BAB XI
REFLEKSI PEMBELAJARAN
DAN IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR
A.
SUB POKOK BAHASAN
1. Konsep dan fungsi refleksi
pembelajaran
2. Pengertian identifikasi
kesulitan belajar
3. Karakteristik anak yang
mengalami kesulitan belajar
4. Teknik identifikasi
kesulitan belajar
B.
TUJUAN
1. Mahasiswa
diharuskan dapat menjelaskan pengertian dan fungsi refleksi pembelajaran.
2. Mahasiswa
diharuskan dapat menjelaskan pengertian identifikasi kesulitan belajar.
3. Mahasiswa
diharuskan dapat menganalisis karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar.
4. Mahasiswa
diharuskan dapat menganalisis berbagai teknik identifikasi kesulitan belajar.
C.
PEMBAHASAN
1.
Konsep dan Fungsi Refleksi
Pembelajaran
1.1 Konsep
Refleksi Pembelajaran
Refleksi adalah
suatu tindakan atau kegiatan untuk mengetahui serta memahami apa
yang terjadi sebelumnya, belum terjadi, dihasilkan apa yang belum dihasilkan,
atau apa yang belum tuntas dari suatu upaya atau tindakan yang telah dilakukan.
(Tahir, 2011: 93). Refleksi merupakan kegiatan mengingat, merenungkan,
mencermati, dan menganalisis kembali suatu tindakan yang telah dilakukan dalam
suatu pembelajaran.
Mengemukakan kembali atau
melaksanakan lagi apa yang telah dilakukan merupakan kegiatan refleksi. Kegiatan
refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilaksanakan sebab akan
mengontrol tindakan guru. Guru dapat melihat apa yang masih perlu diperbaiki,
ditingkatkan, atau dipertahankan.
1.2 Fungsi Refleksi Pembelajaran
Fungsi adalah refleksi pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1.
Memberikan deskripsi, berupa pemaparan apa yang terjadi, apa yang dilihat, apa yang
dialami atau dilakukan selama proses pembelajaran
2.
Rasa dan
pikiran, menggambarkan apa yang dirasakan dan terpikirkan sehubungan dengan
kegiatan yang dialami selama proses pembelajaran
3.
Evaluasi,
sehingga guru dapat memilah dan memilih mana yang baik atau tidak baik, mana
yang bermanfaat atau tidak bermanfaat dari pengalaman dalam proses pembelajaran
4.
Analisis,
guru dapat mencari apa yang dipahami dari proses belajar mengajar
, hingga muncul pertanyaan mengapa terdapat kekurangan dalam proses
pembelajaran tersebut padahal persiapan telah dibuat sematang mungkin
5.
Kesimpulan,
guru mendapatkan kesimpulan akhir apa yang seharusnya atau sebaiknya dilakukan
supaya kekurangan atau kelemahan yang pernah dialami tidak terulang kembali
6.
Rencana ke
depan, ketika melaksanakan proses belajar mengajar berikutnya guru dapat
melakukan perbaikan dengan terlebih dahulu membuat perencanaan apa yang akan
dilakukan
2.
Pengertian Identifikasi
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan kesulitan yang dialami
oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi
belajarnya rendah dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan
partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya (Sunarta:1985).
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa
kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana
peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
1)
Faktor
intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa
sendiri, seperti: rendahnya
kapasitas intelektual/intelegensi siswa, labilnya emosi dan sikap, dan terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengar (mata dan telinga).
2)
Faktor
ektern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri
siswa meliputi semua
situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar
siswa. Dari lingkungannya dibagi menjadi 3 macam:.
a.
Lingkungan
keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan
rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b.
Lingkungan
perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan
teman sepermainan (peer group) yang nakal.
c.
Lingkungan
sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung yang buruk seperti dekat pasar,
kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
3.
Karakteristik Anak yang
Mengalami Kesulitan Belajar
Karakteristik yang
ditemui pada anak dengan kesulitan belajar, diantaranya:
1)
Sejarah kegagalan
akademik berulang kali.
Pola kegagalan dalam mencapai prestasi belajar ini
terjadi berulang-ulang. Tampaknya memantapkan harapan untuk gagal sehingga
melemahkan usaha.
2)
Hambatan fisik/tubuh
atau lingkungan berinteraksi dengan kesulitan belajar.
Adanya kelainan fisik, misalnya penglihatan yang
kurang jelas atau pendengaran yang terganggu berkembang menjadi kesulitan
belajar yang jauh di luar jangkauan kesulitan fisik awal.
