BAB
I
KONSEP
PENDIDIKAN DAN HAKIKAT PENDIDIKAN
A. Konsep Pendidikan Dan
Hakikat Pendidikan
Sub Pokok Bahasa :
1. Konsepsi pendidikan.
2. Pengertian pendidikan.
3. Sifat-sifat ilmu pendidikan.
4. Pendidikan sebagai suatu
sistem.
5. Pengetahuan mengenai
unsur-unsur dan faktor yang mempengaruhi pendidikan.
B.
Tujuan
Setelah
mengikuti perkuliahan, mahasiswa harus dapat:
1. Menjelaskan
konsepsi pendidikan.
2. Menjelaskan pengertian
dari pendidikan.
3. Menerangkan sifat-sifat dari ilmu pendidikan.
4. Menjelaskan pendidikan sebagai suatu sistem.
5. Memberi pengetahuan mengenai unsur-unsur dan
faktor yang mempengaruhi pendidikan.
C. Pembahasan Materi
1. KONSEPSI
PENDIDIKAN
Konsep Dasar Pendidikan
Undang-undang SISDIKNAS No. 20
tahun 2003, menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensipotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Beberapa aspek yang berhubungan dengan usaha
pendidikan, yaitu bimbingan sebagai suatu proses, orang dewasa sebagai pendidik,
anak sebagai manusia yang belum dewasa, dan yang terakhir adalah tujuan
pendidikan. Ada beberapa konsepsi dasar tentang pendidikan yang akan
dilaksanakan, yaitu :
1) Bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup (lon
life education). Dalam hal ini berarti bahwa usaha pendidikan sudah dimulai
sejak manusia itu lahir sampai ia tutup usia, ssepanjang ia mampu untuk
menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya. Suatu konsekuensi konsep
pendidikan sepanjang hayat ialah bahwa pendidikan tidak identik dengan sekolah.
Pendidikan berlangsung dalm lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
2) Bahwa
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah. Pemerintah tidak boleh memonopoli segalanya melainkan bersama
keluarga dan masyarakat berusaha agar pendidikan mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
3) Bagi
manusia, pendidikan merupakan suatu keharusan karena dengan pendidikan manusia
akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang. Handerson mengemukakan
bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang tak dapat dielakkan oleh manusia,
suatu perbuatan yang tak boleh tidak terjadi, karena pendidikan membimbing
generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik.
Pendidikan
Hanya Berlaku Bagi Manusia
Dalam arti luas, pendidikan berisi tiga
pengertian, yaitu pendidikan, pengajaran dan pelatihan. Istilah mendidik
menurut Darji Darmodiharjo, menunjukkan usaha pengembangan budi pekerti,
semangat, kecintaan rasa kesusilaan, ketakwaan, dll. Istilah mengajar menurut
Sikun Pribadi berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat
bagi perkembangan kemampuan intelektualnya. Sedangkan Istilah melatih,
merupakan suatu usaha memberi sejumlah keterampialn tertentu, yang dilakukan
secara berulang-ulang, sehingga akan terjadi suatu pembiasaan bertindak. Dalam
penjelasan tersebut, pendidikan menyangkut seluruh aspek kepribadian manusia.
Hewan
tidak dapat dididik dan tidak memungkinkan untuk dididik, sehingga tidak
mungkin dilibatkan dalam proses pendidikan. Hanya manusia yang dapat dididik
dan mungkin menerima pendidikan karena manusia memang dilengkapi akal budi.
Pendidikan pada hakikatnya akan berusaha mengubah perilaku, tetapi perilaku hewan yang dapat dijangkau
pendidikan, karena hewan pun adalah makhluk berperilaku.
Konsep
Mendidik, Mengajar dan Belajar
Terdapat
perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa orang mungkin
terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal, terdapat perbedaan
yang mendasar antara keduanya. Mengajar merupakan kegiatan teknis keseharian
seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis. Hasilnya
juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat
verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak
semua pembelajaran adalah pendidikan.
Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat
tipis, secara sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah mendidik.
Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana
untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Mendidik
lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang. Hasil
pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Pendidikan
merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang
bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mengajar yang
diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang
disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan
menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai
absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa
bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan
sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar bobotnya adalah
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung
bagi semua manusia pada semua usia.
