
Pemilu baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancar seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
2.    Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.

3.    Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh paragraf penutup:
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesama. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

2.4.2    Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
            1.  Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
2.    Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif:
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
3.    Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraf. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran:
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

2.4.3    Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Isi
            1.  Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh paragraf deskripsi :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
2.    Paragraf proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3.    Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.

2.5         Unsur-Unsur Paragraf
               Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
               Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan  suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
Deduktif                                    : kalimat utama diletakkan di awal alinea
Induktif                         : kalimat utama diletakkan di akhir anilea
Variatif                          : kalimat utama diletakkan di awal dan diulang pada akhir alinea
Deskriptif/naratif           : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
               Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas. Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
a.         Provokatif (menarik)
b.        Berbentuk frase
c.         Relevan (sesuai dengan isi)
d.        Logis
e.         Spesifik







BAB III
PENUTUP

3.1         Simpulan
               Adapun paragraf berfungsi untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti jalan pikiran penulis. Pada prinsipnya cara membuat paragraf adalah dengan menyusun kerangka penulisan sampai sedetil-detilnya agar memudahkan penjelasan dan menghindarkan dari penjelasan yang berulang-ulang.
               Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

3.2         Saran
               Mengingat keterbatasan sumber literatur penulis, maka untuk keakuratan data tentang materi Dasar – Dasar dan Kaidah Kebahasaan melalui Struktur Paragraf Bahasa Indonesia sebagai Rujukan Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar yang diperoleh, disarankan kepada pembaca juga memiliki sumber literatur lain yang lebih valid, diluar sumber bacaan dari internet yang belum dapat divalidasi seluruhnya.








DAFTAR PUSTAKA


Wagiran dan Mukh Doyin. 2011. Bahasa Indonesia (Pengantar Penulisan Karya Ilmiah).    Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.



0 komentar:

Posting Komentar

 
;