BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling disekolah
secara tepat diperlukan adanya pengawasan (supervisi) bimbingan dan konseling
baik secara teknis maupun administratif.
Pengawasan yang dilakukan terhadap keterlaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling disekolah secara sistematis, objektif, realistis, antisipatif,
konstruktif, kreatif, kooperatif,dan kekeluargaan akan mampu memantau, menilai,
memperbaiki, meningkatkan,dan mengembangkan pelayanan bimbingan dan konseling
disekolah. Ini semua bisa terlaksana dengan tepat dan berkesinambungan apabila
kepengawasan (supervisi) itu dilaksanakan oleh pengawas-pengawas sekolah yang
profesional dalam bidang bimbingan dan konseling, baik ditinjau dari kualitas
dan kuantitasnya, sehingga dapat dihindari bahwa persepsi pengawas yang
mengadakan pengawasan kesekolah bukan lagi inspeksi dari orang yang merasa
serba tahu (superior) kepada orang yang belum tahu sama sekali (inperior),
tetapi pengawasan dalam bentuk pembinaan pelayanan bimbingan dan konseling
disekolah.
Untuk membahas supersvisi pelayanan
bimbingan dan konseling ini mengacu pada petunjuk pelaksanaan supervisi
disekolah, kurikulum SMU 1994.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian supervisi konseling ?
2.
Apakah arah dan tujuan konseling konseling ?
3.
Bagaimanakah prinsip -
prinsip supervisi konseling ?
4.
Apa sajakah aspek yang disupervisi ?
5.
Apa sajakah materi dan fungsi supervisi konseling ?
6.
Bagaimanakah
pelaksanaan, dampak dan teknik dari supervisi konseling ?
C. Tujuan Makalah
1.
Untuk mengetahui pengertian supervisi konseling
2.
Untuk mengetahui arah dan tujuan konseling konseling
3.
Untuk mengetahui prinsip - prinsip supervisi konseling
4.
Untuk mengetahui aspek yang disupervisi
5.
Untuk mengetahui materi dan fungsi supervisi konseling
6.
Untuk mengetahui pelaksanaan,
dampak dan teknik dari supervisi konseling
D. Manfaat Makalah
1.
Dapat mengetahui pengertian supervisi konseling
2.
Dapat mengetahui arah dan tujuan konseling konseling
3.
Dapat mengetahui prinsip - prinsip supervisi konseling
4.
Dapat mengetahui aspek yang disupervisi
5.
Dapat mengetahui materi dan fungsi supervisi konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Supervisi Konseling
Diartikan secara Etimologi, Supervisi berarti pengawasan, penilikan,
pembinaan. Sedangkan secara Terminologi, Supervisi adalah Bantuan berbentuk
pembinaan yang di berikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan
situasi belajar mengajar yang lebih baik .
Setelah mengetahui supervisi, harus diketahui juga pengertian dari
bimbingan baik bersifat umum maupun khusus. Bimbingan bersifat umum merupakan
usaha-usaha untuk memberikan penerangan atau pendidikan agar yang menerima
bimbingan lebih mengetahui, lebih menyenangi, lebih bersikap positif terhadap
apa yang dibimbingkan. Sedangkan yang bersifat khusus yaitu bimbingan yang
diberikan oleh guru, pembimbing atau konselor kepada anak-anak yang dalam
perkembangan pendidikannya memperlihatkan kelambatan atau hambatan/kesulitan
Supervisi bimbingan dan koseling merupakan satu relasi antara
supervisor dan konselor (supervisee) dimana supervisor (konselor senior)memberi
dukungan dan bantuan untuk meningkatkan mutu kinerja profesional
supervisee.tumpu pada satu prinsip yang mengakui setiap manusia itu mempunyai
potensi untuk berkembang.
Dari penjelasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kerangka kesimpulan
bahwa supervise konseling merupakan pengawasan dan pembinaan yang diberikan
kepada pembimbing atau konselor untuk membantu anak-anak yang dalam tahap
perkembangan pendidikannya agar situasi situasi belajar mengajar lebih optimal.
Program
kegiatan supervise bukan merupakan :
1. Konseling/psikoterapi
2. Pemaksaan
(imposing)
3. Kritik
negatif (negative criticism)
4. Memperdayakan
(disempowering)
5. Pertemanan
(friendship)
6. Mencari
kesalahan (fault- finding)
7. Hukuman (funishment)
8. Untuk
konselor yang baru (vovicecounselor)
B. Arah dan
Tujuan Supervisi Konseling
Adapun arah
supervisi dalam program bimbingan adalah:
1.
Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personil
bimbingan yaitu bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka
masingmasing
2.
Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang
ditemui oleh para personil bimbingan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.
3.
Memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap
hambatanhambatan
dan permasalahan-permasalahan yang ditemui
dan permasalahan-permasalahan yang ditemui
4.
Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara
lancar kearah pencapaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan
Tujuan
Supervisi :
1. Meningkatkan
kompetensi professional konselor
2. Meningkatkan
kesadaran dan identitas professional
3. Mendorong perkembangan
pribadi dan professional
4. Mempromosikan
kinerja professional
5. Pemberian
jaminan mutu terhadap praktek professional
C. Prinsip-prinsip
Supervisi Konseling
Dalam
prinsip Supevisi bimbingan dan penyuluhan dapat dibagi berdasarkan sifatnya
yaitu prinsip secara umum dan khusus :
1. Prinsip umum
a.
Supervisi harus bersifat praktis,dalam arti dapat di
kerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.
b.
Hasil supervisi harus berfungsi sebagai sumber
informasi bagi staf sekolah untuk pengembangan proses belajar mengajar/
bimbingan konseling
c.
Supervisi dilaksanakan dengan mekanisme yang menunjang
kurikulum yang berlaku
2. Prinsip khusus
Supervisi hendaknya dilaksanakan
secara :
a.
Sistematis artinya supervisi di kembangkan dengan
perencanaan yang matang sesuai dengan sasaran yang di inginkan.
b.
Objektif artinya supervisi memberikan masukkan sesuai
dengan aspek yang terdapat dalam instrument
c.
Realistis artinya supervisi di dasarkan atas kenyataan
yang sebenarnya yaitu pada keadaan hal-hal yang sudah di pahami dan di lakukan
oleh para staf sekolah
d.
Antisipatif artinya supervisi diarahkan untuk
menghadapi kesulitan- kesulitan yang mungkin akan terjadi.
e.
Konstruktif artinya supervisi memberikan saran-saran
perbaikan kepada yang di supervisi untuk berkembang sesuai dengan ketentuan
atau aturan yang berlaku.
f.
Kreatif artinya supervisi mengembangkan.
D. Aspek yang disupervisi
1.
Aspek Ketenagaan
a.
Jumlah guru pembimbing dan kesesuaian latar belakang
pendidikan
b.
Ratio konselor adalah 1: 150
c.
Tenaga administrasi
2.
Aspek organisasi
a.
Struktur organisasi
b.
Deskripsi tugas personal
3.
Aspek Kegiatan
a.
Program kegiatan bimbingan dan konseling
b.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan koneling
c.
Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling
d.
Analisis hasil evaluasi bimbingan dan konseling
e.
Tindak lanjut
4.
Aspek Sarana dan Prasarana
a.
Ruang khusus bimbigan dan konseling
b.
Ruang konseling
c.
Catatn pribadi siswa
d.
Kartu status konseling
e.
Kartu catatan kejadian
f.
Kartu komunikasi
g.
Peta laporan dan peta kelas
5.
Aspek Laporan
a.
Laporan bulanan
b.
Laporan caturwulan
c.
Laporan tahunan
E. Materi, dan Fungsi
Supervisi Konseling
1.
Materi Supervisi Konseling
Guru
pembimbing/konselor bertugas menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling. Sebagai
pelaksana utama, tenaga inti, guru pembimbing/konselor bertugas :
a.
Memasyakatkan pelayanan bimbingan.
b.
Merencanakan program bimbingan.
c.
Melaksanakan seluruh pelayanan bimbingan.
d.
Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan
kegiatan pendukungnya
e.
Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan.
f.
Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil
penilaian.
Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
g.
Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan dalam
pelayanan bimbingan.
Secara khusus dapat dikatakan bahwa materi supervisi
koseling sekolah mencakup :
a.
Layanan dan orientasi pokok
1)
Layanan orientasi
2)
Layanan informasi
3)
Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran
4)
Layanan bimbingan belajar
5)
Layanan konseling kelompok
6)
Layanan konseling perorangan
b.
Kegiatan pendukung bimbingan
1)
Aplikasi instrumentasi bimbingan
2)
Penyelenggaraan himpunan data
3)
Konferensi kasus
4)
Kunjungan rumah
5)
Alih tangan kasus .
2.
Fungsi Supervisi Konseling
a.
Memonitor, mencatat, memberi dukungan,mengukur dan
menilai kinerja,mendorong untuk merefleksi.
b.
Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personil
bimbingan yaitu
bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masingmasing
bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masingmasing
c.
Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang
d.
ditemui oleh para personil bimbingan dalam
melaksanakan tugas
e.
Memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatan
hambatan dan permasalahan-permasalahan yang ditemui
f.
Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara
lancar kearah pencapaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan
F.
Pelaksanaan, Dampak, dan Teknik dari Supervisi
Konseling
Ada Sejumlah format berbeda dalam
pelaksanaan supervisi ( Hawkins dan Shohert,19890). Kesepakatan paling umum
adalah membuat kontrak sesi individual selama beberapa periode waktu dengan
orang yang sama.Hawkins dan Shohert (1989,2000) telah membangun model proses
supervisi yang sangat bermanfaat untuk menjelaskan beberapa isu ini.
