Esensi Kurikulum IPS Tahun 2006 Kelas 1, 2, 3 yang Berkaitan
dengan
Nilai dan Sikap serta Keterampilan, dengan Contohnya
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan IPS SD
Dosen Pengampu: Drs. Susilo,
M. Pd.
Disusun Oleh :
KELOMPOK
3 - ROMBEL 11
1.
Dayu
Usmanto (1401414265)
2.
Riya Agustina (1401414271)
3.
Ulfah
Nurul Wahdah (1401414283)
4.
Meilani
Eka Arintaningtyas (1401414284)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan selalu memberi dukungan, mereka
adalah :
1.
Bapak Drs. Susilo, M. Pd., selaku dosen mata kuliah Pendidikan IPS SD
yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam mengerjakan makalah ini.
2.
Kedua orang tua kami
yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun material sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini.
3.
Teman-teman Rombel 11
yang telah memberikan dukungan serta bantuan.
4.
Semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami sadar bahwa kesempurnaan hanyalah
milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha maksimal telah kami lakukan dalam
penulisan makalah ini. Kritik dan saran akan kami terima dengan tangan terbuka.
Kami berharap, semoga makalah ini memberikan
informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua. Serta
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar
Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A.
Nilai dalam Kurikulum IPS SD 2006
Kelas 1, 2, dan 3....................... 3
B.
Sikap dalam Kurikulum IPS SD 2006
Kelas 1, 2, dan 3..................... 5
C.
Kaitan
Nilai dan Sikap beserta Contohnya ....................................... 10
D.
Keterampilan
dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas 1, 2, dan 3.......
11
E.
Keterkaitan
Nilai, Sikap, dan keterampilan beserta Contohnya......... 12
BAB
III PENUTUP ..................................................................................... 15
A. Simpulan
............................................................................................ 15
B. Saran
.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses Belajar Mengajar IPS di sekolah umumnya
dianggap tidak menarik, akibatnya banyak anak-anak sekolah yang kurang tertarik
untuk mendalami mata pelajaran IPS. Selain itu memang ada anggapan bahwa mata pelajaran
IPS tidak begitu penting sehingga siswa dalam proses belajar mengajar tidak
begitu serius dalam mengikutinya. Beberapa indikator yang menunjukan bahwa mata
pelajaran IPS tidak menarik atau penting adalah nilai-nilai pelajaran IPS tidak
begitu tinggi, serta program Ilmu Sosial di SMA dianggap sebagai program nomor
dua setelah Ilmu Alam.
Hal tersebut di atas disebabkan adanya beberapa
faktor. Faktor pertama adalah
penempatan jam pelajaran IPS biasanya sebagai pelengkap, di siang hari ketika
kondisi belajar siswa sudah menurun. Hal ini menunjukkan bahwa pihak sekolah
(pembuat jadwal) menganggap bahwa pelajaran IPS tidak sepenting pelajaran
Matematika, IPA dan Bahasa Indonesia. Dalam kondisi yang demikian baik siswa
maupun guru sudah dalam kondisi kelelahan sehingga perhatian dan motivasinya
pun sudah menurun.
Faktor kedua adalah performance guru IPS. Di SD/MI
mata pelajaran IPS diampu oleh guru kelas atau kadang-kadang diampu oleh guru
dengan latar belakang mata pelajaran lain. Bahkan tidak menutup kemungkinan
satu guru selain mengampu mata pelajaran IPS juga mengampu mata pelajaran
lainnya. Akibatnya kreatifitas dan kemampuan guru pun tidak maksimal. Guru-guru
merasa kewalahan dalam mempersiapkan setiap mata pelajaran yang harus diampunya
karena beban mengajar terlalu banyak.
Faktor ketiga adalah sajian
materi dalam buku-buku IPS kurang memadai. Buku-buku IPS umumnya tebal-tebal
dengan bahasa baku yang sulit dicerna oleh siswa. Apalagi dengan seringnya
berganti kurikulum maka buku-buku pun sering berganti, Selain masalah materi,
keberadaan buku juga berkaitan dengan harga yang selalu naik sehingga orang tua
kurang mampu untuk membelinya. Dalam buku-buku IPS seringkali materinya terlalu
berat dan sangat lengkap tidak sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan
siswa, akibatnya siswa tidak mampu belajar mandiri.
