Rabu, 11 November 2015

Makalah Persamaan dan Perbedaan Bimbingan Konseling




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
              Salah satu tugas pokok sekolah (dalam hal ini sekolah dasar) adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangan secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila dia antara lain memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minat yang dimiliki.
              Kenyataan menunjukkan bahwa disamping adanya siswa yang berhasil secara gemilang, masih terdapat juga siswa yang memperoleh prestasi belajar yang kurang meyakinkan. Bahkan ada diantaranya yang tidak naik kelas atau tidak lulus evaluasi belajar tahap akhir.
              Ketidak berhasilan siswa itu tidak semuanya disebabkan oleh kebodohan atau kelemahan imntelegensinya, melainkan dapat juga disebabkan karena ketidakmampuannya mewujudkan kemampuan dan bakat yang dimiliki yang bersumber dari adanya hambatan-hambatan atau masalah-masalah tertentu yang mereka hadapi.
              Siswa seperti itu tidak sewajarnya dibiarkan begitu saja, melainkan harus diupayakan agar ereka terbebas dari hambatan-hambatan atau masalah-masalah yang dapat mengganggu proses perkembangan mereka. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pelayanan bimbingan dan konseling. Dengan demikian mereka diharapkan dapat mencapai perkembangan yang optimal sebagaimana disebutkan diatas.

B.     Rumusan Masalah
1.Bagaimana Sejarah Bimbingan dan Konseling ?
2.Apa yang di maksud dengan Bimbingan dan Konseling ?
3.Apa Persamaan Bimbingan dan Konseling ?
4.Apa saja Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling?
5.Bagaimana Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?



C.    Tujuan
1.      Mengetahui Sejarah Bimbingan dan Konseling.
2.      Mengetahui Pengertian Bimbingan dan Konseling.
3.      Mengetahui Persamaan Bimbingan dan Konseling.
4.      Mengetahui Bidang Pelayanan Bimbinga dan Konseling.
5.      Mengetahui Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.




BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sejarah Bimbingan dan Konseling

            Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan di Negara asalnya Amerika Serikat. Bimbingan dan Konseling sebagai profesi pertama kali lahir di Amerika pada awal abad XX, yaitu ketika Frank Person membuka klinik di Boston untuk memberi pengarahan kepada para pemuda untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai. Pada tahun 1950 an bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, bukan hanya dalam bidang pekerjaan tetapi merambah pada bidang pendidikan.  Dari segi wilayah geografis, bimbingan dan konseling tidak lagi terbatas hanya di Amerika, tetapi berkembangan menjalar ke Eropa, Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Australia. Tahun 1970-1980 bimbingan dan Konseling masuk ke dalam kurikulum Sekolah Menengah di negeri-negeri yang mengambil sistem pendidikan Barat. Munculnya Bimbingan dan Konseling di tak terlepas dari faham sekuler dan liberal.
           Di Indonesia mengenai pandangan terhadap anak didik, menganggap bahwa anak didik mempunyai potensi untuk berkembang karena itu pendidikan harus memberikan situasi kondusif bagi perkembangan potensi tersebut secara optimal yaitu berupa potensi baik yang bermanfaat bagi anak dan masyarakat. Menurut Dr Sofyan S. Willis dalam bukunya Konseling Individual mengatakan bahwa untuk kondisi di Indonesia sebaiknya di terapkan paham humanistik religius. Artinya menghargai manusia atau potensinya, namun ketaatan kepada Tuhan tetap tidak terabaikan. Sehingga bimbingan dan konseling menjurus pada pengembangaan potensi dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Dengan Penyerahan diri yang bulat, maka masalah yang di hadapi akan lebih mudah di atasi. Karena persoalan diri yang rumit biasanya bersumber dari adanya jarak individu dengan Yang Maha Kuasa.
           Perkembangan  bimbingan dan konseling di Indonesia cenderung berorientasi layanan pendidikan (instruksional) dan pencegahan. Sejak tahun 1975 bimbingan dan konseling digalakkan di sekolah-sekolah  (Rochman Natawidjaya, 1987). Upaya ini bertujuan untuk memberikan banuan kepada siswa sehingga ia dapat berkembang seoptimal mungkin. Disini amat terlihat konsep barat amat mendominasi bimbingan dan konseling di sekolah. Disamping itu, konsep perkembangan optimal harus dalam keseimbangan perkembangan otak dan agama. Karena itu, aspek penting yakni agama harus mendapat tempat yang layak dalam bimbingan dan konseling.
   Perkembangan  layanan bimbingan di Indonesia berbeda dengan di Amerika.Jika di Amerika dimulai usaha perorangan dan pihak swasta,kemudian berangsur-angsur menjadi usaha pemerintah. Sedangkan Indonesia perkembangannya dimulai dengan kegiatan di sekolah dan  usaha-usaha pemerintah. Mengenai penggunaan istilah Guidance dan Counseling di Indonesia ada yang yang tetap menggunakan istiah bahasa asing sehingga sering disingkat “GC”, Bimbingan dan Penyuluhan dengan singkatan “BP”dan Bimbingan dan konseling dengan singkatan “BK”. Bimbingan dan konseling secara formal dibicarakan oleh para ahli baru pada tahun 1960. Tetapi di Yogyakarta pada tahun 1958, Drs.Tohari musnamar, dosen IKIP Yogyakarta telah mempelopori pelaksanaan BK di sekolah untuk pertama kali di SMA Teladan Yogyakarta. Sedang pada tahun 1960 di adakan konferensi FKIP seluruh Indonesia di Malang, memutuskan bahwa bimbingan dan konseling dimasukan dalam FKIP. Dan pada tahun 1961 mulai diadakan layanan bimbingan dan konseling diseluruh SMA Teladan di Indonesia, sejak itu lah BK di Indonesia dimulai.
B.     Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Pelaksanaan hubungan konseling (helping relationship) bukan semata-mata terjadi di lab bimbingan dan konseling dan di sekolah saja. Akan terjadi di seluruh bidang kehidupan dimana terjadi hubungan antar individu, dimana tujuannya adalah untuk saling membantu. Beberapa bidang profesi yang melakukan hubungan yang membantu yaitu, Dunia Kedokteran/ kesehatan, Perusahaan dan industri, bidang pendidikan.
1.      Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone (1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan). Mengenai pengertian bimbingan banyak dikemukakakan pakar-pakar bimbingan dan konseling terutama yang berasal dari Amerika Serikat, Negara asal bimbingan dan konseling itu. Pada mulanya bimbingan dimaksudkan sebagai usaha membantu para pemuda agar mendapat pekerjaan. Hal ini berguna untuk mengatasi kenakalan remaja, dengan asusmsi bahwa memberikan pekerjaan diharapkan ketegangan emosional dan keliaran remaja dapat berkurang.
Pengertian Bimbingan menurut beberapa ahli :
1.      Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2.      Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan: (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya, (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.
3.      Arthur J. Jones (1970) mengartikan bawa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu si terbimbing sehingga si terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyeseuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2.      Pengertian Konseling
Secara historis asal mula pengertian konsling adalah memberi nasehat, seperti penasehat hukum, penasehat perkawinan, dan penasehat camping anak-anak pramuka. Kemudian nasehat itu berkembang ke bidang-bidang bisnis, manajemen, otomotif, investasi, dan finansial. Pengertian konseling dalam kegiatan-kegiatan tersebut menekankan pada nasehat (advise giving) , mendorong, memeberi informasi, menginterpretasi hasil tes, dana analisa psikologis.
Pengertian konseling menurut beberapa ahli :
1.      Menurut Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individhu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individhu yang dihadapinya untuk mencapai hidupnya.
2.      Penjelasan James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976:19) Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubunganya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
3.      Menurut Smith,dalam Shertzer & Stone,1974 , konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konselor membuat interprestasi – interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.
Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseling/klien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseling mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin secara mandiri.
C.     Persamaan Bimbingan dan Konseling
Menurut Mohamad Surya (1988), ada tiga pandangan mengenai hubungan antara bimbingan dan konseling. Pandangan pertama berpendapat bahwa bimbingan sama dengan konseling. Kedua istilah tidak mempunyai perbedaan yang mendasar.  Pandangan kedua berpendapat bahwa bimbingan berbeda dengan konseling, baik dasar maupun cara kerja. Menurut pandangan kedua, bimbingan merupakan pendidikan sedangkan konseling merupakan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong individu yang mengalami masalah serius.
Pandangan ketiga berpendapat bahwa bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terpadu, keduanya tidak saling terpisah.Berkaitan dengan pandangan ketiga ini, Downing (1998); Hansen, Stefic, dan Warner (1977) dalam Prayitno (1978), menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu pelayanan khusus yang terorganisasi dan terintegrasi ke dalam program sekolah untuk menunjang kegiatan perkembangan siswa secara optimal, sedangkan konseling adalah usaha pemberian bantuan kepada murid secara perorangan dalam mempelajari cara-cara baru guna penyesuaian diri. Moser dan Moser(dalam Prayitno, 1978:643) menyatakan bahwa di dalam keseluruhan pelayanan bimbingan, konseling dianggap sebagai inti dari proses pemberian bantuan. Mortesen dan Schmuller (1976:56) menyatakan bahwa konseling adalah jantung hatinya program bimbingan.
Persamaan antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.Dengan kata lain bimbingan itu merupakan satu kesatuan dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan tersebut.
D.    Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan BK, khususnya pada satuan - satuan pendidikan dasar dan menengah melaksanakan pengembangan/pembinaan dalam bidang-bidang sebagai berikut :

