BAB VI
PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. PENGEMBANGAN KURIKULUM
1.
Konsep kurikulum
2.
Desain kurikulum
3.
Macam-macam model kurikulum
4.
Karakteristik kurikulum 2013
B. TUJUAN
1.
Mahasiswa diharuskan dapat
menjelaskan konsep kurikulum
2.
Mahasiswa diharuskan dapat
menganalisis desain kurikulum
3.
Mahasiswa diharuskan dapat
menganalisis berbagai model kurikulum
4.
Mahasiswa diharuskan dapat
menganalisis karakteristik kurikulum 2013
C. PEMBAHASAN
1.
Konsep Kurikulum
Hal
terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah
konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai
substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.
Konsep
pertama, kurikulum sebagai suatu substansi.
Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di
sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu
kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang
tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu
kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil
persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan
pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup
tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
Konsep
kedua, adalah kurikulum sebagai suatu
sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem
kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara
menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya.
Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan
fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap
danamis.
Konsep
ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi
yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum
dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi
adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang
mendalami bidang kurikulum, mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum.
Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka
menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Seperti
halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut
untuk: (1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari
istilah-istilah teknis, (2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang
telah ada dalam pengetahuan-pengetahuan baru, (3) melakukan penelitian
inferensial dan prediktif, (4) mengembangkan subsubteori kurikulum,
mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum. Keempat tuntutan tersebut
menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal
tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum
dapat bertahan dan dikembangkan.
2.
Desain Kurikulum
Ada beberapa Pengertian Desain
Kurikulum menurut para ahli, diantaranya adalah
:
1)
Menurut Oemar Hamalik (1993)
pengertian Desain adalah suatu petunjuk yang memberi dasar, arah, tujuan dan
teknik yang ditempuh dalam memulai dan melaksanakan kegiatan. Fred Percival dan
Henry Ellington (1984)
2)
Menurut Nana S. Sukmadinata
(2007:113) desain kurikulum adalah menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur
atau komponen kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua
dimensi, yaitu dimensi horizontal dan vertikal. Dimensi horizontal berkenaan
dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Sedangkan dimensi vertikal
menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran.
3)
Menurut Longstrteet (1993)
Desain kurikulum ini merupakan desain kurikulum yang berpusat pada pengetahuan
(the knowledge centered design) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin
ilmu, oleh karena itu model desain ini dinamakan juga model kurikulum subjek
akademis yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan itelektual siswa.
Dari uraian diatas dapat diambil ke. simpulan bahwa
Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses
belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan.
Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum, hubungan
antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-prinsip pengorganisasian,
serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
Prinsip-prinsip berikut ini harusnya diperhatikan dalam mendesain
kurikulum, Saylor (Hamalik:2007) mengajukan delapan prinsip ketika akan
mendesain kurikulum, yaitu :
1)
Desain kurikulum harus
memudahkan dan mendorong seleksi serta pengembangan semua jenis pengalaman
belajar yang esensial bagi pencapaian prestasi belajar, sesuai dengan hasil
yang diharapkan.
2)
Desain memuat berbagai
pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka merealisasikan tujuan–tujuan
pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa yang belajar dengan bimbingan guru;
3)
Desain harus memungkinkan dan
menyediakan peluang bagi guru untuk menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam
memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan belajar di sekolah;
4)
Desain harus memungkinkan guru
untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan, kapasitas, dan tingkat
kematangan siswa
5)
Desain harus mendorong guru
mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar anak yang diperoleh diluar sekolah
dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di sekolah.
6)
Desain harus menyediakan
pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar kegiatan belajar siswa
berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan terus berlanjut pada
pengalaman berikutnya.
7)
Kurikulum harus di desain agar
dapat membantu siswa mengembangkan watak, kepribadian, pengalaman, dan
nilai-nilai demokrasi yang menjiwai kultur.
8)
Desain kurikulum harus
realistis, layak, dan dapat diterima.
3.