Faktor keempat adalah faktor
model pembelajaran dan dukungan media pembelajaran yang sesuai. Banyak guru IPS
menyampaikan pembelajarannya hanya ceramah atau tanya jawab, atau bahwa
mencatat buku di papan tulis. Model-model yang lebih bervariasi tidak
dijalankan karena keterbatasan waktu, media pembelajaran, dan kemampuan guru
untuk menerapkan variasi model pembelajaran (Velarasi, 2004: 7).
Berdasarkan Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) pendidikan IPS, terlebih di jenjang pendidikan SD/MI
dan SMP harus memberikan pengalaman langsung dan menggunakan lingkungan sekitar
sebagai sumber dan media pembelajarannya. Oleh karena itu matei IPS di jenjang
pendidikan SD/MI dimulai dari pengenalan lingkungan sekitar baik lingkungan
fisik maupun lingkungan social yang diajarkan mulai kelas III. Seiring dengan
meningkatnya jenjang kelas maka materi IPS semakin luas mengenal lingkungan di
tingkat kabupaten, propinsi dan dunia. Ketika peserta didik duduk di kelas VI
SD/MI maka materi pengenalan lingkungan dunia secara menyeluruh diberikan oleh
guru.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah nilai dalam Kurikulum
IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3?
2.
Bagaimanakah sikap dalam Kurikulum
IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3?
3.
Bagaimanakah kaitan nilai dan sikap
dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3?
4.
Bagaimanakah keterampilan dalam
Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3?
5.
Bagaimanakah keterkaitan nilai,
sikap dan keterampilan dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui nilai dalam
Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3.
2.
Untuk mengetahui sikap dalam
Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3.
3.
Untuk mengetahui kaitan nilai dan
sikap dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3.
4.
Untuk mengetahui keterampilan dalam
Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3.
5.
Untuk mengetahui keterkaitan nilai,
sikap dan keterampilan dalam Kurikulum IPS SD 2006 kelas 1, 2, dan 3.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nilai dan Sikap dalam Kurikulum IPS
SD 2006 Kelas 1, 2, dan 3
A. Nilai dalam Kurikulum
IPS SD 2006 Kelas 1, 2, dan 3
Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum,
mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap orang. Nilai
(values) itu tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang
membedakan nilai dan sikap. Sikap biasanya berkenaan dengan yang khusus. Suatu
nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga
memiliki kelakuan seseorang. Orang mendapatkan niai dan orang lain dalam
lingkungannya.
Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya.
Nilai bersifat utuh, merupakan sistem di mana semua jenis nilai terpadu saling
mempengaruhi. Dengan kuat sebagai satu kesatuan yang utuh.
Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang
dapat dikaji hanya indikator-indikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan
yang dianut seseorang, aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau
tampak, perasaan yang diutarakan, perbuatan yang dilakukan serta kekuatiran
yang dikemukakan (Kosasih Djahiri, 1985: 18).
Dalam pendidikan kita meyakini bahwa nilai yang
menyangkut ranah afektif ini perlu diajarkan kepada siswa. Agar siswa mampu
menerima nilai dengan sadar, mantap, dan dengan nalar yang sehat. Diharapkan
agar para siswa dalam mengembangkan kepribadiannya menuju jenjang kedewasaan
memiliki kemampuan untuk memilih (dengan bebas) dan menentukan nilai yang
menjadi anutannya.
Mengajarkan nilai (value) lebih memerlukan
“skill” dibanding dengan mengajarkan kepercayaan (belief) dan sikap.
Kita tidak bisa menentukan bagaimana nilai itu beroperasi dalam dan anak
sementara ia berbuat, atau bersikap terhadap sesuatu, padahal kita beranggapan
bahwa “nilai” itu tercermin dalam sikap dan perilaku seseorang. Oleh karena
itu, dalam pendidikan nilai, guru tidak bisa segera mengambil kesimpulan
mengenai hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya. Artinya, masih
memerlukan waktu untuk menentukan apakah kegiatan belajar mengajarnya berhasil,
kurang berhasil atau tidak berhasil.