·         Pengembangan kehidupan pribadi,
Bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik/ sasaran layanan dalam memahami, menilai, dan mengembangkan  potensi dan kecakapan, bakat  dan minat, serta kondisi kehidupan yang berkarakter-cerdas dan beragama sesuai dengan karakteristik pribadi dan kebutuhan dirinya secara  realistik.
·         Pengembangan kehidupan sosial,
 Bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik /sasaran layanan dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat, efektif dan berkarakter-cerdas dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
·         Pengembangan  kemampuan  belajar,
Bidang  pelayanan BK  yang membantu  peserta didik mengembangkan kemampuan belajar sesuai psogram studi dan arah peminatannya, berdisiplin, ulet dan optimal dalam rangka mengikuti pendidikan pada jenjang/jenis satuan pendidikannya, serta belajar secara mandiri.
·         Pengembangan karir,
Bidang pelayanan BK yang membantu siswa dalam menerima, memahami dan menilai informasi, serta memilih  dan mengambil keputusan arah karir secara jelas, objektif dan bijak.

E.     Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Saat ini Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar mengacu kepada Permendikbud No. 81A/2013 bahwa pelaksana layanan BK di SD adalah Guru Kelas. Beberapa jenis layanan BK, seperti: layanan orientasi, informasi, penempatan, dan penguasaan konten dapat dilakukan dengan cara menginfusikan materi layanan ke dalam proses pembelajaran tematik. Sementara untuk siswa Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Tujuan yang akan di capai dengan usaha bimbingan dan konseling di sekolah:

