Kamis, 09 Juni 2016 0 komentar

Pembelajaran Sastra Anak



Pembelajaran Sastra Anak
1.      Pembuka
1.1  Latar Belakang
Di era globalisasi ini, tentunya kita tahu bahwa teknologi berkembang dengan pesat seiring dengan berkembangnya jaman. Berbagai peralatan yang canggih pun, sekarang sudah tidak sulit untuk didapatkan. Berbagai media hiburan modern seperti televisi, radio, komputer, dan lain sebagainya kini dirasa lebih menarik perhatian daripada hiburan tradisional. Buktinya, di jaman sekarang, anak-anak lebih banyak yang senang memainkan game online dengan laptop dan kebanyakan anak jaman sekarang sudah tidak mengenal permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak pada jaman dahulu. Apalagi, pada jaman sekarang kebanyakan anak sudah memiliki gadget sehingga anak cenderung malas untuk belajar dan lebih memilih bermain game. Tentu saja hal ini akan berakibat pada perkembangan potensi anak yang kurang maksimal sehingga prestasi belajar anak pun kurang memuaskan.Memang dengan adanya perkembangan teknologi saat ini tentunya dapat meningkatkan pengetahuan kita. Namun, kita harus ingat dan selektif dalam mengambil manfaat yang positif  dari perkembangan teknologi ini sehingga kita tidak terjerumus ke dalam hal yang bersifat negatif. Kita tidak boleh bergantung pada perkembangan teknologi, karena sebenarnya masih banyak terobosan lain yang dapat kita tempuh.
Kita tahu bahwa sekarang ini pembelajaran sastra khususnya sastra anak kurang diminati oleh anak-anak, padahal kita semua tahu bahwa dalam sastra anak banyak terkandung nilai-nilai moral yang bernilai luhur. Namun pada kenyataannya, anak-anak sekarang lebih memilih menyukai cerita-cerita yang berbau aksi, seperti Naruto ataupun Dargon Ball yang mengandung unsur-unsur yang kurang pantas untuk ditiru oleh anak-anak (misalnya perkelahian). Dunia anak-anak yang penuh dengan kegembiraan merupakan salah satu aspek penting untuk dipertimbangkan dalam memilih pembelajaran yang cocok diberikan kepada mereka terutama dalam pembelajaran sastra anak. Karya sastra merupakan pembelajaran yang cocok untuk diberikan dikelas rendah karena telah diketahui oleh kita pada umumnya. Dengan membaca karya sastra, hati kita bisa merasakan sesuatu yang menyenangkan dan menggembirakan. Selain itu karya sastra pun memberikan nilai-nilai dan pengetahuan yang belum pernah diketahui oleh anak-anak. Melalui karya sastra, mereka dapat mencurahkan pengalaman hidup mereka dan pada akhirnya mereka dapat menemukan nilai-nilai yang terkandung dari pengalaman yang telah mereka tuangkan ke dalam karya satra.

0 komentar

Pembelajaran Menulis Permulaan



 PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN



1.    PEMBUKA
1.1.    Latar Belakang
Menulis permulaan merupakan dasar pengajaran yang pertama kali diajarkan guru kepada anak kelas satu. Keterampilan pembelajaran  menulis permulaan disajikan bersama dengan membaca permulaan sehingga sering di sebut dengan MMP (Membaca dan Menulis Permulaan).
Pada umumnya tujuan dari penulisan permulaan ini adalah mengajarkan anak menulis supaya anak bisa menulis dengan benar. Namun dalam menulis permulaan ini bisanya dilaksanakan setelah atau bersamaan dengan belajar membaca permulaan pada anak kelas satu. Karena anak yang bisa membaca akan mempermudah pembelajaran anak dalam menulis permulaan.
Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.
Dalam pembelajaran di kelas satu yang paling mendasar adalah keterampilan membaca dan menulis, karena hal tersebut merupakan dasar pelajaran bagi kelas selanjutnya. Sehingga dalam pembelajaran MMP ini keterampilan guru sebagai pengajar yang pertama bagi anak kelas satu ini harus sangat  penuh dengan perhatian kepada anak.

