BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam aktivitas di
sekolah, siswa memerlukan bimbingan bukan hanya sekedar pembelajaran. Rekan
siswa untuk menjadi pembimbing yang paling baik dan efektif adalah guru kelas. Namun tentu saja untuk
mendapatkan hasil siswa yang di bimbing dengan benar. Guru mata pelajaran harus
mempunyai pengetahuan tentang pola pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Ini dimaksudkan untuk dapat membimbing anak ke arah yang lebih optimal
dan tidak sembarangan.
Dengan
adanya bab mengenai pola pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ini.
Mahasiswa jadi benar-benar paham cara memposisikan diri dalam bimbingan di
sekolah pada anak didiknya kelak. Mata kuliah ini dimaksudkan membekali
mahasiswa sebagai calon guru sekolah dasar untuk mampu menyelenggarakan
pembelajaran yang membimbing dan memberikan pelayanan dasar-dasar bimbingan
sesuai dengan kewenanganya. Sehingga untuk menunjang pembekalan untuk mahasiswa
itu. Pembahasan dilakukan tentang pola umum 17 bimbingan konseling di bidang garapan,
layanan kegiatan bimbingan dan konseling, beserta kegiatan pendukungnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah
yang dimaksud dengan pola umum 17 bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana pola umum 17 dalam bidang garapan?
3. Bagaimana layanan kegiatan bimbingan dan
konseling dalam pola umum 17?
4. Bagaimana kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling dalam pola umum 17?
C. TUJUAN
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini
disusun dengan tujuan untuk mengetahui:
1. Pola
umum 17 bimbingan dan konseling.
2. Bidang garapan pola umum 17 bimbingan dan konseling.
3. Layanan kegiatan bimbingan dan konseling dalam
pola umum 17.
4. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
dalam pola umum 17.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pola Umum 17 Bimbingan Dan Konseling
Sejak
tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) memperoleh
perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi
warna tersendiri bagi bidang garapan, jenis layanan dan kegiatan pendukung
BK di jajaran pendidikan dasar dan menengah.
Yang
dimaksud dengan pola umum pelaksanaan bimbingan ialah suatu asas pokok untuk
mengatur penyebaran pelayanan bimbingan di sekolah, dengan mempertimbangkan
kegiatan-kegiatan bimbingan apa yang akan diadakan dan rangkaian kegiatan itu
dilaksankan oleh siapa serta diberikan kepada siapa. Pola dasar ini lebih
bersifat praktis, karena langsung berkaitan dengan penyusunan program
bimbingan. Jadi suatu pola dasar melandasi perencanaan dan pelaksanaan suatu
program bimbingan di sekolah.
Program
layanan bimbingan konseling tidak dapat berjalan dengan efektif apabila
tidak didukung dengan profesionalismenya guru BK tersebut dalam
melayani kliennya dengan terprogram secara efektif apabila kurang
atau tidak didukung faktor lain, misalnya faktor pengalaman
bekerja. Layanan konseling diberikan kepada peserta didik untuk belajar
dengan efektif. Efektivitas konseling dapat tercapai bila seorang konselor atau
guru pembimbing melaksanakan pola 17. Butir-butir pokok pola umum 17 BK adalah
sebagai sebagai berikut:
SISTEM POLA 17 BIMBINGAN DAN
KONSELING
|
||
4 BIDANG GARAPAN
|
9 LAYANAN KEGIATAN
|
4 KEG. PENDUKUNG
|
1. Bimbingan
Pribadi
2. Bimbingan
Sosial
3. Bimbingan
Belajar
4. Bimbingan
Karier
|
5. Layanan
Orientasi
6. Layanan
Informasi
7. Layanan
Penempatan dan Penyaluran
8. Layanan
Pembelajaran
9. Layanan
Konseling Perorangan
10. Layanan
Bimbingan Kelompok
11. Layanan Dengan
Kotak Konsultasi
12. Layanan
Konferensi Kasus
13. Layanan Dengan Papan
Bimbingan
|
14. Aplikasi
Instrumentasi
15. Himpunan Data
16. Kunjungan Rumah
17. Alih Tangan
Kasus
|
B. Bidang
Garapan
Ditinjau
dari segi masalah yang dihadapi para peserta didik, bidang garapan bimbingan di
sekolah mencakup 4 bidang berikut:
1. Bimbingan Pribadi
Dalam
bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK
membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan
rohani. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan seta
pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan
pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan prodiktif, baik dalm
kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya dimasa depan.