Contoh seorang guru matematika mengajarkan
kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam
segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum
mendidik. Istilah mengajar, mendidik dapat dibedakan tetapi sulit untuk
dipisahkan. Mengajar lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan tertentu,
sedangkan mendidik lebih ditekankan pada pembentukan manusianya (penanaman
sikap dan nilai-nilai). Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Manusia
Perlu Dididik (Memperoleh Pendidikan)
Pada
hakekatnya manusia itu adalah animal educable (binatang yang dapat dididik),
animal educandum (binatang yang harus dididik) dan homo educandus( makhluk yang
dapat mendidik) . Dari hakekat ini jelas bahwa pendidikan itu merupakan
keharusan mutlak bagi manusia. Oleh karena itu mengapa manusia perlu dididik
maka dapat ditinjau dari berbagai aspek. Pada waktu kehidupan permulaan (bayi/anak-anak), mula-mula
yang paling berperan adalah dari segi fisik, kemudian secara berangsur-angsur
segi rohani berganti memegang peranan penting. Perkembang fisik indifidu
ditentukan oleh dua faktor yaitu maturation (kematangan) dan learning
(belajar). Seorang anak akan dapat berjalan jika memiliki tulang-tulang kaki
dan otot yang cukup kuat disertai dorongan untuk berjalan adalah faktor
kematangan. Tetapi kematangan itu sendiri belum cukup untuk memiliki kemampuan
untuk berjalan, ia harus belajar terus dan dibantu oleh orang lain. Ditinjau
dari sisi lain hakekat manusia adalah sebagai makhluk indifidu dan sosial
makhluk dunia dan akhirat, terdiri dari unsur jiwa dan raga yang diciptakan
oleh tuhan lewat hubungan orang tua untuk hiduh bersama secara sah lewat
pernikahan, karena itu secara kodrat orang tua harus mendidik anak-anaknya
secara bertanggung jawab.Orang tua tidak cukup hanya memberikan makan minum
pakaian kepada anaknya,tetapi harus berusaha bagaimana agar anaknya menjadi
pandai,bahagia berguna bagi masyarakat bangsa dan negara. Pada hakekatnya
usaha-usaha yang dilakukan dalam pendidikan memang tertuju pada masalah
keseimbangan keselarasan dan keserasian perkembangan kepribadian dan kemampuan
manusia.Emmanuel Kant mengatakan bahwa “manusia hanya dapat menjadi
manusia karena pendidikan”. Prof. Dr.N. Driyarkoro memberiistilah
“ hominisasi ke humanisasi “ (memanusiakan manusia). Jadi jika manusia itu
tidak dididik maka tidak akan menjadi manusia yang sebenarnya.
Ada beberapa asumsi yang memungkinkan manusia perlu mendapat pendidikan :
Ada beberapa asumsi yang memungkinkan manusia perlu mendapat pendidikan :
1. Manusia
dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya. Begitu lahir ke dunia, manusia perlu
mendapat bantuan orang lain agar dapat melangsungkan kehidupannya.
2. Manusia
lahir tidak langsung dewasa. Untuk sampai ke tingkat dewasa yang menjadi tujuan
pendidikan dalam arti khusus memerlukan waktu relatif lama.
3. Manusia
pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Ia tidak akan menjadi manusia seandainya
tidak hidup bersama manusia lain.
4. Manusia
pada hakikatnya dapat dididik dan dapat mendidik dirinya sendiri secar terus
menerus sepanjang hayat.
Pendidikan sebagai Suatu Proses Transformasi Nilai
Nilai-nilai
yang akan ditransformasikan mencakup nilai-nilai religi, nilai kebudayaan,
nilai pengetahuan dan teknologi serta nilai keterampilan. Nilai-nilai yang akan
ditransformasikan tersebut dalam rangka mempertahankan, mengembangkan, bahkan
kalau perlu mengubah kebudayaan yang kurang baik di masyarakat.
Tujuan Pendidikan
Kegiatan
pendidikan ditujukan untuk membentuk manusia Indonesia yang memiliki
kepribadian yang lebih baik yaitu manusia Indonesia yang sikap dan perilakunya
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dijiwai oleh nilai-nilai
pancasila.
