Sabtu, 01 November 2014

Kesalahan Sintaksis



MAKALAH
Kesalahan Sintaksis

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan alat atau sarana komunikasi yang digunakan antar manusia. Bahasa dapat mengekspresikan maksud dan tujuan seseorang. Lewat bahasa pula kita dapat memahami serta berkomunikasi dengan baik sesama manusia. Dengan latar belakang diatas maka kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar penduduk di dunia adalah dwibahasawan, maksudnya bahwa sebagian manusia di bumi ini menggunakan dua bahasa atau lebih sebagai alat komunikasi.
Pembelajaran pada dasarnya adalah sebuah proses yang sebelumnya selalu melibatkan pembuatan kesalahan (Brown). Dengan kata lain keslahan merupakan suatu yang tidak terhindarkan dalam proses belajar mengajar, begitu pula dalam proses belajar bahasa. Hal ini diperkuat oleh pendapat Corder bahwa semua orang yang belajar bahasa pasti tidak luput dari berbuat kesalahan (Corder, 1974).
Dalam kegiatan sehari-hari, guru yang mengajarkan bahasa sering menemukan suatu kesalahan yang dilakukan oleh pelajar (siswa). Kesalahan-kesalahan ini ada yang berhubungn dengan keterampilan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Sebagai contoh, seorang guru menyuruh membuat kalimat dengan kata hasil. Pembelajar dengan kalaimat hasil daripada pembangunan harus kiat nikamti. Guru yang mendengar penggunaan kata daripada kalimat ini menyatakan bahwa penggunakan laimat itu tidak tepat. Demikian puala guru menyuruh pembelajar membuat kalimat dengan kata meninggal. Pelajar memuat kalimat “kucing saya kemarin meninggal”. Guru yang menendengarkan menggunakan kata meninggal peda kaliamat ini, mengatakan bahwa penggunakan kalimat itu tidak benar.
Untuk mengatasi hal tersebut, guru memerlukan suatu pendapat yang dapat menolong guru untuk menganalisis kesalahan yang dilalkukannya dan tidak mengulangi ketika ia menggunakan bahasa. Pendekatan yang dibutuhkan adalah analisis kesalahan.


B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan kesalahan sintaksis?
2.      Mengapa kesalahan sintaksis dapat terjadi?
3.      Bagaimana menangani kesalahan sintaksis?

C.     TUJUAN
1.      Memahami arti dari kesalahan sintaksis
2.      Mengetahui penyebab kesalahan sintaksis
3.      Mengetahui penanganan pada kesalahan sintaksis






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Bidang Sintaksis
Menurut Sofa (2008) bahwa Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Analisis kesalahan dalam bidang tata kalimat menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika kalimat (Lubis Grafura : 2008). Bidang tata kalimat menyangkut urutan kata dan frase dikaitkan dengan hukum-hukumnya (DM, MD) (Maharsiwi : 2009). Untuk keperluan itu semua perlu adanya deskripsi yang jelas antara bahasa Bl dan B2. Di sisi yang lain Samsuri dalam Maharsiwi (2009) mengungkapkan bahwa dalam berbahasa mengucapkan kalimat-kalimat, untuk dapat berbahasa dengan baik, kita harus dapat menyusun kalimat yang baik. Untuk dapat menyusun kalimat yang baik, kita harus menguasai kaidah tata kalimat (sintaksis). Hal ini disebabkan tata kalimat menduduki posisi penting dalam ilmu bahasa.
Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang relatif lengkap (Werdiningsih, 2006:77-79) dalam (Budi Santoso). Kesatuan kalimat dalam bahasa tulis dimulai dari penggunaan huruf kapital pada awal kalimat dan diakhiri dengan penggunaan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru pada akhir kalimat. (Werdiningsih, 2006:78) dalam (Budi Santoso) mengungkapkan bahwa sebuah kalimat dikatakan efektif jika dapat mendukung fungsinya sebagai alat komunikasi yang efektif. Maksudnya bahwa kalimat tersebut mampu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan gagasan secara jelas sehingga terungkap oleh pembaca sebagaimana diinginkan.
Menurut Arifin (2001: 116) sebuah kalimat hendaknya berisikan suatu gagasan atau ide. Agar gagasan atau ide sebuah kalimat dapt dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, dan keterangan harus tampak dengan jelas (eksplisit). Di samping unsur eksplisit kalimat harus dirakit secara logis dan teratur.
Pateda (1989 : 58) menyatakan bahwa kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan pada morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata itu sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan misalnya dengan kalimat yang berstruktur tidak baku, kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak jelas, diksi yang tidak tepat yang menbentuk kalimat, kalimat mubazir, kata serapan yang digunakan di dalam kalimat dan logika kalimat.
B.     Sumber dan Penyebab
Sumber dan penyebab kesalahan dapat terjadi kerena berapa hal, diantaranya pengaruh dari bahasa ibu, lingkungn, kebiasaan, dan tidak kalah pentingnya adalah kesadaran penutur bahasa itu sendiri.
Pendapat umum menyatakan bahwa kesalahan dapat bersumbar pada kecerobohan atau ketidakhati-hatian pembelajaran, kurangnya pengetahuan meraka, dan juga interferensi, norrish (dalam Pateda, 1987) berpendapat kesalahan bersumber pada :
a.       Pemilihan basa;
b.      Pengajaran;
c.       Contoh bahasa yang digunakan sebagai bahan;
d.      Pembelajaran.
Bahan yang tidak sesuai dengan pembelajaran dan tidak menarik minat dapat menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa. Guru hendaknya menggunakan metode danteknik mengajar dengan tepat dan menarik, juga memberikan penjelasan yang sejela-jelasnya. Jika tidak demikian mengakiabatkan terjadinya kesalahan bahasa.
Kesalahan pembelajaran untuk memperbaiki kesalahan berbahasanya kurang atau sama sekali tidak ada keinginan utuk memperbaiki kesalahannya. Pakar lain berpendapat bahwa kesalahan berbahasa bersumber pada:
a.       Strategi belajar;
b.      Teknik mengajar;
c.       System bahasa yang dipelajari;
d.      Usia pembelajar;
e.       Dan sitiuasi sosiolinguistik (Jain, 1974 dalam pateda, 1987).


