BAB V
PENGEMBANGAN LINGKUNGAN
DAN LEMBAGA PENDIDIKAN UNTUK MEMBANTU PERKEMBANGAN DAN KEPRIBADIAN ANAK
A. SUB TOPIK
1) Lembaga
pendidikan formal, informal, dan non formal.
2) Tri
pusat pendidikan perkembangan dan kepribadian anak.
3) Peran
dan pengembangan lingkungan pendidikan bagi perkembangan dan kepribadian anak.
B.
TUJUAN
1) Mahasiswa
harus dapat menyimpulkan definisi lembaga pendidikan formal, informal, dan non
formal.
2) Mahasiswa
harus dapat menyimpulkan hakikat tripusat pendidikan
3) Mahasiswa
harus dapat menunjukkan hubungan di antara komponen tripusat pendidikan dan
pengaruhnya terhadap perkembangan dan kepribadian anak.
4) Mahasiswa
harus dapat menyimpulkan peran dan pengembangan lingkungan pendidikan bagi perkembangan
dan kepribadian anak.
C.
PEMBAHASAN
A.
Lembaga Pendidikan
Formal, Informal, dan Non Formal
Pendidikan pada hakekatnya adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap
perubahan zaman. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tercantum dalam UU No.
20 tahun 2003 bab II pasal 3
Jalur pendidikan adalah wahana yang
dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses
pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam UU No. 20 tahun 2003
Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan
formal, non-formal dan informal.
1.
Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan
yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini
mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
2. Pendidikan
Nonformal
a. Pengertian
Pendidikan nonformal adalah jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur
dan berjenjang. Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini,
serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak
terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua Gereja. Selain
itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan
belajar dan sebagainya.
b. Sasaran
Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
c. Fungsi
Pendidikan nonformal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional.
d. Jenis
Pendidikan nonformal meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja.
Pendidikan kesetaraan meliputi
Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis
taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
3.
Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri
yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Hasil pendidikan informal
diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus
ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Alasan pemerintah mengagas pendidikan informal
adalah:
• Pendidikan dimulai dari
keluarga
• Informal diundangkan
juga karena untuk mencapai tujuan pendidikan nasonal dimulai dari keluarga
• Homeschooling:
pendidikan formal tapi dilaksanakan secara informal.
• Anak harus dididik
dari lahir
Perbandingan Pendidikan
Formal, Pendidikan Non-formal dan Informal
B.
Tri
Pusat Pendidikan Perkembangan dan Kepribadian Anak
Manusia
sepanjang hidupnya selalu akan mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut disebut Tri Pusat Pendidikan, yang
akan mengaruhi manusia dari segi perilaku, Perkembangan dan pertumbuhan.
Dilihat dari segi anak didik,
tampak bahwa anak didik secara tetap hidup didalam lingkungan masyarakat
tertentu tempat mengalami pendidik.
1)
Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan
primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan
sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu,
dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti ada orang lain:
kakek, nenk, adik/ipar, pembantu dan lain-lain).[4] Keluarga merupakan lembaga
pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak
serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar berkembang dengan baik.
Lingkungan keluarga adalah
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak
pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan dikatakan lingkungan yang
terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga.
Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam
keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama memiliki Fungsi dan peranan dalam pendidikan,[5] yaitu:
1.
Pengalaman pertama masa kanak kanak.
2.
Menjamin kehidupan emosional anak.
3.
Menanamkan dasar pendidikan moral.
4.
Memberikan dasar pendidikan sosial.
5.
Peletakan dasar-dasar keagamaan
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana
kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan
pendidikan orang-seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial.
Keluarga itu tempat untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi
yang senpurna, tidak saja bagi anak-anak kecil tetapi juga bagi para remaja.
Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai
pemberi contoh. Secara khusus terdapat dasar-dasar tanggung jawab orang tua
terhadap anaknya,[6] meliputi:
1. Adanya motivasi atau
dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
2. Pemberian motivasi
kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap anaknya.
3. Tanggung jawab sosial
adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab
masyarakat, bangsa dan negara.
4. Memelihara dan membesarkan
anaknya.
5. Memberikan pendidikan
dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan
anak kelak.
