BAB V
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
A. Karakteristik Pendidikan
Multikultural
Sub Pokok Bahasa :
1. Karakteristik
pendidikan multicultural di berbagai negara.
2. Karakteristik
Indonesia sebagai masyarakat multikultural
3. Wawasan
Multikultural : Lokal, Nasional dan Universitas .
.
B. Tujuan
Setelah
mengikuti perkuliahan, mahasiswa harus dapat
1. Memahami
Karakteristik pendidikan multicultural di berbagai negara.
2. Mengetahui
Karakteristik Indonesia sebagai masyarakat multikultural
3. Mengerti
tentang Wawasan Multikultural : Lokal, Nasional dan Universitas .
C. Pembahasan
1. Karakteristik Pendidikan Multikultural
di berbagai Negara
1.1
Pendidikan Multikultural di Amerika Serikat
Pendidikan di AS mulanya dibatasi
pada imigran berkulit putih, sejak didirikan sekolah rendah pertama tahun 1633
oleh imigran Belanda dan berdirinya Universitas Harvard di Cambrige, Boston
tahun 1636. Tahun 1934 dikeluarkannya undang-undang Indian Reservation Act di
daerah reservasi suku Indian.
Suatu kelompok etnis atau
etnisitas adalah populasi manusia yang anggotanya saling mengidentifikasi satu
dengan yang lain, biasanya berdasarkan keturunan (Smith, 1987).
a. White
Anglo Saxon Protestan (WASP)
Pendidikan
di AS didominasi oleh budaya WASP artinya dikhususkan untuk kelompok kulit
putih (Whith) yang kebanyakan berasal dari inggris,dan beragama protestan. WASp
adalah tradisi tentang siapa yang harus jadi penguasa di Amerika Serikat.
Tradisi ini dikenalkan dan dipertahankan oleh orang inggris yang merasa
superior karena merekalah yang membangun AS dengan pengetahuan dan keterampilan
mereka.
b. Orang
Amerika Keturunan Penduduk Asli Amerika (Native Americans)
Native
America adalah penduduk asli Amerika yang kini populasinya diperkirakan
setengah juta orang. Bangsa ini disebut penduduk asli karena telah ada dibenua
Amerika sebelum terjadi gelombang dari kelompok etnis daro Eropah, Afrika
maupun Asia selama lima ratus tahun. Sejarah mencatatbahwa seluruh migrant
tidak memperlakukan mereka dengan adil secara fisik. Tahun 1924 terjadi
hubungan antara whith dan black America dengan Native Americans.
c. Orang
Amerika keturuna Afrika (Africa Americans)
Orang
Afrika Amerika merupakan kelompok etnis dari benua Afrika yang pertama yang
dijadikan budak oleh orang Spanyol dalam eksplorasi dunia baru, Amerika sejak
1619 samapai dengan abad 18. Kedatangan orang kulit hitam ini jumlahnya semakin
membesar hal ini mendorong pemerintah untuk mengakui kehadiran mereka sebagai
budak di dalam The Thirteentfi Amandiment to the Contitution, yang mengatur
perbudakan secara hukum di tahun 1865.
d. Orang
Amerika keturunan Asia
Yang
termasuk kelompok ini adalah sekitar 4 persen dari penduduk Amerika Serikat
dengan mayoritas berasal dari cina dan Jepang. Disamping imigran dari filifina,
korea, disusul orang Vietnam yang msuk ke AS beberapa tahun terakhir ini. Tiga
kelompok terakhir ini sebagai Recent Asian Immigrants. Orang Amerika (Chinese
Americans) merupakan bagian dari Asian Americans yang tercatat memasuki amerika
ketika terjadi depresi ekonomi dunia tahun 1860-an.
e. Orang
Amerika berkebudayaan Spanyol (Hispanic Americans)
Secara
etimologi Hispanis/Hispano berasal dari bahasa latin hispanus, yang merupakan
kata sifat dari Hispanila, nama yang dibrikan oleh orang rowawi selama periode
republic Rowawi pada seluruh Iberian Peninsula. Untuk jaman modern Iberian
peninsula mencangkup Spanyol dan Portugal, orang-orang dan budayanya, sedangkan
Portugal dan orang-orangnya (meliputi Brazil dan orang Brazil yang berbahasa
portugis) secara umum disebut Luso/Lusitania. Dalam bahasa Spanyol kata
“Hispano” juga digunakan sebagai elemen pertama yang menunjuk padainggris
dan bahasa inggris. Jadi Spanyol dan Amerika adalah Hispano-amerika.
f. White
Ethnic Americans
White
Ethnic Americans merupakan kelompok orang amerika berkulit putih yang mneytaan
dirinya “tidak terikat” dengan WASP. Jadi mereka digolongkan dalam kelompok
etnik nin-WASP. Mereka yang termasuk golongan ini adalah orang jerman,
iriandia, italia dan polandia. Memang pernah terjadi di AS untuk membatasi
kuota imigran yang berasal dari empat Negara ini antara 1921 dan 1968 namun
tidak berhasil.