c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat
pribadi serta penyaluran dan pengmbangannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan produktif.
d. Pemantapan
pemahaman tentang kelemahan diri dan usaaha-usaha penanggulangannya
e. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan .
f. Pemantapan
kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusaana yang telah diambilnya.
g. Pemantapan
dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun
jasmaniah.
2. Bimbingan Sosial
Dalam
bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK
membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya
yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggungjawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
Bidang
ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik
melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.
b. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan
pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif, dan produktif.
c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan
berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas denga
menjunjung tinggi tata karma, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat,
hokum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
d. Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan
produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain,
di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.
e. Pemantapan pemahaman kondisi dan
peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan
bertanggungjawab.
f. Orientasi tentang hidup berkeluarga.
3. Bimbingan Belajar
Dalam
bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP,SMA /SMK
membantu peserta didik mengembangkan diri, sikap dan kebiasaaan belajar yang
baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bidang ini dapat dirinci
menjadi pokok-pokok berikut:
a. Pemantapan
sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik
dalam mencari informasi dalam berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru
dan narasumber lainnya, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan
tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar.
b. Pemantapan
disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
c. Pemantapan penguassaan materi program belajar
di sekolah menengah umum sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan
kesenian.
d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi
fisik,sosial dan budaya yang ada disekolah, lingkungan sekitar, dan masyarakat
untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan,serta pengembangan pribadi.
e. Orientasi
belajar di sekolah sambungan/perguruan tinggi.
4. Bimbingan Karier
Dalam
bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA/SMK
membantu peserta didik merencanakan dan mengembangkan masa depan karier.
Bidang
ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagai berikut:
a. Pemantapan
pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
b. Pemantapan
orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang hendak di
kembangkan.
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja
dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
d. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan
yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
C. Jenis Layanan Kegiatan
Jenis
layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada sembilan, yaitu sebagai berikut:
1. Layanan Orientasi
Pelayanan
orientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan klien
memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru.
Materi
yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai cara, yaitu meliputi
hal berikut:
a. Sistem penyelenggaraan pendidikan pada
umumnya
b. Kurikulum yang sedang berlaku
c. Penyelenggaraan pengajaran
d. Kegiatan belajar klien yang diharapkan
e. Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas
f. Fasilitas-fasilitas sumber
belajar yang ada (seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan,
ruang praktek)
g. Fasilitas penunjang (sarana olahraga dan
rekreasi, pelayanan kesehatan, pelayanan bimbingan dan konseling, kafetaria,
dan tata usaha)
h. Staf pengajar dan tata usaha
i. Hak dan kewajiban peserta didik
j. Organisasi peserta didik
k. Organisasi orang tua peserta didik
l. Organisasi sekolah secara menyeluruh
2. Layanan Informasi
Materi
yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai cara, yaitu meliputi
hal berikut:
a. Informasi pengembangan pribadi
b. Informasi pendidikan
c. Informasi jabatan
d. Informasi
kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagaman, sosial budaya, dan
lingkungan
1) Langkah-Langkah
Penyajian Informasi
a) Langkah Persiapan
(1) Menetapkan tujuan dan isi informasi
termasuk alasan-alasannya
(2) Mengidentifikasikan peserta didik yang akan
menerima informasi
(3) Mengetahui sumber-sumber informasi
(4) Menetapkan teknik penyampaian informasi
(5) Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan
(6) Menetapkan ukuran keberhasilan
b) Langkah Pelaksanaan
(1) Usahakan tetap menarik minat dan
perhatian para peserta didik.