Pendidikan
Sepanjang Hayat
Life long education cenderung melihat
pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai
perwujudan manusia secara penuh yang berjalan terus-menerus seolah-olah tidak
ada batasannya sampai meninggal. Ini berarti bahwa pendidikan itu tidak hanya
penting bagi anak-anak (yang biasa dianggap belum siap kehidupan sosialnya dan
melakukan peranan masyarakat dewasa), tetapi juga penting untuk orang dewasa
maupun orangtua dalam rangka pencapaian perkemmbangan manusia yang penuh. Bahwa
manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin mencapai suatu
kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk meningkatkan
kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan,
kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama
itulah pendidikan masih berjalan terus.
“Menuntut
ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Tuntutlah ilmu sejak buaian
sampai lubang kubur. Tiada amalan umat yang lebih utama daripada belajar”.
2. PENGERTIAN
PENDIDIKAN
Makna pendidikan secara sederhana dapat
diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun
sederhananya peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau berlangsung
suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada
sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha
manusia melestarikan hidupnya.
Sekedar
memperjelas pengertiannya, berikut ini kita kutip beberapa definisi :
1.
Menurut Carter Education berarti :
·
Proses perkembangan pribadi
·
Proses sosial
·
Profesional cources
·
Seni untuk membuat dan
memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang diwarisi/dikembangkan masa lampau
oleh tiap generasi bangsa.
2.
Menurut buku “HigherEducation for American Democracy”
Education
is an institution of civilized society, but thepurposes of education are not
the same in all societies. An educational system finds its the guiding
principles and ultimate goals in the aims and philosophy of the social order in
wich it functions (11 : 5). Pendidikan ialah satu lembaga dalam tiap-tiap
masyarakat yang beradab, tetapi tujuan pendidikan tidaklah sama dalam setiap
masyarakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan
pendidikannya didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai-nilai), cita-cita dan
filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat (bangsa).
Dari
uraian di atas dapat kita kemukakan kesimpulan sebagai berikut :
·
Pendidikan adalah aktivitas
dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina
potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan
budinurani) dan jasmani (pancaindra serta ketrampilan-ketrampilan).
·
Pendidikan berarti juga
lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi,
sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi : keluarga,
sekolah dan masyarakat (negara).
·
Pendidikan merupakan pula
hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha
lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini
merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.
3.
SIFAT-SIFAT ILMU
PENDIDIKAN
Pendidikan
merupkan salah satu faktor penting yang dapat digunakan merealisasi bakat-bakat
yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori konvergensi), sehinga manusia
mempunyai keterampilan yang dapat digunakan untuk menghidupi dirinya (profesi).
Bila semua masyarakat mempunyai ketrampilan yang berguna, dapat diharapkan akan
muncul masyarakat yang dinamis, efektif dan produktif.sasaran terakhir dari
masyarakat yang seperti itu adalah pencapaian cita-cita bangsa sesuai isi
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 ayat 1 yaitu “...memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kesejahteraan
individu-individu melalui penghasilan yang diperolehnya, sedang penghasilan
dapat dicapai bila manusia memiliki ketrampilan dari hasil pendidikannya.
Ilmu ialah pengetahuan yang
telah diuji kebenarannya dan membahas tentang hal-hal yang dapat diamati
(observabel). Pada dasarnya, semua ilmu dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Ilmu Murni : Ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha membahas teori – teori pendidikan secara dalam (sampaitingkat elementer-atomistik)
b. Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam kegiatan proses pendidikan menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam mengatasi masalah – masalah anak didik tidak terkecuali pendidikan memerlukan ilmu murni lain seperti : psokologi, matematika, biologi, untuk proses pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri.
a. Ilmu Murni : Ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha membahas teori – teori pendidikan secara dalam (sampaitingkat elementer-atomistik)
b. Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam kegiatan proses pendidikan menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam mengatasi masalah – masalah anak didik tidak terkecuali pendidikan memerlukan ilmu murni lain seperti : psokologi, matematika, biologi, untuk proses pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri.