Pertama-tama, perlu diperhatikan bahwa pendidikan
nilai harus ada kesesuaiannya dengan kehidupan di luar kelas. Kemudian, perlu
diingat pula bahwa dalam pengajaran pendidikan nilai guru harus kreatif. Oleh
karena itu, penyampaiannya tidak selalu harus mengacu kepada isi kurikulum yang
tidak tertera dalam rancangan formal, misalnya dari pengalaman, dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai yang disampaikan adalah nilai yang esensial, sangat penting
yang sangat berharga bagi kehidupan masyarakat. Dan tidak kalah pentingnya pula
adalah pengajaran atau pendidikan nilai harus bermula dari potensi anak menuju
target pendidikan anak yang diharapkan. Tugas guru yang utama adalah
meningkatkan tingkat kesadaran nilai pada anak, sadar bahwa ada sistem nialai
yang mengatur kehidupan, sadar bahwa sistem nilai itu penting sekali bagi
kehidupan manusia sehingga timbulkeinginan untuk memilikinya, bahkan merasa
wajib untuk membina dan meningkatkannya, dan pada akhirnya yang bersangkutan
berupaya untuk melakukannya dalam perbuatan sehari-hari.
B. Sikap dalam Kurikulum
IPS SD 2006 Kelas 1, 2, dan 3
Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu
terdapat berbagai rumusan tentang sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan
adanya latar belakang pemikiran dan konsep yang berbeda. Menurut Thursone,
sikap adalah keseluruhan dari kecenderungan perasaan, pemahaman, gagasan, dan
rasa takut, perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal.
Menurut Rochman Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk
memperlakukan sesuatu objek. Didalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif,
dan kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian positif dan
negatif dengan intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu
sendiri bisa berubah-ubah.
C. Kaitan Nilai
dengan Sikap
Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang
dimiliki seseorang atau kelompok, yang mempengaruhi bagaimana seseorang atau
kelompok memilih cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan
anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki seseorang
dapat mengekspresikan mana yang lebih disukai mana yang tidak. Dapat
disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Yang selalu terjadi adalah satu
sikap disebabkan oleh banyak nilai (values).
Di dalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif,
afektif, dan kecenderungan bertindak. Dapat disimpulkan terdapat kaitan antara
nilai dengan aspek-aspek kognitif, aspek afektif, dan kecenderungan bertindak.
Dari kajian para ahli dapat ditegaskan sebagai berikut:
1.
Ada hubungan timbal-balik antara
nilai dengan kognitif.
2.
Ada hubungan timbal-balik antara
afektif dengan kognitif.
3.
Nilai mempengaruhi kesiapan
seseorang yang pada akhirnya akan menuju kepada terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan terhadap “belief”
(keyakiannya).
Nilai juga
dirumuskan secara beragam, dengan landasan berbeda-beda serta tujuan dan
disiplin yang berbeda pula. Nilai merupakan konsep dalam ekonomi, filosifi,
pendidikan dan bimbingan, juga didalam sosiologi dan geografi serta sejarah. Yang sering terjadi ialah satu sikap disebabakan
oleh banyak nilai (values). Adapun kaitan nilai dan sikap
adalah sebagai berikut:
1.
Nilai sebagai penentu untuk bersikap
2.
Pendidikan
nilai (moral) bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian seseorang agar dapat
memilih mana yang baik atau buruk untuk
bersikap.
Butir-butir nilai dan sikap yang dapat dikembangkan dari
materi IPS di kelas 1, 2 dan 3 banyak sekali, dan hal itu sesungguhnya
merupakan tanggung jawab guru IPS sebagai pengembang kurikulum di kelas.
Berikut beberapa contohnya:
Kelas 3
Topik : Lingkungan Sekitar
Subtopik : Rumah
Dari lingkungan
rumah atau keluarga dapat digambarkan hubungan orang tua dan anak-anak,
meliputi:
1.
Nilai-nilai kasih sayang, sabar,
sopan-santun, patuh dan sebagainya.
2.
Sikap, misalnya sikap bertanggung
jawab terhadap keluarga, sikap simpatik, berdisiplin, menaati peraturan,
menyenangi keindahan, kebersihan, dan sebagainya.
Topik :
Kerja sama di lingkungan desa atau kelurahan
Dari hubungan tatanan kehidupan masyarakat di desa terungkap hal-hal
berikut ini:
1.
Nilai-nilai taat, solidaritas,
rukun, damai, demokratis, rajin, dan sebagainya.
2.
Sikap, misalnya menghormati
peraturan, semangat persatuan, semangat gotong royong, suka bermusyawarah,
mendukung swadaya masyarakat, mendukung upaya pembangunan, semangat
berwiraswasta, tolong menolong, dan sebagainya.
