BAB VII
PENGEMBANGAN DESIGN DAN MODEL PEMBELAJARAN
A.
Pengembangan evaluasi pembelajaran
Sub Pokok Bahasan
1.
Design
Pembelajaran
2.
Model
Pembelajaran
3.
Pembelajaran
sesuai Kurikulum 2013
B. Tujuan :
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa harus
dapat :
1.
Menjelaskan design pembelajran
2.
Menjelaskan model-model pembelajaran.
3.
Menganalisa pembelajaran sesuai kurikulum 2013.
C. Pembahasan
A. Desain Pembelajaran
1. Pengertian Desain Pembelajaran
Desain
pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai
disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin,
desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi
serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain
pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan,
pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas
pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata
pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain
pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem
pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Dengan
demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media
teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer
pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi
penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan
pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu
terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori
belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa,
dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas
2. Komponen Utama Desain Pembelajaran
Komponen utama dari desain
pembelajaran adalah:
1) Tujuan Pembelajaran (umum dan
khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
2) Pembelajar (pihak yang menjadi
fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan
pra syarat.
3) Analisis Pembelajaran, merupakan
proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
4) Strategi Pembelajaran, dapat
dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu
kegiatan belajar mengajar. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan
kepada pembelajar
5) Penilaian Belajar, tentang
pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai atau belum
3. Model-model Desain Pembelajaran
Dalam desain pembelajaran dikenal
beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain
pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model
berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model
melingkar. Beberapa contoh dari model-model diatas
akan diuraikan secara lebih jelas berikut ini:
1)
Model Dick and Carrey
Salah satu model desain pembelajaran
adalah model Dick and Carey (1985). Model ini termasuk ke dalam model
prosedural. Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata
pelajaran dimaksudkan agar (1) pada awal proses pembelajaran anak didik atau
siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi
pada akhir pembelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap komponen khususnya
strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, (3) menerangkan
langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain
pembelajaran.
2)
Model ASSURE
Model
ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas.
3)
Model ADDIE
Ada
satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model
ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement- Evaluate). ADDIE muncul pada tahun
1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE
yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program
pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
4)
Model Hanafin and Peck
Model
Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri daripada tiga fase
yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan
implementasi (Hannafin & Peck 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan
perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini adalah model desain pembelajaran
berorientasi produk.
B. Model-model Pembelajaran
1. Hakikat Model Pembelajaran
Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas (Arends,
1997: 7). Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce (1992: 4) bahwa setiap model
mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman
bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi
yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut,
serta tingkat kemampuan peserta didik. Model pengajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, dan prosedur. Ciri-ciri
tersebut ialah:
a) Rasional, teoritis, logis, yang
disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b) Landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
c) Tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
d) Lingkungan belajar yang diperlukan
agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Untuk pemilihan model ini sangat
dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, juga dipengaruhi oleh
tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan
peserta didik.
Di samping itu pula, setiap model pembelajaran selalu
mempunyai tahap-tahap (sintaks). Antara sintaks yang satu dengan lainnya
terdapat perbedaan, perbedaan tersebut terutama berlangsungnya di antara
pembukaan dan penutupan pembelajaran, yang harus dipahami oleh guru
penutup pembelajaran, agar model-model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil. Oleh karena itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan
berbagai keterampilan mengajar, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka
ragam dan lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini. Menurut
Johnson (dalam Samani, 2000), untuk mengetahui kualitas model
pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek
proses mengacu pada apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan ( joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar
dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu pada apakah pembelajaran mampu
mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar
kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat
hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik.
Akhirnya, setiap model memerlukan pengelolaan dan lingkungan belajar yang
berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa,
pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari banyak konsep
dan informasi-informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa. Tujuan yang
akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan
pemahaman bacaan.
2. Jenis-Jenis Model Pembelajaran
Ada
banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha
mengoptimalkan hasil belajar siswa diantaranya adalah:
a) Model Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning)
Model
Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) menurut Sofan Amri & Iif
Khoiru Ahmadi, (2010:67) merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan
tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami
suatu bahan pembelajaran.