2)
Sekolah
Pada dasarnya pendidikan di sekolah
merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus merupakan
lanjutan dari pendidikan dalam keluarga
Tidak semua tugas mendidik dapat
dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama dalam hal ilmu pengetahuan
dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia,sekolah telah mencapai posisi
yang sangat sentral dalam pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah
berimbas pola pikir ekonomi yaitu efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah
menjadi semacam ideologi dalam proses pendidikan disekolah. Yang dimaksud
dengan pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di
sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti
syarat-syarat yang jelas dan ketat.[8]
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang
berlangsung disekolah ini yaitu:
1. Diselenggarakan
secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis
2. Usia anak didik
disuatu jenjang pendidikan relatif homogen
3. Waktu pendidikan
relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus diselesaikan
4. Materi atau isi pendidikan
lebih banyak bersifat akademis dan umum
5. Adanya
penekanan tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan dimasa yang akan mendatang
Tanggung jawab sekolah
Sebagi
lembaga pendidikan yang bersifat normal, sekolah memilki tanggung jawab yang
berdasarkan atas asas-asas yang berlaku, meliputi:[9]
1. Tanggung jawab formal
kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang di tetapkan menurut
ketentuan-ketentuan yang berlaku
2. Tangung jawab keilmuan berdasarkan
bentuk, isi tujuan dan tingkat pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh
masyarakat dan bangsa
3. Tanggung jawab fungsional ialah
tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima
ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya
2. Sifat-sifat lembaga
pendidikan sekolah
Sekolah merupakan lembaga
pendidikan kedua setelah keluarga, yang bersifat formal namun tidak kodrati,
tetapi banyak orang tua yang menyerahkan tannggung jawab pendidikan terhadap
sekolah
Dari
kenyataan-kenyataan tersebut maka sifat-sifat dari pendidikan sekolah tersebut
adalah:[10]
1. Tumbuh sesudah keluarga
2. Lembaga pendidikan formal
Dinamakan lembaga pendidikan
formal, karena sekolah memilki bentuk yang jelas, dalam arti memiliki program
yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan resmi
1.
Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati
Lembaga pendidikan didirikan tidak atas
hubungan darah antara guru dan murid seperti halnya dikeluarga, tetapi
berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan
2.
fungsi dan peranan sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga
yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar
serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang di bawa dari
keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan
sekolah dengan melalui kurikulum antara lain:[11]
1.
Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik,
dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).
2.
Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.
3)
Masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai
sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman
yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadarkan persatuan dan
kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis
kehidupannya.[14]
Masyarakat juga dapat diartikan
sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata budaya
sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan; medan
kehidupan manusia yang majemuk (plural:suku, agama, ekonomi, dan lain
sebagainya). Manusia berada dalam multi kompleks antar hubungan dan antar aksi
dalam masyarakat.[15]
Dalam
pembahasan ini masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam pendidikan.
Pendidikan masyarakat tersebut telah mulai sejak anak lepas dari asuhan
keluarga dan berada diluar pendidikan sekolah
Untuk agak memperjelas pengertian kita tentang lingkungan itu,
baiklah kita jangan terlalu terikat pada “tempat”. Kita adakan tinjauan tentang
lingkungan bukan atas dasar tempat, melainkan atasa dasar “peranan” orang-orang
yang berada dalam lingkungan-lingkungan itu.
Jika orang tua atau anggota
keluarga yang lain, tidak berperan lagi terhadap anak, artinya tidak mengadakan
pengawasan terhadap tingkah laku perbuatan anak, maka dapat dikatakan bahwa
anak tersebut tidak berada dalam lingkungan keluarga. Biarpun ia mungkin masih
berada di halaman rumahnya. Misalnya ia sedang bermain-main dengan kawan-kawan
sebayanya.
Sebaliknya, biarpun ia tidak berada
di sekitar halaman rumahnya, akan tetapi orang tua atau anggota keluarga yang
lain masih mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku perbuatan anak, maka
dapat dikatakan, bahwa anak itu berada di dalam lingkungan keluarga. Misalnya
mereka sedang berjalan-jalan di sebuah taman, mereka pergi ke tempat-tempat
hiburan dan sebagainya.