1.2.   Rumusan Masalah
1.2.1.        Apa yang dimaksud dengan menulis permulaan ?
1.2.2.        Apa tujuan menulis permulaan ?
1.2.3.        Seperti apakah pembelajaran menulis permulaan ?
1.2.4.      Bagaimana langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan ?
1.2.5.       Apa saja rambu-rambu dalam pembelajaran menulis ?
1.2.6.      Permasalahan apa yang dapat terjadi dalam pembelajaran menulis dan bagaimana cara menanggulanginya ?

0 komentar

Pembelajaran Membaca Permulaan



Pembelajaran Membaca Permulaan

1.      Pembuka
1.1    Latar Belakang Masalah
              Sebagaimana kita semua ketahui, tujuan akhir kita dari pengajaran Bahasa Indonesia adalah siswa terampil berbahasa. Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yakni berbicara, membaca, menulis, dan menyimak. Pemerolehan keterampilan berbahasa selalu saling terkait, artinya pemerolehan keterampilan berbahasa yang satu akan mendasari keterampilan lainnya.
              Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahsa tulis yang reseptif. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinnkan orang tersebut mampu mempertinggi daya pikirannya, mempertajam pandangannya dan memperluas wawsannya. Dengan demikian maka kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapa pun yang ingin maju da meningkatkan diri. Pembelajaran di kelas I dan kelas II merupakan pembealajaran tahap awal, kemamapuan membaca siswa diperoleh di kelas I dan kelas II tersebut akan menjadi dasar pembelajaran membaca dikelas berikutnya. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca di sekolah mempunyai peranan yang penting.

1.2    Rumusan Masalah
1.2.1      Apakah pengertian membaca permulaan?
1.2.2      Bagaimanakah tujuan membaca permulaan?
1.2.3      Apa sajakah metode yang digunakan dalam pembelajaran  membaca permulaan?
1.2.4      Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan anak mengalami kesulitan membaca permulaan?
1.2.5      Apa sajakah kesulitan yang dihadapi anak dalam membaca permulaan?
1.2.6      Bimbingan apa sajakah yang dilakukan guru dalam mengatasi anak yang megalami kesulitan membaca permulaan?
0 komentar

Pendekatan Komunikatif dan Terpadu



PENDEKATAN KOMUNIKATIF DAN TERPADU

1.      PEMBUKA
1.1  Latar Belakang Masalah
          Saat ini, pembelajaran Bahasa Indonesia pada lembaga pendidikan formal mulai dari SD sampai dengan SLTA tidak lagi bertujuan mengajarkan bahasa secara teoritis, yaitu mengetahui tentang bahasa tetapi mengembalikan pembelajaran bahasa kepada fungsi bahasa yang sebenarnya yaitu untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa yang bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi menggunakan bahasa target memiliki faktor-faktor penentu komunikasi yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor tersebut meliputi siapa berbicara dengan siapa, tujuan, tempat, waktu, konteks kebudayaan dan suasana, jalur dan media, peristiwa bebahasa (Utari, 1988: 93). Di samping itu, Kurikulum KTSP mempertegas bahwa dalam penyajian materi bahasa, aspek-apek kebahasaan harus diajarkan secara terpadu dengan keterampilan berbahasa yang dikaitkan dengan suatu tema tertentu.
          Fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk berkomunikasi. Komunikasi yang dimaksud ialah suatu proses penyampaian maksud kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu. Maksud komunikasi dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan penyampaian informasi suatu peristiwa. Hal itu disampaikan dalam aspek kebahasaan berupa kata, kalimat, paragraf (komunikasi tulis) atau paraton (komunikasi lisan), ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, dan tempo) dalam bahasa lisan. Dalam berkomunikasi tentu ada pihak yang berperan sebagai penyampai maksud dan penerima maksud. Agar komunikasi terjalin dengan baik, maka kedua belah pihak juga harus bisa bekerja sama dengan baik. Kerjasama yang baik itu bisa diciptakan dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain memperhatikan siapa yang diajak berkomunikasi, situasi, tempat, isi pembicaraan, dan media yang digunakan.
          Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah, tetap lebih luas lagi, yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi. Bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi komunikatif. Selain harus mengacu pada pendekatan komunikatif, pembelajaran bahasa Indonesia di SD juga harus mengacu pada pendekatan terpadu (PT). Baik keterpaduan dalam internal Bahasa Indonesia maupun keterpaduan lintas kurikulum.
0 komentar

