LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN
WAWANCARA
BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SD NEGERI 1 MERGASANA
Disusun untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen
Pengampu: Drs. Jaino, M. Pd.
Disusun Oleh:
Nama : Ulfah Nurul Wahdah
NIM : 1401414283
Rombel : 3
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendukung
utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu
adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam
penyelenggaraannya tidak cukup hanya dilakukan melalui transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peningkatan
profesionalisasi dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan
kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil
keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Kemampuan
seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek
perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai peserta
didik. Berkaitan dengan pemikiran tersebut, tampak bahwa pendidikan yang
bermutu disekolah adalah pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada
pencapaian standar akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan diri
yang sehat dan optimal.
Seperti yang telah diketahui bahwa setiap siswa
memiliki karakteristik pribadi atau perilaku yang berbeda dengan siswa lainnya.
Dengan adanya perbedaan ini maka masalah yang dimiliki setiap siswa pun berbeda
juga. Ada yang hanya memiiki masalah kesulitan belajar atau hanya masalah dalam
berperilaku saja. Ada yang memiliki kedua masalah tersebut. Dan ada juga yang
memiliki masalah yang lain. Masalah-masalah tersebut dapat berasal dari
keluarga, lingkungan maupun dari diri sendiri. Keragaman perilaku ini
mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap
setiap siswa.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya pemberian
bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan minat, dan
isu-isu yang berkaitan dengan tahapan dan tugas perkembangan anak yang
merupakan bagian yang integral dari keseluruhan program pendidikan.
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan, baik masalah
yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dalam hai ini, guru dituntut
untuk mengetahui asal usul dan kepribadian setiap siswa agar guru dapat
memperoleh cara untuk menghadapi siswa yang bermasalah. Maka dari itu perlu
adanya pengumpulan data terhadap siswa. Dengan data yang lengkap, guru akan
dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa secara tepat atau terarah.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang permasalahan diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1.
Bagaimana pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
2.
Apa sajakah masalah-masalah
yang sering muncul di Sekolah Dasar?
3.
Bagaimana cara penanganan untuk
masalah yang sering muncul di Sekolah
Dasar?
4.
Apa sajakah hambatan-hambatan yang
dihadapi dalam menangani masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
2.
Untuk mengetahui masalah-masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar.
3.
Untuk mengetahui cara penanganan
untuk masalah yang sering muncul di
Sekolah Dasar.
4.
Untuk mengetahui hambatan-hambatan
yang dihadapi dalam menangani masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar.
D.
Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi ini adalah :
1. Studi Pustaka (memperoleh informasi dari buku dan
internet)
2. Observasi
3. Wawancara
E.
Sistematika Penulisan
Agar
data tersusun secara sistematis maka laporan ini disusun dengan susunan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
D.
Metode Penelitian
E.
Sistematika
Penulisan
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
B. Tujuan, Fungsi, Asas, dan Prinsip-prinsip Bimbingan
dan Konseling
1.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling
2.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling
3.
Asas Bimbingan dan Konseling
4.
Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling
BAB III
PELAKSANAAN DAN DATA HASIL OBSERVASI
A. Profil Sekolah
B. Pelaksanaan Observasi
C. Proses Wawancara
BAB IV ANALISIS/PEMBAHASAN OBSERVASI
A. Analisis Hasil Wawancara
B.
Tanggapan
Program BK di SD N 1 Mergasana
C.
Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di SD N 1 Mergasana
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapai oleh klien.
Jadi Bimbingan dan Konseling merupakan suatu pemberian pelayanan bantuan
untuk peserta didik, baik secara individu atau perorangan agar mandiri dan
berkembang secara optimal melalui berbagai bentuk bimbingan guna menghadapi dan
merencanakan masa depannya.
B.
Tujuan, Fungsi, Asas, dan Prinsip-prinsip Bimbingan
dan Konseling
1.
Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan umum Bimbingan dan Konseling
adalah memadirikan siswa dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan potensi
mereka secara optimal sesuai bakat, kemapuan, minat dan nilai-nilai,
serta terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Untuk mencapai kebahagiaan pribadi sebagai mahluk Tuhan,
kehidupan yang produktif dan efektif dalam kehidupan masyarakat, dapat
bersosialisasi dengan individu lain dan harmonisasi antara kemampuan dengan
cita-cita.
Tujuan khusus Bimbingan dan
Konseling merupakan penjabaran yang lebih spesifik dari tujuan umumnya,
misalnya dalam proses pembelajarn guru atau konselor memberikan bimbingan belajar,
bimbingan sosial maupun bimbingan karier dalam mengatasi masalah yang dihadapi
oleh peserta didik.
2.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling memiliki
beberapa fungsi yang hendak dipenuhi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
dalam ruang lingkup sekolah. Dalam ruang lingkup di sekolah fungsi Bimbingan
dan Konseling di bagi menjadi 4 (empat) fungsi yaitu sebagai berikut:
1.
Fungsi
Pemahaman (Informatif), yaitu fungsi bimbingan yang menghasilkan pemahaman
mengenai sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan murid. Pemahaman tersebut meliputi pemahaman tentang klien,
pemahaman tentang masalah klien, dan pemahaman tentang lingkungan yang lebih
luas.
2.
Fungsi
Pencegahan (Preventif), yaitu bimbingan yang diberikan kepada murid dengan
tujuan agar murid terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Hambatan tersebut seperti kesulitan belajar, kekurangan
informasi, masalah hubungan sosial dan sebagainya.
3.
Fungsi
Pengentasan (Kuratif/perbaikan), yaitu layanan yang membantu murid dalam
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi baik di lingkngan sekolah maupun di
lingkungan luar sekolah. Bantuan yang diberikan tergantung pada sifat
masalahnya, bentuknya dapat langsung bertatap muka atau melalui pihak lain.
4.
Fungsi Pemeliharaan
dan Pengembangan, yaitu layanan yang diberikan dengan tujuan dapat membantu
mengembangkan keseluruhan potensi dengan mantap dan terarah seperti memperoleh
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman yang dapat membantu
perkembangan sebaik mungkin.
3.
Asas Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling memiliki beberapa asas-asas. Pemenuhan atas
asas-asas itu akan memperlancar pelakasanaan dan lebih menjamin keberhasilan
layanan atau kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau
bahkan menggagalkan pelaksanaan serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan
kegiatan. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
a. Asas
Kerahasiaan
b. Asas
Kesukarelaan
c. Asas
Keterbukaan
d. Asas Kekinian
e. Asas
Kemandirian
f. Asas Kegiatan
g. Asas
Kedinamisan
h. Asas
Keterpaduan
i. Asas
Kenormatifan
j. Asas Keahlian
k. Asas Alih
Tangan
l. Asas Tut Wuri
Handayani
4. Prinsip-prinsip Bimbingan dan
Konseling
Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan
telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang
dimaksudkan. Adapun penjabaran mengenai prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Prinsip-prinsip Umum
1.
Karena bimbingan berhubungan dengan
skap dan tingkah laku individu, perlulah diingat bahwa sikap dan tingkah laku
individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
2.
Bimbingan harus berpusat pada
individu yang dibimbing.
3.
Bimbingan harus dimulai dengan
identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.
b.
Prinsip-prinsip Khusus
1.
Prinsip-prinsip yang berkenaan
dengan sasaran layanan.
a)
Bimbingan dan Konseling melayani semua
individu tanpa memandang umur, jenis kelamn, suku bangsa, agama, dan status
sosial ekonomi.
b)
Bimbingan dan konseling berurusan
dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
c)
Memperhatikan tahap-tahap
perkembangan.
2.
Prinsip-prinsip yang berkenaan
dengan permasalahan individu.
a)
Bimbingan dan konseling berurusan
dengan hal yang menyangkut kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian
dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial dan pekerjaan,
dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental dan fisik individu.
b)
Kesenjangan sosial, ekonomi dan
kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya
menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
3.