Lingkungan dapat pual menjadi sumber dan penyebab kesalahan berbahas. Lingkungn ini meliputi lingkungan di rumah,  di sekolah, dan di  masyarakat. Pembelajaran dalam kesehariannya tidak hidup sendiri. Setiap hari bergaul dengan sesama teman-temannya,  ia berbicara tetapi kadang-kadang menyimak perkataan teman-temanya. Pada waktu berbicara, pembelajar tidak memperhatikan bahasa yang di gunakannya, apakah sudah memenuhi kaidah atau belum.
Hal yang sama juga terjadi di lingkungan rumah. Ibi, bapak, kakak, adik yang sedang berbicara tidak memperhatikan kaidah bahasa, hal ini sanagat mempengaruhi terhadap pembelajar. Di sekolah ia mempelajari bahasa Indonesia, sedangkan ia di rumah tidak mempelajari bahsa Indonesia bahka bias menggunakan bahasa daerah, kalupun menggunakan bahasa Indonesia pasti bukan bahasa Indonesia ragam melainkan dialek bahasa Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, kita mengetahui bahwa lingkungn besar pengeruhnya terhadap kesalahan penggunaan bahasa pembelajar. Di sekoalah pembelajar belajar bahasa dengan kaidah yang benar, sedangkan di rumah, pembelajar sering mendengarkan penggunaan bahasa yang menyimpang. Hal ini dapat mempengaruhi sikap pembelajar. Dia akan menggunakan bahasa yang baik hanya berkembang pada waktu pelajaran bahas.
Dengan demikian, dapat kita katakan dalam kehidupan sehari-hari kesalahan yang bersumber dari:
a.       Penggunaan bahasa di lingkungan keluarga seisi rumah ;
b.      Teman sekolah ;
c.       Teman sepermainan ;
d.      Pemimpin di masyarakat ;
e.       Siaran radio, televisi ;
f.       Surat kabar, majalah ;
g.      Kegiatan yang menggunakan bahasa seperti sepanduk, paplet, dan selebaran.
Guru sebaiknya memperhitungkan sumber kesalahan ini dengan jalan mencatat apa yang salah lalu membicarakanya di kelas.