Pendekatan Pembelajaran



2.1 Pengertian pendekatan pembelajaran
Pendekatan menurut Edwar M.Anthoni, 1963 adalah seperangkat asumsi korelatif yang menangani hakikat bahasa, pengajaran bahasa dan pembelajaran bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatik. Metode merupakan rencana keseluruhan penyajian bahasa secara rapi, tertib, yang tidak ada bagian-bagiannya yang berkontradiksi dan kesemuanya itu didasarkan pada pendekatan terpilih. Metode bersifat prosedural. Di dalam satu pendekatan mungkin terdapat banyak metode. Teknik merupakan suatu muslihat, tipu daya dalam menyajikan bahan. Teknik harus sejalan dengan metode dan serasi dengan pendekatan. Teknik bersifat implementasi.
Richards & Rodgers,1986 menyempurnakan pendapat Anthoni. Mereka menambahkan peran guru, siswa bahan, tujuan silabus dan tipe kegiatan dan pengajaran pada segi metode, sehingga muncul istilah desain atau rancang-bangun.istilah teknik diganti dengan istilah prosedur.
Pendekatan menurut Kosadi, dkk (1979) adalah seperangakat asumsi mengenai hakikat bahasa, pengajaran dan proses belajar-mengajar bahasa. Menurut Tarigan (1989) Pendekatan adalah seperangkat korelatif yang menangani teori bahasa dan teori pemerolehan bahasa. Sedangkan menurut Djunaidi (1989) Pendekatan merupakan serangkaian asumsi yang bersifat hakikat bahasa, pengajaran bahasa dan belajar bahasa.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
0 komentar

Pendekatan, Metode Dan Teknik Pembelajaran Bahasa



PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK
PEMBELAJARAN BAHASA

1.   PEMBUKA
1.1    Latar Belakang
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.
Gilstrap dan Martin (1975) juga menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.
Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, pembelajaran bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Dan agar pembelajaran lebih efektif serta efisien diperlukan meode dan teknik dalam pembelajaran bahasa.

0 komentar

Pemerolehan Bahasa Anak



 PEMEROLEHAN  BAHASA  ANAK

1.      Pembuka
1.1    Latar  Belakang

Pemerolehan bahasa merupakan sebuah hal yang sangat menakjubkan terlebih dalam proses pemerolehan bahasa pertama yang dimiliki langsung oleh anak tanpa ada pembelajaran khusus mengenai bahasa tersebut kepada seorang anak (bayi). Seorang bayi hanya akan merespon ujaran-ujaran yang sering didengarnya dari lingkungan sekitar terlebih adalah ujaran ibunya yang sering didengar oleh anak tersebut. Seorang manusia tidak hanya dapat memiliki satu bahasa saja melainkan seseorang bisa memperoleh dua sampai empat bahasa tergantung dengan lingkungan sosial dan tingkat kognitif yang dimiliki oleh orang tersebut.
Pada pemerolehan bahasa kita mengenal beberapa tahapan pemerolehan bahasa itu sendiri, pemerolehan bahasa pertama didapatkan seorang bayi secara langsung dari ibunya atau lingkungan yang dekat dengan bayi tersebut.  Sedangkan pada pemerolehan bahasa kedua dan seterusnya itu didapatkan seseorang melalui proses pembelajaran. Dengan teori pemerolehan bahasa kita ingin mengetahui serta mengetengahkan teori yang memudahkan anak-anak belajar.
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti : biologis, kognitif dan emosional. Perkembangan bahasa atau komunikasi pada  anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput juga dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya.  Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling hebat dan menakjubkan. Oleh sebab itulah masalah ini mendapat perhatian besar. Dalam proses perkembangan, semua anak manusia yang normal paling sedikit memperoleh satu bahasa alamiah