Dengan demikian, yang dimaksud
dengan anak berada di dalam lingkungan masyarakat, apabila anak itu tidak berada
di bawah pengawasan orang tua atau anggota keluarga yang lain, dan tidak berada
di bawah pengawasan guru atau petugas sekolah yang lain. Pengawasan tingkah
laku perbuatan anak dalam lingkungan masyarakat ialah oleh petugas-petugas
hukum di dalam masyarakat, atau juga orang-orang lain yang berada dalam
masyarakat.
Sebenarnya di dalam masyarakat itu
tidak ada pendidikan. Masyarakat tidak mendidik orang- orang atau anak-anak
yang berada di dalamnya. Di dalam masyarakat yang ada hanyalah “pengaruh” dari
masyarakat itu. Pendidikan yang ada di dalam masyarakat adalah yang terdapat
dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda. Sehingga Ki Hajar Dewantara secara tegas
menyebutkan lingkungan pendidikan yang ketiga ialah pergerakan pemuda.
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat
ada yang bersifat positif terhadap anak dan juga bersifat negatif. Yang
dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif ialah segala sesuatu yang
membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu
pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna bagi
anak itu sendiri maupun bagi kehidupan bersama.[16]
Pengaruh yang positif dari
masyarakat banyak kita jumpai dalam perkumpula-perkumpulan pemuda,
organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa maupun organisasi yang lain. Baik
perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam bidang kesenian, kebudayaan,
olahraga, politik, maupun yang merupakan organisasi biasa yang bersifat
menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya organisasi-organisasi
pelajar atau mahasiswa dari sesuatu jenis sekolah atau fakultas. Tetapi perlu
ditekankan di sini bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang memberikan
pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang di
organisasi secara baik dan “legal”.
Sedang yang di maksud dengan
pengaruh yang bersifat negatif ialah segala macam pengaruh yang menuju kepada
hal-hal yang tidak baik dan merugikan. Baik, merugikan bagi pendidikan dan
perkembangan anak maupun merugikan kepada kehidupan bersama.[17]
Pengaruh yang bersifat negatif ini
tidak terhitung banyaknya di dalam masyarakat. Dan anehnya , pengaruh
yang negatif ini sangat mudah di terima oleh anak, dan sangat kuat meresap di
hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari
temannya, akhirnya bisa menjadi anak brandalan. Oleh karena itu menjadi tugas
bagi orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya.
Orang tua harus tahu dan selalu mengawasi dengan siapa anaknya itu bergaul.
Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk
menjaga agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak
diinginkan
Contoh:
setiap kali anak minta izin untuk belajar di rumah kawannya. Berangkat, membawa
buku dan pulang jam 10 atau 11 malam di mana orang tua sudah tidur. Demikian
berjalan beberapa lama tetapi apa hasilnya? Anak telah menjadi pecandu ganja.
Memang kita bisa menyalahkan kepada
anak. Dan mungkin kita bisa juga menyalahkan kepada kawan yang mengajaknya.
Tetapi di samping itu, orang tua lah yang bersalah paling besar. Mengapa ia
tidak selalu mengadakan pengawasan yang teliti terhadap anaknya. Andaikata
orang tua selalu mengadakan pengawasan dengan teliti, selalu mengawasi dengan
siapa saja anak itu bergaul, kiranya tidak akan terjadi hal-hal yang demikian. Hal
hal semacam itu kiranya akan bisa di cegah sebelumnya.
C.
Peran
dan Pengembangan Lingkungan Pendidikan Bagi Perkembangan dan Kepribadian
1. Lembaga
Pendidikan Dan Pembentukan Karakter Anak
-Lembaga pendidikan (formal dan non
formal) sebagai bagian dari sistem sosial yang sangat mempengaruhi perkembangan
karakter anak.
-Rata-rata sepertiga waktu anak dalam
sehari dihabiskan di lembaga pendidikan, sehingga turut mewarnai
perkembangan karakter dan kepribadian seorang anak
-Sebagai upaya sadar dalam membentuk dan
mengembangkan karakter anak, lembaga pendidikan bertanggung jawab merumuskan
kurikulum sebagai kerangka sistem pembelajaran.