C.      Daerah pada kesalahan sintaksis
Bahasa merupakan objek linguistic. Telah kita ketahui bahwa linguistic terdiri atas tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
            Kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan pada daerah morfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata. Itu sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan misalnya dengan (1) kalimat yang berstuktur tidak baku ; (2) pemakaian kata perangkaian tidak tepat ; (3) diksi yang tidak tepat dalam menentukan kalimat.
D.      Cara Menaggulangi Kesalahan Berbahasa Bidang Sintaksis
Kita sependapat bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi pada pembelajar jangan dibiarkan berlarut-larut. Kita harus mencari cara bagaimana mengatasi hal tersebut. Penanggulangan kesalahan bahasa para pembelajar dapat melalui koreksi kesalahan berbahasa (KKB). Koreksi kesalahan bahasa dapat digunakan baik untuk kesalahan berbahasa lisan maupun kesalahan bahasa tulis. Selanjutnya kita akan membahas secara singkat KKB ini dapat digunakan untuk mengatasi kesalahan yang terjadi pada pembelajar.
Wals (dalam Tarigan,1988) mengklasifikasikan prosedur koreksi kesalahan ke dalam tiga katagori :
a.       Koreksi diri sendiri dengan bantuan guru ;
b.      Koreksi sesama teman ;
c.       Koreksi guru.
Ketiga koreksi tersebut kita gunakan untuk koreksi kesalahan dalam bahasa lisan. Guru menggunakan katagori setelah mempertimbangkan berat tidaknya kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar.
Jika kesalahan pembelajar sudah tidak dapat diatasi oleh dirinya sendiri mauapan dikoreksi oleh sesama teman, maka kesalahan pembelajar hendaknya diatasi dengan cara dikoreksi oleh guru.


Untuk mengatasi kesalahan bahasa tulis, kita dapat menggunakan 2 macam teknik yaitu :
a.       Teknik koreksi langsung
b.      Teksik koreksi tidak langsung
Guru menggunakan teknik langsung dengan pertimbangan pembelajar kurang mampu untuk mengkoreksi kesalahannya, dengan demikian guru memperbaiki kesahalan pembelajar langsung pada tulisan yang salah.
            Selain itu, guru dapat juga menggunakan teknik koreksi tidak langsung dengan pertimbangan bahwa dengan teknik ini pembelajar diberi kesempatan menginterpretasikan kode-kode (simbol) yang digunakan oleh guru pada waktu menandai kesalahan-kesalahan dari tulis penbelajar, mereka memperbaiki kesahalan sendiri, dan kemudian menuliskan kembali karangan tersebut.
E.     Analisis Kesalahan Sintaksis
1)   Kesalahan Bidang Frase
Kesalahan berbahasa yang biasa terjadi dalam bidang sintaksis, khususnya segi frasa, antara lain sebagai berikut:
a.       Pengunaan kata depan tidak tepat.
Contoh:
·         di masa itu             seharusnya       - pada masa itu
·         di waktu itu            seharusnya       - pada waktu itu
b.      Penyusunan frasa yang salah struktur.
Contoh:
·         belajar sudah        seharusnya       - sudah belajar
·         habis sudah           seharusnya       - sudah habis
c.       Penambahan yang dalam frasa benda (B+S)
Contoh:
·          guru yang profesional      seharusnya       - guru profesional
·         anak yang saleh                seharusnya       - anak saleh


d.      Penambahan kata dari atau tentang dalam Frasa Benda (B+B)
Contoh:
·         gadis dari Bali                               seharusnya      - gadis Bali
·         cerita tentang anak jalanan            seharusnya       -cerita anak jalanan
e.       Penambahan kata kepunyaan dalam Frasa Benda (B+Pr)
Contoh:
·         buku kepunyaan Ani          seharusnya       -buku Ani.
f.       Penambahan kata untuk dalam frase kerja ( K pasif + K lain )
Contoh:
·         Diajar untuk membaca     seharusnya       - diajar membaca
g.      Penghilangan frase yang dalam frase benda (benda+yang+ K pasif)
Contoh:
·         Buku kupinjam                  seharusnya- buku yang kupinjam
h.      Penghilangan kata oleh dalam Frasa kerja pasif
Contoh:
·         Dipandu paman                seharusnya-  Dipandu oleh paman
i.        Penghilangan kata yang dalam frasa sifat
Contoh:
·         Paling cerdas                    seharusnya- yang paling cerdas

2)   Kesalahan Bidang klausa
a.       Penambahan preposisi diantara kata kerja dan objeknya dalam klausa aktif.
Dalam klausa aktif seharusnya antara kata kerja dan objeknya tidak diantarai modalitas atau kata keterangan tertentu.
Contoh:
Kami mengharap atas kehadiran saudara tepat pada waktunya.
seharusnya:
Kami mengharapkan kehadiran saudara yang tepat pada waktunya.