(2) Berikan informasi secara sistematis dan
sederhana sehingga jelas isi dan manfaatnya.
(3) Berikan contoh yang berhubungan dengan
kehidupan peserta didik sehari – hari.
(4) Bila menggunakan teknik peserta didik
mendapatkan sendiri informasi ( karya wisata dan pemberian tugas ) persiapkan
sebaik mungkin sehingga setiap peserta didik mengetahui apa yang harus
diperhatikan, apa yang harus dicatat dan apa yang harus dilakukan.
(5) Bila menggunakan teknik langsung atau tidak
langsung usahakan tidak terjadi kekeliruan.
(6) Usahakan selalu kerja sama dengan guru bidang
studi dan wali kelas.
c) Langkah Evaluasi
Konselor
hendaknya mengevaluasi setiap kegiatan penyajian informasiuntuk mengetahui
sampai seberapa jauh peserta didik mampu menangkap informasi. Manfaat dari
langkah informasi ini, diantaranya adalah:
(1) Konselor mengetahui hasil pemberian informasi.
(2) Konselor mengetahui efektivitas suatu teknik.
(3) Konselor mengetahui apakah persiapannya sudah
cukup matang atau masih banyak kekurangannya.
(4) Konselor mengetahui kebutuhan klien.
(5) Bila dilakukan evaluasi, peserta didik merasa
perlu memperhatikan lebih serius, supaya timbul sikap positif dan menghargai
isi informasi yang diterimanya.
2) Kriteria
Penilaian Keberhasilan Pelayanan Penyajian Informasi
a) Jika para peserta didik telah dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya yang baru.
b) Jika para peserta didik telah memperoleh
sebanyak mungkin sumber informasi tentang: cara belajar, informasi sekolah
sambungan, informasi pemilihan jurusan/program.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat.
Fungsi
utama bimbingan yang didukung oleh layanan penempatan/penyaluran ialah fungsi
pencegahan dan pemeliharaan. Materi yang dapat diangkat melalui penempatan dan
penyaluran ada berbagai macam, yaitu meliputi:
a. Penempatan
dan penyaluran peserta didik di sekolah
1) Pelayanan
penempatan dalam kelas
2) Pelayanan
penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar
3) Pelayanan
penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler
4) Pelayanan
penempatan dan penyaluran kejurusan/program studi
b. Pelayanan
penempatan dan penyaluran lulusan
1) Pelayanan
penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan sambungan/lanjutan
2) Pelayanan
penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan
4. Layanan Pembelajaran
Layanan
pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien/konseli) mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Pelayanan
pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan peserta didik memahami dan
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi
belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan
kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama
bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan
pengembangan. Materi yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran, yaitu
meliputi hal berikut:
a. Pengenalan
peserta didik yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan, motivasi,
sikap, dan kebiasaan belajar.
b. Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan
belajar yang baik.
c. Pengembangan keterampilan belajar:
membaca, mencatat, bertanya dan menjawab, dan menulis.
d. Pengajaran perbaikan.
e. Program
pengayaan.
5. Layanan Konseling Perorangan (Individual)
Layanan
konseling perorangan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik mendapatkan pelayanan langsung tatap muka dengan guru bimbingan
dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan konseling perorangan ialah
fungsi pengentasan.
a. Macam-Macam Pendekatan dalam Konseling
Ada
beberapa bentuk pendekatan dalam penyuluhan yang telah dikembangkan,
diataranya:
1) psikoanalitik
2) eksistensial-humanitik
3) klien-sentered dan/atau
klinikal
4) gestalt
5) analisis
transaksional
6) tingkah
laku
7) rasional-emotif
8) realitas
9) pendekatan
yang akan diuraikan selanjutnya dalam praktik adalah konseling klinikal
b. Langkah-Langkah
Konseling Klinikal
1) Langkah
analisis
Langkah analisis adalah kegiatan penghimpunan
data tentang peserta didik yang berkenaan dengan bakat, minat, motif, kesehatan
fisik, kehidupan emosional, dan karakteristik yang dapat menghambat atau
mendukung penyesuaian diri peserta didik.