Model Kurikulum
Ada tiga bentuk organisisi kurikulum yang berorientasi pada disiplin
ilmu, yaitu: subject centered desain, learned centered desain, problem
centered desain. Setiap desain kurikukum memberikan teknik atau cara yang
efektif dalam proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien.
Tetapi tidak setiap desain kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakn
proses pembelajaran, karena setiap desain kurikulum memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam pelaksanannya.
1)
Subject Centered Design.
Subject centered
design kurikulum merupakan bentuk desain yang paling populer, paling tua
dan paling banyak digunakan. Dalam subject centered design, kurikulum
dipusatkan pada isi atau materi yang akan diajarkan. Kurikulum tersusun atas
sejumlah mata-mata pelajaran, dan mata-mata pelajaran tersebut diajarkan secara
terpisah-pisah. Karena terpisah-pisahnya itu maka kurikulum ini disebut juga
separated subject curriculum.
Subject centered
design berkembang dari konsep pendidikan klasik yang menenekankan
pengetahuan, nilai-nilai dan warisan budaya masa lalu, dan berupaya untuk
mewariskannya kepada generasi berikutnya. Karena mengutamakan isi atau bahan
ajar atau subject matter tersebut, maka desain kurikulum ini disebut
juga subject academic curriculum.
Model design
kuriulum ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model
ini adalah: a) Mudah disusun, dilaksanakan, dievaluasi, dan disempurnakan, b) Para
pengajarnya tidak perlu dipersiapkan khusus, asal menguasai ilmu atau bahan
yang akan diajarkan sering dipandang sudah dapat menyampaikannya.
Sedangkan kekurangan
model desain ini adalah : a) karena pengetahuan diberikan secara
terpisah-pisah, hal itu bertentangan dengan kenyataan, sebab adalam kenyataan
pengetahuan itumerupakan suatu kesatuan; b) karena mengutamakan bahan ajar maka
peran peserta didik sangat pasif; c) pengajaran lebih menekankan pengetahuan
dan kehidupan masa lalu, dengan demikian pengajaran lebih bersifat verbalitas
dan kurang praktis. Atas dasar tersebut, para pengkririk menyarankan perbaikan
ke arah yang lebih terintegrasi, praktis, dan bermakna serta memberikan peran yang
lebih aktif kepada siswa.
Tiga bentuk subject
centered design yaitu meliputi :
a.
The Subject Design.
The Subject
Curiculum merupakan bentuk desain yang paling murni dari subject
centered design. Materi pelajaran disajikan secara terpisah-pisah dalam bentuk
mata-mata pelajaran. Model desain ini telah ada sejak lama. Orang-orang Yunani
kemudian Romaaw imengembangkan Trivium dan Quadrivium. Trivium meliputi
gramatika, logika, dan retorika, sedangkan Quadrivium meliputi matematiks,
geometri, astonomi, dan musik. Paada saat itu pendidikan tidak diarahkan
pada mencari nafkah, tapi oada pembentuakan pribadi dan status sosial (Liberal
Art). Pendidikan hanya di peruntukan bagi anak-anak golongan bangsawan yang
tidak usah bekerja mencari nafkah.
Adapun
kelemahan-kelemahan bentuk kurikulum ini adalah :
a)
memberikan pengetahuan terpisah-pisah,
satu terlepas dari yang lainnya,
b)
isi kurikulum diambil dari masa
lalu, terlepas dari kejadian-kejadian yang hangat, yang sedang berlangsung saat
sekarang.
c)
Kurikulum ini kurang
memperhatiakan minat, kebutuhan dan pengalaman peserta didik
d)
isi kurikulum disusun
berdasarkan sistematika ilmu sering menimbulkan kesukaran di dalam mempelajari
dan menggunakannya,
e)
lebih mengutamakan isi dan
kurang memperhatiakn cara penyampaian.
f)
Cara penyampaian utama adalah
ekspositori yang menyebabkan peran siswa pasif.