b.      Penambahan kata kerja bantu dalam klausa ekuasional
Dalam klausa ekuasional atau nominal, kata kerja bantu adalah tidak perlu diantara subjek dan predikat.
Contoh:
Ibuku adalah guru SD
Seharusnya:
Ibuku guru SD
c.       Pemisahan pelaku dan kata kerja dalam klausa aktif
Dalam klausa aktif, modalitas semestinya tidak diantara subjek dan predikat.
Contoh:
Saya akan mengambil buku itu
Seharusnya:
Akan saya mengambil buku itu.
d.      Penghilangan kata oleh dalam klausa pasif
Contoh:
Buku matematika itu dibaca Tina
Seharusnya:
Buku matematika itu dibaca oleh Tina
e.       Penghilangan kata kerja dalam klausa intransitif
Contoh:
Pak Adi ke Sulawesi
Seharusnya:
Pak Adi ke Sulawesi
3)   Kesalahan Bidang Kalimat
Kesalahan kalimat meliputi kesalahan urutan kata dan penghilangan fungtor kalimat. Perhatikanlah contoh-contoh  kesalahan urutan kata dan kesalahan karena penghilangan fungtor kalimat di bawah ini.
a.       Penghilangan Subjek
            Kalimat yang benar dalam ragam bahasa paling sedikit harus memiliki subjek dan predikat, kecuali kalimat perintah atau ujaran yang merupakan jawaban pertanyaan. Biasanya, kalimat yang subjeknya tidak jelas terdapat dalam kalimat rancu, antara lain kaliamt yang berpredikat kata kerja aktif  tetapi subjeknya didahului kata depan, atau kalimat pasif yang subjeknya diawali kata depan. Kata depan yang sering mengawali subjek antara lain pada, di, dari, kepada, untuk, ke, bagi, dalam, sebagai, tentang, melalui, dengan, demi, terhadap, daripada, dan antara.
Contoh:
Di Jakarta akan mengadakan pameran pembangunan selama bulan agustus tahun ini.
Seharusnya:
Di Jakarta akan diadakan pameran pembangunan.

b.      penggunaan kata penghubung secara ganda pada kalimat majemuk
contoh:
meskipun sedang sakit kepala, namun Udin tetap pergi sekolah
seharusnya : meskipun sedang sakit kepala, udin tetap pergi sekolah.

c.       Penghilangan Predikat
Kalimat yang tidak mempunyai predikat terjadi antara lain akibat adanya keterangan subjek yang beruntun, kemudian keterangan itu diberi keterangan lagi sehingga penulisnya lupa kalau kalimat yang dibuatnya belum lengkap.
Contoh bentuk salah:
Kandungan zat kimia tertentu dalam limbah industri yang mencemari perairan dalam jumlah tertentuyang dapat membahayakan kehidupan sumber hayati perikanan penghuni perairan tersebut.
Contoh bentuk Benar:
Kandungan zat kimia tertentu dalam limbah industri yang mencemari perairan dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kehidupan sumber hayati perikanan yang menghuni perairan tersebut.

d.      Kalimat yang dipenggal
                                Kalimat yang dipenggal masih mempunyai hubungan gantung dengan kalimat lainnya. Kalimat yang memilki hubungan gantung tiu disebut anak kalimat, sedangkan kalimat yang digantunginya disebut induk kalimat.
Contoh bentuk salah:
Mereka tetap bekerja seperti biasa. Walaupun diperlakukan tidak adil oleh pimpinannya.
Contoh bentuk benar:
Mereka tetap bekerja seperti biasa walaupun diperlakukan tidak adil oleh pimpinannya.

e.       Penggandaan subjek
            Kalimat yang seolah-olah kurang tegas sehingga tidak jelas bagian mana yang mendapat penekanan.
Contoh bentuk salah:
Masalah penyelesaian perbaikan trotoar di Serang saya sudah laporkan.
Contoh bentuk benar:
Saya sudah melaporkan penyelasaian perbaikan trotoar di serang.

f.        Dua kata bermakna sama
            Pemakaian dua kata yang mengandung makna yang sama dipakai sekaligus dalam sebuah kalimat tidak tepat. Hal semacam itu termasuk pemakaian kata yang mubajir.
Contoh bentuk salah:
Sejak dari kecil ia sudah terlihat sebagai anak yang cerdas.
Contoh bentuk benar:
Sejak kecil ia sudah terlihat sebagai anak yang cerdas.

