BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Kebudayaan Eropa sudah memoderenisasi segala aspek. Bangsa Eropa masuk ke Indonesia sudah dari zaman dulu saat bangsa barat menguasai Indonesia. Kebudayaan Eropa yang masuk ke Indonesia menimbulkan pengaruh bagi masyarakat Indonesia dan unsur kebudayaan lokal yang ada di Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
faktor masuknya budaya luar ke Indonesia?
2. Bagaimana
prosesmasuknya bangsa Eropa ke Indonesia?
3. Bagaimana
cara Bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya?
4. Bangsa
Eropa mana sajakah yang pernah masuk ke Indonesia?
5. Apa
saja pengaruh kedatangan Bangsa Eropa ke Indoonesia?
6. Apasaja
dampak dari kedaatangan Bangsa Eropake Indnesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui
faktor masuknya budaya luar ke Indonesia.
2. Mengetahui
proses masuknya bangsa Eropa ke Indonesia.
3. Mengetahui
cara bangsa Eropa untuk mencapai tujuannya.
4. Mengetahui
bangsa Eropa yang pernah masuk ke Indonesia.
5. Mengetahui
pengaruh kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.
6. Mengetahui
dampak dari kedataangan bangsa Eropa ke Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
.
A. Faktor masuknya
bangsa Eropa di Indonesia
Sebelum membahas proses masuknya bangsa Eropa ke Indonesia, akan dijabarkan
penyebab masuknya budaya luar ke Indonesia. Masuknya budaya luar ke dalam
budaya Indonesia di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
A.1. Faktor
Perekonomian khususnya faktor perdagangan
Faktor
perdagangan membawa pengaruh besar terhadap masuknya budaya luar terhadap
budaya Indonesia. Pengaruh ini biasanya di awali dari daerah pesisir tempat
berlabuh kapal-kapal pedagang. Masuknya budaya tersebut ada yang dengan cara
damai dan ada pula dengan melalui kekerasan dan mengakibatkan hilangnya
unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan
menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya
dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan
perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi
adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.
Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada
terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
A.2. Faktor
Politik
Apabila
melihat pada bukti sejarah bahwa Belanda menguasai Indonesia sampai 350 tahun,
waktu yang cukup lama. Dengan melihat kenyataan ini sudah barang tentu budaya
yang mereka bawa akan berpengaruh terhadap budaya kita, hal ini dapat kita
lihat pada peninggalan benda-benda sejarah misalnya bagunan, karya seni, bahkan
hukum. Dalam bidang seni Indonesia mengenal seni modern setelahnya Belanda
masuk ke Indonesia. Masuknya budaya luar ini identik dengan kekerasan, dengan
cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia
pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan
goncangan-goncangan sebagai pengaruh kepentingan politik.
A.3. Faktor sosial dan globalisasi
Yang
dimaksud dengan faktor sosial adalah hubungan antar negara. Hubungan ini
tentunya akan membawa dampak terhadap budaya. Globalisasi adalah suatu fenomena
khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Dengan
terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan
jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan
lain-lain. Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada
penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia,
yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi
tersebut. bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan,
seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
B.
Proses Masuknya Bangsa Eropa Ke Indonesia
Kedatangan
bangsa Eropa ke wilayah Indonesia mulai terjadi sekitar pada abad ke-14,
kedatangan bangsa Eropa pada mulanya bermaksud untuk mencari rempah – rempah
dan sutera yang mahal jika di jual ke Eropa.
Sekitar
tahun 1500 masehi akifitas perdagangan antar negara mulai berkembang menjadi
hubungan dagangan internasional antara Eropa, Asia Barat, Asia Selatan, Asia
Tenggagara dan Asia Timur. Aktifitas tersebut semakin tambah ramai setelah
dibukanya jalur pelayaran yang menghubungkan Eropa, Asia Barat, Asia Selatan,
Asia Tenggagara dan Asia Timur. Dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan
tersebut, selain terjadi hubungan dagang antar negara, masuk pula pengaruh
unsur-unsur kebudayaan asing terutama dari Eropa ke negara-negara Asia,
khususnya Indonesia.