Sifat-Sifat Pendidikan sebagai
Suatu Ilmu
·
Normatif, memiliki ciri –
ciri dasar/aturan yang mendukung aturan – aturan dasar yang sudah baku. Contoh
: melestarikan budaya bangsa melalui pembinaan budaya – budaya daerah yang
bersifat positif.
·
Deskriptif : menggambarkan
seluruh peristiwa belajar dengan tepat/tidak dimanipulasi dari mulai siapa
siswa, apa yang telah diajarkan sampai nilai yang diberikan harus betul – betul
menggambarkan perolehan hasil belajar anak.
·
Teoritis, mengkaji bidang
keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal – hal yang sekecil – kecilnya
(atomistik).
·
Praktis/terapan, teori –
teori yang dikaji digunakan untuk melancarkan proses pendidikan.
4. PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu
unsur input, unsur proses usaha itu sendiri, dan output.Depertemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1979) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu
sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta
didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas.
Setiap sistem pendidikan ini saling mempengaruhi.
Definisi
sistem yang terkait dengan pendidikan nasional tercantum dalam UU No.20 Tahun
2003 yang menyatakan bahwa ”Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Dalam suatu system terdapat
:
1. Komponen
yang dapat dikenali
2. Komponen
saling terkait secara teratur
3. Komponen
saling ketergantungan satu sama lain
4. Mekanisme
antar saling komponen terkait dan merupakan satu kesatuan organisasi
5. Kesatuan
organisasi berfungsi dalam mencapai tujuan
Pada umumnya, system dibedakan menjadi dua
macam, yaitu sistem terbuka ( system berhubungan dengan lingkunganya, komponen
dibiarkan berhubunagn dengan komponen luar) dan sistem tertutup (semua komponen
terisolasi dai pengaruh luar).
Proses pendidikan berlangsung jika komponen
dalam system bergerak dan saling terkait. Selain itu, hubungannya harus
bersifat fungsional dan merupakan satu kesatuan dalam mencapai tujuan. Oleh
karena itu, setiap komponen yang terdapat di dalam
sistem pendidikan seluruhnya harus dapat berfungsi sesuai porsinya.
5. UNSUR-UNSUR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN
1. Peserta Didik
Pandangan
terhadap peserta didik kini telah mengalami banyak perubahan. Artinya peserta
didik tidak lagi dianggap sebagai sosok yang pasif menerima informasi yang
datang dari pendidik belaka. Era global secara sadar atau tidak telah
mempengaruhi peserta didik yang senantiasa mendapat masukan dari berbagai
pihak. Persamaan usia dan tingkat kelas peserta didik belum tentu
menyamakan pengetahuan mereka. Perbedaan ini terjadi karena adanya konteks
lingkungan yang berbeda. Perbedaan konteks belajar mempengaruhi perkembangan
individual peserta didik.
2. Pendidik
Pendidik pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pendidik menurut kodrat (pendidik kodrati) yang dalam hal
ini adalah orang tua dan pendidik menurut jabatan (pendidik profesi) yaitu
guru.
Hubungan edukatif antara orang tua dengan
anaknya mengandung dua unsure, yaitu unsure kasih sayang pendidik terhadap
anaknya dan unsure jesadaran tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun
perkembangan anak. Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung
jawab mendidik dari tiga pihak, yaitu oranng tua, masyarakat, dan Negara.
Seorang pendidik harus mengenal alat pendidikan yang normatif yang dibedakan
menjadi dua, yaitu alat pendidikan preventif (bersifat mencegah) dan alat
pendidikan represif/kuratif/korektif/(perbaikan).
3. Tujuan
Setiap kegiatan pendidikan baik di dalam
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat tentu memiliki tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Misal pada peserta didik mengalami perkembangan.
Pendidik memiliki tujuan agar peserta didik pandai berbicara, membaca dan
menulis, berhitung dan sebagainya, bertambah cerdas, rajin, teliti, berani dan
sebagainya, berbudi pekerti luhur, cinta bangsa dan tanah air dan sebagainya.