0 komentar

Perkembangan Bahasa Anak



BAB I
PEMBUKA
A.Latar Belakang
            Setiap insan memiliki potensi yang sama untuk menguasai bahasa. Proses dan sifat penguasaan bahasa setiap orang berlangsung dinamis dan melalui tahapan berjenjang. Manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangis. Seorang bayi melatih bahasa tersebut dengan mengkomunikasikan segala kebutuhan dan keinginannya. Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang berkaitan dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, Misalnya, dengan orang di sekitarnya, lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
            Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak.. Perkembangan bahasa pada anak-anak sangat penting karena anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya (social skill) melalui berbahasa. Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak dan menciptakan suatu hubungan sosial. Pada saatnya anak akan dapat berkembang dan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia karena dengan mulai berkomunikasi dengan lingkungan, bersedia mcmberi dan menerima segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Proses perkembangan tersebut melalui berbagai tahapan-tahapan perkembangan bahasa anak, mulai kanak-kanak sampai dengan penguasaan usia sekolah. Dalam tahapan penguasaan bahasa inilah peran orang tua sebagai orang terdekat sangat dibutuhkan. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkembangan tersebut, sebab pada masa ini sangat menentukan proses seorang anak dalam bersosialisasi maupun belajar.

1 komentar

Media Pembelajaran IPA di SD



BAB I
PENDAHULUAN


1. LATAR BELAKANG

Kemajuan suatu negara ditentukan oleh berbagai aspek tidak terkecuali perkembangan pendidikan dari negara tersebut.Semakin pendidikan berkembang semakin maju pula teknologi, budaya, kesehatan, dan masih banyak lagi.Banyak negara yang berusaha memajukan negaranya supaya bisa bersaing dengan negara yang lainnya. Tidak terkecuali negara kita Indonesia, negara ini berupaya dalam memajukan mutu pendidikan dengan berbagai cara seperti penataran, menyekolahkan kembali guru D3 menjadi S1 kekampus yang ditunjuk pemerintah untuk dibimbing, memberi penghargaan kepada guru yang berprestasi, memberi alat-alat peraga dan lian-lain. Tetapi kenapa mutu pendidikan negara kita masih belum maju?Dilihat dari kacamata pendidikan guru memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan negara ini.
Guru juga sebagai poros dasar dari pendidikan dinegeri ini, selain itu guru juga sebagai pembentuk karakter bangsa.Jika diamati pendidikan di Indonesia ini masih menggunakan metode ceramah yaitu pembelajaran guru berada didepan kelas dan menjelaskan materi saja tanpa memperdulikan siswa itu mengerti atau tidak.Metode tersebut banyak diterapkan guru-guru di sekolah terutama guru sekolah dasar, Padahal metode tersebut hanya membuat siswa menghafal mata pelajaran saja tanpa mengerti inti dari pembelajaran tersebut/pembelajaran menjadi kurang maksimal.Guru-guru menganggap metode pembelajaran tersebut sudah biasanya diajarkan selama ini.Selain itu banyak guru enggan dalam penggunaan media dalam mendukung pembelajaran.Padahal penggunaan media memiliki banyak fungsi dalam pembelajaran, ada yang menganggapmedia itu fungsinya sebagai pajangan saja.Ada guru yang berpendapat bahwa penggunaan media pembelajaran sangatlah merepotkan dan butuh waktu yang banyak.Selain itu guru menganggap lebih praktis jika pembelajarannya tanpa penggunaan media pembelajaran, guru hanya menerangkan materi saja sehingga siswa hanya disuruh menghafalkan pelajaran dari buku pelajaran saja. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya guru yang tidak tahu akan fungsi dari media tersebut untuk mendukung pembelajaran terutama pembelajaran IPA di SD.

0 komentar

Sumber Belajar



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pendidikan di era globalisasi ini merupakan suatu hal yang sangat diperlukan untuk menunjang efek globalisasi. Dengan adanya pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang selama ini masih rendah. Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Di mana dalam proses belajar mengajar terdapat unsur sumber belajar atau dari mana ilmu yang dipelajari itu kita dapatkan.
Sumber belajar pada dasarnya merupakan komponen teknologi instruksional, yang disebut dengan istilah “Komponen Sistem Instruksional”. Teknologi instruksional adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar-mengajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang bertujuan agar dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Dengan demikian maka tujuan sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Dalam makalah ini kami akan membahas lebih mendalam mengenai belajar dan sumber belajar itu sendiri. Serta membahas lebih dalam tentang sumber-sumber belajar terutama saat pelajaran IPA untuk anak SD.

1.2.Rumusan Masalah
a.       Apakah yang dimaksud dengan sumber belajar?
b.      Apa sajakah jenis-jenis dari sumber belajar?
c.       Bagaimanakah kriteria sumber belajar?
d.      Apa sajakah fungsi dari sumber belajar?
e.       Bagaimanakah lingkungan sebagai sumber belajar?