Prinsip-prinsip yang berkenaan
dengan program layanan
a)
Bimbingan dan koseling merupakan
bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan, oleh karena itu
program bimbingan dan konseling harus disesuaikan dan dipadukan dengan program
pendidikan dan pengembangan peserta didik.
b)
Program bimbingan dan konseling
harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi
lembaga.
c)
Program pelayanan bimbingan dan
konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
4.
Prinsip-prinsip yang berkenaan
dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan yaitu :
a)
Bimbingan dan konseling harus
diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri
sendiri dalam menghadapi permasalahan.
b)
Dalam proses bimbingan dan konseling
keputusan yang diambil dan hendak dilaksanakan oleh individu hendaknya atas
kemampuan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari
pembimbing atau pihak lain.
c)
Permasalahan individu harus ditangani
oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
BAB III
PELAKSANAAN DAN DATA HASIL OBSERVASI
A.
Profil Sekolah
Nama Sekolah : SD N 1 Mergasana
Status Sekolah : Negeri
Alamat : Jalan
Raya Cucruk Desa Mergasana
Kelurahan/ Desa : Mergasana
Kecamatan : Kertanegara
Kabupaten/Kota : Purbalingga
Provinsi : Jawa Tengah
B.
Pelaksanaan Observasi
Hari, tanggal : Sabtu, 24 Oktober 2015
Waktu : 10.00 – 11.30
Nama Guru : Mutakin, S. Pd. SD.
Topik : Bimbingan
dan Konseling
Tujuan : Memperoleh
informasi mengenai
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
C.
Proses
Wawancara
No.
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1.
|
Apakah disekolah bapak ada
pelajaran Bimbingan dan Konseling?
|
Setiap sekolah pasti ada program Bimbingan dan Konseling atau BK termasuk
disekolah ini. Tetapi kalau untuk khusus pelajaran BK di tingkat Sekolah
Dasar belum ada khusus pelajaran yang terkait dengan pelajaran BK. Bimbingan
dan Konseling terintegrasi kedalam mapel PAI dan PKn.
|
2.
|
Apa di Sekolah bapak ada guru
khusus untuk program Bimbingan dan Konseling?
|
Kalau masalah guru khusus BK tidak
ada, tetapi yang sering melakukan program BK yaitu guru atau wali kelas saja
karena siswa SD masih Miguru (istilahnya masih hanya nurut sama guru itu
sendiri atau walikelas saja).
|
3.
|
Apa ada buku panduan yang
digunakan untuk Bimbingan dan Konseling?
|
Masalah buku panduan di sekolah ini sudah ada buku
panduannya. Para guru kelas membuat program-program BK dan sekaligus
pelaksanaannya.
|
4.
|
Rujukan apa yang digunakan apabila
tidak ada buku panduan untuk Bimbingan dan Konseling?
|
Oh, maksudnya rujukan untuk program BK di sekolah
ini. Belum menggunakan buku rujukan, membimbing siswa melalui kemampuan dan
pengalaman guru-guru itu sendiri.
|
5.
|
Kapan diberikan Program Bimbingan
dan Konseling kepada Peserta didik? Apa dari kelas rendah (Kelas 1) atau
kelas tinggi?
|
Kalau waktu khusus pelajaran BK tidak ada disekolah
ini. Tetapi kalau program pelaksanaan Bimbingan dan Konseling kepada peserta
didik penyampaiannya terintegrasike dalam mapel PAI dan PKn. Ya dilaksanakan
mulai dari kelas satu sampai kelas enam.
|
6.
|
Bagaimana cara pemberian materi
program Bimbingan dan Konseling pada kelas rendah dan kelas tinggi?
|
Cara pemberian materi atau program BK dilakukan
dengan cara pemberian nasehat-nasehat yang positif dan arahan-arahan.
|
7.
|
Ruang lingkup Bimbingan dan
Konseling apa saja yang diberikan pada anak didik kelas rendah dan kelas
tinggi?
|
Ruang lingkup yang diberikan pada siswa yaitu mulai
dari proses belajar mengajar, budi pekerti, kedisiplinan, kesehatan, kebersihan
pribadi, tanggung jawab.
|
8.
|
Masalah apa saja yang sering
muncul atau timbul di SD N 1
|
Masalah yang sering muncul pada siswa kelas rendah
di SD khususnya yaitu masih manja, mereka masih harus ditunggui dan dipantau
oleh orang tuanya sampai orang tuanya harus ikut duduk di dalam kelas.