a.       Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang dapat mereka capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu untuk mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.
b.      Dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa yang ada atau apa adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan dinamis.
c.       Dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri dari suatu hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan tersendirimbagi dirinya sendiri.
d.      Mengarahkan diri sendiri.
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar pada akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di dasarkan pada keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.
e.       Mewujudkan diri sendiri.
Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan dengan mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
a.       - Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan di Negara asalnya Amerika Serikat. Perkembangan  bimbingan dan konseling di Indonesia cenderung berorientasi layanan pendidikan (instruksional) dan pencegahan. Sejak tahun 1975 bimbingan dan konseling digalakkan di sekolah-sekolah  (Rochman Natawidjaya, 1987). Upaya ini bertujuan untuk memberikan banuan kepada siswa sehingga ia dapat berkembang seoptimal mungkin. Disini amat terlihat konsep barat amat mendominasi bimbingan dan konseling di sekolah. Disamping itu, konsep perkembangan optimal harus dalam keseimbangan perkembangan otak dan agama. Karena itu, aspek penting yakni agama harus mendapat tempat yang layak dalam bimbingan dan konseling.
-       Perkembangan  layanan bimbingan di Indonesia berbeda dengan di Amerika.Jika di Amerika dimulai usaha perorangan dan pihak swasta,kemudian berangsur-angsur menjadi usaha pemerintah. Sedangkan Indonesia perkembangannya dimulai dengan kegiatan di sekolah dan  usaha-usaha pemerintah. Bimbingan dan konseling secara formal dibicarakan oleh para ahli baru pada tahun 1960. Tetapi di Yogyakarta pada tahun 1958, Drs.Tohari musnamar, dosen IKIP Yogyakarta telah mempelopori pelaksanaan BK di sekolah untuk pertama kali di SMA Teladan Yogyakarta. Sedang pada tahun 1960 di adakan konferensi FKIP seluruh Indonesia di Malang, memutuskan bahwa bimbingan dan konseling dimasukan dalam FKIP. Dan pada tahun 1961 mulai diadakan layanan bimbingan dan konseling diseluruh SMA Teladan di Indonesia, sejak itulah BK di Indonesia dimulai.
b.      - Bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
-          Konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin secara mandiri.
c.       Persamaan antara bimbingan terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.Dengan kata lain bimbingan itu merupakan satu kesatuan dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan tersebut.
d.      Bidang pelayanan bimbingan dan konseling meliputi : pengembangan kehidupan pribadi, pengembangan kehidupan social, pengembangan  kemampuan  belajar dan pengembangan karir.
e.       Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar mengacu kepada Permendikbud No. 81A/2013 bahwa pelaksana layanan BK di SD adalah Guru Kelas. Beberapa jenis layanan BK, seperti: layanan orientasi, informasi, penempatan, dan penguasaan konten dapat dilakukan dengan cara menginfusikan materi layanan ke dalam proses pembelajaran tematik. Sementara untuk siswa Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Dengan tujuan : untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya, dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal, mengarahkan diri sendiri, mewujudkan diri sendiri.
B.     Saran
Mengingat keterbatasan sumber literatur penulis, maka untuk keakuratan data sejarah yang diperoleh, disarankan kepada pembaca juga memiliki sumber literatur lain yang lebih valid, di luar sumber bacaan dari internet yang belum dapat divalidasi seluruhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agassi, Andi. 2015. Bimbingan dan Konseling. Diambil dari http://agassigudangmahasiswa.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-tujuan-arah-pelayanan.html pada Minggu, 6 September 2015
Awalya, dkk. 2013. Bimbingan & Konseling. Semarang: Unnes Press.
Ifdil. 2008. Pengertian Bimbingan dan Konseling. Diambil dari http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3&Itemid=30 pada Mingu, 6 September 2015 pukul 15.10

Putra, Alimin. 2014. Sejarah Bimbingan Dan Konseling Di Amerika dan Indonesia. Diambil dai http://putraalimin2.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-bimbingan-dan-konseling-di.html pada Sabtu, 5 September 2015.
Willis, Softyan S. 2013. Konseling Individual. Bandung: ALFABETA.
Yanawati, Riska. 2012. Pengertian, Fungsi, Prinsip, Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling . Diambil dari http://erriskareza.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-fungsi-prinsip-persamaan-dan.html pada Minggu, 6 September 2015.
Marjodan, dkk. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dikrektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;