Meskipun ada kelemahan-kelemahan di atas, bentuk desain
kurikulum ini mempunyai beberapa kelebihan diantaranya ialah :
a)
materi pelajaran diambil dari ilmu yang sudah
tersusun secara sitematis logis, maka penyusunnya cukup mudah;
b)
bentuk ini sudah di kenal sejak
lama, baik oleh guru-guru maupun orang tua, sehingga lebih mudah untuk
dilaksanakan;
c)
bentuk ini memudahkan peserta
didik untuk mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, sebab pada perguruan
tinggi umumnya menggunakan bentuk ini
d)
dapat dilaksanakan secara
efisien, karena metode utamanya adalah metode ekspositori yang dikenal tingkat
efisiennya cukup tinggi
e)
Bentuk ini sagat ampuh sebagai
alat untuk melestarikan dan mewariskan warisan budaya masa lalu.
Dengan adanya kelemahan-kelemahan di atas pengembang
kurikulum subject design tidak tinggal diam, mereka berusaha untuk
memperbaikinya. Dalam rumpun subject centered, the broad field
designmerupakan pengembangan dari bentuk ini. Begitu juga pengembangan
bentuk-bentuk lain di luar subject centered, the broad field design, areas of
living design dan core design.
b.
The Disciplines Design
Bentuk ini merupakan
pengembangan dari subject design keduanya masih menekankan kepada isi
materi kurikulum. Walaupun bertolak belakang dari hal yang sama tetapi antara
keduanya terdapat perbedaan. Pada subject design belum ada kriteria
yang tegas tentang apa yang disebut subject (ilmu). Belum ada perbedaan
antara matematika, psikologi dengan teknik atau cara mengemudi, semuanya
disebut subject. Pada disciplines design kriteria tersebut telah tegas, yang
membedakan apakah suatu pengetahuan itu ilmu atau subject dan bukan adalah
batang tubuh ke ilmuannya. Batang tubuh keilmuan menentukan apakah suatu bahan
pelajaran itu disiplin ilmu atau bukan, Untuk menegaskan hal itu mereka
menggunakan istilah disiplin.
Isi kurikulum yang
diberikan di sekolah adalah dusiplin-disiplin ilmu. Menurut pandangan ini
sekolah adalah mikrokosmos dari dunia intelek, batu pertama dari hal itu adalah
isi dari kurikulum. Para pengembang kurikulum dari aliran ini
berpegang teguh pada disiplin-disiplin ilmu seperti : fisika,
biologi, psikologi, sosiologi dan sebagainya.
Perbedaan lain
adalah dalam tingkat penguasaan, disciplines design tidak seperti
subject design yang menekankan penguasaab fakta-fakta dan informasi tetapi pada
pemahaman (understing). Para peserta didik didorong untuk memahami logika
atau struktur dasar suatu disiplin, memahami konsep-konsep, ide-ide dan
prinsip-prinsip penting juga didorong untuk memahami cara mencari dan
menemukannya (modes of inquiry and discovery). Hanya dengan meguasai hal-hal
itu, kata mereka, peserta didik akan memahami masalah dan mampu melihat
hubungan berbagai fenomena baru.
Proses belajarnya
tidak lagi menggunakan pendekatan ekspositori yang menyebabkan peserta didik
lebih banyak pasif, tetapi menggunakan pendekatan inkuiri dan diskaveri.
Disciplines design sudah menintegrasikan unsur-unsur progersifisme dari Dewey.
Bentuk ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan subject design.
Pertama, kurikulum ini bukan hanya memiliki organisasi yang sistematik dan
efektif tetapi juga dapat memelihara integritas intelektual pengetahuan
manusia. Kedua, peserta didik tidak hanya menguasai serentetan fakta, prinsip
hasil hafalan tetapi menguasai konsep, hubungan dan proses-proses intelektual
yang berkembang pada siswa.
Meskipun telah
menunjukan beberapa kelebihan bentuk, desain ini maasih memiliki beberapa
kelemahan. Pertama, belum dapat memberikan pengetahuan yang berintegrasi.
Kedua, belum mampu mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat atau kehidupan.
Ketiga, belum bertolak dari minat dan kebutuhan atau pengalaman peserta didik.
