Selasa, 07 Juni 2016

Laporan Observasi Bimbingan dan Konseling





LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SD NEGERI 1 MERGASANA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu:  Drs. Jaino, M. Pd.



Disusun Oleh:
Nama               :           Ulfah Nurul Wahdah
NIM                 :           1401414283
Rombel            :           3



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam penyelenggaraannya tidak cukup hanya dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peningkatan profesionalisasi dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
            Kemampuan seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai peserta didik. Berkaitan dengan pemikiran tersebut, tampak bahwa pendidikan yang bermutu disekolah adalah pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan optimal.
Seperti yang telah diketahui bahwa setiap siswa memiliki karakteristik pribadi atau perilaku yang berbeda dengan siswa lainnya. Dengan adanya perbedaan ini maka masalah yang dimiliki setiap siswa pun berbeda juga. Ada yang hanya memiiki masalah kesulitan belajar atau hanya masalah dalam berperilaku saja. Ada yang memiliki kedua masalah tersebut. Dan ada juga yang memiliki masalah yang lain. Masalah-masalah tersebut dapat berasal dari keluarga, lingkungan maupun dari diri sendiri. Keragaman perilaku ini mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman yang memadai terhadap setiap siswa.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan dan tugas perkembangan anak yang merupakan bagian yang integral dari keseluruhan program pendidikan.
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan bimbingan adalah memahami siswa secara keseluruhan, baik masalah yang dihadapinya maupun latar belakang pribadinya. Dalam hai ini, guru dituntut untuk mengetahui asal usul dan kepribadian setiap siswa agar guru dapat memperoleh cara untuk menghadapi siswa yang bermasalah. Maka dari itu perlu adanya pengumpulan data terhadap siswa. Dengan data yang lengkap, guru akan dapat memberikan layanan bimbingan kepada siswa secara tepat atau terarah.

B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaimana pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
2.      Apa sajakah masalah-masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar?
3.      Bagaimana cara penanganan untuk masalah  yang sering muncul di Sekolah Dasar?
4.      Apa sajakah hambatan-hambatan yang dihadapi dalam menangani masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar?

C.    Tujuan Penulisan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
2.      Untuk mengetahui masalah-masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar.
3.      Untuk mengetahui cara penanganan untuk masalah  yang sering muncul di Sekolah Dasar.
4.      Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam menangani masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar.

D.    Metode Penelitian
            Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi ini adalah :
1.       Studi Pustaka (memperoleh informasi dari buku dan internet)
2.       Observasi
3.       Wawancara
E.     Sistematika Penulisan
            Agar data tersusun secara sistematis maka laporan ini disusun dengan susunan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
B.       Rumusan Masalah
C.       Tujuan Penulisan
D.      Metode Penelitian
E.       Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORITIS
A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
B.     Tujuan, Fungsi, Asas, dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
1.           Tujuan Bimbingan dan Konseling
2.           Fungsi Bimbingan dan Konseling
3.           Asas Bimbingan dan Konseling
4.           Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
BAB III PELAKSANAAN DAN DATA HASIL OBSERVASI
A.    Profil Sekolah
B.     Pelaksanaan Observasi
C.     Proses Wawancara
BAB IV ANALISIS/PEMBAHASAN OBSERVASI
A.    Analisis Hasil Wawancara
B.     Tanggapan Program BK di SD N 1 Mergasana
C.     Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD N 1 Mergasana
BAB V PENUTUP
A.    Simpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN



BAB II
KAJIAN TEORITIS

A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapai  oleh klien.
Jadi Bimbingan dan Konseling merupakan suatu pemberian pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara individu atau perorangan agar mandiri dan berkembang secara optimal melalui berbagai bentuk bimbingan guna menghadapi dan merencanakan masa depannya.

B.     Tujuan, Fungsi, Asas, dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
1.      Tujuan Bimbingan dan Konseling
            Tujuan umum Bimbingan dan Konseling adalah memadirikan siswa dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan potensi mereka secara optimal sesuai bakat, kemapuan, minat dan nilai-nilai, serta terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Untuk mencapai kebahagiaan pribadi sebagai mahluk Tuhan, kehidupan yang produktif dan efektif dalam kehidupan masyarakat, dapat bersosialisasi dengan individu lain dan harmonisasi antara kemampuan dengan cita-cita.
            Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling merupakan penjabaran yang lebih spesifik dari tujuan umumnya, misalnya dalam proses pembelajarn guru atau konselor memberikan bimbingan belajar, bimbingan sosial maupun bimbingan karier dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh peserta didik.