Sedangkan untuk masalah yang dihadapi kelas tinggi yaitu ribut didalam kelas,
bertengkar dengan teman, malas dalam menerima pelajaran, belum secara penuh
melaksanakan tanggung jawab.
|
9.
|
Bagaimana cara penanganan
untuk menangani masalah tersebut? Siapa saja yang terlibat dalam penanganan
tersebut? Apakah ada proses alih tangan?
|
Adapun
upaya untuk penangannannya dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman dan
pengarahan pada siswa bahwa kita hidup dalam belajar ini penuh dengan
pergaulan (sosial), sehingga harus tolong menolong, saling menghormati,
menyadari hak dan kewajibannya masing-masing. Cara penanganan berikutnya
yaitu penerapan sikap budi pekerti pada peserta didik seperti upacara bendera
setiap hari senin dan pengajian setiap jumat pagi.
|
10.
|
Hambatan apa saja yang
dihadapi dalam menangani masalah tersebut?
|
Untuk
hambatan yang sering dihadapi yaitu komunikasi yang kurang intens antara guru
kelas dengan sekolah. Selain itu hambatan lain yaitu waktu. Tidak adanya waktu
khusus. Program BK hanya memasukkan program BK (mengintegrasikan) pada
kegiatan upacara, sholat jamaah (untuk kelas tinggi).
|
BAB IV
ANALISIS/PEMBAHASAN OBSERVASI
A. Analisis Hasil
Wawancara
Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Dasar memang ada. Namun khusus untuk mata pelajaran Bimbingan dan
Konseling belum ada. Untuk guru khusus yang menangani Bimbingan dan Konseling tidak
ada tetapi lebih ditangani oleh guru atau wali kelas masing-masing kelas. Buku
panduan yang digunakanpun ada, para guru kelas membuat program-program BK dan
sekaligus pelaksanaannya. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
dilakukan dengan membimbing siswa melalui kemampuan dan pengalaman guru-guru
itu sendiri. Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik
diberikan atau dilakukan minimal setiap seminggu sekali, mulai dari kelas satu
sampai kelas enam yaitu program BK tersebut terintegrasi pada mapel PAI dan PKn.
Pemberian materi atau bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara pemberian
nasehat-nasehat dan arahan-arahan. Pemberian materi Bimbingan dan Konseling
mulai dari masalah proses belajar mengajar, budi pekerti, kedisiplinan,
kesehatan, kebersihan dan tanggung jawab. Pemberian materi pendidikan budi
pekerti dalam bimbingan dan konseling meliputi pengembangan kebiasaan hidup
sehari-hari berkenaan dengan lingkungan siswa baik fisik, personal, moral
maupun spiritual. Antara lain seperti kebiasaan belajar, menepati peraturan
sekolah dan tata tertib, hubungan dengan guru, hubungan dengan teman, tata
krama dan kegiatan dirumah, dan kepentingan umum misalnya berlalu lintas,
kebersihan dan pemeliharaan lingkungan.
B.
Tanggapan Program BK di SD N 1 Mergasana
Bimbingan dan Konseling adalah
bentuk bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilan dirinya sebagai persiapan dalam menghadapi masa
depan. Menurut Bapak Mutakin, sebagai kepala sekolah bahwa pemberian bimbingan
dan konseling kepada peserta didik sangatlah penting, karena dengan bimbingan
dan konseling guru atau pembimbing dapat melihat permasalahan-permasalahan yang
dihadapi peserta didik, sehingga guru pembimbing bisa melaksanakan bimbingan.