Mereka berpendapat bahwa enam level
operasi dalam supervisi :
1.
Refleksi terhadap muatan sesi konseling. Fokusnya di
sini adalah klien, apa yang di ucapkannya,bagaimana berbagai bagian dari kehidupan
klien saling bertautan dan apa yang di inginkan klien dari penyuluhan.
2.
Eksplorasi tekhnik dan strategi yang di gunakan oleh
konselor. Tingkatan ini berkenaan dengan maksud terapeutuik konselor,dan
pendekatan yang di ambilnya untuk membantu klien.
3.
Eksplorasi terapeutik.Tujuan dari level ini menguji
cara interaksi antara klien dan konselor, dan apakah mereka telah membangun
aliansi kerja yang berfungsi.
4.
Perasaan konselor kepada klien. Dalam daerah supervisi
ini, Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan memahami reaksi conter-
transference konselor, dan isu personal yang di rangsang kembali melalui kontak
dengan klien.
5.
Apa yang terjadi saat ini dan sekarang antara
supervisor dan yang di awasi. Hubungan yang terjadi dalam sesi supervisi
mungkin memaparkan karakteristik yang mirip dengan hubungan antara konselor dan
kliennya.
6.
Perasaan pengawas merespons yang di awasi juga dapat
memberikan panduan beberapa cara untuk melihat kasus yang tidak secara
sadar diartikulasikan oleh pengawas atau yang di awasi, sekaligus memberikan
kontribusi terhadap pemahaman kualitas hubungan pengawas dengan yang di awasi.
Dampak Supervisi Konseling yang tidak Efektif
1.
Tidak ada balikan dari orang yang kompetenapakah
praktek profesional telah memenuhistandar kompetensi dan kode etik
2.
Ketinggalan iptek dalam bk
3.
Kehilangan identitas profesi bk
4.
Kejenuhan profesional (bornout)
5.
Pelanggaran kode etik yang akut
6.
Mengulang kekeliruan secara masif
7.
Erosi pengetahuan yang sudah di dapat daripendidikan
prajabatan (pt)
8.
Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layananbk
sebagaimana mestinya
Metode /
Tekhnik Supervisi Konseling
Teknik pelaksanaan supervisi bimbingan dan konseling dapat mengguanakan
beberapa alternatif teknik supervisi yaitu
1.
Kunjungan kelas
2.
Observasi kelas
3.
Kunjungan dan atau observasi dokumentasi ke ruang
bimbingan
4.
Wawancara dan
5.
Angket
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Supervise bimbingan konseling merupakan pengawasan dan
pembinaan yang diberikan kepada pembimbing atau konselor untuk membantu
anak-anak yang dalam tahap perkembangan pendidikannya agar situasi situasi
belajar mengajar lebih optimal.
2.
Terdapat 4 arah dan 5 tujuan
supervisi yang perlu diketahui
3.
Prinsip-prinsip Supervisi Bimbingan Konseling ada
prinsip umum dan prinsip khusus
4.
Aspek yang disupervisi : aspek ketenagaan, aspek
organisasi, aspek kegiatan, aspek sarana dan Prasarana, aspek laporan
5.
Guru pembimbing/konselor bertugas menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan
bimbingan dan konseling
2.
Fungsi Supervisi Bimbingan dan Konseling
3.
Memonitor , mencatatan, memberi dukungan,mengukur dan
menilai kinerja,mendorong untuk merefleks
4.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan serta dampat-dampak negative yang timbul
B. Saran
Dengan demikian, pengetahuan tentang supervise
bimbingan konseling hal yang penting. Harapan kami, setelah membahas tentang
supervise tersebut, kita tidak lagi memiliki kesalah pahaman proses konseling
selanjutnya dapat membantu pembaca untuk mengembangkan supervisi dalam proses
konseling. Sehingga pada akhirnya konselor mampu membantu konseli secara
optimal mencapai perkembanga yang optimal
DAFTAR PUSTAKA
Awalya, dkk. 2013. Bimbingan dan Konseling.
Semarang : Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
2012. Supervisi BK, online (http://konselingnur.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html).
Diakses pada 02 September 2015.
Senja Sepercik. 2011. Evaluasi dan Supervisi, online (http://seperciksenja2011.blogspot.com/2012/04/evaluasi-dan-supervisi.html).
Diakses pada 02 September 2015.
SMA N 1 Ngrayun. 2013. Program Supervisi Kegiatan Belajar,
online (http://sman1ngrayunpo.sch.id/simpan/PROGRAM%20SUPERVISI%20KEGIATAN%20BELAJAR%20MENGAJAR%20SMA%20N%201%20NGRAYUN.pdf).
Diakses pada 02 September 2015.
0 komentar:
Posting Komentar