Menurut Langeveld dalam bukunya Beknopte
Theoretische Paedagogik dibedakan adanya berbagai macam tujuan pendidikan,
sebagai berikut :
a) Tujuan
Umum / universal / tujuan lengkap / tujuan akhir / sempurna
Menjadi
tujuan orang tua / pendidik, berakar dari tujuan hidup, berhubungan dengan
pandangan tentang hakikat manusia.
b) Tujuan
tidak sempurna, menyangkut segi-segi tertentu
c) Tujuan
sementara
d) Tujuan
Perantara/intermediair
Tujuan
ini ditentukan dalam rangka mencapai tujuan sementara/
e) Tujuan
Insidental
Merupakan
peristiwa-peristiwa yang terlepas saat demi saat dalam proses menuju tujuan
umum.
f) Tujuan
Khusus
4. Isi
Pendidikan
Yaitu segala sesuatu yang oleh pendidik
langsung diberikan kepada peserta didik dan diharapkan dapat dikuasai dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan. Maka ada syarat pemilihan materi pelajaran,
diantaranya:
a) Materi
harus sesusai tujuan pendidikan
b) Materi
sesuai dengan peserta didik.
5. Metode
Peristiwa pendidikan ditandai adanya
interaksi edukatif. Agar interaksi yang terjadi dapat berlangsung secara edukatif,
efisien, dan efektif dalam mencapai tujuan, maka diperlukan metode tepat.
Metode pada dasarnya berfungsi sebagai alat mencapai tujuan. Sebagai tolak ukur
baik tidaknya metode diperlukan kriterium.
6. Lingkungan
Seperti yang sudah dijelaskan dalam unsur
peserta didik di atas, bahwa peserta didik yang relatif memiliki usia dan
tingkat kelas sama bisa memiliki tingkat pengetahuan berbeda. Perbedaan ini
terjadi karena adanya konteks lingkungan yang berbeda, yaitu :
Ø Lingkungan
pendidikan tempat belajar peserta didik bersifat aksidental (kebetulan) dan
insidental (kadang-kadang), sehingga menyebabkan peserta didik tidak terprogram
dalam belajarnya
Ø Lingkungan
pendidikan tempat belajar peserta didik terprogram secara intensional, sengaja
atau dikehendaki, sehingga peserta didik lebih siap dalam belajar
Ø Lingkungan
pendidikan tempat belajar peserta didik terprogram sesuai dengan yang telah
ditetapkan
Ø Lingkungan
pendidikan tempat pelajar peserta didik sangat optimal dan ideal, sehingga
peserta didik dapat melakukan cara-cara belajar sebagaimana yang diharapkan.
Konteks belajar seperti ini menyebabkan peserta didik mampu berkembang secara
kreatif dan optimal.
Sebagai salah satu usur pendidikan, situasi
lingkungan secara potensial dapat menunjang dan menghambat usaha pendidikan,
dapat juga sebagai sumber belajar yang direncanakan ataupun yang dimanfaatkan
pendidik.
D. Bahan Diskusi
1.
Apakah dengan adanya
pendidikan dapat menjamin terbentuknya kepribadian manusia yang baik?
2.
Dengan pendidikan,
orang berharap dapat mengatasi kemiskinan dan kebodohan di negeri ini. Namun apakah
benar, dengan adanya pendidikan, kemiskinan dan kebodohan
dapat terhindarkan? Jelaskan!
3.
Bagaimana jika ada
seorang anak yang menempuh pendidikan (sekolah) hanya karena paksaan orang
tua/tidak dengan keinginannya sendiri?
4.
Kita tahu bahwa
pendidikan penting bagi manusia. Namun, kebanyakan orang (biasanya orang
pedesaan) yang menganggap pendidikan tidaklah penting apalagi bagi perempuan,
karena mereka beranggapan bahwa nanti ujung-ujungnya juga perempuan akan
menjadi ibu rumah tangga. Menanggapi hal tersebut, bagaimana
cara menangani pola pikir orang-orang yang seperti itu?
Achmad, Munib dkk.
2010. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Tim Dosen FIP-IKIP
Malang. Pengantar Dasar – Dasar Pendidikan. Surabaya: Usana
Offset.
Meila, Sri
Martini. 2011. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta.
( Kamis, 3 September 2015; 13:01)
( Kamis, 3 September 2015; 13:04)
0 komentar:
Posting Komentar