Sabtu, 20 September 2014 0 komentar

Makalah Perkembangan Anak dalam Berbagai Segi mencakup Kognisi, dan Implikasinya dalam perkembangan Bahasa dan Moral




 “Perkembangan Anak dalam Berbagai Segi
mencakup Kognisi, dan Implikasinya
dalam perkembangan Bahasa dan Moral”





BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Pemahaman ini akan membentuk kedekatan serta hubungan yang harmonis antara guru dan siswanya. Sehingga siswa akan merasa nyaman dengan pola pengajaran kita.
Selain itu kita juga harus mengerti psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak, kelebihan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu yang dapat meliputi aspek-aspek psikis maupun sosialnya. Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik dalam aspek-aspeknya sehingga dapat diimplikasiklan dalam dunia kependidikan.
Perkembangan ini tidak hanya meliputi perkembangan intelektual saja. Akan tetapi juga melalui perkembangan psikologi yang meliputi perkembangan bahasa dan moral. Perkembangan bahasa sangat penting bagi anak, karena melalui bahasa seorang anak akan berkomunikasi dengan teman, keluarga dan orang lain yang dikenalnya. Selain pentingnya bahasa, perkembangan moral juga sangat penting demi pembentukan karakter seorang. Menjadikan anak untuk menjadi cerdas mungkin bisa dilakukan dalam hitungan bulan, tetapi untuk membentuk ketrampilan bahasa dan pembentukan moral yang baik haruslah dilakukan secara bertahap dan dibutuhkan suatu pembiasaan.
Pembiasaan ini berupa implikasi dalam kehidupan. Oleh karena itu, pemakalah berusaha untuk mengkaji lebih dalam tentang  “Perkembangan Anak dalam Berbagai Segi mencakup Kognisi, dan Implikasinya dalam perkembangan Bahasa dan Moral”

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan perkembangan kognisi?
2.      Bagaimanakah implikasi perkembangan kognisi terhadap perkembangan bahasa dan moral bagi seorang anak dari berbagai pendidikan?



C.    Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui pengertian perkembangan kognisi
2.      Untuk mengetahui implikasi perkembangan kognisi terhadap perkembangan bahasa dan moral bagi seorang anak

D.    Manfaat Makalah
1.      Dapat  mengetahui pengertian perkembangan kognisi
2.      Dapat mengetahui implikasi perkembangan kognisi terhadap perkembangan bahasa dan moral bagi seorang anak










BAB II
PEMBAHASAN


A.  Perkembangan Kognisi
Teori Perkembangan kognisi dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog  Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan.
Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
1.      Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya. Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah “menangis.” Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain  juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut.
Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spasial penting dalam empat sub-tahapan :
a.    Sub-tahapan skema refleks muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
b.    Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
c.    Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
d.   Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai dua belas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda(permanensi objek).
e.    Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul pada usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.

2.       Pra-operasional (usia 2-7 tahun)
Anak pada masa ini memiliki kecenderungan untuk meniru orang disekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis-rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.

3.      Operasional Kongkrit  (usia7-11 tahun)
 Anak pada tahap ini mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
a.    Pengurutan
Kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannyadari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
b.    Klasifikasi
Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut.
c.    Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yangtinggi.
d.   Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4 + 4 sama dengan 8, 8 - 4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
e.    Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
f.     Penghilangan sifat Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akanmengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walauanak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

4.      Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga. Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami permasalah yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.

B.  Implikasi Perkembangan Kognisi terhadap Perkembangan Bahasa dan Moral Bagi Seorang Anak
1.      Implikasi Perkembangan Kognisi Terhadap Perkembangan Bahasa
Tiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangisan mulai dari bahasa tangis sampai proses berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah, pantomim, atau seni. Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Perkembangan bahasa terdiri atas dua periode besar, yaitu periode prelinguistik (antara 0-1 tahun) dan linguistik (1-5 tahun).
Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu :
Ø  Fase satu kata atau holofrase
Fase ini mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan, atau temuan tanpa perbedaan yang jelas. Umumnya kata pertama yamg diucapkan oleh anak adalah kata benda.
Ø  Fase lebih dari satu kata
Fase ini terjadi pada anak berusia 18 bulan. Anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Dan orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana.
Ø  Fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita ini antara 2,5-5 tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Anak sudah dapat menyusun kalimat, pertanyaan, menjawab, dan memerintah.