Dalam
kegiatan tersebut, Indonesia mempunyai peranan penting, yaitu sebagai penyedia
barang-barang dagangan seperti rempah-rempah, beras, tembakau, kayu, emas,
timas, tembaga dan sebagainya. Juga memiliki posisi yang strategis yaitu berada
ditengah-tengah jalur pelayaran dan perdagangan dunia. Serta didukung oleh
keberadaan selat Malaka yang menjadi pintu masuk bagi pedagang-pedagang asing
ke Indonesia. Selain itu penduduk Indonesia sangat padak, maka sangat baik
sebagai tempat pemasaran bagi para pedagangan-pedagang asing.
Berkembangnnya
hubungan dagang internasional melalui jalur laut pada jaman kuno, karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1.
Berkembangnya ilmu pengetahun dan teknologi modern di Eropa,
sehingga ditemukan kapal uap, kompas, navigasi, peralatan kapal dan mesin yang
mempermudah pelayaran. Penemuan tersebut dapat menggantikan alat transportasi
dan petunjuk arah pelayaran yang sifatnya tradisioonal. Maka kegiatan pelayaran
tidak tergantung pada alam, baik arah angin untuk menggerakkan kapal layar
maupun rasi bintang bisuk sebagai petunjuk arah pelayaran.
2.
Setelah bangsa Turki Usmani dapat menguasai
Konstatinopel pada tahun 1453 masehi, maka para pedagang bangsa Eropa dilarang
berdagang dilaut tengah. Sehingga bangsa-bangsa Eropa sulit memperoleh
rempah-rempah.
3.
Bangsa-bangsa Eropa ingin membalas kekalahannya pada
orang-orang Islam, terutama terhadap bangsa Turki, sehingga timbul semangat
untuk melanjutkan Perang Salib kedunia timur ( negara-negara dikawasan benua
Asia ).
4.
Kisah perjalanan Marcopollo seorang musafir dari
Venesia, Italia, yang berhasil mengunjungi India, Indonesia dan China. Maka
memberikan inspirasi bangi bangsa Eropa mencari jalan kedunia timur.
5.
Ajaran Copernicus yang menyetakan bahwa bentuk bumi
itu bulat.
6.
Terdorong oleh semangat semboyan imperialisme
kuno, yaitu :
6.1. Gold adalah keinginan untuk mencari kekayaan.
6.2. Glory adalah
Keinginan untuk memperoleh kejayaan.
6.3. Gospel
adalah keinginan untuk menyebarkan agama Nasrani.
Faktor-faktor
tersebut diatas mendorong bangsa-bangsa Eropa mengadakan penjelajahan samudra
guna mencari jalan ke negara-negara penghasil rempah-rempah. Penjelajahan
samudra tersebut pertama kali dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol.
Kedua bangsa itu giat menyebarkan agama Kristen Katolik. Bangsa Eropa lainnya
yang datang adalah Belanda, Inggris, dan Perancis. Mereka datang ke tanah air
kita terutama untuk berdagang. Pada tahun 1497 Vasco da Gama berhasil mencapai
Mozambiq, terletak di pantai timur Benua Afrika. Pada tanggal 20 Mei 1498 Vasco
da Gama sampai ke kota Calikut, di pantai barat India. Jadi India telah
dicapai oleh orang-orang Portugis melalui lautan. Pada tahun 1511 D’albuquerque
berhasil menguasai selat Malaka dan kemudian melanjutkan dengan menguasai
Maluku pada tahun 1515. Hadirnya D’albuquerque di wilayah Indonesia telah dapat
diartikan pengaruh Kristen telah memasuki Indonesia. Apabila motif kedatangan
orang-orang Portugis ada tiga faktor yaitu agama, ekonomi, dan petualangan,
maka kedatangan orang Belanda mempunyai dua motif yaitu ekonomi dan
petualangan.
C.
Cara-Cara Yang Digunakan Oleh Bangsa Eropa Untuk
Mencapai Tujuan
Penutupan
jalur perdagangan oleh kerajaan Islam di afrika dan Eropa timur sangat
mengganggu perdagangan bangsa Eropa, untuk itu bangsa Eropa mulai mencari
sumber – sumber rempah dan sutera dengan melakukan penjelajahan samudra.
Pulau Kreta
merupakan dasar dari kebudayaan Eropa yang sampai saat sekarang ini masih
terdapat sisa – sisa pengaruh dan peninggalannya, kebudayaan pulau Kreta di
sebarkan dan di transformasikan melalui penjajahan oleh bangsa Yunani dan
Romawi kuno sehingga menjadi tonggak budaya Eropa masa kini.
Kebudayaan Eropa
tersebut dibawa ke Indonesia juga melalui hubungan dagang sama dengan apa yang
telah di lakukan kebudayaan Hindu Budha dan Islam, yang di lakukan oleh Bangsa
Prancis, Inggris, dan Belanda.
Melalui
penjelajahan samudra maka sejak tahun 1511 sampai tahun 1598 masehi
bangsa-bangsa Eropa datang ke Indonesia. Adapun bangsa-bangsa Eropa yang datang
ke Indonesia adalah Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris. Mereka datang ke Indonesia
dengan tujuan sebagai berikut :
1.
Mencari kekayaan atau gold yaitu dengan cara
berdagang, mencari rempah-rempah, menanamkan modal. Sehingga di negara-negara
Asia dan Afrika berdiri perusahaan-perusahaan swasta milik bangsa-bangsa Eropa.
2.
Mencari kejayaan atau glory yaitu dengan cara
menguasai negara-negara dibenua Asia dan Afrika.
3.
Menyebarkan agama Nasrani atau gospel ke negara-negara
di Asia dan Afrika, serta melanjutkan perang Salib terhadap orang-orang Islam.
Agar tujuan tersebut diatas dapat
tercapai, maka bangsa-bangsa Eropa melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1.
Melaksanakan politik monopoli dagang di Indonesia,
dengan maksud agar bangsa-bangsa Eropa dapat menguasai serta mengendalikan
kegiatan ekonomi dan perdagangan di Indonesia. Untuk itu maka bangsa-bangsa Eropa
membentuk kongsi atau perusahaan perdagangan. Contohnya adalah Verenigde oost
Indische Copagnie (VOC) merupakan kongsi dagang milik orang-orang Belanda.
2.
Melaksanakan politik Devide Et Impera atau politik adu
domba. Untuk menguasai wilayah Indonesia maka bangsa-bangsa Eropa mengadu domba
rakyat Indonesia. Contoh pemerintah VOC Belanda mengadu domba Sultan Ageng
Tirtaya dari kerajaan Banten dengan putranya yaitu Sultan Haji.
3.
MengEropakan bangsa Indonesia, maksudnya kondisi
politik, ekonomi, sosial dan budaya yang ada di Indonesia diganti seperti
kondisi yang ada di negara-negara Eropa. Contohnya kota Jakarta pada masa
pemerintahan VOC Belanda diganti menjadi Batavia, karena di Belanda ada negara
bagian yang namanya Republik Batav.
4.
Di Indonesia bangsa-bangsa Eropa membentuk pemerintah
jajahan atau kolonial. Dengan tujuan agar dapat mengendalikan seluruh
kegiatannya di Indonesia. Disamping itu juga membangun kekuatan militer untuk
mempertahankan kekuasaannya di Indonesia. Contohnya adalah “ Pemerintahan VOC
Belanda yang dipimpin oleh Gubernur Jendral.”
D.
Bangsa Eropa yang pernah datang Ke Indonesia
1. Bangsa Portugis
Ekspedisi pertama untuk mencari jalan langsung ke Indonesia dirintis oleh
bangsa Portugis dan Spanyol. Bangsa-bangsa lain seperti Inggris, Prancis, dan
Belanda baru melakukan ekspedisi setelah kedua bangsa ini menemukan jalan ke Indonesia.
Orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan baru ke Indonesia adalah Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan Portugal pada tahun 1486. Ia menyusuri pantai barat Afrika hingga tiba di Tanjung Harapan baik, namun ia gagal mencapai Indonesia. Setelah Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan Baik (Afrika Selatan), upaya mencari jalan ke Indonesia diteruskan oleh armada-armada Portugis berikutnya.
Orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan baru ke Indonesia adalah Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan Portugal pada tahun 1486. Ia menyusuri pantai barat Afrika hingga tiba di Tanjung Harapan baik, namun ia gagal mencapai Indonesia. Setelah Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan Baik (Afrika Selatan), upaya mencari jalan ke Indonesia diteruskan oleh armada-armada Portugis berikutnya.
Armada Portugis berikutnya yang mencoba berlayar ke Indonesia dipimpin oleh
Vasco da Gama. Mereka berangkat pada tahun 1497 dan berhasil melewati Tanjung
Harapan Baik. Sewaktu tiba di Pelabuhan Malinda (Afrika Timur), mereka bertemu
dengan pedagang-pedagang Arab dan India. Namun, jalan ke Asia Tenggara tetap
dirahasiakan oleh para pedagang tersebut. Oleh karena itu, orang-orang Portugis
melanjutkan perjalannya menyusuri pantai timur Afrika. Mereka harus melewati
perairan dengan ombak yang sangat besar. Daerah itu terletak di timur laut
Afrika terutama di sekitar Ujung Tanduk. Oleh karena itu, daerah ini disebut
Guadafui (berhati-hatilah).
Ekspedisi ini kemudian berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah
yang disebutnya Bab el Mandeb (Gapura Air Mata). Pada tahun 1498, Vasco da Gama
tiba di Kalikut (India). Sejak saat itu, perdagangan antara orang Eropa dan
India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah melainkan melalui pantai timur
Afrika.
Namun, penemuan ini belum juga memuaskan bangsa Portugis. Mereka ingin menjelajahi daerah timur lainnya yakni Malaka dan Maluku.
Pada waktu itu, di Asia Tenggara terdapat salah satu daerah pusat perdagangan yang sangat ramai dikunjungi. Daerah tersebut adalah Malaka sedangkan daerah sumber rempah-rempahnya adalah Maluku. Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka termasuk di Maluku adalah dengan merebut atau menguasai Malaka. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai sejak kedatangan Alfanso d’Albuquerque di Maluku. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerqueberhasil menaklukkan Malaka. Dari sana mereka menuju Maluku dan diterima dengan baik oleh raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di Ternate
Namun, penemuan ini belum juga memuaskan bangsa Portugis. Mereka ingin menjelajahi daerah timur lainnya yakni Malaka dan Maluku.
Pada waktu itu, di Asia Tenggara terdapat salah satu daerah pusat perdagangan yang sangat ramai dikunjungi. Daerah tersebut adalah Malaka sedangkan daerah sumber rempah-rempahnya adalah Maluku. Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka termasuk di Maluku adalah dengan merebut atau menguasai Malaka. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai sejak kedatangan Alfanso d’Albuquerque di Maluku. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerqueberhasil menaklukkan Malaka. Dari sana mereka menuju Maluku dan diterima dengan baik oleh raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di Ternate
2. Bangsa
Spanyol
Pelopor bangsa Spanyol yang mencari jalan langsung ke Indonesia adalah
Christopher Columbus, ia berjalan kearah barat. Setelah dua bulan, ia
sampai di sebuah pulau yang kemudian dinamakan San Salvador. Columbus gagal
mencapai India.
Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke daerah rempah – rempah dipelopori oleh Ferinand Magellan. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519 Magellan berangkat melalui Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada tahun 1521. sewaktu mencoba mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magellan terbunuh. Ia digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore.
Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke daerah rempah – rempah dipelopori oleh Ferinand Magellan. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519 Magellan berangkat melalui Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada tahun 1521. sewaktu mencoba mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magellan terbunuh. Ia digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore.
Kondisi tersebut tentu saja menyebabkan antara Portugis dan Spanyol saat
itu, Portugis membuka kantor dagangnya di Ternate. Portugis merasa terancam
dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan
bahwa Tidore dan Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut,
Portugis yang didukung pasukan Tidore dengan mudah melumpuhkan dan merebut
benteng Spanyol di Tidore. Namun, berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan
Spanyol akhirnya mengadakan perjanjian yang disebut Perjanjian Zaragosa.
Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis sedangkan Filipina
dikuasai Sepanyol.
3. Bangsa
Inggris
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan
Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579
Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah
dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan
beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang
sama.
Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka.
Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka.
Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha
mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di Indonesia.
Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. Menurut catatan
sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan
kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar,
Japara, dan Makassar.
Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia dagang Barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay.
Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia dagang Barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay.
4. Bangsa
Belanda
Armada Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia dipimpin Van Neck,
namun ekspedisi ini gagal. Kemudian, pada tahun 1595 armada Belanda dipimpin
Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer berangkat menuju Indonesia. Mereka
menyusuri pantai barat Afrika lalu sampai ke Tanjung Harapan Baik. Dari sana,
mereka mengarungi Samudera Hindia dan masuk ke Indonesia melalui Selat Sunda
lalu tiba di Banten.
Armada ini tidak diterima oleh rakyat Banten karena Belanda bersikap kasar.
Selain itu, hubungan antara Banten dan Portugis masih baik.Dari Banten, armada
ini bermaksud menuju Maluku untuk membeli rempah-rempah namun gagal mencapai
Maluku. Cornelis de Houtman tiba kembali di negaranya pada tahun 1597. Ia
disambut sebagai penemu jalan ke Indonesia.
Setelah Cornelis, armada Belanda datang ke Indonesia susul mensebagai gubernur
jenderal yang pertama. Semula VOC berpusat di Ambon. Namun, sejak kepemimpinan
Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen, pusat VOC dipindah ke Jayakarta yang
kemudian berganti nama menjadi Batavia.Untuk memperkuat kedudukan VOC di Indonesia,
pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa. Hak-hak istimewa VOC tersebut
antara lain :
·
Hak monopoli dagang
·
Hak membuat dan mencetak uang
·
Hak membentuk tentara
·
Hak menyatakan perang ataupun membuat perjanjian
Dengan hak-hak tersebut berarti VOC memiliki kekuasaan
seperti suatu negara. Mereka dapat bertindak bebas tanpa harus konsultasi lebih
dulu dengan pemerintah Belanda di negeri induk. Dengan demikian, Belanda adalah
bangsa yang paling lama berkuasa dan paling banyak mengeruk keuntungan
perdagangan di Indonesia dibandingkan bangsa-bangsa lainnya.
E.
Pengaruh Kedatangan Bangsa Eropa
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa pengaruh yang sangat banyak
bahkan sampai saat ini masih ada dan masih diterapkan di Indonesia. Berikut
beberapa contoh pengaruh yang dibawa oleh bangsa Eropa yang dapat dilihat dari
bebrerapa segi. Diantaranya dapat dilihat dari :
1. Bentuk Bangunan
Peninggalan budaya Belanda yang masih ada dan membudaya adalah rumah
tinggal .Seperti diketahui, orang-orang Belanda kebanyakan tinggal di
sentra-sentra kegiatan ekonomi di mana tanah dan material bangunannya cukup
mahal. Sebab itu, banyak orang Belanda mengkonstruksi ruko (rumah sekaligus
toko). Ruko ini pun marak dipakai oleh penduduk Tionghoa di kota-kota Indonesia.
Di masa sekarang, bentuk “ruko” ini cukup banyak bertebaran, terutama di
kota-kota besar. Selain orang biasa, konstruksi bangunan Belanda juga banyak
dipakai oleh keluarga-keluarga priyayi Indonesia. Misalnya raja-raja Indonesia
seperti di Banten dan Yogyakarta membangun rumah kediaman mereka serupa dengan
konstruksi rumah-rumah Belanda. Bangunan Belanda kerap disebut puri Belanda,
yang juga berfungsi sebagai basis pertahahan terakhir tatkala terjadi perang.
Umumnya, gedung perkantoran Belanda di Indonesia dibangun bergaya Yunani-Romawi
Kuno. Cirinya adalah bangunannya besar-besar, pilar besar dan tinggi di bagian
depan, hiasan doria dan ionia dari Yunani.
Selain itu,bangunan Museum Fatahillah Jakarta merupakan wujud akulturasi
dari kebudayaan yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa ketika menjajah Indonesia.
Bangunan Museum Fatahillah menyerupai Istana Dam di Amsterdam, yang terdiri
atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan
sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah
tanah yang dipakai sebagai penjara.
2. Pemukiman Warga
Selain bangunan, orang Eropa yang pernah menjajah Indonesia juga mendirikan
semacam pemukiman. Ini misalnya Tugu di Jakarta Utara di mana orang Portugis
dan turunannya menggabungkan diri. Juga di Depok, Jawa Barat di mana orang
Belanda beranak pinak. Kendati kini sudah menipis jumlahnya, dari wilayah
tersebut dikenal beberapa budaya semisal musik Kroncong Tugu sebagai bentuk
seni musik Portugis. Masyarakat kampung Tugu lokasinya di daerah Semper, Koja,
Jakarta Utara hingga kini masih dapat ditemui. Penduduk
awalnya berasal dari berbagai koloni Portugis di Malaka, Pantai Malabar,
Kalkuta, Surate, Coromandel, Goa, dan Srilanka. Pada abad ke-17 mereka diboyong
colonial Belanda ke Batavia sebagai tawanan perang. Di Batavia mereka
ditempatkan di Gereja Portugis (sekarang Gereja Sion di Jl. Pangeran
Jayakarta). Kemudian sebagian besar mereka pindah ke Kampung Tugu.
3. Kosa Kata
Beberapa kosa kata Indonesia diambil dari bahasa Portugis. Kosa kata ini
misalnya biola (viola), meja (mesa), mentega (manteiga), pesiar (passear),
pigura (figura), pita (fita), sepatu (sapato), serdadu (soldado), cerutu
(charuto), tolol (tolo), jendela (janela), algojo (algoz), bangku (banco),
bantal (avental), bendera (bandeira), bolu (balo), boneka (boneca),dan masih
banyak lagi.
4. Agama
Masuknya bangsa Eropa ke Indonesia juga berdampak pada keanekaragaman
sistem kepercayaan, bangsa Eropa menyebarkan agama Kristen di Indonesia yang
sampai saat ini kita bisa lihat perkembangan Agama Kristen Katolik dan
Protestan masih ada di Indonesia. Kita bisa lihat pada kepercayaan yang dianut
oleh orang-orang Maluku yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.
5. Pendidikan
Terdapat pengaruh Barat tertentu yang terus membekas di dalam struktur
kebudayaan Indonesia hingga kini. Misalnya sistem pendidikan. Pendidikan
merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran
signifikan dalam melestarikan suatu budaya.
Sistem Pendidikan di Indonesia sebelum masuk kolonialisme barat :
a. masih bersifat tradisional yang hanya bisa dinikmati oleh beberapa orang
dan biasanya kalangan elit tertentu dalam masyarakat
b. Pusat pendidikan terbatas hanya dikalangan keraton.dan tempat tempat
penyebaran agama seperti pondok pesantren.
Berkembangnnya politik etis menyebabkan berdirinya sekolah sekolah umtulk
kaum pribumi dimana tujuan awal pendidikan yaitu untuk mendapatkan calon calon
birokrat bangsa indionesia. Adapun jenis jenis sekolah yang didirikan adalah:
Sekolah calon birokrat bernama OSVIA(ofleiding schoolfoor inlandische ambtenaren) yang didirikan dibandung , magelang dan probolinggo untuk kalangan elit tertentu.
Tahun 1848 dibuka sekolah secara masal disetiap kabupaten meskipun masih terbatas untuk kalangan tertentu seperti :
Sekolah calon birokrat bernama OSVIA(ofleiding schoolfoor inlandische ambtenaren) yang didirikan dibandung , magelang dan probolinggo untuk kalangan elit tertentu.
Tahun 1848 dibuka sekolah secara masal disetiap kabupaten meskipun masih terbatas untuk kalangan tertentu seperti :
· HIS (
Hollandsch Inlandsche School)
· MULO (meer
ulgebreid lager onderwijs)
· AMS
(Algemeene Midelbare School)
· HBS ( Hogere
Burgerschool)
· STOVIA (
sekolah tinggi kedokteran )
Sekolah, sebagai basis proses pendidikan formal Indonesia saat ini,
merupakan wujud nyata membekasnya pengaruh Belanda. Peserta didik dibagi ke
dalam lokal-lokal menurut rombongan belajar, di setiap kelas peserta didik
duduk dalam beberapa banjar menghadap ke depan, dan guru berdiri di muka kelas
selaku narasumber utama belajar. Ini serupa dengan struktur kelas di dalam
gereja sejak masa skolastik Eropa. Namun, sistem persekolahan Belanda awalnya
bersifat segregatif. Ada sekolah khusus Belanda dan Eropa seperti Europesche
Lagere School (ELS), untuk Tionghoa semisal Hollands Chinese School, ataupun
Indlansche School untuk pribumi.
Ciri umum sistem pendidikan Belanda adalah pembagian jenjang pendidikan
berdasarkan tahun. Misalnya suatu jenjang pendidikan dasar ditempuh selama lima
atau enam tahun dan lanjutannya selama tiga tahun. Selain itu, terdapat
prasyarat usia sebelum seorang peserta didik dimasukkan ke jenjang pendidikan
tertentu. Sistem pendidikan barat di Indonesia lebih serius digarap Belanda
sejak abad ke-18 dan semakin tegas tatkala Politik Etis diberlakukan tahun 1911
lewat tokoh liberalnya, Van Deventer. Sebelum Politik Etis, tujuan pembentukan
sistem pendidikan Belanda bagi orang Indonesia sekadar untuk menyediakan tenaga
ahli yang murah untuk mengerjakan administrasi kolonial. Ini guna
mengantisipasi meluasnya wilayah kekuasaan Belanda. Luasnya wilayah kelola
tentu diiringi kerumitan serupa dalam tata administrasinya.
6. Kesenian
Victor Ganap menyatakan musik keroncong berasal dari musik Portugis abad
ke-16 yang disebut fado, berasal dari istilah Latin yang berarti nasib.[7]
Musik ini tadinya populer di lingkungan perkotaan Portugis (sekarang Portugal).
Fado sendiri awalnya adalah nyanyian (mornas) yang dibawa para budak negro dari
Cape Verde, Afrika Barat ke Portugis sejak abad ke-15.
Lambat-laun, fado berkembang menjadi lagu perkotaan dan pengiring
tari-tarian. Tarian yang diiringi fado dipengaruhi budaya Islam yang dibawa
bangsa Moor asal Afrika Utara saat menaklukan Selat Gibraltar di bawah pimpinan
panglima Tariq ibn Ziyad pada abad ke-7 Masehi. Setelah dipengaruhi Islam,
tarian tersebut dinamakan moresco. Moresco adalah tarian hiburan para elit
Portugis yang biasanya dibawakan penari bangsa Moor.
Moresco di Portugis masa itu adalah kata yang digunakan untuk melukiskan
seni yang dianggap bernafaskan keislaman. Lawannya adalah cafrinho, asal
katanya kafr (kafir) yang digunakan untuk melukiskan seni yang dibawakan kaum
creolis Portugis di Goa, India. Alat musik pengiring moresco adalah gitar kecil
bernama cavaquinho yang dibawa para pelaut Portugis dalam penjelajahan dunia
mereka. Ketika masuk Indonesia, alat musik tersebut digunakan untuk menyanyikan
lagu pengiring tarian moresco. Karena suara yang dikeluarkan berbunyi
crong-crong sehingga oleh orang Indonesia musik pengiring tarian tersebut
kemudian dinamakan Keroncong. Musik Keroncong tetap hidup, dimainkan, dan
memiliki penggemarnya di Indonesia hingga masa kini. Di Jakarta, peninggalan
budaya Portugis selain Keroncong adalah Tanjidor dan Ondel-ondel.
Dalam bahasa Portugis dikenal kata tanger yang artinya memainkan alat musik
dan tangedor (lafalnya: tanjedor) yang artinya seorang yang memainkan alat
musik snaar (tali) di luar ruangan.[9] Di Portugal, tangedores hingga saat ini
ditampilkan untuk mengiringi pawai keagamaan setiap tanggal 24 Juni. Alat yang
dipakai adalah tanbur Turki, tanbur sedang, seruling, dan berbagai terompet.
Uniknya, pawai diikuti boneka-boneka besar yang selalu berpasangan (laki-laki
dan perempuan), dibawakan dua orang di mana satu duduk di pundak dan satunya di
bawah serupa dengan ondel-ondel Betawi masa lalu. Ondel-ondel ini bergerak
menandak-nandak diiringi musik tanjidor. Abdurachman mencatat baik tanjidor
maupun ondel-ondel sekarang sudah diIndonesiakan, karena pengiringannya sudah
ditambah gamelan, gong, dan kécrék.
F.
Menganalisa Dampak Kebudayaan Luar
Terhadap Kebudayaan Indonesia
Budaya
adalah warisan turun temurun dari nenek moyang. Setiap Negara memiliki
kebudayaan yang beragam. Indonesia adalah Negara yang sangat beragam kebudayaannya. Tetapi, kebudayaan local sudah
dicampur adukkan oleh budaya asing. Banyak sekali perubahan perubahan yang
terjadi akibat dari masuknya budaya asing ke dalam negeri. Biasanya, yang mudah
terpengaruh adalah generasi muda di mana mereka menganggap bahwa budaya lokal
adalah budaya yang ketinggalan zaman. Hal ini lama kelamaan akan mematikan
budaya local yang seharusnya kita lestarikan. Budaya barat memang sudah
menguasai peradaban dunia. Semua hal sudah didominasi oleh budaya barat. Namun
tidak semua peran budaya barat memberikan dampak negative terhadap budaya
lokal, budaya barat juga memiliki dampak positif terhadap budaya lokal.
G. Dampak Positif dan Negatif Kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia
a.
Dampak Positif
Setelah kedatangan bangsa Eropa di Indonesia, kemajuan
bangsa Indonesia bertambah. Adapun beberapa manfaat atas kedatangan bangsa Eropa
ke Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Banyaknya dibangun
pelabuhan-pelabuhan sehingga Indonesia menjadi pusat perdagangan di Asia
tenggara terutama di daerah Malaka.
2. Setelah kedatangan bangsa Eropa
di Indonesia banyak berdiri pusat-pasat Industri yang dapat mengurangi angka
penganguran di Indonesia.
3. Dibangunnya sarana jalan
darat (jalan raya) sehingga antara kota yang satu dengan yang lainnya terasa
dekat.
4. Didirikannya sekolah yang
dapat mencerdaskan para generasi penerus bangsa Indonesia.
5. Bangsa Indonesia mengenal sistem perkebunan dan pengairan
modern.
6. Masyarakat Indonesia diberi kesempatan mendapatkan pendidikan di
berbagai bidang.
7. Bangsa
Indonesia belajar caranya bercocok tanam,cara dalam mengatasi
permasalahan ekonomi,politik,dan budaya.
8. Pesatnya kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh dalam kehidupan Bangsa Indonesia.
b.
Dampak Negatif
Setelah kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia bangsa Eropa
beralih keinginan untuk untuk menjajah bangsa Indonesia sehingga terjadilah
peperangan di mana-mana. Adapun dampak negatif kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia
adalah:
1. Masyarakat
Indonesia merasa tertindas dengan kedatangan bangsa Eropa yang selalu bersikap
semena-mena terhadap bangsa Indonesia.
2. Terjadinya
pemberontakan dimana-mana yang mengakibatkan banyaknya warga Negara Indonesia
yang meninggal.
3. Bangsa Eropa
mengadu domba seluruh masyarakat Indonesia.
4. Terjadinya
perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Bangsa Eropa terhadap bangsa Indonesia
yang akhirnya banyak menelan korban para warga Indonesia.
5. Warga Indonesia
merasa tidak bebas dengan adanya bangsa Eropa di Indonesia
6. Monopoli
perdagangan oleh Bangsa Barat.
7. Menimbulkan
perubahan struktur sosial dan ekonomi orang Indonesia
8. Adanya pelapisan-pelapisan sosial
seperti kaum buruh, kaum priyayi, dan kaum pribumi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masuknya
budaya luar ke dalam budaya Indonesia di sebabkan oleh beberapa faktor antara
lain :
1.Faktor Perekonomian
khususnya faktor perdagangan
2.Faktor Politik
3.Faktor sosial dan
globalisasi
Proses Masuknya Bangsa Eropa Ke Indonesia :
Kedatangan bangsa Eropa ke wilayah Indonesia mulai terjadi sekitar pada
abad ke-14, kedatangan bangsa Eropa pada mulanya bermaksud untuk mencari rempah
– rempah dan sutera yang mahal jika di jual ke Eropa.
Cara-Cara Yang Digunakan Oleh Bangsa Eropa Untuk Mencapai Tujuan:
-Melaksanakan
politik monopoli dagang di Indonesia
-Melaksanakan
politik Devide Et Impera atau politik adu domba
-MengEropakan
bangsa Indonesia
-Di Indonesia
bangsa-bangsa Eropa membentuk pemerintah jajahan atau kolonial
Bangsa Eropa yang pernah datang Ke Indonesia adalah Bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris.
Adapun pengaruh dari
kebudayaan barat atau Eropa di bidang pendidikan,seni
bangunan,kesenian,Agama,dll.Pengaruh-pengaruh tersebut menimbulkan dampak
positif dan negatif.
Saran
Bangsa Eropa yang datang ke Indonesia memiliki dampak yang besar bagi perubahan Bangsa Indonesia,
ada yang buruk ada juga yang baik, janganlah kita melihat terus sisi buruk dari
kedatangan mereka, melainkan kita juga harus menghargai sisi positifnya, yang
terpenting kita harus memiliki
sikap kritis dan selektif dalam mengambil setiap budaya baru yang masuk ke Indonesia.
Daftar
Pustaka
Samlawi, Faqih,dkk. 2001.Konsep Dasar
IPS.Bandung: CV.Maulana
makalah.blogspot.com/2012/12/makalah-sejarah-kebudayaan.html
http://syaipulfahmi.blogspot.com/2013/06/dampak-positif-dan-negatif-masuknya.html
0 komentar:
Posting Komentar