1.2
Pendidikan Multikultural di Inggris
Pendidikan
multikultural di inggris terkait dengan perkembangan revolusi industry pada
tahun 1650-an. Pada awalnya inggris terkanal sebagai masyarakat yang monokultur
dan baru sesudah PD II menjadi multikultural ketika kedatangan tenaga kerja
untuk membangun perbaikan taraf kehidupan kelompok kulit putih berwarna ini,
ternyata didalam
”Sekalipun
demikian kaum wanita tidak diizinkan memberikan suara, dan sebagian besar
mempunyai akses terbatas pada pendidikan”.
Pada
tahun 1968 didirikannya Select Community on Rase Relation and Immgration
(SCRRI) yang bertugas meninjau kebijakan imigran. Kesempatan ini digunakan oleh
kaum imigran terutama dari Hindia Barat dan Asia untuk mengetengahkan
permasalahannya. Pada tahun 1973 laporan SCRRI berkontribusi terhadap
pendidikan kelompok imigran :
Bahasa
inggris sebagai bahasa kedua
1.2.1
Pengantian istilah imigran
dengan asyarkat multirasia (multiracial socicty)
1.2.2
Menuntut pendidikan yang
lebih baik
1.2.3
Meminta untuk memenuhi
tuntutan nationsl union of Teachers (NUT) akan adanya pendidikan yang
dibutuhkan masyarakat multi rasial.
1.2.4
Merumuskan bahwa pengertian
seperti imigran asimilasi, pluralism dapat digunakan untuk menggambarkan hal
yang sama. (tilaar, 2004)
1.3 Pendidikan
Multikultural di Kanada
Di
Kanada ada konsep dan kebijakan multikultural yang harus memajukan bangsa
dengan membandingkan dengan Negara lain. Negara ini berusaha keras untuk tidak
terlalu menggantungkan ekonominya pada AS dan mencoba mempersatukan multikulturalnya
demi kemajuan bangsa.
Sejarah
pertumbuhan penduduk Kanada dapat didefinisikan atas empat kelompok:
o
Etnis asli ada 50 jenis
dengan berbagai bahasa yang hidup secara nomaden sebagai pemburu dan petani.
o
Abad 16 sampai 1760 masuk
etnis Perancis sebagai penjajah dan pedangang karena pedagang bulu binatang.
Pencampuran etnis Perancis dengan penduduk asli Indian melahirkan penduduk
Metis.
o
Kedatangan Inggis setelah
Treaty of Paris (1763) yang ditambahkan etnis Perancis yang terlibat perang
Kemerdekaan Amerika 1776.
o
Imigran dari Eropah
(terutama Belanda Ukrains dan Jerman) dan Asia (Jepang, India, Cina) dilator
belakangi kebutujan pekerjaan di propinsi tengah dan barat.
Pada
tahun 1972 didirikan Direktorat Multikultural didalam lingkungan Departemen
Luar Negeri untuk memajukan cita-cita multikultural integrasi social, dan
hubungan positif antae ras. Upaya tersebut melahirkan Canaddian Multikulturalism
act (1988) yang isinya antara lain :
Ø Alokasi
dana untuk memajukan hubungan aharmonis antar ras.
Ø Memperluas
saling pengertian kebudayaan yang berbeda
Ø Kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi
Ø Pengembangan
kebijakan multikultural di semua kantor pemerintah federal.
1.4 Pendidikan Multikultural di Australia
Australia
tidak dapat menahan masuknya orang asing sehingga dia tidak dapat menutup
ekonomianya bagi bangsa-bangsa Asia dan Pasifik, karena imigran dari kedua
benua itu masuk dengan jumlah dan waktu yang sangat cepat. Akibatnya Australia
mengunah kebijakannya dari White Australia Polley in multikultural policy.
Dampak dari perubahan itu membuat orang Aborigin meningkatkan kepercayaan
dirinya.