2. Peran dan
Fungsi Lembaga Pendidikan Bagi Perkembangan Anak:
1. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan
memberikan pengetahuan
2. Spesialisasi (masyarakat semakin
maju, bertambah diferensiasi sosial)
3. Efisiensi (kesibukan &
ketidakmampuan orang tua)
4. Sosialisasi;
5. Konservasi dan transmisi kultural
(memelihara dan menyampaikan warisan budaya)
6. Transisi dari rumah ke masyarakat
3. Peran
Lingkungan Pendidikan dalam Membentuk Karakter Anak
Peran keluarga lebih banyak
memberikan pengaruh dukungan, baik dari dalam penyediaan fasilitas maupun
penciptaan suasana belajar yang kondusif. Sebaliknya, dalam hal pembentukan perilaku,
sikap dan kebiasaan, penanaman nilai, dan perilaku-perilaku sejenisnya,
lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh yang sangat dominant. Di sini
lingkungan keluarga dapat memberikan pengaruh kuat dan sifatnya langsung
berkenaan dengan pengembangan aspek-aspek perilaku seperti itu, keluarga dapat
berfungsi langsung sebagai lingkungan kehidupan nyata untuk memperaktekkan
aspek-aspek perilaku tersebut.
Kemudian lingkungan Sekolah,
sekolah telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak. Mereka di sekolah bukan
hanya hadir secara fisik, melainkan mengikuti berbagai kegiatan yang telah
dirancang dan diprogram sedemikian rupa. Karena itu disamping keluarga, sekolah
memiliki peran yang sangat berarti bagi perkembangan anak.
Yang terakhir adalah lingkungan masyarakat. Masyarakat merupakan tempat anak – anak hidup dan bergaul, dengan orang dewasa yang juga memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam pembentukan kepribadian dan perilaku anak. Disana mereka bergaul, melihat orang – orang beperilaku dan menemukan sejumlah aturan dan tuntutan yang seyogjanya dipenuhi oleh yang bersangkutan.
peran penting masyarakat :
Yang terakhir adalah lingkungan masyarakat. Masyarakat merupakan tempat anak – anak hidup dan bergaul, dengan orang dewasa yang juga memiliki peran dan pengaruh tertentu dalam pembentukan kepribadian dan perilaku anak. Disana mereka bergaul, melihat orang – orang beperilaku dan menemukan sejumlah aturan dan tuntutan yang seyogjanya dipenuhi oleh yang bersangkutan.
peran penting masyarakat :
1.Selain lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan,
perkembangan kepribadian anak juga dipengaruhi oleh masyarakat.
2.Masyarakat merupakan sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
3.Keberadaan masyarakat yang menghargai ajaran
Islam, turut memberikan kontribusi bagi anak dalam memahami makna hidup,
mempraktekkan ajaran Islam, rajin beramal, cinta damai, suka menyambung ukhuwah
islamiyah.
4.Jika nilai-nilai Islam melekat pada budaya
masyarakat, tentunya secara tidak langsung akan dapat mendorong pembentukan
karakter Islami pada diri seorang anak.
Peran
Masyarakat dalam Pembentukan Karakter Anak dapat Diklasifikasikan dalam Dua
Hal:
a. Peran melalui keberadaan masyarakat yang
berjalan secara alamiah dan terbuka
b. Peran masyarakat yang terlembagakan dalam
organisasi-organisasi sosial
D. BAHAN
DISKUSI
1.Bagaimana
dampak yang ditimbulkan dari homeschooling pada perkembangan dan kepribadian
anak ?
2.Bagaimana
perkembangan dan kepribadian anak yang hidup
dalam lingkungan pendidikan keluarga yang tidak mendukung atau tidak memiliki
keluarga ?
3.Apakah
yang terjadi apabila salah satu komponen Tripusat pendidikan tidak berjalan ?
4.Apakah
setiap kondisi lingkungan masyarakat yang buruk akan menyebabkan perkembangan
kepribadian anak menjadi buruk pula ?
E.
SUMBER
PUSTAKA
Munib, achmad, dkk. 2010.Pengantar Ilmu Pendidikan.Semarang:
pusat pengembangan MKU/MKDK LP3 UNNES
0 komentar:
Posting Komentar