2) Langkah
sintesis
Sintesis adalah langkah yang menghubungkan
dan menrangkum data. Ini berarti bahwa dalam langkah sintesis, penyuluhan
mengorganisasikan dan merangkum data sehingga tampak dengan jelas gejala-gejala
atau keluhan-keluahan peserta didik. Rangkuman ini haruslah dibuat berdasarkan
data yang diperoleh dalam langkah analisis.
3) Langkah
diagnosis
Diagnosis adalah langkah menemukan masalahnya
atau mengidentifikasi masalah. Langkah ini mencakup proses interpretasi data
dalam kaitannya dengan gejala-gejala masalah, kekuatan dan kelemahan peserta
didik.
4) Langkah
prognosis
Prognosis adalah suatu langkah mengenai
alternative bantuan yang dapat diberikan kepada peserta didik sesuai dengan
masalah yang dihadapi sebagaimana ditemukan dalam langkah diagnosis.
5) Langkah
konseling
Langkah konseling adalah pemeliharaan yang
berupa inti dari pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha,
diantaranya menciptakan hubungan baik (rapport) antara konselor dengan peserta
didik, menafsirkan data, memberikan berbagai iinformasi, serta merencanakan
berbagai bentuk kegiatan bersama peserta didik.
6) Tindak
lanjut
Tindak lanjut adalah langkah penentuan
efektif tidaknya suatu usaha konseling yang telah dilaksanakan. Langkah ini
membantu peserta didik kembali memecahkan masalah-masalah baru yang berkaitan
dengan masalahnya semula.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan
bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh
berbagai bahan dari narasumber tertentu dan membahas secara bersama-sama pokok
bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya
sehari-hari dan untuk perkembangan dirinya baik secara individu maupun sebagai
pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan
tertentu.
7. Layanan Dengan Kotak Konsultasi
Layanan
dengan kotak konsultasi yaitu layanan dengan cara memasang kotak konsultasi pada
tempat strategis di sekolah. Peserta didik yang memerlukan dapat dengan cara
menuliskan masalahnya pada kertas dan dimasukkan pada kotak konsultasi
tersebut. Kotak konsultasi dikunci agar isinya aman. Pada waktu tertentu
pembimbing membuka dan mencermati masalah-masalah apa yang disampaikan lewat
kotak konsultasi tersebut untuk mendapatkan layanan.
8. Layanan Konferensi Kasus
Konferensi
kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas
permasalahan yang dialami klien dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh
berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan kemudahan,
dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Konferensi kasus
bersifat terbatas dan tertutup.
Kasus
yang telah ditetapkan oleh guru pembimbing, ada yang bisa dipecahkan secara
tuntas dengan hanya melalui penanganan konselor sekolah, tetapi banyak pula
kasus-kasus yang belum bisa ditangani sendiri yang sangat memerlukan campur
tangan dari personel lain. Teknik-teknik bantuan yang akan diberikan,
dibicarakan dalam suatu pertemuan yang disebut dengan konferensi kasus
atau case conference.
9. Layanan dengan Papan Bimbingan
Layanan
dengan papan bimbingan, yaitu suatu bentuk papan yang dipasang pada tempat
strategis di sekolah yang berisi materi bimbingan yang dapat dibaca dan diamati
oleh peserta didik. Materi bimbingan disusun oleh guru pembimbing dan dipasang
serta diganti pada periode tertentu.
Untuk
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan factor/kegiatan
pendukung. Kegiatan ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk
memecahkan masalah peserta didik, melainkan untuk memperoleh data dan/atau
keterangan lain yang akan membantu keberhasilan pelayanan.
D. Kegiatan
Pendukung
1. Aplikasi Instrument
Aplikasi
instrument adalah kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan keterangan
tentang peserta didik, keterangan tentang lingkungannya, dan lingkungan yang
lebih luas.