Aborigin
penduduk asli Australia berasal dari benua Asia. Menyunsul imigran dari Eropah
yang sebagian merupakan orang hukuman dibawa oleh kapten Arthur Phillip. Pada
mulanya imigran pertama yang memasuki Australia berasal dari para pidana serta
pembangkang politik Irlandia, kemudian kedatangan orang jerman yang terusir
dari negerinya karena maslah agama. Menyusul orang Indian dan cina sebagai
pekerja keras. Ketika ditemukan emas di new South Wales dan Victoria mulai
berdatangan para pekerja dari berbagai bangsa.
1.5 Pendidikan Multikultural di beberapa Negara
di Asia
Cina
menerapkan kebijakan khusus untuk melindungi kaum minoritas. Cina menempuh
kebijakan itu karena tidak bisa mengelak dari praktek multikultural di negeri
ini.
Lalu
bagaimana dengan Malaysia ? Malaysia merupakan tipikal bangsa dengan multuetnik
di Asia. Malaysia telah mengadopsi kebijakan asimilasi melalui kebijakan “Bumiputera
policy”. Jadi ada pembagian fasilitas kepada kaum bumi putera. Tetapi sejak
perkembangan ekonomi internasional berubah makin cepat, lahir kecenderungan
baru ke arah pluralisme budaya (cultural pluralization).
2. Karakteristik Indonesia sebagai
Masyarakat Multikultural
2.1 Karakteristik
Indonesia
Indonesia
memiliki karakteristik yang perlu dipertimbangkan dalam segenap segi kehidupan,
termasuk dalam bidang pendidikan. Karakteristik itu bisa dalam bentuk :
§
Jumlah penduduk yang besar dengan
keterampilan yang rendah
§
Wilayah yang luas
§
Posisi silang
§
Kekayaan alam dan daerah
tropis
§
Jumlah pulau yang banyak
§
Persebaran pulau
§
Kualitas hidup yang tidak
seimbang
§
Perbedaan dan kekayaan
etnis
2.2 Etnis Sebagai Identitas Sosial Budaya
2.2.1 Konsep Budaya Cina
Budaya
Cina berkaitan erat dengan pandangan hidup orang Cina yang mengutamakan:
- Niliai
kemakmuran dan kelimpahan harta
- Kedamaian
dan ketentraman
- Kesehatan
- Umur
panjang
Budaya
Cina tidak lepas dari kepercayaan orang Cina tentang Feng Shui sebagai seni
hidup dalam keharmonisan dengan alam sehingga seseorang mendapatkan paling
banyak keuntungan, ketenangan dan kemakmuran dari keseimbangan yang sempurna
dengan alam. Diyakini Feng Shui menjanjikan kehidupan yang berlimpah bagi
mereka yang mengikuti prinsip dan aturannya ketika membangun rumah, merancang
kota, tempat kerja dan mengubur orang yang meninggal.
Konsep
Feng Shui adalah kebijakan kuno yang menyarankan adanya keseimbangan dan
keselarasan dengan alam, seperti gunung dan sungai dengan angin dan airnya.
Secara harfiah, Feng Shui berarti angin dan air. Ide dasarnya adalah penempatan
posisi yang baik (rumah, tempat usaha dan tempat tidur bahkan kuburan) akan
memberi pengaruh yang menguntungkan bagi kesehatan, kekayaan dan kebahagiaan.
Secara filosofis, Feng Shui adalah angin yang tidak dapat kamu mengerti dan air
yang tidak dapat kamu genggam. Unsur angin dan air secara bersama-sama
merupakan kekuatan unsur alam yang mengalir dan mempengaruhi permukaan bumi.
Feng Shui mengakui bahwa permukaan tanah diliputi oleh angin dan air. Feng Shui
menekankan bahwa manusia perlu hidup dalam keselarasan dengan air dan angin di
tanah, jika kita mengiginkan unsur ini menciptakan aliran energi positif yang
menyebabkan kita mendapat keuntungan.
Ada
beberapa konsep yang perlu dipahami dalam budaya Cina, yaitu:
2.2.1.1 Chi
(na.pas kosmis)
Chi
adalah energi, daya hidup yang membantu keberadaan manusia. Chi tercipta di
alam oleh air yang mengalir dengan lembut atau oleh bentuk gunung dan oleh
bentuk simetri dari sekelilingnya. Chi kosmis dapat diciptakan dan dikumpulkan
sehingga diyakini bisa memberi pengaruh baik pada nasib seseorang. Chi kosmis
adalah sumber ketenangan dan kemakmuran, kekayaan yang berlimpah, kehormatan
dan kesehatan yang baik.