Keempat, susunan kurikulum belum efisien baik untuk kegiatan belajar maupun
untuk penggunaannya. Kelima, meskipun sudah lebih luas dibandingkan
dengan subject design tetapi secara akademis dan intelektual masih cukup
sempit.
c.
The Broad Fields Design
Baik subject design
maupun disciplines design masih menunjukan adanya pemisahan antar mata
pelajaran. Salah satu usaha untuk menghilangkan pemisahan tersebut adalah
mengembangkan The broad field design. Dalam model ini mereka menyatukan
beberapa mata pelajaran yang berdekatan atau berhubungan menjadi satu bidang
studi seperti sejarah, Geografi, dan Ekonomi digabung menjadi ilmu Pengetahuan
sosial, Aljabar, Ilmu ukur, dan Berhitung menjadi matematika, dan sebagainya.
Tujuan pengembangan
kurikulum broad field adalah menyiapakan para siswa yang dewasa ini hidup dalam
dunia informasi yang sifatnya spesialistis, dengan pemahaman yang bersifat
menyeluruh. Bentuk kurikulum ini banyak digunakan di sekolah menengah pertama,
di sekolah menengah atas penggunaannya agak terbatas apalagi di perguruan
tinggi sedikit sekali.
Ada dua kelebihan
penggunaan kurikulum ini. Pertama, karena dasarnya bahan yang terpisah-pisah,
walaupun sudah terjadi penyatuan beberapa mata kuliah masih memungkinkan
penyusunan warisan-warisan budaya secara sistematis dan teratur. Kedua, karena
mengintegrasikan beberapa mata kuliah memungkinkan peserta didik melihat
hubungan antara beberapa hal.
Di samping kelebihan
tersebut, ada beberapa kelemahan model kurikulum ini. Pertama, kemampuan guru,
untuk tingkat sekolah dasar guru mampu menguasai bidang yang luas, tetapi untuk
tingkat yang lebih tinggi, apalagi di perguruan tinggi sukar sekali. Kedua,
karena bidang yang dipelajari itu luas, maka tidak dapat diberikan secara
mendetail, yang diajarkan hanya permukaannya saja. Ketiga, pengintegrasian
bahan ajar terbatas sekali,tidak menggambarkan kenyataan, tidak memberikan
pengalaman yang sesungguhnya bagi siswa, dengan demikian kurang membangkitkan
minat belajar. Keempat, meskipun kadarnya lebih rendah di bandingkan dengan
subject design, tetapi model ini tetap menekankan proses pencapaian
tujuan yang sifatnya afektif dan kognitif tingkat tinggi.
2)
Learner-centered design
Sebagai reaksi sekaligus penyempurnaan terhadap beberapa kelemahan
subject centered design berkembang learner centered design. Desai
ini berbeda dengan subject centered, yang bertolak dari
cita-cita untuk melestarikan dan mewariskan budaya, dan karena itu mereka
mengutamakan peranan isi dari kurikulum.
Learner centered, memberi tempat utama kepada peserta didik. Di
dalam pendidikan atau pengajaran yang belajar dan berkembang adalah
peserta didik sendiri. Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi
belajar-mengajar, mendorong dan memberikan bimbingan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Salam satu variasi model Learner-centered design yaitu
The activity atau experience design.
a)
The
Activity atau Experience Design
Model desain
berawal pada abad ke 18, atas hasil karya dari rousseau dan Pestalozzi, yang
berkembang pesat pada tahun 1920/1930an pada masa kejayaan pendidikan
progresif. Beberapa ciri utama activity atau experience design:
Pertama,struktur kurikulum
ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam implementasinya guru
hendaknya: Menemukan minat dan kebutuhan peserta didik, Membantu para siswa
memilih mana yang paling penting dan urgen.
Kedua, karena struktur
kurikulum didasarkan atas minat dan kebutuhan peserta didik, maka kurikulum
tidak dapat di susun jadi sebelumnya, tetapi disusun bersama oleh siswa.