Topik :
Jenis-jenis Pekerjaaan
Dari penggalian jenis-jenis pekerjaan ini akan ditemukan hubungan antara
timbulnya kebutuhan hidup dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, yaitu:
1.
Nilai-nilai hemat, rajin, tekun,
kerja keras, kesederhanaan, manfaat (tidak menyebabkan sesuatu menjadi sia-sia),
dan sebagainya.
2.
Sikap, misalnya efektif dan efisien,
menghargai waktu, sikap bersungguh-sungguh dalam menghadapi pekerjaan,
menikmati hidup, bersikap optimis, sikap tidak menyombongkan diri, menyukai
keteraturan/ketertiban, dan sebagainya.
2.
Keterampilan Intelektual atau Kemampuan
Analisis, Personal Dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD Tahun 2006 Kelas 1, 2, dan
3
Pencapaian aspek kemampuan dan keterampilan banyak ditentukan oleh siswa
dalam aktivitas belajar secara langsung dan terprogram, aspek ini tidak mungkin
tercapai hanya dengan membaca buku teks atau mendengarkan penjelasan guru
semata. Pencapaian aspek kemampuan dan keterampilan ini hanya dapat dicapai
dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa itu sendiri.
A. Keterampilan Intelektual
atau Kemampuan Analisis
Dalam KTSP IPS SD tahun 2006, dalam keterampilan
intelektual ditekankan pula tentang kemampuan analisis dari peserta didik.
Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Kemampuan analisis adalah merupakan bagian dari keterampilan
intelektual, di mana kemampuan analisis merupakan kemampuan atau kecakapan
seseorang atau siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Di lain pihak, keterampilan
ini berkaitan dengan kemampuan atau kecakapan untuk mewujudkan pengetahuan dan
pengertiannya ke dalam perbuatan untuk menyelidiki suatu peristiwa ataupun
masalah. Kemampuan dan keterampilan ini memerlukan perkembangan pemikiran yang
kritis pada subjek didik. Keterampilan dan kecakapan ini antara lain:
1.
Keterampilan untuk memperoleh
pengetahuan dan informasi melalui pengumpulan fakta, bacaan, mendengarkan
penjelasan dari narasumber (guru-guru dan lain-lain) melalui partisipasi aktif
dalam diskusi, kunjungan ke lapangan, dan sebagainya.
2.
Keterampilan berpikir, menafsirkan,
menganalisis dan mengorganisasikan informasi yang dipilih dari berbagai sumber,
membentuk konsep, merangkumnya kembali dan membentuk generalisasi sesuai dengan
jenjang kemampuan berpikir siswa.
3.
Kemampan mengkritik informasi dan
membedakan mana fakta, mana yang opini. Dengan keterampilan ini, siswa dapat
berpikir kritis, dapat menunjukkan mana informasi yang faktual mana yang tidak.
4.
Keterampilan memebuat keputusan berdasarkan
mereka mampu mengambil keputusan dengan profesional, tidak asal menyamaratakan
saja.
5.
Keterampilan memecahkan masalah,
menerapkan hasil temuan dalam sistem baru. Termasuk di dalamnya kemampuan
memprediksi, memperkirakan hal-hal yang bisa/ akan terjadi di masa depan.
6.
Keterampilan menggunakan media:
globe, peta, grafik, tabel, dan sebagainya sesuai dengan kemampuan berpikirnya.
Keterampilan ini sangat diperlukan dalam rangka penafsiran atas
fakta-faktadalam memperoleh pengetahuan tentang sesuatu.
Untuk memperoleh keterampilan intelektual atau kemampuan
analisis tersebut, siswa perlu dilatih dalam berbagai kegiatan
belajar-mengajar. Di sinilah pentingnya pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa
Aktif) dilakukan guru dalam strategi dan metode belajar yang dikembangkan. Guru
perlu mengembangkan metode mengajar yang dapat menunjang pengembangan potensi
intelektual siswa (di samping potensi lainnya).
Dengan mengembangkan belajar mengajar yang fungsional,
misalnya dengan metode memecahkan masalah (problem solving) atau melalui
model-model program lainnya, misal Program terpadu (muldisciplinary model) yang mengacu kepada topik-topik
yang ditentukan dalam kurikulum, maka sasaran pencapaian keterampilan itu
dicapai.