3)
Kelainan motivasional
Kegagalan berulang,
penolakan guru dan teman-teman sebaya, tidak adanya penguatan. Semua ini
ataupun sendiri-sendiri cenderung merendahkan mutu tindakan, mengurangi minat
untuk belajar, dan umumnya merendahkan motivasi atau memindahkan motivasi ke
kegiatan lain.
4)
Kecemasan yang
samar-samar
Kegagalan yang berulang kali, yang mengembangkan
harapan akan gagal dalam bidang akademik dapat menular ke bidang-bidang
pengalaman lain. Adanya antisipasi terhadap kegagalan yang segera datang, yang
tidak pasti dalam hal apa, menimbulkan kegelisahan, ketidaknyamanan, dan
semacam keinginan untuk mengundurkan diri. Misalnya dalam bentuk melamun atau
tidak memperhatikan.
5) Perilaku berubah-ubah, dalam arti tidak konsisten dan
tidak terduga.
Rapor hasil belajar anak dengan kesulitan belajar
cenderung tidak konstan. Tidak jarang perbedaan angkanya menyolok dibandingkan
dengan anak lain. Ini disebabkan karena naik turunnya minat dan perhatian
mereka terhadap pelajaran. Ketidakstabilan dan perubahan yang tidak dapat
diduga ini lebih merupakan isyarat penting dari rendahnya prestasi itu sendiri.
6) Penilaian yang keliru karena data tidak lengkap
Kesulitan belajar dapat
timbul karena pemberian label kepada seorang anak berdasarkan informasi yang
tidak lengkap. Misalnya tanpa data yang lengkap seorang anak digolongkan
keterbelakangan mental tetapi terlihat perilaku akademiknya tinggi, yang tidak
sesuai dengan anak yang keterbelakangan mental.
7)
Pendidikan dan pola
asuh yang didapat tidak memadai.
Terdapat anak-anak yang tipe, mutu, penguasaan, dan
urutan pengalaman belajarnya tidak mendukung proses belajar. Kadang-kadang
kesalahan tidak terdapat pada sistem pendidikan itu sendiri, tetapi pada
ketidakcocokan antara kegiatan kelas dengan kebutuhan anak. Kadang-kadang
pengalaman yang didapat dalam keluarga juga tidak mendukung kegiatan belajar.
4.
Teknik Identifikasi
Kesulitan Belajar
Identifikasi kesulitan
belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar. Sebagai
prosedur maka identifikasi kesulitan
belajar terdiri dari langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Beberapa
langkah pokok/prosedur dan teknik pelaksanaan identifikasi kesulitan belajar
adalah sebagai berikut:
1)
Identifikasi siswa yang mengalami
kesulitan belajar
Dalam mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan dapat
dilakukan dengan cara menandai siswa dalam satu kelas atau dalam suatu kelompok
yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya umum
maupun sifatnya lebih khusus dalam bidang studi tertentu. Teknik yang dapat ditempuh bermacam-macam antara
lain dengan:
a.
Meneliti nilai ujian
b.
Menganalisis hasil ujian dengan
melihat tipe kesalahan yang dibuatnya.
c.
Observasi pada saat siswa dalam
proses belajar mengajar
d.
Memeriksa buku catatan pribadi yang
ada pada petugas bimbingan.
e.
Melaksanakan sosiometris untuk
melihat hubungan sosial psikologis yang terdapat pada para siswa.
2)
Membatasi letak kesulitan
(permasalahan)
Setelah menemukan siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar, maka pesoalan selanjutnya yang perlu ditelaah
ialah analisis letak kesulitan belajar siswa dengan cara sebagai berikut:
a.
Mendekati kesulitan belajar pada
bidang studi
tertentu. Dapat dilakukan dengan cara membandingkan angka nilai prestasi
individu siswa untuk semua bidang studi. Untuk membuat jelas hal ini sebaiknya
dibuat grafik yang berisi semua mata pelajaran/bidang studi lengkap dengan
nilainya.
b.
Mendeteksi pada kawasan tujuan
belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran dimanakah kesulitan terjadi.
Dapat dilakukan dengan menganalisis
jawaban siswa terhadap soal-soal setiap mata pelajaran. Dari jawaban itu dapat
diketahui pada bagiam mana siswa mendapat kesulitan.
c.
Analisis terhadap catatan mengenai
proses belajar. Analisis yang dimaksud disini adalah analisis terhadap kemampuan
menyelesaikan tugas-tugas, soal-soal saat proses belajar berlangsung, kehadiran
atau ketidakhadiran saat proses belajar berlangsungsi untuk setiap mata
pelajaran, penyesuaian diri dengan temannya.
