BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Alam ini penuh dengan keragaman, tetapi juga penuh
dengan tatanan. Ilmu Pengetahuan Alam menawarkan cara-cara untuk kita agar
dapat memahami kejadian-kejadian di alam dan agar kita dapat hidup di dalam ala
mini. Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari
pola atau keteraturan dalam alam.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat
dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam adalah
fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur
yang dipergunakan oleh para ilmuan untuk mempelajari alam ini adalah prosedur
empiric dan analisis.
Dalam prosedur empirik ilmuwan mengumpulkan
informasi, mengorganisasikan informasi untuk selanjutnya dianalisis. Proses
empirik dalam Imu Pengetahuan Alam mencakup observasi (pengamatan), klasifikasi
dan pengukuran. Sedangkan dalam prosedur analitik ilmuwan menginterpretasikan
penemuan mereka dengan mempergunakan proses-proses seperti hipotesis,
eksperimentasi terkontrol, menarik kesimpulan, dan memprediksi. Untuk
menjalankan suatu penelitian tentang alam diperlukan pengetahuan terpadu
tentang proses dan materi dalam topik yang akan diselidiki.
Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak SD harus
dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ide-ide dan konsep-konsep
harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk memahaminya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian Imu Pengetahuan Alam (IPA) ?
2. Apa
tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ?
3. Apa
fungsi dan manfaat IPA ?
4. Bagaimana
ruang lingkup IPA ?
5. Bagaimana
macam-macam pembagian hakikat IPA ?
C.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui pengertian Ilmu Pengetahuan Alam menurut para ahli dan secara umum.
2. Untuk
mengetahui tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
3. Untuk
mengetahui fungsi dan manfaat IPA
4. Untuk
mengetahui ruang lingkup IPA
5. Untuk
mnegetahui macam-macam pembagian hakikat IPA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPA
Istilah Ilmu
Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal
dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa
Inggris,kata sains berasal dari kata science yang berarti”pengetahuan”. IPA
bisa disebut juga dengan natural science.
IPA mempunyai beberapa
pengertian , yaitu :
Dalam kamus
Fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai: “systematic and
formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on
observation and induction” ( yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam
didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan
menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada
hasil pengamatan dan induksi ).
Webster’s New
Lollegiate Dictionary (1981) menyatakan natural science knowledge concerned
with the physical world and its phenomena, yang artinya ilmu pengetahuan alam
adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.
Sedangkan
dalam Purnel’s : Concise Dictionary of Science (1983) tercantum definisi
tentang IPA sebagai berikut : “Science the broad field of human knowledge,
acquired by systematic observation and experiment, and explained by means of
rules, laws, principles, theories, and hypotheses”. Artinya ilmu pengetahuan
alam adalah pengetahuan manusia yang luas, yang didapatkan dengan cara
observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan
aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan
hipotesa-hipotesa.
Sumber lain
menyatakan bahwa natural science didefinisikan sebagai a “piece of theoretical
knowledge” atau sejenis pengetahuan teoritis. IPA merupakan cabang pengetahuan
yang berawal dari fenomena alam.
Dapat
disimpulkan dari pengertian diatas, bahwa pada hakikatnya IPA merupakan ilmu
pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip
dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam
metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya
agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.
B. Tujuan IPA
Tujuan
pembelajaran IPA di SD adalah dimaknai sebagai sesuatu yang diharapkan
akan dicapai oleh peserta didik setelah melalui suatu proses pembelajaran IPA
tertentu diSekolah Dasar. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan pada
langkah awal pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran dan
proses penilaian yang akan dilakukan.
Tujuan pengajaran IPA di sekolah bisa sangat beragam,
yaitu: IPA sebagai produk, IPA sebagai proses, IPA sebagai sarana
pengembangan sikap ilmiah. Secara keseluruhan berbagai kemungkinan tujuan
pengajaran sains ini bisa diwujudkan melalui pengajaran sains di laboratorium.
IPA sebagai produk adalah pengajaran tubuh pengetahuan
sains yang terdapat dalam buku pelajaran IPA. Berbagai topik bahasan IPA di
sekolah biasanya diajarkan dengan beragam konsep dan keterkaitannya, serta
hubungan antara berbagai konsep tadi dengan, hukum-hukum alam, penjelasan
teoritis, beragam diagram, contoh perhitungan, eksperimen dan lain-lain.
