ASESMEN LAYANAN PENDIDIKAN ABK DI SD
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu: Dra.
Kurniana Bektiningsih, M. Pd.
Disusun Oleh:
KELOMPOK
12 - ROMBEL 7
1.
Fahmilia
Nuzulina (1401414061)
2.
Niken
Ria Nastiti (1401414067)
3.
Mira Fenia (1401414203)
4.
Ulfah
Nurul Wahdah (1401414283)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan selalu memberi dukungan, mereka
adalah :
1.
Ibu Dra. Kurniana Bektiningsih, M. Pd., selaku
dosen mata
kuliah Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus yang telah memberikan
bimbingan serta arahan dalam mengerjakan makalah ini.
2.
Kedua orang tua kami
yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun material sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini.
3.
Teman-teman Rombel 7
yang telah memberikan dukungan serta bantuan.
4.
Semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami sadar bahwa kesempurnaan hanyalah
milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha maksimal telah kami lakukan dalam
penulisan makalah ini. Kritik dan saran akan kami terima dengan tangan terbuka.
Kami berharap, semoga makalah ini memberikan
informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Serta
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar
Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A.
Pengertian
Asesmen.............................................................................
3
B.
Tujuan
Asesmen...................................................................................
4
C.
Langkah-langkah
Pelaksanaan Asesmen..............................................
6
D.
Teknik Pelaksanaan
Asesmen...............................................................
8
E.
Hal-hal
yang Dipertimbangkan dalam Asesmen..................................
9
BAB
III PENUTUP ..................................................................................... 11
A. Simpulan
............................................................................................ 11
B. Saran
.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak kasus yang terjadi berkenaan dengan keberadaan anak berkebutuhan
khusus di sekolah-sekolah umum, termasuk di Sekolah Dasar (SD) yang perlu
mendapatkan perhatian dan layanan pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Masing-masing anak memiliki
karakteristik dan keunikan tersendiri, khususnya mengenai kebutuhan dan
kemampuannya dalam belajar di sekolah. Anak-anak tersebut, tentu saja tidak
dapat dengan serta merta dilayani kebutuhan belajarnya sebagaimana anak-anak
normal pada umumnya.
Dalam upaya memberikan layanan pendidikan yang tepat
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus maka diperlukan
langkah-langkah yang sistematis. Langkah itu diawali dengan proses asesmen.
Setiap anak berkebutuhan khusus harus melalui proses asesmen itu sehingga akan
diperoleh gambaran kemampuan dan kebutuhan belajarnya. Apabila proses asesmen
tidak dilakukan maka pembelajaran yang dilakukan tidak memiliki dasar pijakan
untuk mencapai indikator materi pembelajaran yang diharapkan. Anak-anak pun
akan kesulitan menguasai materi pembelajaran karena materinya tidak sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan belajarnya. Kegagalan dalam pembelajaran dapat
diakibatkan oleh tidak adanya data hasil asesmen. Dengan demikian asesmen
memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam menentukan keberhasilan
pembelajaran.
Satu
hal yang penting diperhatikan di sini adalah, bahwa asesmen dilakukan sebagai
tindak lanjut dari proses identifikasi, khususnya terhadap anak-anak
berkebutuhan khusus.
Pada pembahasan ini akan memberikan penjelasan kepada kita untuk mengkaji
definisi dan aktivitas asesmen terhadap anak-anak berkebutuhan khusus di
Sekolah Dasar. Dengan demikian, diharapkan kita mampu menjelaskan
pengertian asesmen, serta melakukannya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus
di Sekolah Dasar.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian dari assesmen?
2.
Apakah
tujuan dari adanya assesmen?
3.
Bagaimanakah
langkah-langkah pelaksanaan dari assesmen?
4.
Bagaimanakah
teknik pelaksanaan dari assesmen?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari assesmen.
2.
Untuk mengetahui tujuan dari adanya assesmen.
3.
Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan dari
assesmen.
4.