2.      Fungsi Bimbingan dan Konseling
            Bimbingan dan Konseling memiliki beberapa fungsi yang hendak dipenuhi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam ruang lingkup sekolah. Dalam ruang lingkup di sekolah fungsi Bimbingan dan Konseling di bagi menjadi 4 (empat) fungsi yaitu sebagai berikut:
1.      Fungsi Pemahaman (Informatif), yaitu fungsi bimbingan yang menghasilkan pemahaman mengenai sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan murid. Pemahaman tersebut meliputi pemahaman tentang klien, pemahaman tentang masalah klien, dan pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas.
2.      Fungsi Pencegahan (Preventif), yaitu bimbingan yang diberikan kepada murid dengan tujuan agar murid terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hambatan tersebut seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah hubungan sosial dan sebagainya.
3.      Fungsi Pengentasan (Kuratif/perbaikan), yaitu layanan yang membantu murid dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi baik di lingkngan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Bantuan yang diberikan tergantung pada sifat masalahnya, bentuknya dapat langsung bertatap muka atau melalui pihak lain.
4.      Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu layanan yang diberikan dengan tujuan dapat membantu mengembangkan keseluruhan potensi dengan mantap dan terarah seperti memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman yang dapat membantu perkembangan sebaik mungkin.
3.      Asas Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling memiliki beberapa asas-asas. Pemenuhan atas asas-asas itu akan memperlancar pelakasanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan atau kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan kegiatan. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
a.     Asas Kerahasiaan
b.    Asas Kesukarelaan
c.     Asas Keterbukaan
d.    Asas Kekinian
e.     Asas Kemandirian
f.     Asas Kegiatan
g.    Asas Kedinamisan
h.    Asas Keterpaduan
i.      Asas Kenormatifan
j.      Asas Keahlian
k.    Asas Alih Tangan
l.      Asas Tut Wuri Handayani
4.      Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Adapun penjabaran mengenai prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Prinsip-prinsip Umum
1.      Karena bimbingan berhubungan dengan skap dan tingkah laku individu, perlulah diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
2.      Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
3.      Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.
b.    Prinsip-prinsip Khusus
1.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan.
a)      Bimbingan dan Konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamn, suku bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.
b)      Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
c)      Memperhatikan tahap-tahap perkembangan.
2.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu.
a)      Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental dan fisik individu.
b)      Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
3.     Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan
a)       Bimbingan dan koseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan dan pengembangan peserta didik.
b)       Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
c)       Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
4.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan yaitu :
a)      Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.
b)      Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan hendak dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.
c)      Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.




BAB III
PELAKSANAAN DAN DATA HASIL OBSERVASI

A.    Profil Sekolah
Nama Sekolah             :           SD N 1 Mergasana
Status Sekolah            :           Negeri
Alamat                        :           Jalan Raya Cucruk Desa Mergasana
Kelurahan/ Desa          :           Mergasana
Kecamatan                  :           Kertanegara
Kabupaten/Kota          :           Purbalingga
Provinsi                       :           Jawa Tengah

B.     Pelaksanaan Observasi
Hari, tanggal               :           Sabtu, 24 Oktober 2015
Waktu                         :           10.00 – 11.30
Nama Guru                 :           Mutakin, S. Pd. SD.
Topik                           :           Bimbingan dan Konseling
Tujuan                        :           Memperoleh informasi mengenai Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.

C.    Proses Wawancara
No.
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apakah disekolah bapak ada pelajaran Bimbingan dan Konseling?
Setiap sekolah pasti ada program  Bimbingan dan Konseling atau BK termasuk disekolah ini. Tetapi kalau untuk khusus pelajaran BK di tingkat Sekolah Dasar belum ada khusus pelajaran yang terkait dengan pelajaran BK. Bimbingan dan Konseling terintegrasi kedalam mapel PAI dan PKn.
2.
Apa di Sekolah bapak ada guru khusus untuk program Bimbingan dan Konseling?
Kalau masalah guru khusus BK tidak ada, tetapi yang sering melakukan program BK yaitu guru atau wali kelas saja karena siswa SD masih Miguru (istilahnya masih hanya nurut sama guru itu sendiri atau walikelas saja).
3.
Apa ada buku panduan yang digunakan untuk Bimbingan dan Konseling?
Masalah buku panduan di sekolah ini sudah ada buku panduannya. Para guru kelas membuat program-program BK dan sekaligus pelaksanaannya.