g.      Penghilangan kata penghubung sebagai penanda anak kalimat
Gejala penghilangan kata penghubung dalam anak kalima sering kita baca dalam tulisan-tulisan resmi. Kata penghubung sebagai penanda anak kalimat, yang sering ditanggalkan adalah jika, apabila, setelah, sesudah, ketika, karena, dan sebagainya.
Contoh bentuk salah:
Sering digunakan untuk kejahatan, komputer itu kini dilengkapi pula dengan alat pengaman.
Contoh bentuk benar:
Karena sering digunakan untuk kejahatan, komputer itu kini dilengkapi pula dengan alat pengaman.

h.      Padanan kata
                               Padanan kata yang tidak tepat terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang dan bergabung dalam sebuah kalimat.
Contoh bentuk salah:
Walaupun hukuman sangat berat, tetapi tampaknya pengedar ganja tiu tidak gentar.
Contoh bentuk benar:
Meskipun hukuman sangat berat, tampaknya penedar ganja itu tidak gentar.

i.        Salah urutan
           Gejala salah urutan sebagian besar disebabkan oleh pengaruh bahasa asing, atau merupakan terjemahan harfiah dari bentuk bahasa asaing. Paahal struktur bahasa indonesia berbeda dengan struktur bahasa asing.
Contoh bentuk salah:
Tugas itu saudara dapat kerjakan setiap saat.
Contoh bentuk benar:
Tugas itu dapat saudara kerjakan setiap saat.

j.         Kesalahan penyusunan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh bentuk salah:
...bila hasil karya atau buah pikiran seorang ilmuan tidak mendapat tanggapan apa-apa dalam masyarakat ilmiah, maka sebenarnya ilmuan tadi tidak mengatakan sesuatu yang layak didengar.
Contoh bentuk benar:
...hasil karya atau buah pikiran seorang ilmuan tidak mendapat tanggapan apa-apa dalam masyarakat ilmiah, maka sebenarnya ilmuan tadi tidak mengatakan sesuatu yang layak didengar.

k.      Pengariuh Struktur Bahasa Asing
Pemakaiaan bahasa asing dalam bahasa Indonesia termasuk salaha satu hal yang mempengaruhi terjadinya kesalahan bahasa. seperti yang terlihat pada kalimat berikut ini:
·         Kantor dimana dia bekerja tak jauh dari rumahnya.
·         Orang dengan siapa dia akan berunding belum datang.
·         Daerah dari mana  sayur-mayur di datangkan terletak jauh di pedalaman.

l.         Penggunaan Kalimat yang Tidak Logis
contoh:
buku itu membahas peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar.
Kalimat tersebut tidak logis karena tidak mungkin buku memiliki kemampuan membahas peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar.
seharusnya : di dalam buku itu dibahas tentang peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar.

m.     Penggunaan penghubung yang tidak tepat
contoh:
mereka tidak menulis melainkan sedang melukis.
Seharusnya : mereka tidak menulis tapi sedang melukis.

n.       penggunaan Kalimat yang Tidak Padu
contoh:
mereka menyatakan persetujuannya tentang keputusan yang bijaksana itu.
Seharusnya: mereka menyetujui keputusan yang bijaksana itu.

o.      Penyusun Kalimat yang Mubazir
contoh:
dalam konsep pendidikan yang disusunnya banyak terdapat berbagai kesalahan.
Seharusnya:
dalam konsep pendidikan yang disusunnya terdapat banyak kesalahan.




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Analisis kesalahan dalam bidang tata kalimat menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika kalimat. Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang relatif lengkap. Sbuah kalimat hendaknya berisikan suatu gagasan atau ide. Agar gagasan atau ide sebuah kalimat dapt dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, dan keterangan harus tampak dengan jelas (eksplisit). Analisis kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis antara lain, kesalahan bidang frasa, kesalahan bidang klausa, kesalahan bidang kalimat.

B.     SARAN
1.      Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca menerapkan tujuan dari pembuatan makalah.
2.      Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengerti mengenai kesalahan sintaksis supaya dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari tidak menemui dan menggunakan kalimat yang ambigu.


DAFTAR PUSTAKA

Doyin, Mukh dan Wagiran.2012.Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya  Ilmiah.Semarang : UNNES PRESS
Faisal, Muh.2009.KAJIAN BAHASA INDONESIA SD.
Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.
Parera, Jos Daniel.1992.SINTAKSIS.Jakarta:Pt Gramedia Pustaka.
Inta,Sahrudin.2008.AnalisisKesalahanBerbahasa.http://www.inta.wordpress.com.Diakses pada tanggal 20 November 2011.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;