Implikasi perkembangan bahasa meliputi :
a.    Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh yaitu gerak isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh. Bahasatubuh merupakan ungkapan komunikasi anak yang paling nyata karena merupakanekspresi perasaan serta keinginan mereka terhadap orang lain.
b.     Bicara
Bicara adalah salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Tujuan dari bicaraa dalah:
1)      Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan.
2)      Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain.
3)      Sebagai alat untuk membina hubungan sosial.
4)      Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri.
5)      Dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain.
6)      Untuk mempengaruhi pikiranorang lain.
c.       Potensi anak berbicara, didukung oleh beberapa hal:
1)   Kematangan alat berbicara
Alat-alat berbicara baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempurna dan dapat membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik sebagai permulaan berbicara.
2)   Kesiapan berbicara
Kesiapan mental anak sangat bergantung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Biasanya dimulai anak berusia12-18 bulan.
3)   Adanya teladan
Anak membutuhkan contoh tertentu agar dapat melafalkan kata dengan tepat yang selanjutnya menyusun kalimat yang berarti.
4)   Kesempatan berlatih
Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi.
5)   Motivasi untuk belajar dan berlatih
Memberikan motivasi dan melatih anak untuk bicara sangat penting bagi anak karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak.
6)   Bimbingan
Bimbingan sangat penting untuk mengembangkan potensi anak. Bimbingan sebaiknya selalu dilakukan secara terus-menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara.
d.      Gangguan dalam Perkembangan Bicara
1)      Anak cengeng
Anak yang seringkali menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik adalah berkurangnya energi yang dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan ditolak atau tidak dicintai oleh orang tuanya atau anggota keluarga lain.
2)   Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain
Hal ini disebabkan kurangnya perbendaharaan kata pada anak dan juga orang tua seringkali berbicara sangat cepat dengan mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh anak.

2.      Implikasi Perkembangan Kognisi Terhadap Perkembangan Moral
Beberapa proses pembentukan prilaku dan sikap anak antara lain:
a.    Imitasi (imitation)
Yaitu peniruan sikap, cara pandang serta tingkah laku orang lain yang dilakukan dengan sengaja oleh anak. Anak mulai melakukan peniruan sejak usia 3 tahun. Seringkali anak tidak hanya meniru perilaku orang lain tetapi juga ekspresi orang lain terhadap sesuatu. Anak yang menolak orang tuanya tidak meniru perilaku orang tuany atetapi tanpa disadarinya anak akan meniru sikap orang tuanya yang dapat mempengaruhi perilaku anak tersebut.
b.    Internalisasi
Yaitu suatu proses yang masuk pada diri anak karena pengaruh sosial yang paling mendalam dalam kehidupannya. Dalam internalisasi faktor yang paling penting adalah adanya keyakinan dan kepercayaan pada anak tersebut terhadap pandangan atau nilai tertentu dari orang lain dalam pergaulan sehari-hari.
c.     Introvert dan ekstrovert
Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya. Minat, sikap, dan keputusan yang diambil berdasar pada perasaan pemikiran dan pengalamannya sendiri. Sedangkan ekstrovert adalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya. Minat dan keputusan yang diambil lebih banyak dtentukan oleh orang lain atau lingkungan.
d.   Kemandirian
Pada anak istilah kemandirian sering kali dikaitkan dengan kemampuan anak untuk melakukan segala sesuatu berdasar kekuatan sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Kemandirian tidak sebatas tindakan, tetapi berhubungan dengan sikap psikologis. Dasar kemandirian adalah adanya rasa percaya diri seseorang untuk menghadapi sesuatu dalam kehidupannya. Kemandirian anak biasanya timbul mulai saat berpisah dengan orang dewasa, ingin mengetahui sesuatu, dan kesadaran bahwa dia harus berbuat sesuatu tanpa tergantung pada orang lain.
e.       Ketergantungan
Karena kebutuhan hidupnya, anak usia 6-12 tahun akan sangat tergantung pada orang tua atau orang dewasa lain. Seiring bertambahnya usia ketergantungan tersebut akan berubah menjadi kemandirian. Anak yang masih mempertahankan perilaku seperti pada masa kanak-kanak akan mengalami kesulitan sehingga ia mengalami ketergantungan. Anak tersebut memiliki ketdakmandirian yang mencakup fisik dan mental dan perilakunya yang berlainan dengan anak lainnya. Anak ini pada umumnya merasa rendah diri atau inverior karena tidak dapat bersikap mandiri dan hidupnyaselalu tergantung dengan orang lain.
f.     Bakat
Bakat merupakan potensi dalam diri seseorang. Menurut ilmu pengetahuan terdapat dua jenis bakat yaitu:
1)      Bakat yang bertalian dengan kemahiran atau kemampuan mengenai suatu bidang khusus.
2)      Bakat yang diperlukan untuk berhasil dalam pendidikan khusus.
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mempengaruhi tampilnya bakat anak yaitu:
1)   Faktor Motivasi
Faktor ini berhubungan dengan daya juang anak untuk mencapai sasaran tertentu. Orang tua dan guru harus memberikan motivasi kepada anak .
2)      Faktor Nilai(value)
Faktor ini berkaitan dengan bagaimana seseorang memberi arti terhadap hasil pekerjaan yang sesuai bakatnya.
3)      Konsep Diri
Anak yang memilki konsep diri yang positif selalu berusaha berinteraksi secara timbal balik dengan sesuatu yang merupakan aktualisasi bakatnya sehingga anak itu akan lebih mudah mencapai sesuatu yang dicita-citakannya.