Ketiga, Desain kurikulum
menekankan prosedur pemecahan masalah, maksudnya dalam pembelajaran tentu akan
di dapatkan masalah dan dalam activity design perlu mempunyai cara memecahkan
masalah tersebut.
Beberapa kelebihan dari design kurikulum :
v karena program pendidikan berasal dari peserta didik,maka tidak
banyak mengalami kesulitan merangsang peserta didik dalam motivasi belajar.
v pengajaran memperhatikan individual,meskipun di bentuk kelompok
sekalipun karena mereka juga harus berperan aktif dalm kelompok.
v kegiatan- kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal kecakapan dan
pengetahuan untuk menghadapi kehidupan di luar sekolah.
Kelemahan dari kurikulum ini:
Ø Perbedaan pada minat dan kebutuhan peserta didik yang kerap terjadi.
Ø Kurikulum tidak mempunyai polakarena sumber pemikiran berasaldari
peserta didik.
Ø Activity design curriculum sangat lemah dalam kontinuitas dan
sekuens. Dasar minat peserta didik tidak memberikan landasan yang kuat.
Ø kurikulum ini tidak dapat dilakukan oleh guru biasa karena
membutuhkan ahli general education plus ahli psikologi perkembangan fan human
relation.
3)
Problem centered design
Problem centered design berpangkal pada filsafat yang
mengutamakan peranan manusia (man centered). Problem centered desain menekankan
manusia dalam kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat. Problem
cebtered design menekankan pada isi maupun perkembangan peserta didik. Minimal
ada dua variasi model desain kurikulum ini, yaitu the areas of living
design, dan The core design.
a)
The Area of Living Design.
Dalam prosedur
belajar ini tujuan yang bersifat proses (process objectives) dan yang
bersifat isi (content objectivies) diintegrasikan. Penguasaan informasi-
unformasi yang bersifat pasiftetap dirangsang. Cirri lai yaiti menggunakan
pengalaman dan situasi – situasi dari peserta didik sebagai pembuka jalan
dalam mempelajari bidang-bidang kehidupan.
Dalam the areas of
living hubungannya dengan bidang-bidang kehidupan sehingga dapat dikatakan
suatu desain bidang-bidang kehidupan yang dirumuskan dengan baikakan
merangkumkan pengalaman-pengalaman peserta didik.
Desain ini mempunyai beberapa kelebihan diantanya:
The areas of living
desaign merupakan the subject matter design tetapi dalam bentuk
yang terintegrasi. Pemisahan antara subject dihilangkan oleh problema- problema
kehidupan sosial.
karena kurikulum
diorganisasikan di sekitar problema- problema peserta didik maka
kurikulum ini menggunakan prosedur pemecahan masalah.
menyajikan bahan ajar yang
relevan, untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan.
menyajikan bahan ajar dalam
bentuk yang professional.
motivasi berasal dari peserta
didik.
Beberapa kekurangan tentang desain ini:
Ø penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-bidang kehidupan yang
sngat esensial sangat sukar.
Ø lemahnya integrasi kurikulum
Ø desain ini megabaikan warisan budaya.
Ø para peserta didik memandang masalah untuk sekarng dan masa depan
dan mengabaikan masa lalu.
b)
The Core Design
The cores
design timbul sebagai reaksi utama kepada separate subject design,
yang sifatnya terpisah-pisah. Dalam mengintegrasikan bahan ajar , mereka
memilih mta mata pelajaran tertentu sebagai inti (core). Pelajaran lainnya
dikembangkan kan disekitar core tersebut. Menurut konsep ini inti-initi bahn
ajar dipusatkan pada kebutuhan individual dan sosial. The core design
biasa juga disebut the core curriculum.
4.
Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut:
a)
Belajar Tuntas, yaitu peserta
didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar. Peserta didik harus
mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan
untuk mencapai kompetensi yang ditentukan (John Carrol). Peserta didik yang
belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama dengan materi yang sama,
dibandingkan peserta didik pada umumnya. Kompetensi pada kategori pengetahuan
(KI-3) dan keterampilan (KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan
pekerjaan atau kompetensi berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan
dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
b)
Penilaian Autentik, dapat
dikelompokkan menjadi:
ü Memandang penilaian dan pembelajaran merupakan hal yang saling berkaitan.