Untuk mengetahui teknik pelaksanaan dari assesmen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Assesmen
Dalam istilah Bahasa Inggris, assessment
berarti penilaian terhadap suatu keadaan, penilaian dalam konteks ini
adalah evaluasi terhadap kondisi atau keadaan anak-anak berkebutuhan khusus,
jadi bukan merupakan penilaian terhadap hasil suatu aktivitas atau kegiatan pembelajaran di
sekolah. Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para
ahli:
1.
Walace, G & Larsen
(1978:7)
Asesemen
merupakan proses pengumpulan informasi pembelajaran yang relevan.
2.
Robert M
Smith (2002)
Asesmen adalah
suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk
layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu
rancangan pembelajaran.
3.
James A.
Mc. Lounghlin & Rena B Lewis
Asesmen adalah
proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk
melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan
untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan.
4.
Bomstein
dan Kazdin (1985)
Asesmen adalah
proses mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi, memilih dan
mendesain program treatmen, serta mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan
dari terapi.
5.
Lidz 2003
Asesmen adalah
proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak yang
meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami kelebihan dan
kelemahannya, serta peran penting yang dibutuhkan anak.
Pengertian
asesmen dalam kerangka pendidikan anak berkebutuhan khusus, dimaksudkan sebagai
usaha untuk memperoleh informasi yang relevan guna membantu seseorang dalam
membuat suatu keputusan. Asesmen merupakan aktivitas yang amat penting dalam
proses pembelajaran di sekolah, untuk itu pelaksanaannya harus benar-benar
dilakukan secara obyektif dan komprehentif terhadap kondisi dan kebutuhan anak.
Asesmen mengarah pada upaya pengumpulan informasi dalam upaya perencanaan dan
implementasi pembelajaran siswa di sekolah.
Sebagai
tindak lanjut dari identifikasi, hasil yang diperoleh dari asesemen pendidikan
akan bermanfaat bagi guru sebagai panduan dalam dua hal pokok, yaitu
merencanakan program dan implementasi program pembelajaran. Untuk itu dalam
upaya perencanaan tujuan dan penentuan sasaran pembelajaran, dan strategi
pembelajaran yang tepat, dalam asesmen pendidikan anak berkebutuhan khusus
sangat diperlukan adanya pengumpulan informasi yang relevan dan komprehensif.
Data atau informasi yang diperoleh dalam asesmen ini umumnya berkenaan dengan
tahap pembelajaran, kelemahan dan kecakapan, serta hal-hal yang berkaitan
dengan perilaku seorang siswa.
B. Tujuan Assesmen
Ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai terkait dengan dilaksanakan asesmen di
sekolah, khususnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Terkait dengan waktunya,
Moh Amin (1995:125) menjelaskan adanya lima tujuan dilaksanakannya asesmen bagi
anak berkebutuhan khusus, yaitu:
1.
Menyaring kemampuan
anak, yaitu untuk mengetahui kemampuan anak pada setiap aspek, misalnya
bagaimana kemampuan bahasa, kognitif, kemampuan gerak, atau penesuaian dirinya.
2.
Pengklafifikasian,
penempatan, dan penentuan program.
3.
Penentuan arah dan
tujuan pendidikan, ini terkait dengan perbedaan klasifikasi berat ringannya
kelainan yang disandang seorang anak, yang berdampak pada perbedaan tujuan
pendidikannnya.
4.
Pengembangan program
pendidikan individual yang sering dikenal sebagai individualized educational
program, yautu suatu program pendidikan yang dirancang khusus secara
individu untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
5.
Penentuan strategi,
lingkungan belajar, dan evalusi pembelajaran.
Selain
kelima tujuan di atas, Wallace, G & Larsen, S (1978: 5) mengemukakan adanya
dua tujuan dalam pelaksanaan asesmen, yaitu:
1.
Untuk mengidentifikasi
dan terkadang pemberian label untuk kepentingan administratif masalah belajar
yang dialami anak-anak berkebutuhan khusus.
2.
Untuk memperoleh
informasi tambahan yang dapat membantu dalam merumuskan tujuan pembelajaran,
dan strategi pemberian remedial bagi anak-anak yang diduga berkebutuhan khusus.
Dari
uraian tujuan di atas, setidaknya ada beberapa hal penting yang perlu
digarisbawahi dalam asesmen, yaitu:
1.