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP
(Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah:
1.
memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya,
2.
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
3.
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat,
4.
mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,
5.
meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan
6.
memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
C. Ruang
Lingkup
Ruang
lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja
ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan
penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan
masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP
relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam
Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu
manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
(2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi:
tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek
kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.
D. Fungsi Dan
Manfaat IPA
Untuk mengenal apa IPA itu,
kita juga dapat menjelaskan melalui segi fungsinya. Dari berbagai pustaka dapat
dirangkum bahwa fungsi IPA itu ada lima, yaitu untuk:
1. Membangun pola berpikir
Dapat kita simak dari fakta sejarah,
bagaimana IPA terbagun dari pola berpikir manusia yang berkembang dari zaman ke
zaman. Di sisi lain, IPA itu sendiri juga dapat membangun pola berpikir manusia
dengan ciri-ciri khusus.
2. Menjelaskan adanya hubungan antara
berbagai gejala alam
Dalam menjelaskan sesuatu, IPA
mempunyai ciri-ciri yang khusus, yaitu :
a.
Analitis, artinya lengkap
mendeskripsikan semua bagian dari objek
b.
penelitiannya, serta hubungan antara
satu bagian dengan bagian lainnya.
c.
Logis, artinya dapat diterima oleh
akal.
d.
Sistematis, artinya disusun
secara logis dan sistematis sehingga tampak jelas tata urutan serta hubungan
satu dengan yang lain dan jelas pula bahwa tidak ada kebenaran ilmu pengetahuan
yang bertumpang tindih dalam arti berlawanan satu dengan yang lain.
e.
Kausatif, maksudnya IPA menjelaskan
mengapa segala gejala alam itu terjadi.
f.
Kuantitatif, yang meliputi tiga arti:
·
Kesimpulan yang diuji kebenarannya
melalui statistika,
·
Penjelasannya disertai dengan angka-angka
dengan besaran hasil pengukuran atau dengan rumusan-rumusan matematika,
·
Kuantitatif dalam artiannya yang tak
langsung menyatakan kecermatan pengukuran.
Menurut Carl Hempel ada dua tujuan
IPA dalam menjelaskan berbagai gejala alam ini, yaitu:
a)
Untuk hal yang bersifat praktis,
maksudnya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia.
b)
Untuk memenuhi hasrat ingin tahu.
3. Meramalkan
Peramalan dari IPA ini adalah peramalan yang
didasarkan atas adanya konsistensi atau keteraturan dari gejala-gejala alam. Kunci pokok dari sesuatu yang dapat digunakan untuk
meramalkan itu adalah adanya keteraturan yang konsisten.
4. Menguasai atau mengontrol alam guna
kesejahteraan manusia
Dengan IPA orang bisa mengolah sumber daya alam. Orang juga dapat mendirikan industri-industri untuk menghasilkan
barang-barang bagi kesejahteraan manusia. Dengan IPA orang dapat mempermudah
hubungan komunikasi maupun transportasi. Dengan IPA orang dapat mencegah atau
menghindari malapetaka akibat gejala alam.
5. Melestarikan berbagai gejala alam
Suatu gejala alam mungkin sekali tak terulang
kejadiannya sehingga IPA dalam hal ini selaku kumpulan pengetahuan yang logis
dan sistematis secara tak langsung merekam gejala-gejala alam, misalnya
kehadiran komet, pergeseran benua, perubahan flora dan fauna.
Sedangkan maanfaat
IPA sendiri adalah untuk mengembangkan sikap ilmiah antara lain:
a)
sikap ingin tahu (curiousity)
b)
sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
(originality)
c)
sikap kerja sama (cooperation)
d)
sikap tidak putus asa ( perseverance)
e)
sikap terbuka untuk menerima (open-mindedness)
f)
sikap mawas diri (self
critism)
g)
sikap bertanggung jawab (responsibility)
h)
sikap berpikir bebas (independence in thinking)
i)
sikap kedisiplinan diri (self discipline)
E.
Pembagian
Hakikat IPA
Di dalam pembagian hakikat IPA
dibagi menjadi tiga, diantaranya :
1.