Beberapa Tipe dari Model Pembelajaran
kooperatif ini diantaranya yaitu :
§
Role Playing
Model
pembelajaran ini adalah suatu model penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan murid. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan murid dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benada mati.
§
Problem Based Intruction (PBI)
Problem-based
instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik
yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah
otentik. Dalam pemerolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang
topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan
dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun
fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara
individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah.
§
Mind Mapping (Peta pikiran)
Sugiarto (2004:
75) menyatakan bahwa, mind mapping (peta pikiran) adalah teknik meringkas bahan
yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk
peta atau grafik sehingga lebih mudah memahaminya.
§
Group Investigation
Group Investigationn
merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari
buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan
sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya
melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang
baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group
Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.
Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai
tahap akhir pembelajaran.
§
Snowball Throwing
Menurut
Saminanto, metode pembelajaran Snowball Throwing disebut juga metode
pembelajaran gelundungan bola salju. Metode pembelajaran ini melatih siswa
untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang
terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu
kelompok.
§ Team Game Tournament (TGT)
Model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar
dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games
Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping
menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.
Model
pembelajaran kooperatif tipe TGT mirip dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, tetapi bedanya hanya pada kuis yang digantikan dengan turnamen
mingguan (Slavin, 1994). Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa-siswa
saling berkompetisi dengan siswa dari kelompok lain agar dapat memberikan
kontribusi poin bagi kelompoknya. Suatu prosedur tertentu digunakan untuk
membuat permainan atau turnamen berjalan secara adil. Penelitian menunjukkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT terbukti efektif meningkatkan
hasil belajar siswa.
b) Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction)
Model
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model
pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik
dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru
Ahmadi, 2010:39).
Di
samping itu, model pembelajaran langsung ini pada dasarnya bisa dan sangat
cocok diterapkan apabila mendapati situasi yang memungkinkan di antaranya
seperti berikut ini :
·
Saat guru ingin mencoba mengenalkan bidang pembelajaran
baru.
·
Saat guru ingin mencoba mengajari keterampilan kepada siswa
ataupun mengajari prosedur yang mempunyai struktur jelas.
·
Saat para siswa mendapati kesulitan yang bisa diatasi dengan
sebuah penjelasan terstruktur.
·
Saat guru ingin menyampaikan teknik tertentu sebelum para
peserta didik melakukan kegiatan praktek.
·
Saat guru menginginkan para siswa tertarik akan suatu topik.
Beberapa Tipe dari Model Pembelajaran kooperatif ini
diantaranya yaitu :
§ Model Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran Terpadu menurut Sugianto (2009:124) pada
hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model
yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu
siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan
untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya.
§ Model Pembelajaran Berbasis masalah
(PBL)
Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) menurut Sugianto
(2009:151) dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan
keterampilan intelektual dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan
membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri.
§ Model Pembelajaran CIRC (Cooperative
Integrated Reading and Composition)
Model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif Terpadu Membaca dan
Menulis) merupakan model pembelajaran khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia
dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah
wacana/kliping.
Dalam pembelajaran CIRC atau
pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok.
Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep
dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman
belajar yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai
dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran
ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan.
§ Model Pembelajaran Missouri Mathematics
Project (MMP)
Model Missouri Mathematics Project (
MMP ) merupakan suatu program yang di desain untuk membantu guru dalam hal
efektivitas penggunaan latihan – latihan agar siswa mencapai peningkatan yang
luar biasa. Latihan – latihan yang dimaksud yaitu lembar tugas proyek, dimana
pada saat kegiatan belajar mengajar guru memberikan tugas proyek kepada siswa
agar siswa dapat mengerjakan soal – soal tersebut dengan tujuan untuk membantu
siswa agar lebih mudah memahami materi yang dijelaskan oleh Guru.