Asesmen dilakukan
untuk penseleksian anak-anak yang berkebutuhan khusus.
2.
Asesmen bertujuan pula
untuk penempatan siswa, sesuai dengan kemampuannya.
3.
Untuk merencakan
program dan strategi pembelajaran.
4.
Untuk mengevaluasi dan
memantau perkembangan belajar siswa.
Secara
khusus, sesunggungnya tujuan asesmen dapat berorientasi pada
keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh seorang anak, baik dalam segi
kemampuan akademik ataupun nonakademik. Keterampilan akademik terkait dengan
kemampuan anak dalam bidang-bidang scholastik atau matapelajaran yang
membutuhkan pemikiran dan penalaran, seperti bahasa dan matematika. Di sini
akan dapat diketahui dan ditentukan dalam hal apa anak mengalami permasalahan,
serta bagaimana langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjawab
permasalahan tersebut. Sedang keterampilan nonakademik menyangkut kemampuan
atau kesanggupan anak dalam bidang-bidang yang tidak berorientasi pada pemikiran
dan penalaran, misalnya kesenian, orahraga, vocasional, atau kemampuan motorik.
C. Langkah-langkah Pelaksanaan Assesmen
Sebagai suatu
aktivitas yang sistematik dan berkelanjutan, sudah barangtentu asesmen perlu
dilakukan sesuai dengan prosedur yang baik, agar dengan begitu hasil yang
dicapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adanya beberap factor yang
terkait dengan pelaksanaan asesmen juga harus dipertimbangkan secara seksama.
Berikut adalah alur asesmen secara skematik.
|
|
|
|
|
|
|
|
Dari
skema tersebut, terlihat bahwa tahapan asesmen dilakukan dengan terlebih dahulu
merumuskan tujuannya dengan memperhatikan tahapan ruang lingkup materinya.
Setelah tujuan ditentukan langkah selanjutnya adalah merumuskan prosedurnya,
yang dapat dilakukan melalui tes formal maupun informal untuk memperoleh
informasi yang diperlukan. Dari hasil informasi yang telah diperoleh,
selanjutnya diolah dan dianalisis guna menentukan tujuan pembelajaran, dan
strateginya dalam pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Setelah
langkah-langkah tersebut dilakukan, maka sebagai tindak lanjutnya adalah
implementasi kegiatan pembelajaran bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Secara
lebih spesifik Mercer & Mercer (1989:38) menjelaskan adanya beberapa
langkah yang dilakukan dalam asesmen anak berkebutuhan khusus di sekolah,
yaitu:
1.
Menentukan cakupan dan tahapan
keterampilan yang akan diajarkan. Agar pelaksanaan asesmen dapat dilakukan
secara efektif, maka seyogyanya guru terlebih dahulu memahami tahapan
kompetensi pembelajaran siswa dalam bidang pembelajaran tertentu. Ini penting
dilakukan untuk mengetahui dengan jelas keterampilan-keterampilan apa yang
telah dikuasai siswa. Secara teknik guru dapat melakukannya melalui analisis
tugas dalam kegitan pembelajaran di sekolah.
2.
Menetapkan perilaku yang akan
diases. Asesmen perilaku diawali dari tahapan yang paling umum menuju tahapan
yang khusus. Perilaku umum menunjuk pada rentang kompetensi siswa dalam
penguasaan materi kurikulum, misalnya pada mata pelajaran bahasa mencakup
kompetensi dasar untuk semua aspek bahasa. Sedang yang khusus, mungkin hanya
pada aspek membaca saja.
3.
Memilih aktivitas evaluasi,
guru harus mempertimbangkan aktivitas yang akan dilakukan itu untuk evaluasi
dalam rentang kompetensi umum, atau kompetensi khusus . Evaluasi kompetensi
umum, lazimnya dilakukan secara periodik (semester), sedang untuk kompetensi
khusus sebaiknya dilakukan secara formatif dan berkesinambungan.
4.
Pengorganisasian alat evaluasi.
Hal ini perlu dilakukan berkenaan dengan evaluasi pendahuluan, yang mencakup;
identifikasi masalah, pencatatan bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi, dan
evaluasi keterampilan-keterampilan tertentu. Setelah evaluasi awal dilakukan,
selanjutnya ditentukan tujuan dan strategi pembelajaran, serta implementasi dan
pemantuan kemajuan belajar siswa.