Chi
tidak boleh berhamburan atau tertiup. Jika hal itu terjadi tak akan baik
nasibnya. Chi terbawa angin dan menyebar sehingga tempat yang berangin dianggap
tidak menguntungkan. Sebaliknya Chi yang ada ditempat yang dikelilingi air
tidak akan berhamburan sehingga tetap berkumpul dan dianggap sebagai lokasi
yang menguntungkan. Jenis air harus diperhitungkan. Aliran air yang deras atau
yang lurus dapat menghanyutkan Chi sehingga perlu dihindari. Inti keyakinannya
adalah menjebak energi Chi yang mengalir melewati suatu tempat dan
mengumpulkannya tanpa membiarkan energi itu berhenti. Teorinya adalah mencari
lokasi yang tidak terletak di bukit atau daerah vertikal lurus. Lokasi yang
ideal adalah yang terlindungi dari angin yang keras dan ada aliran air dan
sungai yang berkelok dan lambat.
2.2.1.1.1 Lima
unsur : logam, air, kayu, api dan tanah
Dalam
budaya Cina, ada lima unsur utama yaitu: logam, air, kayu, api dan tanah. Semua
perhitungan Cina, termasuk waktu, tahun dan tanggal kelahiran dikelompokkan ke
dalam salah satu unsur ini. Kelima unsur ini juga diasosiasikan dengan warna,
musim, arah mata angin dan planet.
- API
berwarna merah, musim panas dan arah selatan
- AIR
berwarna hitam, musim dingin dan arah utara
- KAYU
berwarna hijau dan arah timur
- LOGAM
berwarna putih atau keemasan dan arah barat
- TANAH
berwarna kuning dan arah pusat
SIKLUS
POSITIF : Api menghasilkan tanah, tanah menghasilkan logam, logam menghasilkan
air, air menghasilkan kayu dan kayu menghasilkan api.
SIKLUS
MERUSAK : Kayu menghancurkan tanah, tanah menghancurkan air, air menghancurkan
api, api menghancurkan logam dan logam menghancurkan kayu.
Dengan
memahami kedua unsur ini, pemakai memasukkan unsur itu agar tercipta
keseimbangan dan produktivitas dengan lingkungannya ketika sedang mengatur
lokasi rumah dan usahanya. Tidaklah menguntungkan orang yang dilahirkan pada
tahun API mempunyai rumah yang mengandung banyak AIR (atau benda yang berwarna hitam,
kolam, air terjun buatan) karena AIR menghancurkan API. Sebaliknya, banyak
tanaman atau berwarna hijau (KAYU) dan rumah yang terbuat dari kayu akan sangat
menguntungkan karena kayu menghasilkan api. Lebih menguntungkan lagi bila orang
itu tidur di ruangan yang terletak di bagian selatan rumah.
2.2.1.1.2 I-Ching
I
Ching adalah naskah kuno yang menjadi dasar peradaban, yang menekankan hubungan
antara nasib manusia dan alam, memberikan pandangan mengenai Alam Semesta
sebagai satu kesatuan yang senantiasa berada dalam aliran konstan yaitu
perubahan. I Ching adalah sumber pemikiran dan perilaku semua orang Cina. I
Ching terdiri dari 64 heksagram yang masing-masing berisi kombinasi
garis putus dan garis utuh yang mewakili tenaga kutub alam semesta. Yang
bersifat positif (garis utuh) dan Yang bersifat negatif (garis putus).
Masing-masing
trigram menggambarkan arah, elemen, binatang dan lain-lain. Trigram ini
dikombinasikan untuk membentuk 64 heksagram. Makna kombinasi menyusun sistem
peramalan yang detail.
2.2.1.1.3 Tahun
kelahiran
Orang
Cina biasa menggunakan simbol binatang untuk menggambarkan sifat dan tahun
kelahiran seseorang. Ada 12 nama binatang yang digunakan untuk menggambarkan
tahun kelahiran mereka.
2.2.1.2
Yin-yang (konsep keselarasan dan keseimbangan)
Yin
dan Yang adalah prinsip negatif dan positif yang menguasai alam semesta dan
kehidupannya. Yin dan Yang digambarkan dengan lambang seperti sebuah telur
dengan warna hitam dan putih yang terpisah. Yin dan Yang bersama-sama
melambangkan keselarasan yang sempurna. Prinsipnya adalah keseimbangan antara
dua kekuatan itu baru seimbangan. Terlalu banyak salah satu unsur dapat
berakibat buruk.
Yin
dan Yang saling melengkapi, saling bergantung yang bersama-sama membentuk
kekuatan. Yin dan Yang terus berinteraksi dan membuat perubahan. Musim panas
memberi jalan bagi musim dingin, malam mengikuti siang, bulan mengikuti
matahari, gelap mengikuti terang dan seterusnya.