3)
Membatasi jenis faktor dan sifat
yang menyebabkan siswa mengalami berbagai kesulitan
Untuk membatasi jenis faktor dan sifat yang
menyebabkan siswa mengalami berbagai kesulitan dapat dipergunakan berbagai cara
dan alat, baik yang dapat dibuat oleh guru, maupun yang telah dikerjakan orang
lain yang tersedia disekolah. Cara dan alat itu antara lain: test kecerdasan, test
bakat khusus, skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara sederhana
bisa dibuat guru, wawancara dengan siswa yang bersangkutan, mengadakan
observasi yang intensif baik dalam
maupun di luar kelas, wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang
tua atau teman-teman bila dipandang perlu
4)
Perkiraan kemungkinan bantuan
Apabila kita telaah tentang letak
kesulitan yang dialami siswa, jenis dan sifat kesulitan, latar belakangnya,
faktor-faktor yang menyebabkannya, maka kita akan dapat memperkirakan beberapa
hal berikut:
a.
Apakah siswa tersebut masih mungkin
ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak.
b.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa tertentu.
c.
Kapan dan dimana pertolongan itu
dapat di berikan.
d.
Siapa yang dapat memberikan
pertolongan.
e.
Bagaimana cara menolong siswa agar
dapat dilaksanakan secara efektif.
f.
Siapa sajakah yang harus
dilibatsertakan dalam menolong siswa tersebut.
5)
Penetapan kemungkinan cara
mengatasinya
Pada langkah ini perlu menyusun
suatu rencana atau alternatif-alternatif
rencana yang akan dilaksanakan untuk membantu peserta didik/siswa mengatasi
masalah kesulitan belajarnya. Rencana ini hendaknya berisi: cara-cara yang
harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang dialami siswa tersebut dan menjaga
agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang. Selain itu rencana ini harus
berisi tentang: jadwal kegiatan pemberian bantuan, cara bantuan diberikan,
tempat, petugas yang akan memberikan bantuan, tindak lanjut bantuan.
6) Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut adalah
kegiatan melakukan bantuan, bimbingan, arahan atau pengajaran paling tepat
dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, cara ini dapat berupa :
a.
Melaksanakan bantuan berupa
melaksanakan pengajaran remidial pada mata pelajaran yang menjadi masalah bagi
siswa tertentu. Remidial dapat dilakukan oleh guru, atau pihak lain yang
dianggap dapat menciptakan suasana belajar siswa yang penuh motivasi.
b.
Membagi tugas dan peranan kepada
orang-orang tertentu dalam memberikan bantuan pada siswa.
c.
Senantiasa mencek dan ricek kemajuan
terhadap siswa yang bermasalah baik pamahaman mereka terhadap bantuan yang
diberikan berupa bahan, maupun mencek bahan tepat guna program remedial yang
dilakukan untuk setiap saat diadakan revisi dan improvisasi.
d.
Mentransfer atau mengirim (roferral
case) siswa yang menurut perkiraan tidak dapat ditangani oleh guru kepada orang
atau lembaga lain (psikologi, psikiater, lembaga bimbingan, lembaga psikoligi
dan sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat dan lebih tepat membantu
siswa tersebut.
D.
BAHAN DISKUSI
1. Jelaskan apakah dengan
adanya refleksi dapat membuat pembelajaran selanjutnya dapat menjadi lebih baik
dan terarah?
2. Bagaimanakah sikap guru
dalam menghadapi seorang anak yang mengalami kesulitan belajar? Apakah dengan
melakukan bimbingan secara khusus?
3. Tindak lanjut diberikan pada
anak yang benar-benar kesulitan dalam belajarnya. Bagaimana tindak lanjut serta
arahan atau pengajaran yang paling tepat dalam membantu siswa tersebut?
E.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Aswin. 2015. Refleksi,
online (http://konsepblackbook.blogspot.co.id/2013/06/refleksi.html).
Diakses pada 05 September 2015.
Hernawati Tati. 2014. BAHAN_PRESENTASI_5,
online
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196302081987032-TATI_HERNAWATI/BAHAN_PRESENTASI_5.pdf).
Diakses 03 September 2015.
Pusat Inovasi Pembelajaran Universitas Katolik
Parahyangan. 2015. Refleksi dalam
Pendidikan; Apa Arti Pentingnya?, online (http://pip.unpar.ac.id/publikasi/buletin/sancaya-volume-03-nomor-01-edisi-januari-februari-2015/refleksi-dalam-pendidikan-apa-arti-pentingnya/).
Diakses pada 05 September 2015.
Zuha Devi. 2013. Pengertian Kesulitan Belajar Dan
Gejala-Gejalanya, online (http://lousieaen.blogspot.co.id/2013/12/pengertian-kesulitan-belajar-dan-gejala.html).
Diakses pada 03 September 2015.
0 komentar:
Posting Komentar