5.
Pencatatan kinerja siswa. Ada
dua hal mengenai kinerja siswa yang harus dicatat guru, yaitu kinerja siswa
pada pelaksanaan tugas sehari-hari, dan penguasaan keterampilan secara
keseluruhan, yang umumnya dicacat pada laporan kemajuan belajar siswa.
6.
Penentuan tujuan pembelajaran
khusus untuk jangka pendek dan jangka panjang. Di sini guru perlu merumuskan
tujuan pembelajaran khusus bagi anak dalam jangka pendek secara spesifik,
misalnya dalam aspek membaca atau mengeja dalam pelajaran bahasa, tetapi harus
tetap berkontribusi dalam tujuan jangka panjang.
Langkah-langkah pelaksanaan asesmen
sebagaimana diuraikan di atas, secara struktur telah dikembangkan berdasarkan
kebutuhan pendidikan anak-anak bekebutuhan pendidikan khusus, sehingga dapat
dijadikan panduan bagi guru dalam melakukan asesmen di sekolah. Guru tentunya
juga diharapkan dapat menyesuaikan sendiri dengan kebutuhan dan kondisi yang
dihadapi di sekolahnya masing-masing.
D.
Teknik Pelaksanaan Assesmen
Terdapat
beberapa teknik atau metode yang dapat dilakukan dalam upaya pelaksanaan
asesmen untuk anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah (dasar). Beberapa
diantara yang dapat dijelaskan di sini adalah melalui observasi, tes formal dan
informal, dan wawancara, dengan didukung beberapa instrumen seperti checklist
ataupun skala penilaian.
1.
Observasi, merupakan pengamatan yang dilakukan secara seksama
terhadap aktivitas belajar siswa, seperti cara pelajar, kinerja, perilaku,
ataupun kompetensi yang dicapai.
2.
Tes formal, sesungguhnya merupakan merupakan suatu bentuk tes
yang telah terstandarkan, yang memiliki acuan norma ataupun acuan patokan
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan. Tes demikian umumnya dikembangkan
secara global, oleh para ahli dibidangnya. Dalam konteks asesmen pendidikan
anak-anak berkebutuhan khusus, sesungguhnya kurang cocok untuk dilakukan, jika
dilihat dari tujuannya yang sangat spesifik, dan mencakup persoalan-persoalan
pendidikan yang unik, yang dihadapi siswa berkebutuhan khusus secara
individual.
3.
Tes informal. Suatu jenis tes yang sangat bermanfaat dan
sangat sesuai untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkenaan
dengan kompetensi dan kemajuan belajar anak berkebutuhan khusus. Tes informal
umumnya dipersiapkan dan disusun sendiri oleh guru, serta digunakan secara
intensif untuk mengetahui kompetensi-kompetensi khusus pada anak. Dalam
kaitannya dengan asesmen, ada beberapa bentuk yang sering digunakan, yaitu checklist,
tes buatan sendiri, ataupun berupa cloze
4.
Wawancara, atau interview untuk memperoleh informasi dengan
sasaran utama orangtua, keluarga, guru di sekolah ataupun teman sepermainan.
E. Hal-hal yang Dipertimbangkan dalam
Asesmen
Terdapat beberapa
hal yang perlu
dipertimbangkan di dalam melakukan
asesmen antara lain:
1.
Kapan asesmen dilakukan
Untuk menentukan
program pembelajaran yang
relevan dan fungsional
bagi anak, asesmen seyogyanya
dilakukan secara terus
menerus (kontinyu). Dengan
cara ini asesmen dapat memfasilitasi belajar anak dan
keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar menjadi fungsional.
2.
Di mana asesmen dilakukan
Untuk melihat bagaimana perilaku anak, asesmen
hendaknya dilakukan dalam situasi alamiah seperti: di rumah, di dalam kelas, di
kantin, di asrama, dan sebagainya. Proses assesmen pada situasi
alamiah ini penting
untuk melihat perilaku
nyata anak dalam berbagai ragam situasi atau lingkungan.