2.2.1.3
Pa Kua
Lambang
berbentuk segi delapan yang menggambarkan empat titik mata angin utama dan
empat titik tambahan. Menurut mata angin Cina, titik Selatan diletakkan di
bagian atas, Utara di bagian bawah, Timur di kiri dan Barat di kanan. Lambang
Pa Kua berasal dari Delapan Trigram I Ching yang diletakkan disekitar sisi
lambang itu. Bentuk Pa Kua memainkan peranan penting dalam praktek Feng Shui karena
merupakan salah satu pemecahan paling penting yang digunakan para praktisi
untuk melindungi diri dari pengaruh yang mengancam rumah atau lokasi. (WongSeng
Tian, 2004, Lilian Too, 1994)
2.2.1.4 Tahayul
dan Simbolisme
Feng
Shui berkaitan erat dengan kepercayaan atau tahayul dan lambang yang menjadi
karakter orang Cina. Di kalangan orang Cina, ada beberapa kepercayaan tahayul
yang mengelilingi naga. Pada intinya, naga dipercayai membawa kemakmuran dan
kekayaan ketika naga itu sedang bersenang hati, seperti ketika naga langit
membawa kehidupan dengan menurunkan hujan sehingga tanaman dapat tumbuh dan
panen berhasil. Atau sebaliknya membawa bencana dan kematian.
Mereka
menggunakan benda-benda tahayul yang menyimbolkan permohonan seperti patung
katak yang menggigit uang logam yang diletakkan di meja atau dekat kotak uang
sebagai simbol permohonan rezeki yang melimpah. Mereka menggunakan cermin dekat
makanan atau dekat uang supaya terlihat berlipat ganda sehingga diharapkan uang
dan rezeki yang bertambah. Mereka menggunakan mainan kucing yang
melambai-lambaikan tangan sebagai simbol menarik pembeli agar memasuki toko
untuk membeli barangnya.
2.2.2 Konsep Budaya Jawa
Ada beberapa konsep
budaya Jawa yang akan diuraikan di bawah ini:
2.2.2.1 Religi
Jawa : animisme, dinamisme, sinkretisme dan agama Jawa
Masyarakat
Jawa telah mengenal Tuhan dengan segala konsep dan bentuknya yang khas.
Pengenalan Tuhan yang tertua dilakukan dengan pemujaan roh dan kekuatan
benda-benda. Pemujaan pada roh disebut animisme dan pemujaan pada kekuatan
benda-benda disebut dinamisme. Religi semacam ini masih berlangsung dan
mewarnai kehidupan sampai sekarang, yaitu dengan adanya ritual dan sesaji.
Ritual dan sesaji adalah bentuk penyelarasan dengan lingkungan metafisik, agar
kekuatan adikodrati itu selaras.
Ada
penyatuan ajaran antara animisme dan dinamisme yang berbaur dengan agama Hindu,
Budha bahkan dengan Kristen dan Islam sehingga terjadilah sinkretisme. Wujud
sinkretisme yang paling menonjol adalah perilaku mistik kejawen. Tampaknya
mistik kejawen menjadi simbol sinkretisme masa lalu sampai sekarang. Di Jawa
konsep mistik lebih dikenal dengan paham painteisme atau manunggaling kawula
dengan gusti.
2.2.2.2 Slametan
(Selamatan)
Slametan
adalah sebuah ritual yang dimaksudkan untuk memohon keselamatan (Endrasana,
2003:7). Selamatan yang diadakan secara turun-temurun dimaksudkan untuk
memperoleh keselamatan lahir dan bathin dari gangguan makhluk halus (Triyoga,
1991:83). Fungsi utama dari selamatan yang diadakan adalah untuk menetralisir
bencana yang datangnya dari luar kekuasaan manusia. Dalam selamatan, selain
diucapkan doa dan mantera, harus disediakan sesaji makanan, bunga dan kemenyan.
Sesaji bunga dan kemenyan adalah makanan utama makhluk halus yang harus ada
pada setiap selamatan karena benda-benda tersebut merupakan syarat utama agar
perdamaian dapat diterima makhluk halus (Triyoga, 1991:83). Dengan
memberi sedekah, diharapkan makhluk halus itu mau membantu dan
tidak mengganggu manusia. Dalam tradisis Jawa muncul berbagai macam selamatan:
selamatan sebelum kelahiran sang bayi, lahir, perkawinan hingga kematian sangat
mewarnai budaya Jawa.
2.2.2.3 Primbon,
suluk dan wirid
Primbon,
suluk dan wirid merupakan karya sastra yang banyak memuat ajaran sinkretisme.