0 komentar

Hakikat IPA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Alam ini penuh dengan keragaman, tetapi juga penuh dengan tatanan. Ilmu Pengetahuan Alam menawarkan cara-cara untuk kita agar dapat memahami kejadian-kejadian di alam dan agar kita dapat hidup di dalam ala mini. Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur yang dipergunakan oleh para ilmuan untuk mempelajari alam ini adalah prosedur empiric dan analisis.
Dalam prosedur empirik ilmuwan mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi untuk selanjutnya dianalisis. Proses empirik dalam Imu Pengetahuan Alam mencakup observasi (pengamatan), klasifikasi dan pengukuran. Sedangkan dalam prosedur analitik ilmuwan menginterpretasikan penemuan mereka dengan mempergunakan proses-proses seperti hipotesis, eksperimentasi terkontrol, menarik kesimpulan, dan memprediksi. Untuk menjalankan suatu penelitian tentang alam diperlukan pengetahuan terpadu tentang proses dan materi dalam topik yang akan diselidiki.
Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak SD harus dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ide-ide dan konsep-konsep harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk memahaminya.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Imu Pengetahuan Alam (IPA) ?
2.      Apa tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ?
3.      Apa fungsi dan manfaat IPA ?
4.      Bagaimana ruang lingkup IPA ?
5.      Bagaimana macam-macam pembagian hakikat IPA ?


0 komentar

Bimbingan dan Konseling



BAB XIII
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

JENIS DAN BENTUK BIMBINGAN DAN KONSELING

A.    SUB POKOK BAHASAN
1.      Pengertian bimbingan dan konseling
2.      Tujuan bimbingan dan konseling
3.      Fungsi bimbingan dan konseling
4.      Jenis dan bentuk bimbingan dan konseling

B.     TUJUAN
1.      Mahasiswa diharuskan dapat memjelaskan pengertian bimbingan dan konseling
2.      Mahasiswa diharuskan dapat memahami tujuan bimbingan dan konseling
3.      Mahasiswa diharuskan dapat memahami fungsi bimbingan dan konseling
4.      Mahasiswa diharuskan dapat menjelaskan jenis dan bentuk bimbingan dan konseling

C.    PEMBAHASAN
1.      Pengertian bimbingan dan konseling
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
0 komentar

Konsep Dasar Pengajaran Remidial



BAB XII
KONSEP DASAR PENGAJARAN REMIDIAL
                 

A.  KOMPETENSI DALAM PENGAJARAN REMIDIAL
1.      Konsep pengajaran remidial
2.      Tujuan dan fungsi pengajaran remidial
3.      Teknik pengajaran remidial

B.  TUJUAN
1.    Mahasiswa diharuskan dapat menjelaskan tentang konsep pengajaran remidial
2.    Mahasiswa diharuskan dapat menjelaskan tentang tujuan dan fungsi pengajaran remidial
3.    Mahasiswa diharuskan dapat menjelaskan teknik pengajaran remidial

C.  PEMBAHASAN
1.      Konsep pengajaran Remidial
Remedial merupakan suatu treatmen atau bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar. Berikut adalah beberapa program asesmen yang bisa dijalankan atau dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran remedial. Yang antara lain dalam bidang berhitung, membaca pemahaman dan menulis.
Remediasi mempunyai padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata ini berakar kata ‘toremedy’ yang bermakna menyembuhkan. Remediasi merujuk pada proes penyembuahan. Remedial merupakan kata sifat. Karena itu dalam bahasa Inggris selalu bersama dengan kata benda, misalnya ‘remedial work’, yaitu pekerjaan penyembuhan, ‘remeial teaching’ – pengajaran penyembuhan. Dsb. Di Indonesia, istilah ‘remedial’ sering ditulis berdiri sendiri sebagai kata benda. Mestinya dituliskan menjadi pengajaran remeial, atau kegiatan remedial dsb. Dalam bagian ini istilah remediasi dan remedial digunakan bersama-sama, yang merujuk pada suatu proses membantu siswa mengatasi kesulitan belajar terutama mengatasi miskonsepsimiskonsepsi yang dimiliki.
 
;