Data
dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan
dan konseling pada umumnya meliputi.
a. Instrument
tes
1) tes
intelegensi
2) tes
bakat
3) tes
kepribadian
4) tes
hasil belajar
5) tes
diagnostik
b. Instrumen
non tes
1) Catatan
anekdot
2) Angket/kuisioner
3) Daftar
cek
4) Sosiometri
5) Inventori
2. Himpunan Data
Penyelenggaraan
himpunan data, yaitu kegiatan pendukung untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan
data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif,
terpadu, dan sifatnya tertutup.
Berbagai
hal yang termuat di dalam himpunan data meliputi: identitas peserta didik,
latar belakang rumah dan keluarga, kemampuan, sejarah pendidikan, hasil tes
diagnostic, sejarah kesehatan, pengalaman kegiatan, cita-cita, prestasi, hasil
belajar, sosiometri, dan laporan penyelenggaraan belajar kelompok.
3. Kunjungan Rumah
Kunjungan
rumah, yaitu kegiatan pendukung untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan,
dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien melalui kunjungan ke
rumahnya.
Data/keterangan yang
diperoleh dari kunjungan rumah meliputi.
a. Kondisi
rumah tangga dan orang tua,
b. Fasilitas belajar yang ada di rumah,
c. Hubungan
antar anggota keluarga,
d. Sikap dan kebiasaan anak di rumah,
e. Pendapat
anggota keluarga terhadap klien,
f. Komitmen anggota keluarga dalam
perkembangan klien dan pengentasan masalah klien.
4. Alih Tangan Kasus
Alih
tangan kasus yaitu, kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih
tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lainnya.
Di
sekolah, ahli tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau staf
sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan peserta didik yang bermasalah
kepada guru pembimbing. Sebaliknya, bila guru pembimbing juga dapat
mengalihtangankan peserta didik kepada guru mata pelajaran atau kepada orang
yang lebih ahli terhadap kebutuhan peserta didik.
Guru
pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalihtangankan permasalahan peserta
didik kepada ahli-ahli yang relevan seperti dokter, psikiater, ahli agama, dan
lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sejak
tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) memperoleh
perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi
warna tersendiri bagi bidang garapan, jenis layanan dan kegiatan pendukung
BK di jajaran pendidikan dasar dan menengah.
Ditinjau
dari segi masalah yang dihadapi para peserta didik, bidang garapan bimbingan di
sekolah mencakup 4 bidang yaitu Bimbingan Pribadi, Bimbingan Sosial, Bimbingan
Belajar, Dan Bimbingan Karier. Jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling
ada sembilan, yaitu Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Penempatan
Dan Penyaluran, Layanan Pembelajaran, Layanan Konseling Perorangan (Individual),
Layanan Bimbingan Kelompok, Layanan Dengan Kotak Konsultasi, Layanan Konferensi
Kasus, Layanan dengan Papan Bimbingan. Sedangkan
kegiatan pendukungnya yaitu Aplikasi Instrument, Himpunan Data, Kunjungan
Rumah, Alih Tangan Kasus.
B.
Saran
Sejalan dengan
simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:
1.
Kita hendaknya menguasai konsep
sistem pola 17 bimbingan dan konseling kepada peserta didik agar mereka mampu
berkembang lebih baik.
2.
Kita hendaknya menerapkan konsep
sistem pola 17 bimbingan dan konseling di lapangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Amti, Erman. Marjohan. 1992. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Almasini, Malik. 2012. Pola Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Online (http://malik-almasini.blogspot.co.id/2012/01/pola-pelayanan-bimbingan-dan-konseling.html). Diakses 05 September 2015
Asrikoe.
2012. Bimbingan Konseling Pola Umum 17.
Online (https://asrikoe.wordpress.com/2011/12/01/bimbingan-konseling-pola-umum-17/) Diakses 05 September 2015
0 komentar:
Posting Komentar