Primbon antara lain memuat petung (perhitungan) untuk menentukan perkawinan,
mengetahui watak manusia (watak bayi lahir), pindah rumah atau persyaratan
hajat lainnya. Suluk dan wirid berisi wejangan atau petuah yang diyakini dari
ajaran para wali songo (wali sembilan) yang memuat ajaran Islam Isoteris.
2.2.2.4 Tata
karma
Tata
krama adalah adab sopan santun Jawa dalam berbahasa, bersikap dan bertingkah
laku yang sangat dijunjung tinggi dan menjadi ciri budaya Jawa. Dalam berbahasa
mereka membedakan dengan kategori ngoka, kromo madyo dan krama inggil. Misalnya
untuk kata “makan” dalam bahasa Jawa ada tingkatan “madhang” atau “mangan”
untuk ngoko, tingkatan “nedho” untuk kromo madyo dan “dhahar” untuk kromo
inggil. Ngoko untuk orang yang sama kedudukannya dengan dirinya atau lebih
rendah (misalnya sesama teman atau kepada anak atau adik). Kromo madyo untuk
kedudukan yang di atas sedikit dirinya (misalnya mas nembe/taksih nedho = kakak
laki-laki sedang makan). Kromo inggil ditujukan kepada yang lebih tua atau
lebih atas tingkatan sosialnya. Misalnya Ibu taksih dhahar.
2.2.2.5 Petung
Petung
atau perhitungan menduduki tempat yang sangat strategis dan urgen dalam budaya
Jawa. Karena setiap kegiatan apa pun orang Jawa tidak bisa meninggalkan tradisi
menggunakan perhitungan ini. Misalnya untuk mengetahui watak seseorang,
menentukan hari perkawinan atau menentukan arah rumah (mirip budaya Cina) harus
memperhitungkan hari kelahiran dan saat (waktu) yang tepat. Hari kelahiran
dihitung: minggu = 5, senin = 4, selasa = 3, rabu = 7, kamis = 8, jumat = 6,
sabtu = 9. Sedangkan pasaran dihitung: paing = 9, pon = 7, wage = 4, kliwon =
8, legi = 5. Seseorang yang lahir pasti bisa ditentukan atas kombinasi hari dan
pasaran. Misalnya Jumat Paing berarti = 6+9=15. Jumlah yang 15 itu dapat
diketahui watak, perkawinan dan arah rumahnya dan seterusnya.
2.2.2.6 Makanan
Nama
dan jenis makanan dapat menjadi ciri penanda budaya suatu daerah termasuk
budaya Jawa. Di dalam masakan dan makanan Jawa ada yang bernama : rawon, gudeg,
lontong balap, urap-urap, gado-gado, sop buntut dan sebagainya.
2.2.2.7 Falsafah hidup
Falsafah
ini menjadi pedoman hidup yang diikuti oleh orang Jawa generasi dulu namun
sekarang lebih banyak ditinggalkan karena kurangnya pemahaman dan kekurang
mampuan dalam menafsirkan makna hakikinya. Di samping itu muncul nilai-nilai
luar yang bersifat konsumeris dan materialis membuat nilai-nilai budaya yang
adiluhung (mulia) ini mulai ditinggalkan generasi muda kita. Contoh falsafah
hidup ini adalah : alon-alon waton kelakon (biar lambat asal
selamat/bisa jadi = yang merupakan pedoman yang lebih mengutamakan
keselamatan), menang tanpa ngasorake (mengalahkan musuh tanpa
merendahkan harga diri musuh)digdaya tanpa aji (sakti tanpa
memiliki aji-aji kesaktian = seseorang yang dapat menjaga kewibawaan) contoh di
atas merupakan kearifan budaya yang ada pada budaya Jawa.
2.2.2.8 Produk
budaya (keris, rumah/wisma, wayang, pakaian, peralatan)
Dalam
budaya Jawa tradisional, keris bukan sekedar senjata yang unik bentuknya,
tetapi lebih merupakan kelengkapan budaya spiritual. Ada anggapan di kalangan
Jawa tradisional, seseorang baru bisa dianggap utuh dan lengkap sebagai lelaki
sejati jika ia sudah memiliki lima unsur simbolik: curiga, turangga,
wisma, wanita, kukila.
Curiga,
berarti keris, turangga artinya kuda atau kendaraan (motor
atau mobil), wisma adalah rumah untuk tempat tinggal, wanita berarti
isteri dan kukila arti harfiahnya adalah burung arti simbolik
dari keindahan. Keris, makna simboliknya adalah kehormatan, kedewasaan dan
keperkasaan. Seorang pria Jawa tradisional, harus tangguh dan mampu melindungi
diri, keluarga atau membela bangsa dan negara.