Masalah-masalah yang sering muncul dalam proses belajar mengajar, sosial maupun
karir. Beliau mengutarakan beberapa masalah yang sering muncul pada peserta
didik seperti: masalah yang sering muncul pada siswa kelas rendah yaitu masih
manja, mereka masih harus ditunggui dan dipantau oleh orang tuanya sampai orang
tuanya harus ikut duduk di dalam kelas. Sedangkan untuk masalah yang dihadapi
kelas tinggi yaitu ribut didalam kelas, bertengkar dengan teman, malas dalam
menerima pelajaran, belum secara penuh melaksanakan tanggung jawab.
C. Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di SD N 1 Mergasana
Pelaksanaan bimbingan dan konseling
di SD N 1 Mergasana dilaksanakan mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.
Pemberian bimbingan kepada peserta didik dilakukan oleh guru masing-masing kelas,
karena peserta didik masih memiliki sifat miguru yaitu siswa hanya patuh dan
nurut kepada guru kelasnya (wali kelas) masing-masing. Pemberian materi kepada
peserta didik di SD N 1 Mergasana cenderung dengan cara pemberian nasehat yang
positif, dan arahan-arahan Pemberian materi bimbingan dan konseling kepada
peserta didik mengenai proses belajar mengajar, budi pekerti, kedesiplinan,
kesehatan, kebersihan, dan tanggung jawab. Pencatatan masalah setiap peserta
didik yang diberi bimbingan dicatat dalam Buku Kegiatan Bimbingan dan Konseling
yang ada pada setiap guru. Mengenai tatacara pengisian format dalam buku
kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara mengadakan rapat yang
dihadiri oleh setiap guru, kemudian kepala sekolah menjelaskan tatacara
pengisian format buku kegiatan bimbingan dan konseling.
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
1. Pelaksanaan
program Bimbingan dan
Konseling di SD N 1 Mergasana dilaksanakan mulai dari kelas 1 sampai dengan
kelas 6. Pemberian bimbingan kepada peserta didik dilakukan oleh guru
masing-masing kelas.
2. Masalah yang sering muncul pada siswa kelas rendah yaitu masih
manja, mereka masih harus ditunggui dan dipantau oleh orang tuanya sampai orang
tuanya harus ikut duduk di dalam kelas. Sedangkan untuk masalah yang dihadapi
kelas tinggi yaitu ribut didalam kelas, bertengkar dengan teman, malas dalam
menerima pelajaran, belum secara penuh melaksanakan tanggung jawab.
3. Upaya
penanganan dapat dilakukan dengan memberikan
pemahaman dan pengarahan akan pentingnya tolong menolong, saling menghormati,
menyadari hak dan kewajibannya masing-masing. Cara penanganan berikutnya yaitu
penerapan sikap budi pekerti pada peserta didik seperti upacara bendera setiap
hari senin dan pengajian setiap jumat pagi.
4. Hambatan yang
sering dihadapi yaitu komunikasi yang kurang intens antara guru kelas dengan
sekolah dan tidak adanya waktu khusus.
B.
Saran
1.
Bimbingan dan
Konseling selain sebagai bantuan yang diberikan oleh guru untuk memecahkan
masalah yang dihadapi peserta didik juga sebagai salah satu cara untuk
mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik itu
sendiri. Maka sekolah diharapkan bisa menganalisa betapa pentingnya Bimbingan
dan Konseling bagi siswa Sekolah Dasar.
2.
Sebagai
calon pendidik sebaiknya mampu mengerti dan memahami kepribadian peserta
didkinya sehingga apabila pendidik menemui masalah pada siswanya. Pendidik
dapat mengambil upaya positif dalam mengatasi siswa yang bermasalah disekolah
tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Awalya, dkk. 2013. Bimbingan
dan Konseling. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES.
Kartadinata, Sunaryo. Dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung :
Depdikbud.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar