Kamis, 20 November 2014

STRUKTUR BUMI, BATUAN DAN SUMBER DAYA MINERAL



MAKALAH
STRUKTUR BUMI, BATUAN
DAN SUMBER DAYA MINERAL



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Secara tidak disadari pengetahuan Geologi telah diterapkan sejak zaman prasejarah. Kata “geologi” pertama kali dipergunakan pada tahun 1473 oleh Ricardh de Bury untuk hukum atau ilmu kebumian. Kata Geologi berasal dari kata Yunani, “geos” berarti bumi dan logos yang berarti ilmu. Jadi Geologi adalah Ilmu yang mempelajari material bumi secara menyeluruh, termasuk asal mula, struktur, penyusun kerak bumi, proses - proses yang berlangsung selama dan atau setelah pembentukannya, dan yang sedang berlangsung, hingga menjadikan keadaan bumi seperti saat ini. Ilmu Geologi memiliki beberapa cabang ilmu lain
yang lebih spesifik, antara lain :
1. Mineralogi
Studi tentang mineral secara megaskopis dan menentukan nama mineral dari hasil deskripsi (sifat fisik, belahan, goresan, warna, kilap, dll).
2. Petrologi
Studi tentang batuan, asal mula pembentukannya, klasifikasinya, tempat pembentukan dan
pengendapannya, serta penyebarannya baik di dalam maupun di luar perut bumi.3. Geologi Struktur (King of Geology)Studi mengenai perubahan bentuk- bentuk kerak bumI.
yg diakibatkan oleh berbagai macam gaya sehingga menghasilkan struktur geologi berupa lipatan, patahan, kekar, dll.
3. Geologi Struktur (King of Geology)
Studi mengenai perubahan bentuk- bentuk kerak bumi yg diakibatkan oleh berbagai macam gaya sehingga menghasilkan struktur geologi berupa lipatan, patahan, kekar, dll.
4. Geomorfologi
Studi tentang bentang alam dan proses- proses yang mempengaruhinya.
5. Stratigrafi (Queen of Geology) Studi tentang perlapisan batuan, penyebaran, komposisi, ketebalan, umur dan korelasi lapisan batuan.
6. Geokimia
pada dasarnya adalah studi mengenai komposisi kimia bumi. mempelajari keberadaan unsur-unsur isotop di bumi, dll.
7. Paleontologi
Studi tentang segala aspek kehidupan dimasa lampau berupa fosil baik makro ataupun mikro yang di temukan dalam batuan.
8. Geologi Terapan
Penerapan Geologi untuk kepentingan manusia pada bidang tertentu. misal: Geologi Pertambangan, Geologi batubara, Geologi Minyak dan Gas bumi, Hidrogeologi, dsb.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana bentuk permukaan bumi ?
2.      Bagaimana struktur bumi ?
3.      Apa saja jenis batuan ?
4.      Apa saja sumber daya mineral ?
5.      Bagaimana pemanfaatan batuan dan sumber daya mineral dalam kehidupan sehari-hari ?
C.     Tujuan
1.      Memahami bentuk permukaan bumi.
2.      Memahami struktur bumi
3.      Memahami jenis-jenis batuan
4.      Memahami sumber daya mineral
5.      Menjelaskan pemanfaatan sumber daya mineral dan batuan dalam kehidupan sehari-hari


BAB II
PEMBAHASAN

A.                Bentuk Permukaan Bumi
1.                  Daratan
                            Bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi air. Wilayah yang termasuk daratan meliputi pegunungan, perbukitan, dataran, dan lembah. Bumi banyak mengandung air. Permukaan daratan pun ada yang tergenang air dan ada
yang kering. Bagian daratan yang kering adalah padang pasir, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Bagian daratan yang tergenang air, misalnya rawa, danau, dan sungai.


1. Gunung
Gunung adalah bagian tanah yang paling tinggi, bentuknya menyerupai kerucut. Gunung terdiri atas puncak yang dibatasi oleh lereng. Lereng adalah sisi yang landai atau miring. Gunung-gunung terbentuk dalam waktu jutaan tahun.
2
. Pegunungan
Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung. Daerah yang tinggi tidak selalu berupa pegunungan. Daerah yang lebih rendah daripada gunung disebut bukit. Daerah yang banyak bukitnya disebut perbukitan.


3. Dataran
Dataran ialah daratan yang perbedaan ketinggian antara satu daerah dan daerah lainnya hampir tidak ada. Dataran ada dua, yaitu dataran tinggi dan dataran rendah.
            Dataran tinggi adalah dataran yang terdapat di daerah pegunungan. Ketinggiannya dari 500 meter sampai 1.500 meter di atas permukaan laut. Misalnya, daerah Dieng, Bukittinggi, dan kota Bandung. Dataran rendah adalah dataran yang
terdapat di daerah pantai. Ketinggiannya dari 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Misalnya, dataran rendah pantai utara Jawa dan dataran rendah pantai timur Sumatra.
4. Lembah, Jurang, dan Ngarai
Lembah adalah daratan yang rendah di antara bukit-bukit. Lembah, biasanya, dialiri sungai. Contohnya, lembah Karmel di Jawa Barat dan lembah Kuyawagi di Papua. Lembah yang dalam, sempit, dan memiliki dinding yang curam disebut jurang. Adapun ngarai adalah lembah yang dalam dan luas di antara dua dindingnya. Contohnya, ngarai Sianok di Sumatra Barat dan ngarai Kalipanur di Jawa Tengah.

2.                   Lautan
Permukaan bumi banyak mengandung air. Sekitar 2/3 permukaan bumi merupakan lautan. Permukaan dasar laut pun tidak rata. Di dasar laut terdapat bukit laut dan gunung laut. Jurang yang sangat dalam di dalam laut disebut palung laut.
Wilayah lautan terdiri atas:

1.Laut, merupakan cekungan dalam yang berisi air.
2.Teluk, merupakan lautan yang menjorok masuk ke daratan.
3.Selat, merupakan lautan sempit di antara pulau-pulau.
4.Samudra, merupakan lautan yang sangat luas dan dalam.

Sejak zaman dahulu, orang-orang bepergian melintasi lautan. Kemudian, perjalanannya mereka gambarkan. Gambaran itu dipakai sebagai dasar pembuatan peta bumi. Sekarang, hal itu cukup dilakukan dengan satelit.
   Pernahkah kamu melihat benda pada Gambar 8.4? Benda tersebut dinamakan globe. Globe adalah peta dunia yang digambarkan pada benda bulat seperti bola. Bentuk permukaan bumi dapat digambarkan pada sebuah globe dan peta. Peta adalah gambar dua dimensi suatu tempat di permukaan bumi. Peta harus memiliki simbol, arah mata angin, skala, dan penunjuk.

Klasifikasi Bentuk Muka Bumi (BpB) pada makalah ini mungkin tidak dapat mengakomodasi bentuk-bentuk muka bumi tertentu yang sangat khas dan sulit untuk dimasukkan ke dalam salah satu dari kotak penamaan di atas. Namun demikian, Klasifikasi BpB sudah sedemikian rupa mengadopsi berbagai bentuk muka bumi baik dari hasil pengamatan geomorfologi di Indonesia oleh penulis, maupun dari contoh-contoh pada buku-buku geomorfologi dengan contoh internasional. Beberapa bentuk muka bumi yang spesifik yang belum tercantum pada Klasifikasi BpB dapat ditambahkan dengan analogi.

Klasifikasi BpB mengenai macam macam bentuk muka bumi antara lain :
.pegunungan (lipatan , pleteau , sesar ) dan lautan.
Bentuk bumi beragam sesuai dengan hamparannya sebagai berikut:

Daerah Pantai
Daerah pantai merupakan suatu wilayah Yang secara langsung memperoleh pengaruh laut. Contoh pengaruh laut tersebut adalah peristiwa pasang surutnya air laut
Bentuk-Bentuk Daerah Pantai :
Teluk: adalah pantai yang bentuknya cekung ke dalam, atau juga bisa dikatakan menjorok ke darat. Contoh teluk di Indonesia : Teluk Bone di Sulawesi Selatan, Teluk Tomini di Sulawesi Tengah
Tanjung: adalah wilayah yang menjorok ke laut. Apabila luas tanjung sangat besar maka di sebut Semanjung.
Contoh Tanjung di Indonesia :Tanjung Ujung Kulon di Banten, Tanjung Jabung di Jambi
Delta : adalah daratan yang terletak di muara sungai.Proses pembentukan delta diakibatkan oleh proses sendimentasi sungsiContoh Delta di Indonesia:Delta Sungai Mahakam di Pulau Kalimantan, Delta Sagara Anakan di Jawa Tengah

Dataran Rendah
            Dataran rendah adalah daratan yang landai atau datar. Ketinggian dataran rendah biasanya kurang dari 500m dpl (diatas Permukaan Laut).
Dataran rendah biasanya digunakan untuk areal sawah.
Rawa adalah dataran rendah yang selalu terendam air, sehingga setengah berlumpur. Ini membuat rawa kurang baik untuk daerah pertanian.
Untuk areal pertanian di rawa harus dikeringkan dan dilakukan pengapuran yang bertujuan untuk meneltrakan sifat asam dari rawa
Di daerah bisa ditemukan tanaman bakau (mangrov)

Dataran Tinggi

            Dataran tinggi terletak di ketinggain 500-1500m dpl, bentuknya bisa datar, bergelombang, maupun berbukit-bukit.
            Plato adalah dataran tinggi luas dengan permukaan datar dan dikelilingi tebing yang curam.
Contoh Plato di Indonesia: Plato Dieng di Jawa Timur, Plato di sekitar Danau Toba.
Pegunungan
            Pegunungan adalah daratan berbukit-bukit dan bergunung-gunung sehinga membentuk suatu rangkaian (sirkum). Ada dua sistem pegunungan lipatan muda di permukaan bumi sebagai berikut.
Sirkum Medetarian
            Sirkum Medetarian berawal dari Pegunungan Alpen di Eropa kemudian menyambung ke pegunungan Himalaya di Asia lalu memasuki Indonesia melalui Pulau Sumatra. Jalur Sirkum Medetarian di Indonesia membentang dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Indonesia Sirkum Meditarian di Indonesia terbagi menjadi dua Busur, sebagai berikut :
Busur Dalam Vulkanik
Busur dalam dari rangkaian Meditarian bersifat vulkanis. Yang menyababkan banyak Gunung api aktif di sekitar rangkaian Sirkum Meditarian. Contoh gunungapi tersebut adalah :Gunung Kerinci, Gunung Leuseur,dan Gunung Krakatau
Busur Luar Nonvulkanik
Busur luar dari rangkaian Meditarian tidak bersifat vukanis. Busur luar sirkum Meditarian membentang di pantai barat Sumatra, seperti Pulau Simeul, Nias, Mentawai, dan Enggano, pantai selatan Jawa, dan pantai selatan Kepulauan Nusa Tenggara.
Sirkum Pasifik
Sirkum Pasifik berawal dari dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, lalu bersambung ke pegunugan Rocky di Amerika Utara, lalu ke Jepang, Filipina, sampai akhirnya sampai ke Indonesia melalui Sulawesi. Sirkum Pasifik juga bercabang ke Pulau Halmahera dan akhirnya sampai di Papua.







B.            STRUKTUR BUMI
 
Berdasarkan gelombang seismic struktur internal bumi dapat dibedakan menjadi tiga komponen utama, yaitu inti (core), mantel (mantle) dan kerak (crust).
· Inti bumi (core)
Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5100-6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity. Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel.
· Mantel bumi (mantle)
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.
· Kerak bumi (crust) ,merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km. kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
-Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
-Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya di sebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie !982) rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.
C.  JENIS JENIS BATUAN
       Batuan didefinisikan sebagai suatu massa mineral dan dapat terdiri dari satu atau berbagai jenis mineral. Dengan kata lain, batuan adalah agregat yang tersusun secara alami dari satu macam mineral atau lebih.
       Atas dasar terbentuknya, batuan dapat dikelompokkan dalam tiga macam batuan:
a.       batuan beku;
b.      batuan sedimen;
c.       batuan malihan (metamorf)
1. BATUAN BEKU
Asal awalnya batuan beku adalah massa batuan yang cair-pijar, karena sangat panasnya (10000 – 20000), massa batuan ini disebut magma. Tempat asalnya disebut dapur magma dan letaknya di dalam bumi. Kedalaman dan besarnya tiap-tiap dapur magma umumnya tidak sama, Demikian pula susunan dan sifat-sifatnya tiap-tiap magma berlainan.
Magma umumnya mengandung berbagai macam gas-gas. Gas-gas ini merupakan suatu sumber kekuatan atau energi yang mendorong magma ke atas. Makin banyak gas-gas yang dikandung, makin besar pula kekuatan tekanannya. Magma yang ditekan oleh gas-gas tadi, naik ke atas; makn tinggi naiknya, makin rendah suhunya dan akhirnya membeku. Batuan-batuan inilah yang disebut batuan beku.
Atas dasar tempat pembekuannya, batuan beku dapat dibedakan kedalam :
(a) Batuan beku intrusi (plutonik); adalah batuan yang membeku di dalam kerak bumi dan tidak mencapai ke permukaan bumi. Batuan dalam ini dapat berbentuk, antara lain seperti: batolit, lakolit, tugu (diatrema), sill, dike, gang, dan urat-urat.
Batolit dan lakolit dapat berukuran sangat besar seperti suatu gunung atau bukit. Menurut keterangan hingga sekarang belum dasar-dasarnya belum pernah ada yang menemukannya, kecuali atap-atapnya. Beberapa ahli ada yang beranggapan, bahwa batolit dan lakolit tidak lain dari magma yang membekunya di dalam dapur magma itu sendiri.
Batolit, tugu dan gang menerobos (memotong, menembus) lapisan-lapisan batuan, sedangkan lakolit adalah batuan beku yang menerobos pada bidang perlapisan di dalam kerak bumi mengangkat lapisan-lapisan di atasnya, sehingga puncaknya cembung.
Sill adalah bentuk lain dari intrusi yang membeku di sepanjang bidang perlapisan kerak bumi dalam massa yang tipis (bentuk lembar) lebih kecil dari batolit.
Dan dike adalah batuan beku intrusi yang memotong bidang perlapisan batuan pada kerak bumi.
Peristiwa pembekuan magma di dalam kerak bumi ini disebut intrusi atau plutonik.

Batuan-batuan dalam yang membekunya sangat dalam, menurut para ahli paling sedikit 15 km dari permukaan bumi, proses pembekuannya sangat lambat. Oleh karena itu, butiran-butiran kristal dari mineral-mineral mempunyai peluang waktu untuk berkembang hingga menjadi besar-besar dan sempurna dan dapat saling mengikat satu sama lain. Struktur yang demikian, disebut struktur granitis, nama struktur ini diambil dari nama batuan granit, yang mempunyai struktur tersebut.
Batuan-batuan dalam yang mempunyai struktur granitis a.l.: granit, diorit dan gabro. Struktur mineral dapat diperiksa dengan cara mengirisnya dan dipoles hingga tebalnya 0,02 mm, dan kemudian dilihat di bawah mikroskop dengan pertolongan cahaya dari jurusan tertentu.

(b)  Batuan beku tengah (= batuan gang, batuan hypo-abisis)
Bagian dari batuan intrusif (plutonik). Di antara fase pembekuan di daerah yang dalam (batuan beku dalam) dan fase pembekuan di permukaan bumi (batuan beku luar), terdapat fase pembekuan daerah tengah, yang biasanya memberi bentuk batuan gang, tugu atau urat-urat. Batuan ini termasuk golongan batuan-batuan beku tengah.
Struktur dari batuannya juga porfiris seperti batuan beku luar. Contohnya antara lain: granitporfir, kwarsadiorit dan diabase.
Ciri utama batuan beku intrusif adalah bentuk kristalnya.

Tabel 4.2.  Klasifikasi Batuan Beku dan Metamorf

KELOMPOK GENESA
METAMORF
BEKU

STRUKTUR UMUM
BERFOLIASI
MASIF



Komposisi

Kuarsa, felspar, mika,mineral gelap menjarum

Mineral terang: kuarsa, felspar, mika
Mineral terang
Dan gelap

Mineral gelap

Asam
Menengah
Basa
Ultra basa

U K U R A N   B U T I R  (mm)


60




2



0,06



0,002
Berbutir sangat kasar



GENES Selang seling lapisan mineral berbutir dan berlembar

MIGMATIT
SEKIS
SERPENTINIT

FILIT
SABAK
MILONIT


GENES
MARMER
GRANULIT



KWARSIT
HORNFELS
AMFIBOLIT

PEGMATIT



PIROSENIT
dan
PERIDOTIT
SERPENTINIT



Berbutir kasar



GRANIT

DIORIT

GABRO


Berbutir sedang

GRANIT MIKRO

DIORIT MIKRO

DOLERIT


Berbutir halus


RIOLIT


ANDESIT


BASALT

Berbutir sangat halus



Gelas amorf

OBSIDIAN dan “PITCHSTONE”

TAKILIT


GELAS VOLKANIK















Dimodifikasi dari: C E G M dan Attewel & Farmer                                                                                

(c) Batuan beku luar (ekstrusi); adalah magma yang dapat mencapai ke permukaan bumi, dapat melalui suatu lobang yang terpusat pada satu titik dan dapat pula melalui celah memanjang yang terjadi di kerak bumi. Bila peristiwa ini terjadi di dalam keadaan yang dahsyat, ekstrusi ini diebut erupsi; seperti halnya peristiwa gunung berapi. Erupsi dapat dibedakan atas effusif yang bersifat lelehan, dan eksplosif yang bersifat ledakan/letusan.
Escher berpendapat, bahwa peristiwa-peristiwa yang menyangkut proses ekstrusi dan/atau erupsi disebut volkanisme. Sebahagian ahli menyatakan bahwa volkanisme menyangkut bukan saja ekstrusi tetapi juga intrusi.
Ilmu pengetahuan tentang volkanisme disebut volcanologi.
Bahan-bahan yang keluar dari suatu gunungapi dan masih merupakan massa campuran bahan-bahan cair dan padat yang tebal dan masih sangat panas (800 – 12000C), dapat mengalir hingga beberapa kilometer, disebut lava. Bahan cairnya dapat berupa mineral-mineral yang meleleh dan bahan padatnya berbentuk abu, lapili (sebesar kacang kedele), tali, bom-bom, dan balok-balok.
Abunya yang masih segar biasanya berwarna hampir putih, tetapikarena oksidasi, warnanya dapat segera berubah menjadi agak gelap.
Terdiri terutama dari gelas-volkanik (SiO2 amorf). Dari Krakatau misalnya, abunya terdiri ± 90% dari gelas dan sisanya SiO2 kristal.   
Abu gunung api disebut pula abu volkanik atau tuf atau tufa.
Bom-bom ukurannya kurang lebih seperti buah kelapa dan dapat bersifat asam atau basa.

Batu apung terjadi dari busa-volkanik yang telah membeku dan terdiri terutama dari gelas-volkanik. Strukturnya adalah porous atau berlubang-lubang, disebabkan pada waktu peroses pembekuan gas-gas yang ada di dalamnya menguap.
Suatu lumpur yang encer dan panas, terdiri dari campuran air, abu dll., dan mengalir dengan kecepatan tinggi lahar.
Magma yang membeku dekat atau di permukaan bumi, proses pembekuan-nya cepat karena perbedaan suhu antara magma cair dengan atmosfer besar sekali. Akibat dari cepatnya proses pembekuan magma maka sedikit atau tidak ada kesempatan untuk membentuk kristal yang sempurna. Oleh karena itu struktur kristalnya dapat non kristalin, mikro kristalin dan porfiris.
Kwarsa yang membeku di luar/di permukaan, proses pembekuannya tiba-tiba, kristalnya tidak tidak menjadi butiran, karena tidak diberi waktu. Struktur dari kwarsa seperti ini adalah amorf. Atau tidak berbentuk kristal. Contoh-contoh batuan beku luar, antara lain: batuapung, abu gunungapi (tuf), dan obsidian. Contoh batuan luar lainnya: trahit, andesit, basalt, dll. 

Atas dasar komposisi kimia magma, batuan beku dapat dikelompokkan ke dalam tiga klas:
                 i.    batuan beku asam (acidic); kaya akan SiO2, sebagai hasil dari mineral kuarsa dan felspar alkalin. Contoh: Granit dan riolit.
                ii.    batuan beku intermediet (menengah); ortoklas ± 50% dari felspar total sedangkan kuarsa sedikit jumlahnya. Contoh, diorit dan andesit.
               iii.  batuan beku basa (basic); plagioklas lebih dari 2/3 berupa felspar, sedikit sekali mengandung mineral kuarsa dan mudah untuk mengenalnya karena didominasi oleh mineral-mineral gelap seperti hornblende, olivin dan biotit. Contoh: gabro dan basalt.
               iv.   ultra basa; tidak ada felspar dan tidak ada kuarsa. Contoh: piroksenit, peridotit, dan serpentinitit.

2.   BATUAN SEDIMEN
       Batuan-batuan sedimen adalah batuan-batuan yang umunya berlapis-lapis. Batuan sedimen tersusun dari partikel batuan yang berasal dari batuan yang ada sebelumnya, dan terendapkan di suatu tempat setelah terangkut oleh sungai, gelombang atau arus pasang, angin dan es. Selanjutnya sedimen mungkin terjadi dari reaksi kimia dan presipitasi.
       Berbagai perubahan-perubahan yang terjadi di dalam batuan sedimen setelah diendapkan tanpa perubahan-perubahan penting dari tekanan dan suhu, termasuk ke dalam pengertian diagenese.
       Batuan sedimen dapat digolongkan ke dalam tiga golongan:
a)    Sedimen klastis; terdiri dari partikel-partikel hancuran batuan (disintegrasi) akibat proses pelapukan. Transportasi oleh air maupun angin cenderung untuk memilahkan (sorted) partikel-pertikel tersebut ke dalam berbagai ukuran butir. Atas dasar ukuran butirannya dapat digolongkan ke dalam:
(1)  Konglomerat mengandung gravel, kerikil dan kerakal yang bentuknya membulat dengan isian pasir di antara butir-butir kasar tersebut.
(2)  Batupasir (sandstone) tersusun dari rombakan batuan yang resisten terhadap pelapukan terutama butiran kuarsa dengan berbagai macam fragmen batuan dan partikel felspar. Ukuran butir pada batupasir ini antara 0,062 – 2 mm. Apabila sementasi batu pasir sangat kuat dan butir pasir itu dapat pecah dalam bentuk agregat dikenal dengan istilah kuarsit.
(3)  Batulanau (siltstone) tersusun dari partikel-partikel batuan yang mempunyai ukuran 0,0625 mm – 0,004 mm, dan umumnya terdiri dari partikel kuarsa dan felspar.
(4)  Shale adalah lempung atau lumpur yang telah mengeras akibat tekanan dari lapisan-lapisan batuan di atasnya. Batuan ini terbentuk dari mineral lempung, partikel kuarsa dan felspar yang mempunyai diameter < 0,004 mm, bercampur dengan bahan organik dan presipitasi karbonat atau silikat.

Ukuran butir batuan sedimen klastis (lepas) sangat mempengaruhi dalam sistem pengelompokan (kategorisasi) serta dalam tata nama yang dipergunakan. Beberapa sebutan lain yang biasa digunakan untuk menunjuk batuan menurut besar dan bentuknya adalah sebagai berikut:
Blok untuk menunjuk batuan massif (kompak) yang amat besar, jauh lebih besar dari bongkah dan batu-batu besar seperti disebutkan dalam tabel-tabel di atas; bisa beberapa puluh meter sampai ukuran kilometer, tetapi lebih kecil dari lempeng tektonik bumi.
Batuancadas, adalah batuan massif yang relatif keras, besarnya boleh sama
Tabel .. : Klasifikasi batuan sedimen berdasarkan teksturnya
NAMA
UKURAN
( Ø = DIAMETER )
Bongkah
Kerikil kasar
Kerikil halus
Pasir kasar
Pasir halus
Geluh
Lempung
2.000 – 200 mm
200 – 20 mm
20 – 2 mm
2 – 0,2 mm
0,2 – 0,02 mm
0,02 – 0,002 mm
< 0,002 mm
                                Dimodifikasi dari: Katili dan Marks, hlm. 79 – 80.
Tabel … :  Definisi Partikel Klastis yang Terbentuk dari Endapan-Endapan dan Batuan-Batuan Endapan (menurut Munir)
NAMA
Diameter (mm)
Sebutan Endapan Lepas
Sebutan Batuan Gabungan
1.    Batu besar
2.    Kerikil kasar
3.    Kerikil halus
4.    Pasir
5.    Debu
6.    Liat
>256
64 – 256
2 – 64
1/16 – 2
1/256 – 1/16
<1/256
Kerikil
Kerikil
Kerikil
Pasir
Debu
Liat
Konglomerat
Sedimen
Breksi
Batupasir
Batupasir
Batuliat, batulumpur dan shale
   Sumber: Munir, Moch.: 2003: hlm. 85.
Tabel … : Pengelompokan Batuan Sedimen (menurut Munir)
NAMA
KEADAAN LEPAS
MENGERAS
VULKANIS
> 64
2 – < 64
0,05 – < 2
0,02 – < 0,05
< 0,02 
Batu-2 besar
Kerikil
Pasir/sand
Debu/silt
Lempung/clay
Konglomerat
Breksi
Batupasir/sandstone
Batu debu/siltstone
Batu lint
Bom
Lapili
Pasir
Debu/tuff
---
   Sumber: Munir, Moch.: 2003: hlm. 85.

Tabel … : Ukuran Bahan Piroklastis (menurut Munir)

No.
Nama Bahan
Diameter
(mm)
Sifat dan ciri
1.
Bom
> 32
Berupa bahan lepas dari erupsi gunung berapi dan kasar.
2.
Lapili
4 – 32
Berupa bahan lepas dari erupsi gunung berapi dan tajam.
3.
Pasir G.Api
0,25 – 4
Berupa bahan lepas dari erupsi gunung berapi dan tumpul.
4.
Abu Volkan
< 0,25
Berupa bahan lepas, halus, dan berterbangan di udara.
Sumber: Munir, 2003: hlm.193.
dengan blok, tetapi lebih dimaksudkan sebagai batuan asli yang belum terpindahkan oleh gaya-gaya asal luar.
Bolder, adalah batuan-batuan berukuran besar yang sudah hampir membudar sebagai sisa pelapukan (weathering), baik masih berada di tempatnya semula maupun telah berpindah tempat karena masswasting (massmovement).
Batuguling, adalah batuan-batuan berbentuk cenderung bundar dengan permukaan halus, yang biasanya terdapat di dasar sungai. Bentuk bundar terjadi karena benturan-benturan dan gesekan selama terbawa oleh arus sungai. Di masyarakat umum, batuguling disebut “batukali” untuk membedakannya dengan “batugunung” yang bersudut-sudut.
Conglomerat adalah batu-batu ataupun kerikil yang telah mengalami diagenesis (sementasi) menjadi padat, dimana butir-butir kerikil tersebut bentuknya bulat-bulat/halus.
Breksi, sama dengan konglomerat tetapi butir-butirnya runcing-runcing tidak beraturan. Karena itu dapat ditafsirkan bahwa batuan konglomerat telah terbawa jauh dari lokasi sumber asalnya, sedang breksi tidak jauh dari sumbernya.

b)    Karbonat; dapat berupa batugamping yang mengandung mineral kalsit CaCO3 dan dolomit yang didominasi oleh mineral dolomit.
Batugamping organik terbentuk dari partikel gamping koral, algae dan foraminifera. Asal mula bahan organik ini tampak dari rumah (fosil) binatang karang dan siput (shell) yang telah tersemen menjadi macam batugamping dikenal dengan ooquina.
Batugamping dapat juga terbentuk akibat presipitasi kimia dari air danau atau laut yang dikenal dengan marl.
Asal mula dolomit tidak begitu jelas, namun dimungkinkan banyaknya unsur kalsium dalam gamping murni yang secara perlahan-lahan diganti oleh magnesium melalui kegiatan air laut atau air tanah dalam waktu yang lama.   

c)    Sedimen evaporit adalah garam yang telah mengalami presipitasi dari air dangkal di gurun pasir maupun pada teluk di pantai, di mana proses evaporasi berlangsung dengan cepat. Adapun macamnya adalah anhidrit (calcium sulfate), gipsum (hydrous calcium sulfate), dan halit (sodium chloride). Secara skematis, klasifikasi batuan sedimen disajikan pada tabel 3.

3.   BATUAN MALIHAN
(Batuan Metamorf)
       Batuan malihan (batuan metamorf, batuan ubahan, batuan berubah sifat) adalah batuan yang berasal dari batuan yang sudah ada, seperti batuan beku atau batuan sedimen, kemudian mengalami perubahan fisik dan kimia sehingga berbeda sifat dengan sifat batuan induk (asal)nya. Perubahan fisik meliputi penghancuran butir-butir batuan, bertambah besarnya butir-butir mineral penyusun batuan, pemipihan butir-butir mineral penyusun batuan, dan sebagainya. Perubahan kimia berkaitan dengan munculnya mineral baru sebagai akibat rekristalisasi atau karena adanya tambahan/pengurangan senyawa kimia tertentu.
       Faktor penyebab dari proses malihan (proses metamorfosis) adalah adanya perubahan kondisi tekanan yang tinggi, suhu yang tinggi atau karena sirkulasi cairan. Tekanan dapat berasal dari gaya beban atau berat batuan yang menindis atau dari gerak-gerak tektonik lempeng kerak bumi di saat terjadi pembentukan pegunungan. Kenaikan suhu dapat terjadi karena adanya intrusi magma, cairan atau gas magma yang menyusup ke kerak bumi lewat retakan-retakan pemanasan lokal akibat gesekan kerak bumi atau kenaikan suhu yang berkaitan dengan Gradien geothermis (kenaikan temperature sebagai akibat letaknya yang makin ke dalam). Dalam proses ini terjadi kristalisasi kembali (rekristalisasi) dengan dibarengi kenaikan intensitas dan juga perubahan unsur kimia.
       Pada umumnya batuan malihan ini lebih keras dan kompak daripada batuan asalnya. Struktur baru dan bahkan mineral baru dapat terbentuk pada proses ini. Tetapi ia masih dapat memperlihatkan beberapa karakteristik batuan asalnya. Kenampakan lain akibat proses metamorfosis ini adalah cleavage, schistocity dan foliation, perlengkungan dan retakan. Metasedimen adalah batuan malihan yang berasal dari batuan sedimen.
Beberapa contoh batuan malihan: Sabak, Filit, Sekis, Kwarsit, Marmer, dan Gneis.

       Proses-proses malihan dapat berlangsung sebagai berikut:
  1. Geothermal Alterasi, yaitu perubahan batuan sebagai akibat naiknya suhu di tempat yang dalam. Di kedalaman sekitar 3.000 msuhu kurang lebih 1000 C. Karena tekanan dan suhu yang cukup tinggi, maka batuan shale, misalnya, akan kehilangan kandungan airnya, batubara kehilangan air dan gas-gasnya sehingga mengalami perubahan pada komponen-komponen penyusunnya, berkristal halus akan mengalami rekristalisasi menghasilkan kristal lebih besar, limestone (batukapur, gamping) berubah menjadi marmer.
  2. Hydrothermal Alterasi, yaitu perubahan sifat batuan sebagai akibat pengaruh cairan panas dari magma atau airtanah yang mendapat pemanasan dari dari magma. Sebagai contoh: feldspar yang keras berubah menjadi kaolin yang lunak, hornblende berubah menjadi khlorit, olivine menjadi serpentin. Batuan dekat sumber air panas diperlunak oleh air panas dan uap panas. Kadang-kadang proses malihan tidak hanya pengaruh cairan panas tetapi tambahan bahan atau pengurangan unsur penyusun batuan yang menyertainya.
  3. Metamorfosis Kontak, yaitu perubahan sifat batuan yang terjadi karena intrusi magma yang panas. Di tempat di mana magma bersentuhan (kontak) dengan batuan suhu menjadi sangat tinggi sehingga proses metamorfosis berlangsung intensif, dan semakin jauh dari letak intrusi magma suhu makin berkurang. Derajat metamorfosis yang bervariasi ini terlihat dari keteraturan batuan malihan menurut jaraknya dari batuan intrusi. Di tempat paling dekat dengan intrusi dijumpai kordiorit dan berturut-turut semakin jauh akan ditemukan biotit – klorit  – Muskovit dan terakhir batuan yang kaya dengan aluminium. Zona-zona metemorfosis di sekitar batuan intrusi berbentuk aureole ata halo yang diameternya beberapa meter hingga beberapa ribu meter.
  4. Dinamo Metamorfosis, yaitu perubahan sifat batuan karena terutama factor tekanan. Tekanan terjadi dari gerak-gerak kerak bumi. Jadi erat kaitannya dengan proses pelipatan dan patahan-patahan di kerak bumi. Wilayah gejala metamorfosis ini meluas disbanding jenis metamorfosis lainnya, sehingga dapat disebut Metamorfosis Regional. Tekanan menyababkan batuan menjadi pipih dan menghasilkan fragmen batuan yang bergaris-garis memanjang. Contohnya Mudstone yang terdiri dari butir-butir kuarsa akan memipih dan partikel liat menjadi mika. Batuan baru ini disebut Slats yang berciri berlapis-lapis.
  5. Metasomatisme, yaitu perubahan batuan karena magma menyusup ke dalam batuan, bercampur baur dengan batuan yang dimasukinya, membentuk batuan baru yang sifatnya sudah lain. Selain terjadi pembauran juga terjadi reksristalisasi.
  6. Pneumatholysis, yaitu perubahan batuan karena pengaruh gas panas yang menyusup ke dalam kerak bumi. Karena gas lebih mudah bergerak maka gas-gas dari magma itu mudah menyusup lewat retakan-retakan dalam kerak bumi.
       Biasanya di dalam kerak bumi dijumpai pengelompokan bahan galian atau batuan metamorf berupa urat-urat. Dapat ditafsirkan bahwa terjadinya lewat proses Hydrothermal atau Pneomatholitis.

D.    SUMBER DAYA MINERAL
       Dari pengamatan sehari-hari kita mengetahui bahwa bumi tersusun dari batuan-batuan. Apabila kita mengambil batuan dan mengamatinya, ternyata batuan terdiri dari mineral-mineral dan sejumlah kecil bahan lain seperti bahan organik. Mineral sendiri terdiri dari unsur-unsur yang bersenyawa. Unsur, dalam hal ini, adalah benda yang tak dapat lagi dipisahkan secara kimia. Atom adalah partikel terkecil dari suatu unsur yang memiliki sifat-sifat unsur tersebut dan terlalu kecil untuk dapat dilihat meskipun menggunakan mikroskop.
       Unsur-unsur yang banyak menyusun bumi dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1.  Unsur-Unsur Penyusun Bumi yang Utama
No.
UNSUR
% BERAT
% BERAT*
% VOLUME
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Oksigen (O)
Silikon (Si)
Aluminium (Al)
Besi (Fe)
Kalsium (Ca)
Sodium (Na)
Potasium (K)
Magnesium (Mg)
Lain-lain
46,6
27,7
8,1
5,0
3,6
2,8
2,6
2,1
1,5 
62,6
21,2
6,5
1,9
1,9
2,6
1,4
1,9     –
93,8
0,9
0,5
0,4
1,0
1,3
1,8
0,3

Jumlah :
00,0
100,0
   100,0
Sumber: Long, 1974
Keterangan: * Khusus untuk kedelapan unsur utama.
       Gambaran persentase berat dan volume unsur-unsur utama dalam tabel di atas merupakan perkiraan yang didasarkan pada banyak analisis kimia batuan yang tersingkap di permukaan bumi.

1. PENGERTIAN MINERAL
       Mineral adalah suatu bahan atau unsur kimia, gabungan kimia atau suatu campuran dari gabungan-gabungan kimia anorganis, sebagai hasil dari proses-proses fisis dan kimia khusus secara alami. Mineral merupakan suatu bahan yang homogen dan mempunyai susunan atau rumus kimia tertentu. Bila kondisi memungkinkan, mendapat suatu struktur yang sesuai, di mana ditentukan bentuknya dari kristal dan sifat-sifat fisisnya.
      Bila kita perhatikan tabel 1, oksigen merupakan unsur terbanyak dalam kerak bumi. Karena itu, batuan penyusun kerak bumi terutama tersusun dari oksigen. Dalam mineral, oksigen terikat kuat dengan unsur lain seperti SiO2, Al2O3, FeO ataupun Fe2O3, MgO, CaO, Na2O, K2O, dan sebagainya.
       Senyawa antara Oksigen dan Silikon disebut Silika. Mineral yang mengandung silika disebut Mineral Silika. Kebanyakan mineral silika juga mengandung satu atau lebih unsur lain. Kuarsa adalah silika murni dengan rumus kimia SiO2.
       Karena oksigen dan silikon merupakan unsur terbanyak dalam kerak bumi, maka mineral silikat adalah kelompok mineral yang paling banyak menyusun batuan kerak bumi. Silika tetrahedron adalah gabungan dari empat atom oksigen dengan satu atom silikon berbentuk piramid berisi empat di mana oksigen menempati setiap sudutnya dan silikon berada di tengah-tengah. Rumusnya adalah SiO4-4 karena silikon bermuatan +4 dan empat ion oksigen bermuatan -8 (setiap oksigen bermuatan -2). Berhubung silika tetrahedron bermuatan -4 maka masih dapat mengikat unsur lain membentuk berbagai mineral silikat. Termasuk mineral silikat adalah felspar, muskovit, biotit, piroksin, amfibol, olivin, garnet, augit, kaolinit, serpentin, kuarsa dan sebagainya.
       Di samping kelompok silikat, kita kenal pula kelompok mineral karbonat, sulfida, sulfat dan oksida. Mineral Karbonat adalah mineral yang mengandung (CO3)-2 seperti kalsit, dolomit. Mineral Sulfida adalah mineral yang mengandung S-2 seperti galena, spalerit, dan kalpopirit. Mineral Sulfat adalah mineral yang mengandung (SO4)-2 seperti gipsum dan anhidrid. Mineral Oksida adalah mineral yang mengandung O-2 seperti hematit, megnetit, limonit dan bauksit.
       Ada pula jenis mineral yang hanya tersusun dari satu unsur saja seperti emas, dan intan. 

2.  SIFAT-SIFAT MINERAL
       Untuk mengidentifikasi mineral perlu diketahui komposisi kimianya dan struktur kimianya. Akan tetapi lebih umum digunakan di lapangan adalah melihat sifat fisiknya. Di antara sifat-sifat mineral yang penting adalah : bentuk kristal, bidang belah (Cleavage), warna, coret (Streak), kilap (Lustre), berat jenis, kekerasan dan pecahan-pecahan mineral.
a.    Bentuk-bentuk Kristal
       Kristal adalah suatu bentuk, berbidang banyak yang tetap, dibatasi dengan permukaan-permukaan yang licin; diduga terbentuk oleh suatu gabungan kimia dengan pengaruh kekuatan atom yang ada di dalamnya, setelah mengalami kondisi-kondisi yang sesuai, berubah dari keadaan yang semula didalam keadaan cair atau berupa gas, menjadi padat.
       Bila mineral mengkristal tanpa gangguan maka akan menghasilkan bentuk-bentuk kristal tertentu. Setiap mineral mempunyia satu atau lebih bentuk mineral yang khas. Bentuk-bentuk mineral tersebut dihasilkan oleh keteraturan ikatan antar atom penyusunnya. Secara garis besar bentuk-bentuk kristal mineral dapat dikelompokkan atas enam sistem kristal seperti terlihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Bentuk-bentuk Kristal
SISTEM
KARAKTERISTIK
CONTOH
1.     Isometrik (Kubus)

2.     Tetagonal


3.     Heksagonal



4.     Ortorombik


5.     Monoklinik



6.     Triklinik
3 sumbu yang sama panjang dan saling tegak lurus.

3 sumbu saling tegak lurus tetapi hanya 2 yang sama panjang.

3 sumbu sama panjang potongan dengan ber 1200 dan sumbu keempat tegak lurus padanya.

3 sumbu yang tidak sama panjang tetapi saling tegak lurus.

3 sumbu tidak sama panjang 2 sumbu saling tegak lurus dan sumbu ketiga miring.

3 sumbu tidak sama panjang, semuanya tidak ada yang tegak lurus.
Halit, Galena, Fluorit, Pirit, Garnet, Intan.

Zirkon, Kalkopirit, Kuarsa, Kalsit, Tourmalin.

Kuarsa, Kalsit, Tourmalin



Barit, Belerang, Tourmalin, Topaz.

Gipsum, Ortoklas, Augit, Hornblende.


Plagioklas.
Sumber: Allison, 1974, 54.
Masing-masing sistem kristal tersebut di atas dapat dibedakan lagi atas dua sampai tujuh macam sehingga seluruhnya ada 32 macam.
b.    Bidang Belah (Cleavage):
Bidang belah adalah bidang di mana mineral cenderung membelah dengan arah tertentu. Berkaitan dengan keteraturan atom-atom yang menyusun mineral, di mana atom lemah atau relatif sedikit maka di situlah mineral cenderung membelah. Ada minteral yang memounyai satu saja, ada yang dua, ada yang tiga dan ada pula yang tidak mempunyai bidang belah.
c.        Warna:
Warna mineral merupakan sifat fisik mineral yang palin berkesan. Tatapi warna mineral sangat bervariasi karena adanya pengotoran dari unsur lain. Misalnya kuarsa ada yang putih, ungu, hitam dan kuning. Meskipun demikian beberapa mineral memperlihatkan warna khas, misalnya muskovit berwarna putih atau tidak berwarna, kebanyakan mineral ferromagnesia berwarna hijau atau hitam. 
d.        Coret (Streak):
Yang dimaksud dengan coret adalah warna mineral yang telah ditumbuk halusatau warna mineral yang terlihat pada porselin bila kita mencoretkan mineral tersebut pada permukaan porselin. Warna serbuk mineral lebih konstan sehingga lebih mantap digunakan dalam mengidentifikasi mineral. Sebagai contoh, hematit dapat berwarna coklat, hijau atau hitam, tetapi coretnya selalu coklat kemerahan.
e.        Kilap (Lustre):
Kilap berkenaan dengan kemampuan permukaan mineral dalam memantulkan cahaya. Biasanya dibedakan atas metalik dan nonmetalik. Kilap metalik seperti permukaan logam memantulkan cahaya. Kilap non metalik dapat dibedakan lagi atas: vitreous (seperti kaca), resinous (seperti damar), greasi (kotor seperti lemak), silky (seperti sutra), dan pearly (seperti mutiara).
f.         Berat Jenis
Setiap mineral mempunyai berat tiap unit volume tertentu. Berat jenis biasanya diperoleh dengan membandingkan berat mineral dengan berat air tawar yang volumenya sama pada temperatur 40C.

g.        Kekerasan
Kekerasan mineral berkenaan dengan ketahanan mineral terhadap goresan. Kekerasan mineral diperoleh dengan membandingkan tingkat kekerasan mineral tersebut dengan suatu standar yang telah disusun oleh Mohs yang terbagi atas 10 tingkatan, mewakili mineral yang paling lunak sampai mineral yang paling keras, seperti yang telihat di dalam Tabel  3.
Tabel 3.  Tingkat Kekerasan Mineral
(Skala Mohs)
Skala
Kekerasan
Contoh
Mineral/Batuan
Skala
Kekerasan
Contoh
Mineral/Batuan
1
2
3
4
5
Talk
Gipsum
Kalsit
Fluorit
Apatit
6
7
8
9
10
Felspar, Ortoklas
Kuarsa
Topas
Korundum
Intan (berlian)
                         Sumber:  Plummer, 1985; Katili & Marks : hlm. 55

Caranya adalah dengan menggores mineral yang ingin diketahui tingkat kekerasannya kemudian dibandingkan dengan mineral-mineral standar pada skala Mohs. Dapat pula dilakukan dengan menggoreskan mineral yang ingin diketahui tingkat kekerasannya pada mineral standar. Mineral yang lebih lunak akan tergores oleh mineral yang lebih keras. Karena batuan tersusun dari mineral, maka pemberian nama terhadap batuan tertentu disesuaikan dengan nama mineral penyusun utamanya.  Batu talk misalnya, dapat tergores oleh gipsum. Batu talk juga dapat digores dengan menggunakan kuku jari tangan, maka kemungkinan kuku mempunyai tingkat kekerasan 2 atau lebih. Ternyata kuku bisa pula menggores gips (kekerasan 2) tetapi kuku tidak dapat menggores kalsit (kekerasan 3), maka kuku mempunyai kekerasan > 2 dan < 3. Mineral kuarsa bisa menggores kaca jendela; kuarsa lebih keras daripada kaca jendela, tetapi kaca jendela bisa menggores ortoklas, berarti kaca jendela mempunyai kekerasan 6,5. Baja memiliki kekerasan sekitar 6, sehingga pisau lipat yang terbuat dari baja tidak dapat menggores kuarsa yang berskala 7. Intan atau berlian adalah mineral yang paling keras, tertinggi, berskala 10 bisa menggores korundum (9) dan topas (8). Karena itu kilapan intan bertahan selamanya karena tahan gores.
Karena tingkat kekerasan mineral intan adalah tertinggi, maka biasa juga intan digunakan sebagai mata bor yang menembus batuan dalam eksplorasi/eksploitasi barang tambang. Intan juga tergolong sebagai barang langka. Karena kekerasan (tahan gores/kilapan), manfaat, dan kelangkaan intan inilah sebagai faktor mengapa harga intan di pasaran dunia demikian tingginya.
Tingkat kekerasan suatu batuan ikut menentukan tingkat resistensinya (daya tahan) terhadap pengikisan/goresan erosi; yaitu cepat-lambatnya reaksi batuan terhadap proses pekerjaan erosi; dan pada gilirannya turut menentukan karakteristik bentuk permukaan suatu lahan.
h.        Pecahnya Mineral:
Bila mineral pecah secara alamiah, maka akan menghasilkan pecahan dengan pola-pola tertentu (khas). Ada beberapa istilah yang dipakai untuk mengungkapkan pola pecahan mineral. Contoh: Conchoidal bila mineral yang pecah permukaannya licin, halus atau melengkung; Huckly bila permukaan pecahan kasar dan tajam-tajam, Splintery bila pecahannya tipis-tipis; Fibrous bila pecahannya seperti tanah yang dihancurkan.  
i.          Sifat-sifat Lainnya
Sifat-sifat fisik lainnya adalah sifat kemagnetan, tenasitas (tingkat kekohesifan), solubilitas (kelarutannya dalam air), fusibilitas (kemudahannya lebur), dan sifat-sifat khas lainnya seperti rasanya dan sebagainya.

3.  IDENTIFIKASI MINERAL
       Cara mengidentifikasi mineral dapat dilakukan dengan memperhatikan sejumlah sifat kimia dan sifat fisiknya. Untuk menentukan beberapa sifat unik mineral diperlukan alat-alat khusus dengan teknik-teknik tertentu. Akan tetapi kebanyakan mineral penyusun batuan dapat dibedakan satu sama lain hanya dengan pengamatan sederhana terhadap sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik yang biasanya diperhatikan adalah bidang belah, kekerasan, kilap, warna, streak dan bentuk kristal. Untuk menguji kebenaran dari hasil identifikasi yang kita lakukan maka diperlukan tabel sifat-sifat mineral.
       Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh cara mengidentifikasi mineral pembentuk batuan yang diambil dari bukunya Plummer dan Mc. Geary berjudul Physical Geology (1985).

Cara 1: Digunakan bila mineral mempunyai bidang belah
Tentukan jumlah arah bidang belah dalam mineral:
a.    Satu arah
Jika sempurna (Perfect) berarti mika. Kalau warnanya putih berarti Muskovit dan kalau hitam maka mineral tersebut adalah biotit.
b.    Dua arah
Saling tegak lurus atau hampir tegak lurus:
1)    Bagus (Good) berarti felspar. Jika jalur-jalur nampak pada permukaan bidang belah berarti Plagioklas; jika ungu berarti Ortoklas; jika putih atau abu-abu terang tanpa jalur-jalur berarti Ortoklas atau Plagioklas.
2)    Cukup bagus (Fair), warna gelap kehijauan sampai hitam berarti Piroksen (Augit).
c.  Tiga arah
1)    Jika ketiganya saling tegak lurus, sempurna (Perfect) berarti mineral Halit.
2)    Ketiganya tidak saling tegak lurus, sempurna:
(a) Jika membuih bila ditetesi HCl berarti Kalsit.
(b) Jika hanya membuih kalau ditetesi HCl setelah dihaluskan berarti dolomit.

Cara 2: Digunakan bila tidak ada bidang belahnya
Bila lebih keras daripada kaca:
a.Kilapnya seperti kaca (Vitreous):
1)    Warna hijau zaitun atau coklat berarti olivin.
2)    Berwarna kemerahan atau kristalnya equidimensional dengan 12 atau lebih permukaanmaka berarti Garnet.
3)    Berwarna terang berarti kuarsa.
b. Kilap metalik berwarna kuning berarti mineral pirit.
Kilapnya kotor seperti berlemak (Gresy), bertitik-titik hijau dan hitam berarti mineral Serpentin.
       Bila lebih lunak daripada kaca, dalam batuan terlalu halus untuk dikenali butir-butirnya dan mempunyai kilap seperti tanah berarti termasuk kelompok mineral lempung, misalnya Kaolin. 

E.       PEMANFAATAN MINERAL DAN BATUAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan ternyata batuan dan mineral sudah dimanfaatkan oleh manusia sejak zaman purba sampai zaman modern saat ini. Sebagai contoh manusia purba telah menggunakan batuan untuk membuat api, dipakai sebagai alat/senjata untuk melumpuhkan hewan buruan dan menggunakan mineral “oker” untuk melukis di dinding-diding gua. Pada zaman kerajaan di Indonesia banyak di bangun candi, stupa dan patung dari batuan sedangkan mahkota para raja dan ratu dibuat dari emas dengan hiasan permata yangf berasal dari mineral.
Pemanfaatan batuan dan mineral meningkat dizaman modern sekarang ini, seiring dengan kemajuan teknologi eksplorasi dan eksploitasi. Pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari meliputi berbagai aspek mulai dari industri peralatan rumah tangga, perhiasan, pemukiman, infrastruktur, telekomunikasi, computer, sains, dan teknologi, pesawat terbang, hingga satelit.
Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari baik tradisional maupun modern, manusia sangat bergantung pada batuan dan mineral. Dalam kehidupan tradisional manusia telah menggunakan batuan untuk menumbuk dan menghaluskan bahan makanan, menggunakan sabit untuk bercocok tanam, kapak untuk memotong kayu setrika untuk merapikan baju dan manik-manik untuk perhiasan. Sabit, kapak maupun setrika bahan dasarnya dari mineral “besi” sedangkan manik-manik berasal dari “batu mulia.”
Sedangkan dalam kehidupan modern berbagai komponen peralatan bahan dasarnya sebagian besar juga berasal dari batuan /mineral seperti komponen pesawat terbang, mobil, computer/laptop, telepon genggam, kamera, perhiasan dan lam-lain. Sebagai contoh: badan pesawat terbang terbuat dari alumuinium yang berasal dari mineral bauksit, lensa kamera berasal dari mineral kuarsa dan lam sebagainya. Contoh manfaat mineral dalam kehidupan sehari-hari:
  a. dalam perlengkapan dapur
  • Firing, gelas, cangkir, kaca lemari berasal dari mineral kuarsa
  • Panci, rantang, ketel, penggorengan berasal dari mineral bauksit
  • sendok, garbu, pisau, peralatan masak berasal dari mineral besi/baja
 b. dalam bangunan rumah
  • pondisi rumah menggunakan batuan beku (andersit)
  • kerangka beton berasal dari miineral besi
  • bata dan genting terbuat dari tanah aterit/lempung
  • atap atau plafon rumah terbuat dari asbes atau giesum
  • lantai rumah menggunakan batu granit atau manner
  • cat rumah berasal dari mineral okor
  • semen campuran batu gamping, lempung, pasir kuarsa, pasir besi, dan gipsum.
  • keramik dan kaca bahan pembuatannya memerlukan pasir kuarsa
  • grendel, selot, dan engsel pintu/jendela besasal dari kuningan atau tembaga.



DAFTAR PUSTAKA


LAPORAN PRAKTIKUM
1.      Percobaan Membuat Awan

Ø  Alat dan Bahan:
- air panas
- es batu
- toples kaca
- loyang kue

Ø  Cara kerja:

            Siapkan topkes kaca, isi toples kaca dengan air panas kurang lebih 1/4 toples. Lalu letakkan loyang kue di atas toples, letakkan beberapa es batu di atas loyang kue. perhatikan apa yang akan terjadi... ada awan yang terbentuk di dalam toples kaca.

Penjelasan:
            Awan terbentuk karena adanya pengembunan yang disebabkan oleh uap air panas yang terhambat oleh uap dingin yang dihasilkan oleh es batu yang mencair.

2.      Gunung meletus

Ø  Alat dan Bahan :
1.         Air panas
2.         Soda kue
3.         Cuka 
4.         Sabun cair (shampo/sabun cuci piring/detergen)
5.         Pewarna makanan (kalau bisa warna merah)
6.         Tepung (tanah liat)
7.         Botol (Aqua ukuran kecil)
Ø  Langkah Kerja
1.        Buatlah sebuah gunung yang berbentuk kerucut dengan menggunakan botol dan adonan tepung (atau tanah liat). Letakan botol di tengah, kemudian lapisi dengan adonan tepung. Buatlah berbetuk kerucut seperti gunung. Usahakan ujung botol jangan tertutup oleh adonan. Karena ujung botol akan dijadikan tempat untuk memasukkan bahan-bahan lainnya.Masukan air panas kedalam botol hingga setengahnya. 
2.        Air panas digunakan karena air panas dapat mempercepat reaksi dari pada air dingin.
3.   Tambahkan sedikit sabun cair dan soda kue kedalam botol. (soda kue = 2 sendok makan penuh )
4.        Untuk membuat erupsi, tambahkan cuka kedalam botol. Agar lebih menarik cuka atau air dapat diberi warna dengan pewarna makanan.
5.   Erupsi terjadi ketika cuka ditambahkan kedalam botol.(boleh sambil diaduk)
Ø  Penjelasan
                   Soda kue adalah sodium bikarbonat dan cuka adalah asam lemah. Campuran kedua bahan kimia ini akan membentuk karbon dioksida yang berbentuk gas. Karbon dioksida yang dihasilkan berusaha untuk keluar dari botol. Dengan adanya sabun cair, maka akan terbentuk gelembung-gelembung kecil. Sehingga erupsi yang terjadi menyerupai lava yang sebenarnya.

                   Gas karbon dioksida yang dihasilkan oleh model gunung berapi ini sama dengan proses yang terjadi pada gunung berapi yang sebenarnya. Semakin banyak karbon dioksida, semakin besar tekanannya, semakin banyak lava, semakin besar pula erupsinya.

3.      Laporan percobaan simulasi tanah longsor

Ø  Alat dan Bahan
1.      Pasir
2.      Rumput
3.      gelas aqua yang telah di lubangi dasarnya

Ø  Indikator yang bisa di capai
·         memahami peristiwa hujan dan sebab-sebab banjir, dan tanah longsor (natural)
·         menceritakan pengalaman sederhana (bahasa)
·         memasukan air kedalam wadah (fisik motorik)

Ø  Cara Kerja
1.     Kegiatan 1
·         pasir di susun membentuk gundukan ( seumpama gunung )
·         lubangi bagian bawah gelas aqua
·         gundukan pasir di siram dengan air
·         amati apa yang terjadi.

2.     Kegiatan 2
·         pasir yang lain di susun membentuk gundukan juga, dan di bagian tepi di beri  rerumputan hingga hampir memenuhi gundukan pasir
·         gundukan pasir yang tertutup rumput di siram dengan air
·         amati apa yang terjadi

Ø  Kesimpulan
      Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa gundukan pasir tersebut seumpama gunung. Jika gunung gundul tanpa ada tanaman yang melindunginya maka akan mudah longsor jika terkena hujan. Dan jika ada tanaman yang melindunginya maka tanah akan sulit longsor.

4.      Laporan Praktikum Simulasi Tsunami

Ø  Alat dan Bahan
1.      Papan cat
2.      Pembersih kaca
3.      Air yang sudah diberi warna biru (menyerupai air laut)

Ø  Metode Kerja
Langkah- langkah kerjanya sebagai berikut :
4.      Memasukkan air yang sudah diberi warna biru ke dalam papan cat yang sudah disiapkan.
5.      Menarik pembersih kaca ke belakang, saat pembersih kaca dimasukkan ke papan cat, sehingga air akan bergerak sampai ke permukaan (umpama daratan).
6.      Menggoyang-goyangkan papan cat yang berisi air berwarna biru tersebut.
7.      Mengamati yang terjadi.

Ø  Pembahasan
        Setelah mengamati percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa tsunami terjadi akibat adanya patahan kedua lempeng bumi yang mengakibatkan air tertarik ke dalam dan ketika dua lempeng itu menyatu lagi, air pun akan didorong oleh gaya yang sangat kuat sehingga air akan kembali lagi ke daratan sebagai tsunami. Selain itu, tsunami juga bisa timbul akibat lipatan yang mengakibatkan daya dorong kuat sehingga air akan ke daratan (sering disebut sebagai tsunami).

5.        Laporan Praktikum Lapisan Bumi

Ø  Alat dan Bahan
8.      Telur
9.      Magicom
10.  Air
11.  Sendok
12.  Pisau

Ø  Metode Kerja
Langkah- langkah kerjanya sebagai berikut :
1.      Memasukkan air ke dalam magicom, lalu mendidihkannya.
2.      Setelah air mendidih, masukkan telur ke dalamnya dan merebusnya.
3.      Mengangkat telur yang sudah matang dengan menggunakan sendok.
4.      Telur dibiarkan hingga dingin, lalu membelah telur secara vertikal dengan menggunakan pisau.
5.      Mengamati lapisan-lapisan telur yang diibaratkan sebagai lapisan-lapisan bumi.

Ø  Pembahasan
        Setelah mengamati percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa bumi itu memiliki lapisan-lapisan yang diibaratkan seperti telur yang sudah dibelah yang mempunyai beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berdasarkan struktur terdiri dari lima bagian yaitu kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi) yang diibaratkan seperti cangkang telur, upper mantle yang berada di atas mantle/mantel bumi yang diibaratkan lapisan putih tipis yang menempel pada cangkang telur dan membungkus telur bagian dalam yang berwarna putih, selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan upper mantle yang diibaratkan telur bagian dalam berwarna putih, outer core yang berada di atas core/inti bumi yang diibaratkan telur bagian dalam yang berwarna biru dan lapisan yang terakhir ialah inti bumi (core) yang diibaratkan pada bagian dalam telur yang berwarna kuning.

6.      Laporan Praktikum Lapisan Bumi Penjernihan Air dengan Teknik Penyaringan

Ø  Alat dan Bahan
1.    ijuk
2.    pasir beton halus
3.    batu kerikil
4.    2 (dua) buah stop kran dengan diameter 1 inci
5.    batu dengan garis tengah 2-3 cm
6.    1 (satu) buah bak penampungan
7.    1 (satu) buah drum bekas
8.    Alat pertukangan
9.  Alat perpipaan
2.    Metode Kerja
Langkah- langkah kerjanya sebagai berikut :
·         Menyediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak penampungan.
·         Membuat  bak penyaringan dari drum bekas. Memberi kran pada ketinggian 5 cm dari dasar bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, sabut kelapa, baru kerikil, dan batu-batu dengan garis tengah 2-3 cm.

Ø  Pembahasan
Setelah mengamati percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.












0 komentar:

Posting Komentar

 
;