2.2.3
Konsep Budaya Bali
2,2.3.1Dharma
Dharma artinya kebenaran (kebajikan) atau
kewajiban dan hukum. Yaitu suatu jalan yang halus dan sejuk yang dapat
melindungi dan menjaga orang yang mengikuti dan menjauhkan bencana sehingga
menjadi orang yang gembira, tentram dan bahagia.
2.2.3.2 Tri kita karana
Konsep keselarasan hubungan yang mendatangkan
kebahagiaan. Keselarasan hubungan tersebut meliputi:
Ø Keselarasan
hubungan manusia dengan Tuhan
Ø Keselarasan
hubungan manusia dengan sesama manusia
Ø Keselarasan
hubungan manusia denga alam sekitarnya
Yang pertama disebut hubungan Niskala (tidak
nyata, rohani), yang kedua dan ketiga disebut Sekala (nyata, duniawi). Konsep
sekala diwujudkan dalam pengertian Tri kaya (tiga aspek) yaitu pikiran (manah),
perkataan (wak) dan perbuatan (kaya).
2.2.2.3 Rwa
Bhineda
Konsep dualistis yang mengekspresikan dua
kategori yang berlawanan dalam hidup (positif dan negatif, baik dan buruk)
Segala sesuatu pasti ada kelebihan dan
kekurangan. Ada bahagia dan ada derita. Tidak ada hidup yang tidak diakhiri
dengan kematian. Prinsip Rwa Bhineda ini sama dengan prinsip Yin-Yang di Cina.
2.2.2.4 Karmaphala
Karmaphala adalah hasil perbuatan seseorang.
Ala gawe ala nemu, ayu gawe ayu nemu (bila melakukan hal yang tidak benar maka
kesengsaraan yang akan diperoleh, sebaliknya bila melakukan hal yang benar maka
kebahagiaan yang akan didapat). Karmaphala adalah sesuatu sebab akan
menghasilkan akibat sehingga sering disebut hukum karma. Oleh karena itu
berhati-hatilah dalam berbuat.
3.
Wawasan
Multikultural : Lokal, Nasional dan Universal
3.1 Identifikasi
Budaya Lokal
Identifikasi
budaya lokal merupakan identifikasi budaya yang bersifat langsung, dekat dan
secara fisik ada di sekelilingnya. Budaya ini biasanya dikenalkan oleh keuarga
dan kerabat dekat. Biasanya berwujudperilaku pembudayaan. Perilaku
sebenarnya ditentukan oleh pembiasaan dan pembudayaan yang ada dan
berlaku pada lokal tertentu. Disadari atau tidak kita dibesarkan dengan
menggunakan budaya lokal yang ada di sekitar kita.
Seorang
anak yang memiliki identifikasi budaya lokal tertentu tidak lepas dari
lingkungan yang langsung, dekat dan paling mempengaruhi dirinya. Lingkungan
tersebut adalah
3.1.1
Lingkungan fisik
Lingkungan
fisik tertentu dapat membentuk budaya lokal tertentu. Suatu masyarakat yang
berada di daerah yang banyak dikelilingi sungai dan karena seringnya air sungai
meninggi membentuk budaya berupa rumah yang lantai rumahnya lebih tinggi dari
permukaan tanah. Misalnya rumah Palimasan Joglo, Sungai Jingah Kalimantan
Selatan.
Karena
lingkungan fisik di daerah Kalimantan Selatan sangat kaya dengan jenis-jenis
kayu maka berbagai kebutuhan sehari-hari dibuat dengan menggunakan jenis kayu
seperti: Palimasan Kandangrasi desa Kuin Utara Kalimantan Selatan.
3.1.2
Lingkungan sosial
Selain
lingkungan fisik, lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap dan berperilaku
seseorang. Orang yang dibesarkan dalam lingkungan komunitas Naudlatul Ulama
(NU) akan bersikap dan berperilaku sesuai dengan tradisi warga nahdliyin (warga
NU) yang berbeda dengan warga Muhammadiyah sekalipun keduanya berada di
lingkungan fisik yang sama. Kegiatan selamatan, tahlil menjadi ciri khas
kelompok NU ini akan diikuti dan dilaksanakan oleh lingkungan sosialnya.