3.      Implikasi Terhadap  Segi Pendidikan
Implikasi perkembangan anak terhadap segi pendidikan salah satunya adalah terhadap penyelenggaraan pendidikan. Sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi antara dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan.
Keberadaan dua faktor tersebut tidak bisa dipisakan satu sama lainnya karena kenyataannya kedua faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam operasionalnya Atas dasar sedikit informasi tersebut di atas, maka dapatlah ditarik beberapa butir implikasi pertumbuhan / perkembangan / kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut :
a.    Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung  dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu
b.    Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan
c.    Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga
d.   Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya
e.    Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan  jasmani yang lain
f.     Kematangan sosial merupakan landasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
g.    Kematangan emosional melandasi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya.
h.    Kematangan jasmani merupakan dasar yang melandasi semua kematangan
i.      Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan dimasa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yange fektif.
j.      Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
k.    Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi : hubungan emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
l.      Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya.
m.  Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi ruhani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
n.    Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
o.    Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah ditandai dengan :  Kegelisahan, Pertentangan, Keinginan Mencoba Segala Sesuatu, Menghayal dan Aktivitas Berkelompok
 




BAB III
PENUTUP


A.      Simpulan
1.    Perkembangan kognisi terdapat empat periode utama yang berkorelasi daN semakin canggih seiring pertambahan usia: Periode sensorimotor (usia 0 –2 tahun); Pra-operasional (usia 2 – 7 tahun) ; Operasional Kongkrit  (usia7 – 11 tahun; Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
2.      Implikasinya terhadap perkembangan bahasa, moral berbagi segi pendidikan adalah
a.       Implikasi Perkembangan Bahasa adalah Bahasa Tubuh dan Bicara
b.      Implikasi Perkembangan Moral adalah Imitation; Internalisasi; Introvert dan ekstrovert; Kemandirian; Ketergantungan dan Bakat
c.       Implikasi Terhadap Segi Pendidikan salah satunya adalah terhadap penyelenggaraan pendidikan

B.     Saran
1.      Penulis berharap dengan adanya makalah tentang perkembangan anak dalam berbagai segi mencakup kognitif dan implikasinya dalam perkembangan bahasa dan moral, penulis khususnya dan para pembaca dapat memahami bagaimana perkembangan yang terjadi pada masa tersebut, tersebut bagi perkembangan seorang anak sebagai peserta didik.
2.      Penulis pun berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca, guna sempurnanya pembuatan makalah ini dimasa depan.







DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, Elida. 1993. Psikologi Perkembangan.Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenga Kependidikan

 
;