BAB III
ALIRAN PENDIDIKAN
A.
SUB
POKOK BAHASAN
1.
Pengertian Aliran-Aliran Pendidikan
2.
Macam-macam Aliran
Pendidikan
3.
Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia
B.
TUJUAN
Berdasarkan materi yang
disampaikan :
1. Mahasiswa
diharuskan dapat mengetahui pengertian aliran-aliran pendidikan
2. Mahasiswa
diharuskan dapat menjelaskan macam-macam aliran pendidikan
3. Mahasiswa
diharuskan dapat menjelaskan dua aliran pokok di Indonesia
C.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Aliran-Aliran Pendidikan
Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran
yang membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung
seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikiran terdahulu
selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga
timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi
berkepanjangan itu dapat dipahami, perlu aspek dari aliran-aliran itu yang
harus dipahami. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan harus memahami
berbagai jenis aturan-aturan pendidikan. Dalam dunia pendidikan setidaknya
terdapat 3 macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik, aliran modern dan
aliran pendidikan pokok di Indonesia.
2.
Macam-macam Aliran Pendidikan
Aliran-aliran pendidikan, telah muncul sejak lama
yaitu sejak manusia hidup dalam suatu kelompok yang dihadapkan dengan problem
atau masalah regenerasi bag keturunannya. Tentu saja dalam setiap aliran
pedidikan mempunyai muatan agar pada setiap keturunan sebagai wujud generasi
berikutnya mendapatkan pemaknaan pendidikan yang lebih baik daripada pendidikan
yang dirasakan oleh para orang tua mereka sebelumnya.
a. Aliran-aliran Pendidikan Konvensional
Aliran
pendidikan konvensional dibagi menjadi empat aliran, yaitu:
1) Aliran
Empirisme
Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan,
keterampilan dan sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman
(empiris) nyata melalui alat inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan
dunia luarnya maupun melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang
didapatkan secara langsung (Joseph, 2006). Jadi segala kecakapan dan
pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan
pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga
dapat dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak
didik. Bahwa hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.
John Locke (dalam Joseph: 2006) tak ada sesuatu dalam jiwa yang sebelumnya
tak ada dalam indera. Ini berarti apa yang terjadi, apa yang mempegaruhi apa
yang membentuk perkembangan jiwa anak didik adalah lingkungan melalui pintu
gerbang inderanya yang berarti tidak ada yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa
melalui proses penginderaan.
2)
Aliran Nativisme
Teori ini merupakan kebalikan dari teori empirisme, yang mengajarkan bahwa
anak lahir sudah memiliki pembawaan baik dan buruk. Perkembangan anak hanya
ditentukan oleh pembawaanya sendiri-sendiri. Lingkungan sama sekali tidak
mempengaruhi apalagi membentuk kepribadian anak. Jika pembawaan jahat akan
menjadi jahat, jika pembawaanyan baik akan menjadi baik. Jadi lingkungan yang
diinginkan dalam perkembangan anak adalah lingkungan yang tidak dibuat-buat,
yakni lingkungan yang alami.
3)
Aliran Konvergensi
Faktor pembawaan dan faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang
sangat penting, keduanya tidak dapat dipisahkan sebagaiman teori nativisme
teori ini juga mengakui bahwa pembawaan yang dibawa anak sejak lahir juga
meliputi pembaeaan baik dan pembawaan buruk. Pembawaan yang dibawa anak pada
waktu lahir tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai dengan pembawaan tersebut.
William Stern (dalam Tim Dosen 2006: 79) mengatakan bahwa perkembangan anak
tergantung dari pembawaan dari lingkugan yang keduanya merupakan sebagaiman dua
garis yang bertemu atau menuju pada satu titik yang disebut konvergensi.
Dari beberapa uraian diatas, teori yang cocok dapat diterima sesuai dengan
kenyataan adalah teori konvergensi, yang tidak mengekstrimkan faktor pembawaan,
faktor lingkungann atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak,
melainkan semuanya dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi terhadap
perkembangan anak.
4)
Aliran Naturalisme
Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan kadang-kadang
disamakan. Padahal mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran dalam teori
ini mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri
baik bakat minat, kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-pembawaan lainya.