4.
Rujukan apa yang digunakan apabila tidak ada buku panduan untuk Bimbingan dan Konseling?
Oh, maksudnya rujukan untuk program BK di sekolah ini. Belum menggunakan buku rujukan, membimbing siswa melalui kemampuan dan pengalaman guru-guru itu sendiri.
5.
Kapan diberikan Program Bimbingan dan Konseling kepada Peserta didik? Apa dari kelas rendah (Kelas 1) atau kelas tinggi?
Kalau waktu khusus pelajaran BK tidak ada disekolah ini. Tetapi kalau program pelaksanaan Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik penyampaiannya terintegrasike dalam mapel PAI dan PKn. Ya dilaksanakan mulai dari kelas satu sampai kelas enam.
6.
Bagaimana cara pemberian materi program Bimbingan dan Konseling pada kelas rendah dan kelas tinggi?
Cara pemberian materi atau program BK dilakukan dengan cara pemberian nasehat-nasehat yang positif dan arahan-arahan.
7.
Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling apa saja yang diberikan pada anak didik kelas rendah dan kelas tinggi?
Ruang lingkup yang diberikan pada siswa yaitu mulai dari proses belajar mengajar, budi pekerti, kedisiplinan, kesehatan, kebersihan pribadi, tanggung jawab.

8.
Masalah apa saja yang sering muncul atau timbul di SD N 1
Masalah yang sering muncul pada siswa kelas rendah di SD khususnya yaitu masih manja, mereka masih harus ditunggui dan dipantau oleh orang tuanya sampai orang tuanya harus ikut duduk di dalam kelas. Sedangkan untuk masalah yang dihadapi kelas tinggi yaitu ribut didalam kelas, bertengkar dengan teman, malas dalam menerima pelajaran, belum secara penuh melaksanakan tanggung jawab.
9.
Bagaimana cara penanganan untuk menangani masalah tersebut? Siapa saja yang terlibat dalam penanganan tersebut? Apakah ada proses alih tangan?
Adapun upaya untuk penangannannya dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman dan pengarahan pada siswa bahwa kita hidup dalam belajar ini penuh dengan pergaulan (sosial), sehingga harus tolong menolong, saling menghormati, menyadari hak dan kewajibannya masing-masing. Cara penanganan berikutnya yaitu penerapan sikap budi pekerti pada peserta didik seperti upacara bendera setiap hari senin dan pengajian setiap jumat pagi.
10.
Hambatan apa saja yang dihadapi dalam menangani masalah tersebut?
Untuk hambatan yang sering dihadapi yaitu komunikasi yang kurang intens antara guru kelas dengan sekolah. Selain itu hambatan lain yaitu waktu. Tidak adanya waktu khusus. Program BK hanya memasukkan program BK (mengintegrasikan) pada kegiatan upacara, sholat jamaah (untuk kelas tinggi).



BAB IV
ANALISIS/PEMBAHASAN OBSERVASI

A.    Analisis Hasil Wawancara
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar memang ada. Namun khusus untuk mata pelajaran Bimbingan dan Konseling belum ada. Untuk guru khusus yang menangani Bimbingan dan Konseling tidak ada tetapi lebih ditangani oleh guru atau wali kelas masing-masing kelas. Buku panduan yang digunakanpun ada, para guru kelas membuat program-program BK dan sekaligus pelaksanaannya. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilakukan dengan membimbing siswa melalui kemampuan dan pengalaman guru-guru itu sendiri. Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik diberikan atau dilakukan minimal setiap seminggu sekali, mulai dari kelas satu sampai kelas enam yaitu program BK tersebut terintegrasi pada mapel PAI dan PKn. Pemberian materi atau bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara pemberian nasehat-nasehat dan arahan-arahan. Pemberian materi Bimbingan dan Konseling mulai dari masalah proses belajar mengajar, budi pekerti, kedisiplinan, kesehatan, kebersihan dan tanggung jawab. Pemberian materi pendidikan budi pekerti dalam bimbingan dan konseling meliputi pengembangan kebiasaan hidup sehari-hari berkenaan dengan lingkungan siswa baik fisik, personal, moral maupun spiritual. Antara lain seperti kebiasaan belajar, menepati peraturan sekolah dan tata tertib, hubungan dengan guru, hubungan dengan teman, tata krama dan kegiatan dirumah, dan kepentingan umum misalnya berlalu lintas, kebersihan dan pemeliharaan lingkungan.