ü Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
ü Menggunakan berbagai cara dan kriteria penilain.
ü Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap).
ü Penilaian autentik tidak hanya mengukur hal yang diketahui oleh
peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur hal yang dapat dilakukan oleh
peserta didik.
c)
Penilaian Berkesinambungan,
penilaian ini dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan selama
pembelajaran berlangsung. Untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai perkembangan
hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
terus-menerus dalam bentuk penilaian proses dan berbagai jenis ulangan secara
berkelanjutan. Contohnya adalah ulangan harian, ulangan semester, dan ulangan
akhir semester.
d)
Menggunakan Teknik Penilaian
yang Bervariasi. Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan,
produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri.
e)
Berdasarkan Acuan Kriteria. Penilaian
berdasarkan acuan kriteria maksudnya penilaian harus didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang
ditetapkan, misalya ketuntasan belajar minimal (KKM).
Pemerintah
juga meyakinkan masyarakat karena adanya kekhawatiran jika Kurikulum 2013
menghapus beberapa mata pelajaran. Mantan Mendikbud Mohammad Nuh menjelaskan
bahwa tidak ada penghapusan mata pelajaran, yang ada hanya pengintegrasian mata
pelajaran. Mata pelajaran IPA dan IPS di sekolah dasar (SD) diintegrasikan ke
dalam semua mata pelajaran. Mata pelajaran TIK juga diintegrasikan ke dalam
semua mata pelajaran. Sebagai contoh, ketika guru memberikan tugas seperti
melakukan presentasi dan membuat laporan, TIK berperan dalam hal pembuatan
slide presentasi dan menggunakan internet untuk mencari sumber referensi
tugas. Dengan kata lain, jika sebelumnya TIK hanya sebatas membuka, mengetik,
dan pencarian di internet, dalam Kurikulum 2013 kemampuan tersebut harus bisa
diaplikasikan langsung dalam kegiatan belajar mengajar.
D. BAHAN DISKUSI
1)
Coba diskusikan bersama
kelompok Anda apakah kurikulum itu dibuat sebagai dasar, standarisasi, ataukah
target dalam menempuh pembelajaran?
2)
Kurikulum di Negeri kita
Indonesia sejak tahun 2004 hingga sekarang sudah diubah sebanyak 3 kali, yaitu
dari dimulai KBK 2004, KTSP 2006 dan kurikulum 2013. Menurut Anda, wajarkah
dalam kurun waktu belum ada 10 tahun sudah terjadi 3 kali perubahan kurikulum?
Dalam hal tersebut apakah dampak yang dominan diberikan bagi pendidikan di
Indonesia?
3)
Kurikulum 2013 merupakan
kurikulum yang sudah menuai anggapan sebagai kurikulum yang menghebohkan diantaranya yaitu, metodologi pendidikan yang dipakai,
pengurangan mata pelajaran, pengurangan materi pelajaran, serta anggaran untuk
menunjang kurikulum 2013. Maka, menurut Anda perlukan kurikulum 2013 ini
dikritisi? Kemukakan pendapat Anda!
E. SUMBER PUSTAKA
Ahid, Nur. Konsep dan Teori
Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan. 2006. Di terbitkan ke halaman situs: www.islamica.uinsby.ac.id/index.php/islamica/article/download/5/5/pdf
diakses pada 2 September 2015
Mamonto, Suanti. Macam-macam Model Kurikulum. 2012. Diakses dari situs http://suanti-mamonto.blogspot.com/2012/06/macam-macam-model-kurikulum-dan-konsep.html pada 2 September 2015
Iman. Makalah Tentang Desain Kurikulum. 2012. Diakses dari situs : https://imanbella.wordpress.com/2012/05/29/makalah-tentang-desain-kurikulum pada 2 September 2015
0 komentar:
Posting Komentar