Pembawaan akan berkembang sesuai dengan lingkungan alami, bukan lingkungan yang
dibuat-buat. Dengan kata lain jika pendidikan diartikan sebagai usahan sadar
untuk mempengaruhi perkembangan anak seperti mengarahkan, mempengaruhi,
menyiapkan, menghasilkan apalagi menjadikan anak kearah tertentu, maka usaha
tersebut hanyalah berpengaruh jelek terhadap perkembangan anak. Tetapi jika
pendidikan diartikan membiarkan anak berkembang sesuai dengan pembawaan dengan
lingkungan yang tidak dibuat-buat (alami) maka pendidikan yang dimaksud
terakhir ini berpengaruh positif terhadap perkembangan anak.
b. Aliran-aliran Pendidikan Modern
Menurut Mudyahardjo (2001: 142) macam-macam aliran pendidikan modern di
Indonesia adalah sebagai berikut:
Progresivisme adalah gerakan
pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat
pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang
masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan
pelajaran (subject-centered).
·
Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak
agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan
bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan
harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak.
·
Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum
yang berisi pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati
oleh setiap peserta didik (experience curriculum).
·
Pendidikan berpusat pada anak.
·
Metode pendidikan Progresivisme antara lain:
1.
Metode belajar aktif.
2.
Metode memonitor kegiatan belajar.
3.
Metode penelitian ilmiah
Pendidikan Progresivisme menganut
prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak adalah pusat dari keseluruhan
kegiatan-kegiatan pendidikan. Pendidikan Progresivisme sangat memuliakan harkat
dan martabat anak dalam pendidikan. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk
kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak
mempunyai individualitas sendiri-sendiri, anak mempunyai alur pemikiran sendiri,
anak mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan
sendiri, yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian, anak harus
diperlakukan berbeda dari orang dewasa.
2)
Esensialisme
Esensialisme modern dalam pendidikan
adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap
nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme
nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai
kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras
dan susah payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan
dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam
mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas.
Tujuan pendidikan dari aliran ini
adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan
yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian
adlah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh
ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk
unsur-unsur yang inti (esensial) dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan
untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau
kecerdasan.
1.
Pendidikan berpusat pada guru (teacher
centered).
2.
Peserta didik dipaksa untuk belajar.
3.
Latihan mental
Kurikulum berpusat pada mata
pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik yang pokok. Kurikulum
sekolah dasar ditekankan pada pengembangan ketrampilan dasar dalam membaca,
menulis, dan matematika.Sedangkan kurikulum pada sekolah menengah menekankan
pada perluasan dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman, serta bahasa dan
sastra.
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan
sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup.
Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan
gambaran kecil dari kehidupan sosial di masyarakat
·
Tujuan pendidikan
Sekolah-sekolah rekonstruksionis
berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan
politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah
membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan
politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada
mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.
·
Kurikulum pendidikan
Aliran pendidikan rekonstruksionalisme
berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan
masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi,
dan politik yang dihadapi umat manusia. Yang termasuk di dalamnya
masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri, dan program-program
perbaikan yang ditentukan secara ilmiah.
Perennialisme merupakan gerakan
pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan
pendidikan hendaknya menjadi suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran
serta nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu
pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu
pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir,
maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai
prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran
dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan
mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan problema yang perlu diselesaikan
dan berusaha mengadakan penyelesaian masalahnya.
Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang
menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah
pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman
telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik,
ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak
memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.
·
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung
menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa dan sejarah.
5)
Idealisme
Aliran idealisme adalah suatu aliran
ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurut aliran idealisme, cita adalah
gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara
gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera.
Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea.
Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide
adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja
yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat
menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala
sesuatu yang dialami sehari-hari.
Para murid yang menikmati pendidikan
di masa aliran idealisme sedang gencar-gencarnya diajarkan, memperoleh
pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach) secara khusus.
Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru tidak
boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu
persatu muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam
pemikiran terdalam dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup
bersama para anak didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas
anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang tidak banyak bermakna.
Pola pendidikan yang diajarkan
fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat
dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat
pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas
tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara
keduanya.
·
Tujuan Pendidikan
Agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki
kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna,
hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya
diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan
tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan
sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan
seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya,
namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan
kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang
beraliran idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman
haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar supaya
pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.
3. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia
Dua
aliran pokok pendidikan di Indonesia yang dimaksud adalah Perguruan Kebangsaan
Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang
sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman siswa
didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta.
a.
Asas dan Tujuan Taman Siswa
Taman Siswa memiliki tujuh asas
perjuangan yang dikenal dengan “Asas
1922”, antara lain:
·
Setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri
dengan mengingat terbitnya persatuan dalam perikehidupan umum.
·
Pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah
yang dalam arti lahri dan batin dapat memerdekakan diri.
·
Pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan
kebangsaan sendiri.
·
Pengajaran harus tersebar luas sampai menjangkau
seluruh masyarakat.
·
Mengejar kemerdekaan hidup hendaknya diusahakan dengan
kekuatan sendiri dan menolak bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat.
·
Sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka
mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
·
Mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan
batin dengan mengorbankan segala kepentingan pribadi demi kebahagiaan
anak-anak.
Dalam
perkembangannya, Taman Siswa melengkapi “Asas 1922” dengan “Dasar-Dasar 1947”
yang disebut pula “Panca Dharma”. Asas-asas tersebut antara lain : asas
kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas
kemanusiaan.
Adapun tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa antara
lain:
1.
Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan
masyarakat tertib dan damai.
2.
Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka
lahir batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota
masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah
air, serta manusia pada umumnya.
b.
Upaya-Upaya Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswa
1.
Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk
perguruan dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi.
2.
Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar
Taman Siswa yang ada hubungannya dengan bidang kegiatan Taman Siswa.
3.
Menumbuhkan lingkungan hidup keluarga Taman Siswa,
sehingga dapat tampak benar wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan.
c.
Hasil-Hasil yang Dicapai
Taman
Siswa telah mencapai berbagai hal seperti : gagasan/pemikiran tentang
pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan
Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan banyak yang menjadi tokoh
nasional, seperti Ki Hajar Dewantara, Ki Mangunsarkoro, dan Ki Suratman.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1962 di Kayu Tanam.
a.
Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
1.
Berpikir logis dan rasional.
2.
Keaktifan atau kegiatan.
3.
Pendidikan masyarakat.
4.
Memperhatikan pembawaan anak.
5.
Menentang intelektualisme.
Namun, seiring perkembangan zaman,
asas tersebut berkembang menjadi dasar-dasar pendidikan. Tujuan Ruang Pendidik
INS Kayu Tanam adalah :
1.
Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan.
2.
Member pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
3.
Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat.
4.
Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
5.
Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b.
Usaha-Usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Usaha-usaha yang dilakukan Mohammad
Sjafei dan kawan-kawan antara lain: memantapkan dan menyebarluaskan
gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional, pengembangan Ruang Pendidik
INS, upaya pemberantasan buta huruf, penerbitan majalah anak-anak, dan
lain-lain.
c.
Hasil-Hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
INS
Kayu Tanam telah mengupayakan gagasan tentang pendidikan nasional, beberapa
ruang pendidikan,dan sejumlah alumni. Salah satu Alumni pun telah berhasil menerbitkan salah
satu tulisan Moh. Sjafei yakni Dasar-Dasar pendidikan.
D. BAHAN DISKUSI
1.
Jelaskan macam-macam aliran pendidikan!
2.
Menurut anda, aliran pendidikan apa yang relevan dengan pendidikan di Indonesia
sekarang ini?
4. Jelaskan dua
aliran pokok pendidikan di indonesia dan hasil yang dicapai!
E. DAFTAR PUSTAKA
Belha Aisyah. Aliran-aliran Pendidikan “Pengantar
Pendidikan” (online). file:///D:/
TUGAS%20KULIAH/Tugas%20Kuliah%20%20AliranAliran%20Pendidikan%20%27
Pengantar%20Pendidikan%27.htm. Diakses pada Minggu, 13 September 2015 pukul
15.12
Munib, Achmad, dkk. 2010. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKK UNNES.
Sofian, Ibnu. Aliran-aliran
Pendidikan. http://arafah127.blogspot.co.id/p/aliran-aliran-pendidikan.html.
Diakses pada Minggu, 13 September 2015 pukul 14.17.
Syaddad, Abi. Aliran
dalam Pendidikan. https://ardabilly9.wordpress.com/aliran-dalam-pendidikan/.
Diakses pada Minggu 13 September 2015 pukul 14.40.
1 komentar:
tampilan blognya lucu banget...
Posting Komentar