B.     Tanggapan Program BK di SD N 1 Mergasana
Bimbingan dan Konseling adalah bentuk bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan dirinya sebagai persiapan dalam menghadapi masa depan. Menurut Bapak Mutakin, sebagai kepala sekolah bahwa pemberian bimbingan dan konseling kepada peserta didik sangatlah penting, karena dengan bimbingan dan konseling guru atau pembimbing dapat melihat permasalahan-permasalahan yang dihadapi peserta didik, sehingga guru pembimbing bisa melaksanakan bimbingan. Masalah-masalah yang sering muncul dalam proses belajar mengajar, sosial maupun karir. Beliau mengutarakan beberapa masalah yang sering muncul pada peserta didik seperti: masalah yang sering muncul pada siswa kelas rendah yaitu masih manja, mereka masih harus ditunggui dan dipantau oleh orang tuanya sampai orang tuanya harus ikut duduk di dalam kelas. Sedangkan untuk masalah yang dihadapi kelas tinggi yaitu ribut didalam kelas, bertengkar dengan teman, malas dalam menerima pelajaran, belum secara penuh melaksanakan tanggung jawab.

C.    Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD N 1 Mergasana
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD N 1 Mergasana dilaksanakan mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pemberian bimbingan kepada peserta didik dilakukan oleh guru masing-masing kelas, karena peserta didik masih memiliki sifat miguru yaitu siswa hanya patuh dan nurut kepada guru kelasnya (wali kelas) masing-masing. Pemberian materi kepada peserta didik di SD N 1 Mergasana cenderung dengan cara pemberian nasehat yang positif, dan arahan-arahan Pemberian materi bimbingan dan konseling kepada peserta didik mengenai proses belajar mengajar, budi pekerti, kedesiplinan, kesehatan, kebersihan, dan tanggung jawab. Pencatatan masalah setiap peserta didik yang diberi bimbingan dicatat dalam Buku Kegiatan Bimbingan dan Konseling yang ada pada setiap guru. Mengenai tatacara pengisian format dalam buku kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara mengadakan rapat yang dihadiri oleh setiap guru, kemudian kepala sekolah menjelaskan tatacara pengisian format buku kegiatan bimbingan dan konseling.



BAB V
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di SD N 1 Mergasana dilaksanakan mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pemberian bimbingan kepada peserta didik dilakukan oleh guru masing-masing kelas.
2.      Masalah yang sering muncul pada siswa kelas rendah yaitu masih manja, mereka masih harus ditunggui dan dipantau oleh orang tuanya sampai orang tuanya harus ikut duduk di dalam kelas. Sedangkan untuk masalah yang dihadapi kelas tinggi yaitu ribut didalam kelas, bertengkar dengan teman, malas dalam menerima pelajaran, belum secara penuh melaksanakan tanggung jawab.
3.      Upaya penanganan dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman dan pengarahan akan pentingnya tolong menolong, saling menghormati, menyadari hak dan kewajibannya masing-masing. Cara penanganan berikutnya yaitu penerapan sikap budi pekerti pada peserta didik seperti upacara bendera setiap hari senin dan pengajian setiap jumat pagi.
4.      Hambatan yang sering dihadapi yaitu komunikasi yang kurang intens antara guru kelas dengan sekolah dan tidak adanya waktu khusus.

B.     Saran
1.      Bimbingan dan Konseling selain sebagai bantuan yang diberikan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik juga sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik itu sendiri. Maka sekolah diharapkan bisa menganalisa betapa pentingnya Bimbingan dan Konseling bagi siswa Sekolah Dasar.
2.      Sebagai calon pendidik sebaiknya mampu mengerti dan memahami kepribadian peserta didkinya sehingga apabila pendidik menemui masalah pada siswanya. Pendidik dapat mengambil upaya positif dalam mengatasi siswa yang bermasalah disekolah tersebut



DAFTAR PUSTAKA

Awalya, dkk. 2013. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES.
Kartadinata, Sunaryo. Dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung : Depdikbud.




LAMPIRAN-LAMPIRAN

0 komentar:

Posting Komentar

 
;