B. Keterampilan Personal
Keterampilan personal sebenarnya tidak dapat
dipisahkan dari keterampilan intelektual. Namun, dalam pemahamannya, ditekankan
kepada keterampilan yang sifatnya mandiri. Keterampilan personal itu sendiri
meliputi:
1. Keterampilan
yang bersifat praktis atau disebut juga keterampilan psikomotor, seperti
keterampilan berbuat, berlatih serta mengkoordinasi indra dengan anggota badan.
Keterampilan praktis ini tampak dalam hal kemampuan siswa menggambar, membuat
peta, membuat model dan sebagainya.
2. Keterampilan
studi dan kebiasaan kerja. Misalnya, keterampilan menentukan lokasi kerja,
mengumpulkan data, menggunakan reference material, membuat kesimpulan dan
lain-lain. Dengan latihan yang benar, siswa diberi peluang untuk memiliki
percakapan belajar mandiri dan bekerja mandiri.
3. Keterampilan bekerja
dalam kelompok. Keterampilan ini berkenaan dengan kemampuan seseorang didalam
kelompok, seperti menyusun rencana, memimpin diskusi, menilai pekerjaan secara
bersama-sama. Keterampilan ini sangat penting dimiliki seseorang dalam
mengembangkan pengalamannya. Oleh sebab itu, keterampilan ini hanya dapat
diraih melalui serangkaian pengalaman dan berkembang secara bertahap.
4. Keterampilan
akademik atau keterampilan belajar (continuing learning skills).
Keterampilan ini memungkinkan seseorang terampil belajar sepanjang hayat. Untuk
tingkat pendidikan dasar sasarannya adalah baru dalam tahapan mengembangkan
segenap potensi dirinya di kemudian hari, sehingga siswa memiliki semangat,
kemampuan dan kepercayaan diri yang sehat. Yang terpenting bahwa dalam diri siswa
tertanam semangat untuk belajar terus sepanjang hayatnya.
5. Keterampilan-keterampilan
lainnya, antara lain:
a.
Keterampilan fisik.
b.
Keterampilan politik agar mengetahui
tentang politik sesuai dengan perkembangan usia dan kemampuan berpikirnya.
c.
Keterampilan pengembangan emosional
(emotional growth) sebagai saran utama dalam rangka kemampuan untuk
mengendalikan diri.
C. Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerja sama,
belajar memberi dan menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain,
membina kesadaran sosial. Sehingga, dengan adanya keterampilan sosial ini maka
siswa mampu berkomunikasi dengan sesama manusia, ingkungannya di masyarakat
secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan
bermasyarakat. Menurut Belen dan Kawan-kawan, 1990:348, latihan dan pembinaan yang tampak dalam
proses belajar-mengajar antara lain mampu melaksanakan dengan baik hal hal
berikut ini, yaitu:
1.
Berdiskusi dengan teman
2.
Bertanya kepada siapapun
3.
Menjawab pertanyaan orang lain
4.
Menjelaskan kepada orang lain
5.
Membuat laporan
6.
Memerankan sesuatu, dan seterusnya.
Di samping dilatih kemampuannya dalam berbagai
kemampuan tersebut, yang perlu dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru
mendorong siswa untuk lebih gemar membaca, mencari dan mengolah informasi
sesuai dengan kemampuannya, agar memiliki kebiasaan untuk memahami latar
belakang informasi, memahami struktur bahan pengajaran, mengerti
peristilahan-peristilahan yang sulit atau baru, mengikuti perkembangan jaman,
dan sebagainya.
Dengan demikian, diharapkan akan tumbuh kesadaran dari
mereka, tujuan mereka membaca atau mempelajari matei kajian. Bersikap kritis
terhadap bahan kajian dan mampu mengevaluasi terhadap apa yang sudah
dipelajarinya, sehingga ia merasa memiliki kemampuan untuk memberikan
kesimpulan dan keputusan.
3.
Keterkaitan Nilai,
Sikap, dan Keterampilan atau Kemampuan
Berikut ini akan dikemukakan contoh yang menggambarkan adanya keterkaitan
antara nilai, sikap, dan ketrampilan intelektual atau kemampuan analisis,
personal, dan sosial.
Contoh 1
Topik :
Lingkungan Alam dan Buatan Sekitar Rumah dan Sekolah
Subtopik :
Lingkungan Rumah (IPS Kelas 3 Semester I).