3.
Bagaimana asesmen dilakukan
Metode dan teknik
harus menjadi pertimbangan
di dalam melakukan
asesmen. Beberapa teknik dapat
digunakan dalam melakukan
asesmen, di antaranya:
observasi, wawancara, tes. Observasi dan wawancara yang mendalam banyak membantu
menggali kemampuan, masalah, dan kebutuhan anak. Observasi sangat berguna untuk melihat
kemampuan dan keterampilan
anak dalam situasi atau lingkungan yang
alamiah. Perilaku itu muncul tanpa ada intervensi dan manipulasi dari
guru. Melalui lembar observasi guru hanya menandai atau membubuhkan tanda cek
pada setiap perilaku yang muncul (misalnya: tidak pernah, kadang-kadang,
sering, atau sering sekali), sehingga akan tampak perilaku yangmenjadi masalah pada
anak tersebut. Data
yang dikumpulkan dari
kegiatan observasimungkin berkaitan
erat dengan manusia,
material, atau benda,
dan berbagai situasi
yangberhubungan dengan anak
Informasi asesmen tentang penguasaan akademik dapat
dilakukan dengan tes seperti tes membaca, menulis, dan matematika. Tes disusun
oleh guru dengan mengacu pada kurikulum yang sesuai dengan kelas yang diduduki
anak
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Pengertian asesmen
dalam kerangka pendidikan anak berkebutuhan khusus, dimaksudkan sebagai usaha
untuk memperoleh informasi yang relevan guna membantu seseorang dalam membuat
suatu keputusan.
2.
Tujuan dari pelaksanaan asesmen dalam konteks pendidikan anak-anak
berkebutuhan khusus diantaranya adalah untuk menyeleksi anak-anak yang
berkebutuhan khusus, menempatkan siswa berkebutuhan
khusus sesuai dengan kemampuannya, merencanakan program dan strategi pembelajaran, dan mengevaluasi serta memantau
perkembangan belajar siswa.
3.
Langkah yang dilakukan
dalam asesmen anak berkebutuhan khusus di sekolah, meliputi: penentuan cakupan
dan tahapan keterampilan yang akan diajarkan, penetapan perilaku yang akan
diakses, memilih aktivitas evaluasi, pengorganisasian alat evaluasi, pencatatan
kinerja siswa, dan penentuan tujuan pembelajaran untuk jangka pendek dan jangka
panjang.
4.
Ada beberapa teknik
yang dapat dilakukan dalam upaya pelaksanaan asesmen untuk anak-anak
berkebutuhan khusus antara lain melalui observasi, tes formal dan informal, dan
wawancara, dengan didukung beberapa instrumen seperti checklist ataupun skala
penilaian.
5.
Terdapat beberapa
hal yang perlu
dipertimbangkan di dalam melakukan
asesmen antara lain: kapan asesmen dilakukan, dimana asesmen dilakukan,
dan bagaimana asesmen dilakukan.
B. Saran
1.
Anak berkebutuhan khusus sangat
memerlukan bantuan baik moral maupun model yang diperoleh dari pendidiknya.
Oleh karenanya, sebagai seorang guru yang menjadi teladan bagi peserta didiknya
harus bisa memberikan teladan dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak,
khususnya bagi anak berkebutuhan khusus.
2.
Sebagai seorang guru harus mampu
memberikan pelayanan yang maksimal dan untuk mengetahui atas keberhasilan
pelayanannya yaitu dengan assesmen. Oleh karena itu, asesmen yang konkrit
sangat membantu guru dalam menentukan perencanaan terhadap pelayanan yang
diperlukan selanjutnya.
3.
Mengingat begitu pentingnya asesmen
ini maka setiap guru bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) harus memahami dan
dapat mengimplementasikan asesmen dengan dasar-dasar asesmen bagi anak
berkebutuhan khusus di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Betrike. 2011. Asesmen
Pembelajaran, online (http://betrike-myblog.blogspot.co.id/2011/02/asesmen-pembelajaran.html).
Diakses pada 02 April 2016.
Suparno. 2007. Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Depdiknas.
0 komentar:
Posting Komentar