IPA Sebagai Produk
IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para
ahli saintis sejak berabad-abad, yang menghasilkan berupa fakta, data, konsep,
prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang berupa fakta yaitu dari kegiatan
empiric (berdasarkan fakta), sedangkan data, konsep, prinsip dan teori dalam
IPA merupakan hasil kegiatan analitik.
·
Dalam hakikat IPA dikenal dengan istilah :
Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda
yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah
dikonfirmasi secara objektif atau bisa disebut sesuatu yang dapat dibuktikan
kebenarannya. Misal : Air membeku dalam suhu 0⁰C.
Iskandar (1997: 3) menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan-pernyataan
tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang
benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif.
Susanto (1991: 3) mengartikan fakta sebagai ungkapan tentang
sifat-sifat suatu benda, tempat, atau waktu adanya atau terjadinya suatu benda
atau kejadian.
·
Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide
antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Misal :
Makhluk hidup dipengaruhi oleh lingkungannya.
·
Prinsip IPA adalah generalisasi ( kesimpulan )
tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Prinsip bersifat analitik dan
dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip bersifat tentative (
belum pasti ). Misal : udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip
menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika
udara tersebut dipanaskan.
·
Hukum alam adalah prinsip – prinsip yang sudah
diterima meskipun juga bersifat tentative, tetapi karena mengalami pengujian –
pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum alam bersifat lebih
kekal. Misal : Hukum kekekalan energi.
·
Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang
lebih luas dari fakta-fakta, data-data, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang
saling berhubungan. Teori ini dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang
berlawanan dengan teori tersebut. Misal : teori meteorologi membantu para
ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan terbentuk.
2. IPA Sebagai Proses
IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan
para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi
adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam.
Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam memecahkan suatu masalah yang ada
di lingkungan.
Melalui proses ini kita bisa mendapatkan temuan-temua ilmiah,
dan perwujudannya berupa kegiatan ilmiah yang disebut penyelidikan ilmiah.
Iskandar
(1997:5) mengartikan keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan
oleh para ilmuwan.
(Moejiono dan
Dimyati, 1992:16) Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya,
keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan: Proses
Dasar (Basic Skills), dan Keterampilan Proses Terintegrasi (Integrated Skills).
Didalam penyelidikan suatu
ilmiah terbagi menjadi tujuh tahapan, diantaranya :
1) Observasi/ pengamatan yaitu
kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indra.
2) prediksi yaitu memperkirakan
apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola hubungan yang
terdapat pada data yang telah diperoleh.
3) Interpretasi yaitu penafsiran
terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan.
4)
Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperiman.
Tahap- tahap penelitian:
• Menetapkan masalah penelitian.
• Menetapkan hipotesis penelitian.
• Menetapkan alat dan bahan yang digunakan.
• Menetapkan langkah- langkah percobaan serta waktu yang dibutuhkan.
• Menetapkan masalah penelitian.
• Menetapkan hipotesis penelitian.
• Menetapkan alat dan bahan yang digunakan.
• Menetapkan langkah- langkah percobaan serta waktu yang dibutuhkan.
5)
Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada perbedaan pada
akhir eksperimen karena pengaruh variabel yang diteliti.
Variabel terdiri atas tiga yaitu:
• Varibel bebas/ peubah yaitu factor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan.
• Variabel terikat yaitu factor yang dipengaruhi.
• Variabel control yaitu variabel yangdibuat tetap.
• Varibel bebas/ peubah yaitu factor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan.
• Variabel terikat yaitu factor yang dipengaruhi.
• Variabel control yaitu variabel yangdibuat tetap.
6)
Hipotesis yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara tentang
kenyataan-kenyataan yang ada di alam melalui perkiraan.
7)
Kesimpulan yaitu hasil akhir dari proses pengamatan.
3. IPA Sebagai Sikap Ilmiah
Maksudnya
adalah dalam proses IPA mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dan
dalam memecahkan masalah atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil
sikap tertentu yang memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini
dinamakan sikap ilmiah.
Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap
ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak SD yaitu:
a. Sikap ingin tahu
b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
c. Sikap kerja sama
d. Sikap tidak putus asa
e. Sikap tidak berprasangka
f. Sikap mawas diri
g. Sikap bertanggung jawab
h. Sikap berpikir bebas
i. Sikap kedisiplinan diri
a. Sikap ingin tahu
b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
c. Sikap kerja sama
d. Sikap tidak putus asa
e. Sikap tidak berprasangka
f. Sikap mawas diri
g. Sikap bertanggung jawab
h. Sikap berpikir bebas
i. Sikap kedisiplinan diri
Sikap ilmiah lain yang muncul dari hasil
pengamatan/ obsevasi:
a. Jujur
b. Teliti
c. Cermat
a. Jujur
b. Teliti
c. Cermat
Dan pengertian dari para ahli lain, seperti :
a. Carin dan Sund (1989)
b. Connor (1990)
c. Mechling dan Oliver (1983)
d. Holt (1991)
a. Carin dan Sund (1989)
b. Connor (1990)
c. Mechling dan Oliver (1983)
d. Holt (1991)
4. IPA sebagai dasar pengembangan tekhnologi
Konsep
IPA sebagai dasar pengembangan tekhnologi berawal dari sebuah keingintahuan
mengenai sesuatu yang belum diketahui oleh manusia. Keingintahuan tersebut
mendorong tersebut mendorong seseorang untuk mencari prinsip atau teori yang
diperoleh melalui percobaan. Pengkajian ini bertujuan untuk memenuhi penjelasan
dari objek (benda dan energi) dan peristiwa alam. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai
dasar pengembangan tekhnologi saat ini berkembang pesat. Misalnya saja dalam
peningkatan kesehatan, penyediaan energi, dan perkembangan industri.
a. Perkembangan
IPA dan Tekhnologi dalam peningkatan kesehatan
Dewasa ini
dalam bidang tekhnik kedokteran sedang dilakukan perancangan orang buatan,
yakni alat buatan manusia yang ditanam didalam tubuh untuk menggantikan bagian-bagian
sistem yang tidak dapat lagi bekerja dengan baik, terutama organ dalam manusia
yang paling vital, yaitu jantung. Yang pertama digunakan secara luas adalah
katub jantung yang disebabkan oleh adanya kebocoran antara bilik-bilik jantung.
b.
Perkembangan IPA dan Tekhnologi dalam
penyediaan energi
Energi adalah
kemampuan untuk melakukan kerja (misal untuk energi listrik dan mekanika), daya
(kekuatan) yang dapat digunakan untuk berbagai proses kegiatan, misal dapat
merupakam bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar
matahari), tenaga.
Dengan
berkembangnya IPA dan Tekhnologi, proses pengilangan minyak bumi dan
pengambilan biji menjadi efisien, sehingga produksinya meningkat. Sebagai
contoh bensin dari minyak bumi.
c. Perkembangan
IPA dan Tekhnologi dalam perkembangan industri
Perkembangan industri dimulai
dari Eropa kemudian menjalar ke Amerika dan Asia maju dengan pesat, karena
masyarakat mengharapkan kesejahteraan ekonomi yang meningkat untuk masa depan.
Sehingga timbullah revolusi industri yang pertama. Perkembangan industri yang
berikutnya diikuti dengan ditemukan trasistor (revolusi industri kedua, zaman kendali
otomatis).
KESIMPULAN
Pada hakikatnya IPA merupakan
ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep,
prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan
dalam metode ilmiah. Dan IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana
caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal
tersebut.
Hakikat sebagai produk dan
proses tidak bisa dibedakan atau dipisahkan, karena produk dan proses mempunyai
hubungan terikat satu dengan yang satunya lagi dalam melakukan pengamatan
ilmiah.
Dapat disimpulan dengan kita
dari pendapat para ahli diatas, sebaiknya pembelajaran IPA di SD menggunakan
perasaan keingintahuan siswa sebagai titik awal dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan penyelidikan atau percobaan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan
untuk menemukan dan menanamkan pemahaman konsep-konsep baru dan mengaplikasikannya
untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan
sehari-hari.
Sumber :
Iskandar
Srini M. 2001. PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM. Bandung : CV Maulana
Drs.Ibnu
Mas’ud, dkk, Ilmu Alamiah Dasar, CV Pustaka Setia, Bandung, 2008
http://soekamajoe.blogspot.com/2012/10/contoh-artikel-tentang-hakikat-ipa-sd.html
http://soekamajoe.blogspot.com/2012/10/contoh-artikel-tentang-hakikat-ipa-sd.html
0 komentar:
Posting Komentar