Standar Kompetensi :
Memahami
lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan sekolah.
Kompetensi Dasar :
Menceritakan
lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah
Tujuan Pembelajaran :
Setelah
mempelajari topik ini siswa diharapkan dapat :
- Menjelaskan pengertian lingkungan alam;
- Menjelaskan pengertian lingkungan buatan;
- Menjelaskan pengertian rumah;
- Menyebutan benda-benda yang langsung dari alam yang ada di sekitar rumah;
- Menyebutkan benda-benda di lingkungan rumah buatan manusia;
- Menceritakan pentingnya lingkungan alam dan buatan bagi setiap orang.
Berdasarkan topik diatas, maka dapat diketahui:
1. Nilai-nilai yang terkandung meliputi: nilai kebersihan,
nilai keindahan, nilai kegunaan, dan nilai kerja sama.
2. Sikap yang terkandung meliputi: menghormati peraturan, berdisiplin,
mau bekerja sama, bertanggung jawab, menyukai kebersihan dan keindahan.
3. Keterampilan-keterampilan:
1)
Ketrampilan
intelektual atau Kemampuan analisis, meliputi: mampu merencanakan kegiatan ataupun penelitian;
mampu menyaring dan menganalisis informasi melalui bacaan, dan diskusi; dan mampu berpikir, menafsirkan dan
mengirganisasikan informasi.
2)
Ketrampilan
personal, meliputi: membaca dokumen, brosur atau buku dan surat kabar; mencatat
data atau keterangan dalam berbagai bentuk; dan menafsirkan gambar, serta
menggambarkan denah.
3)
Ketrampilan
sosial meliputi: awancara, bertanya, berdiskusi, menjawab pertanyaan
dan menjelaskan kepada orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Nilai merupakan konsep tentang kelayakan yang
dimiliki seseorang atau kelompok, yang mempengaruhi bagaimana seseorang atau
kelompok memilih cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan
anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik.
2.
Sikap adalah keseluruhan dari kecenderungan
perasaan, pemahaman, gagasan, dan rasa takut, perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan
tentang sesuatu hal.
3.
Kaitan nilai dan sikap meliputi: nilai sebagai
penentu untuk bersikap; serta pendidikan nilai
(moral) bertujuan untuk mengembangkan
kepribadian seseorang agar dapat
memilih mana yang baik atau buruk untuk
bersikap.
3.
Keterampilan dalam kurikulum IPS SD 2006
meliputi keterampilan intelektual atau kemampuan analisis, keterampilan
personal, dan keterampilan sosial.
4.
Keterkaitan nilai, sikap, dan keterampilan
intelektual, keterampilan personal dan keterampilan sosial lebih dijabarkan
kepada contoh topik dan subtopik yang didalamnya memuat nilai, sikap, dan
keterampilan-keterampilan tersebut.
B. Saran
1.
Materi studi sosial merupakan materi
yang sangat luas bahan kupasannya, maka upaya guru untuk membantu siswa-siswa
mengembangkan keterampilan atau kemampuan memahami masalah-masalah yang
terkandung di dalamnya lurus diintegrasikan sebagai bagian dari bahan
pengajaran IPS.
2.
Di samping dilatih kemampuannya
dalam berbagai kemampuan, ada satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan guru adalah
bagaimana guru mendorong siswa untuk lebih gemar membaca, mencari dan mengolah
informasi sesuai dengan kemampuannya. Selain itu diharapkan agar siswa memiliki
kebiasaan untuk memahami latar belakang informasi memahami struktur bahan pengajaran,
mengerti peristilahan-peristilahan yang sulit atau baru, mengikuti perkembangan
zaman dan sebagainya.
3.
Diharapkan akan tumbuh kesadaran
dari mereka tujuan mereka inembaca/mempelajari materi kajian. Bersikap kritis
terhadap bahan kajian dan mampu mengevaluasi terhadap apa yang sudah
dipelajarinya sehingga di merasa memiliki kemampuan untuk memberikan kesimpulan
dan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Sardjiyo, dkk. 2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Supriatna, N.
2007. Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS.
2 komentar:
trimakasih atas infonya....
minta izin copas buat tugas ya... sukses selalu....
Sama-sama.
Iya boleh.
Aamiin..
Posting Komentar