3.1.3
Lingkungan metafisik
Lingkungan
metafisik ini tidak dibatasi oleh lingkungan fisik dalam arti mesti tinggal di
daerah itu. Lingkungan metafisik memang mewarnai budaya yang ada di lingkungan
fisik di lokal tertentu, tetapi selain itu juga dapat mengenai orang-orang yang
“merasa memiliki” (sense of belonging) budaya itu. Biasanya mereka yang merasa
memiliki itu dulunya berasal dari daerah itu dan sudah pindah tempat tinggal
dari daerah itu, atau keturunan dari warga daerah itu. Pada prinsipnya orang
yang termasuk dalam lingkungan metafisik ini adalah orang yang mengikatkan diri
dengan tradisi budaya dan nilai-nilai tertentu.
3.2
Identifikasi Budaya
Nasional
Sebagai warga Pancasilais
dan tinggal bersama dalam wadah negara memerlukan ide yang dapat mempersatukan
berbagai identitas budaya lokal itu dalam bentuk identitas budaya nasional. Ada
dua ide yang perlu dimiliki setiap warga negara Indonesia yaitu persatuan dalam
perbedaan (wawasan kebangsaan/nasional) dan perbedaan dalam persatuan (Bhinneka
Tunggal Ika).
Kita memiliki simbol
identifikasi budaya nasional antara lain seperti: batik, keris, candi
borobudur, Bali dengan segala atribut yang menyertainya. Identifikasi budaya
nasional ini berasal dari identifikasi budaya lokal yang sudah banyak dikenal
secara nasional bahkan internasional. Identitas budaya nasional ini sudah
dijadikan simbol kenegaraan dan menjadi ciri khas Indonesia. Dengan mengenal
identitas budaya ini seluruh dunia akan tahu bahwa budaya ini adalah ciri khas
budaya Indonesia.
3.3
Identifikasi Budaya
Universal
Perkembangan identifikasi
global memberi kesempatan pada pelajar untuk melihat bagaimana sebagai bangsa
kita menyesuaikan diri dengan masyarakat dunia. Yang memungkinkan pelajar
memahami lebih baik bahwa tindakan suatu negara tidak hanya harus dilihat
kaitannya dengan pengaruhnya pada negara ini namun juga apa pengaruhnya pada
dunia keseluruhan. Siswa yang telah mengembangkan identitas nasional dan etnis
yang kuat seharusnya memiliki perspektif untuk mengembangkan juga identifikasi
global yang membuat mereka menjadi warga masyarakat dunia yang lebih baik. Pada
saat ini penting untuk menyadari bahwa identifikasi yang dibahas di atas
bersifat hierarkhis. Dengan kata lain, kurikulum dan kebutuhan belajar yang
berproses dengan mengenalkan identitas budaya lokal, kemudian nasional dan
akhirnya global atau universal. Perkembangan yang belakangan tergantung pada
perkembangan sebelumnya.
D. Bahan Diskusi
1.
Pendidikan multikultural
salah satunya mencakup percampuran budaya lokal dengan budaya luar. Apakah hal
tersebut mempengaruhi identitas nasional bangsa Indonesia?
2.
Sejauh yang kita tahu,
penduduk di Negara Australia merupakan percampuran dari suku asli Australia
(suku Aborigin) dengan penduduk transmigran dari Eropa. Dengan keberagaman
tersebut, sayangnya suku Aborigin justru semakin tersisih karena jumlah mereka
yang minoritas. Bagaimana peran pendidikan multikultural dalam menanggapi
masalah tersebut?
3.
Indonesia dengan berbagai
keragamannya, misal kaum Tionghoa sebagai kaum pendatang yang dahulunya
mendapat diskriminasi di Indonesia, justru sekarang lebih maju dari masyarakat
pribumi dimana mereka menguasai sektor-sektor penting di Indonesia terutama di
sektor ekonomi. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Bagaimana cara mengatasi
kesenjangan tersebut?
4.
Sebagai warga Negara yang
hidup di Negara dengan keberagaman budaya, sudah sepatutnya kita mengetahui dan
mengenal kebereagaman budaya kita
sendiri. Tetapi ada suku yang tidak mau mengenal dunia luar dan sangat menutup
dirinya bahkan mengenal keberagaman budaya kita
merupakan salah satu larangan di dalam sukunya. Lalu bagaimana peran
dari pendidikan multikultural menangani masalah seperti diatas
E. Sumber Pustaka
Sutarno.
2012. Pendidikan Multikultural. Jakarta:Gramedia
http://ms.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulit
diakses pada tanggal 13 September 2015
http://www.geocities.com/javakeris/kerisologi.htm.
Diakses tanggal 13 September 2015
mahfud chirul ,2011. Pendidikan multikultural. Yogyakarta
: pustaka pelajar
http://manusiapinggiran.blogspot.co.id/2014/04/konsep-pendidikan-multikulturalisme.html
0 komentar:
Posting Komentar