C. Pembelajaran yang sesuai kurikulum 2013
1. Konsep Pendekatan Pembelajaran
Kurikulum 2013
Pada dasarnya yang mendasari kegiatan pembelajaran pada
kurikulum 2013 adalah pendekatan ilmiah (saintific approach), walupun
sebenarnya bukan hal yang baru, karena pendekatan ilmiah pada KBK sudah
ada, namun istilahnya saja yang berbeda. Adapun ciri-ciri umumnya adalah
kegiatan pembelajaran yang mengedepankan kegiatan-kegiatan proses yaitu :
mengamati, menanya, mencoba, menyimpulkan. Pembelajaran saintifik merupakan
pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun
pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah
yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya
“sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito ,
1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan
kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya
sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh pesertadidik
(Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya
memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran
dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan
pada keterampilan proses.
Model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem
penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses
pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang
sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak
untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi
pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan
oleh para ilmuwan ( scientist ) dalam melakukan penyelidikan ilmiah
(Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri
berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk
kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan
keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan
sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model
ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide
atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana
mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis
keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam
menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman
belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan
kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
(Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai
subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai
sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator
pembelajaran. Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek
belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai
sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator
pembelajaran.
Langkah-langkah Kegiatan
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
a. Ranah sikap menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.
b. Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
c. Ranah pengetahuan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
d. Hasil akhirnya adalah peningkatan
dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft
skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup
secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
e. Pendekatan ilmiah ( scientific
appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
Kriteria
pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah sebagai berikut
a. Materi pembelajaran berbasis pada
fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran
tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
b. Penjelasan guru, respon siswa, dan
interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
c. Mendorong dan menginspirasi siswa
berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi siswa
mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu
sama lain dari materi pembelajaran.
e. Mendorong dan menginspirasi siswa
mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon materi pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori, dan
fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
Tujuan pembelajaran dirumuskan
secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Pendekatan
scientific adalah konep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan
metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Dengan proses
pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta
didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Terdapat tiga model pembelajaran yang digunakan dalam metode
pendekatan scientific, yaitu:
a. Discovery Learning (penemuan)
Model
pembelajaran discovery learning dilakukan dengan beberapa langkah
pembelajaran yaitu persiapan, pelaksanaan (kegiatan inti), dan penilaian. Pada
kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran discovery
learning dilakukan hal-hal berikut :
1)
pemberian stimulasi/rangsangan,
2)
pernyataan/identifikasi
masalah,
3)
pengumpulan data,
4)
pengolahan data,
5)
verifikasi/pembuktian dan
6)
menarik
kesimpulan/generalisasi.
Tahapan
penilaian tentu dilakukan model authentic assesment
b. Project Based Learning (
Pembelajaran Berbasis Proyek)
Problem based learning
adalah, metode mengajar yang menggunakan masalah yang nyata, melalui masalah
itu, terjadilah proses belajar siswa. Mereka akan belajar berbagai hal termasuk
ingatan (kognitif) maupun keterampilan berpikir kritis. Problem based learning
adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja
kelompok, umpan balik, diskusi, dan laporan akhir.
c. Problem Based Learning (
Pembelajaran Berbasis Masalah)
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.Guru menugaskan
siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar
BAHAN DISKUSI:
1.
Kita mengetahui bahwa sekarang
demokrasi sangat diagung-agungkan bahkan pada saat anak kecilpun sudah
didoktrin untuk berdemokrasi. Apakah Direct instruction masih dapat menjadi pilihan utama guru dalam
pembelajaran?
2.
Apakah keuntungan guru merancang desain
pembelajaran dengan sedemikian rupa?
3. Jika anda sedang
menghadapi sebuah kelas berjumlah banyak, apakah pilihan model pembelajaran
anda? Dan mengapa anda memilih model tersebut?
4. Apakah ada perbedaan
output kelas dengan model pembelajaran yang satu dengan yang lain? Coba
perbandingkan jika perlu.
DAFTAR PUSTAKA
http://sakinahninaarz009.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-jenis-dan-langkah-langkah.html
Desain Pembelajaran
pdf.
0 komentar:
Posting Komentar